Maluku: Perbedaan antara revisi
Baris 66: | Baris 66: | ||
===Perikanan=== |
===Perikanan=== |
||
=== |
===Sosial Budaya=== |
||
Dalam masyarakat [[Maluku]] dikenal suatu sistem hubungan sosial yang disebut [[Pela]] |
Dalam masyarakat [[Maluku]] dikenal suatu sistem hubungan sosial yang disebut [[Pela]] |
Revisi per 22 Agustus 2007 22.24
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Maluku | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Dasar hukum pendirian | UU 20/1958, UU 46/1999, UU 40/2003 |
Ibu kota | Ambon |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Gubernur | Karel Albert Ralahalu |
Luas | |
• Total | 712,479 km2
|
Populasi | |
• Total | 1,277,414 (2.003) |
Demografi | |
• Agama | Islam (49,1%), Protestan (42,5%), Katolik (7,7%), Lainnya (0,7%) |
• Bahasa | Bahasa Indonesia |
Kode Kemendagri | 81 |
Kode BPS | 81 |
Lagu daerah | Sarinande, Burung Kakak Tua |
Situs web | http://www.malukuprov.go.id |
Maluku adalah Daerah Tingkat I, yang berstatus provinsi di Indonesia, dengan ibukota di Ambon. Sebelum dimekarkan, Maluku meliputi pula wilayah Maluku Utara sekarang, atau yang termasuk ke dalam Kepulauan Maluku.
Sosial Budaya
Suku Bangsa
Suku bangsa Maluku didominasi oleh ras suku bangsa Melanesia Pasifik, yang masih berkerabat dengan Fiji, Tonga, dan beberapa bangsa kepulauan yang tersebar di kepulauan Samudra Pasifik.
Banyak bukti kuat yang merujuk bahwa Maluku memiliki ikatan tradisi dengan bangsa bangsa kepulauan pasifik, seperti bahasa, lagu-lagu daerah, makanan, serta perangkat peralatan rumah tangga dan alat musik khas, contoh: Ukulele (yang terdapat pula dalam tradisi budaya Hawaii).
Mereka umumnya memiliki kulit gelap, rambut ikal, kerangka tulang besar dan kuat, dan profil tubuh yang lebih atletis dibanding dengan suku-suku lain di Indonesia, dikarenakan mereka adalah suku kepulauan yang mana aktifitas laut seperti berlayar dan berenang merupakan kegiatan utama bagi kaum pria.
Pada masa modern saat ini, banyak diantara mereka yang sudah memiliki darah campuran dengan suku lain, perkawinan dengan suku Minahasa, Sumatra, Jawa, bahkan dengan bangsa Eropa (umumnya Belanda) sudah lazim di masa modern ini, dan melahirkan keturunan keturunan baru, yang mana sudah bukan ras Melanesia murni lagi.
Bahasa
Bahasa Melayu Ambon adalah salah satu bentuk bahasa Melayu. Begitu juga Bahasa Indonesia adalah salah satu bentuk bahasa Melayu. Sejak dahulu kala Bahasa Melayu terdistribusi dan dipakai penutur-penuturnya di beragam daerah di Indonesia dan Asia Tenggara, sbb.:
- P. Sumatera (Sumatera Utara. Riau kepulauan. Jambi),
- P. Jawa (Melayu Jakarta),
- di Nusa Tenggara Timur (Melayu Kupang), Makassar,
- Maluku: Melayu Ambon, Melayu Dobo
- Maluku Utara: Ternate
- Malaysia, Brunei, Filipina dsb.[1]
Sejarah Bahasa Melayu Ambon dan Bahasa Indonesia Baku
Bahasa Melayu berasal dari Indonesia bagian barat (dulu disebut Nusantara bagian barat) dan telah berabad-abad menjadi bahasa antar suku di seluruh kepulauan nusantara. Sebelum bangsa Portugis menginjakan kakinya di Ternate (Tahun 1512), bahasa Melayu telah ada di Maluku dan dipergunakan sebagai bahasa perdagangan.
Bahasa Melayu Ambon berbeda dari bahasa Melayu Ternate karena pada zaman dahulu suku-suku di Ambon dan yang tentunya mempengaruhi perkembangan bahasa Melayu Ambon sangat berbeda dari suku-suku yang ada di Ternate. Misalnya bahasa Melayu Ambon mendapat banyak pengaruh dari bahasa Melayu Makassar. Kemudian pada abad ke-16, Portugis menjajah Maluku sehingga cukup banyak kosa-kata (vocabulary) bahasa Portugis masuk ke dalam bahasa Melayu Ambon. Terakhir bangsa Belanda masuk ke Maluku, sehingga ada cukup banyak, kata serapan dari bahasa Belanda yang diterima menjadi kosakata dalam bahasa Melayu Ambon. Pada zaman Belanda inilah, bahasa Melayu Ambon dipakai sebagai bahasa pengantar di sekolah-sekolah, di gereja-gereja, dan juga dalam terjemahan beberapa kitab dari Alkitab. Bahasa Indonesia yang baku[1] biasanya digunakan di seluruh Republik Indonesia dalam situasi resmi, atau dengan kata lain dalam konteks formal, seperti di sekolah-sekolah dan di kantor-kantor pemerintah.
Bahasa Indonesia baku sangat penting untuk hal-hal seperti itu. Tetapi kita harus ingat bahwa sebelum ada bahasa Indonesia baku itu di Maluku, bahasa Melayu Ambon sudah ada.[1] Masing-masing bentuk bahasa Melayu itu mempunyai peran penting dalam masyarakat Maluku sebagai dasar untuk bahasa nasional. Setelah bahasa Indonesia baku mulai diajarkan di sekolah-sekolah di Maluku, maka ia mulai mempengaruhi bahasa Melayu Ambon sehingga sejumlah kata diserap dari bahasa Indonesia baku ke dalam bahasa Melayu setempat,tentu saja disesuaikan dengan ucapan (logat) setempat. Semua bahasa di dunia ini berkembang terus, kecuali bahasa yang sudah punah seperti bahasa Latin. Bahasa Melayu Ambon tetap berkembang terus, oleh karena kreativitas penuturnya maupun pengaruh dari tempat lain.
Perbedaan antara Bahasa Melayu Ambon dan Bahasa Indonesia Baku
Silahkan merujuk pada
- R.Bolton, M. Riupassa dan J. Tjia. Pedoman Membaca dan Menulis Bahasa Ambon (Edisi Percobaan) (booklet). Mei 2005. 24 Halaman
- Don van Minde. Melayu Ambong: Phonology, Morphology, Syntax. Penerbit: Research School CNWS, Leiden University. The Netherland: 1997. 390 Halaman. ISBN 90-73782-94-5
Agama
Mayoritas penduduk di Maluku memeluk agama Kristen dan Islam. Hal ini dikarenakan pengaruh penjajahan Portugis dan Spanyol sebelum Belanda yang telah menyebarkan kekristenan, dan pengaruh Kesultanan Ternate dan Tidore yang menyebarkan Islam di wilayah Maluku serta Pedagang Arab di pesisir Pulau Ambon dan sekitarnya sebelumnya.
Perikanan
Sosial Budaya
Dalam masyarakat Maluku dikenal suatu sistem hubungan sosial yang disebut Pela
Pemerintahan
Kabupaten dan Kota
Daftar Gubernur
No. | Periode | Nama Gubernur | Keterangan |
1 | 1950 - 1955 | Mr. J.J. Latuharhary | |
2 | 1955 - 1960 | M. Djosan | |
3 | 1960 - 1965 | Muhammad Padang | |
4 | 1965 - 1968 | G.J. Latumahina | |
5 | 1968 - 1973 | Soemitro | |
6 | 1973 - 1975 | Soemeru | |
7 | 1975 - 1980 | Hasan Slamet | |
8 | 1980 - 1985 | Hasan Slamet | |
9 | 1985 - 1990 | Sebastian Soekoso | |
10 | 1990 - 1993 | Sebastian Soekoso | |
11 | 1993 - 1998 | M. Akib Latuconsina | |
12 | 1998 - 2003 | Dr.M.Saleh Latuconsina | |
13 | 2003 - 2008 | Brigjen TNI (Purn) Karel Alberth Ralahalu |
Perekonomian
Secara makro ekonomi, kondisi perekonomian Maluku cenderung membaik setiap tahun. Salah satu indikatornya antara lain, adanya peningkatan nilai PDRB. Pada tahun 2003 PDRB Provinsi Maluku mencapai 3,7 triliun rupiah kemudian meningkat menjadi 4,05 triliun tahun 2004. Pertumbuhan ekonomi di tahun 2004 mencapai 4,05 persen dan meningkat menjadi 5,06 persen pada 2005. Namun lapangan kerja diharapkan masih akan meningkat khususnya lewat investasi swasta.
Tenaga kerja
Pertanian dan perkebunan
Hutan dan ikan
Industri
Jasa
Energi
Kepulauan Indonesia bagian timur umumnya mengalami dampak benturan lempeng Pasifik, lempeng India-Australia dan lempeng Eurasia relatif lebih intensif yang menyebabkan wilayah ini menjadi salah satu yang sangat dinamis dengan berbagai jenis bahan tambang. Pulau Halmahera pada lengan bagian barat laut didominasi oleh batuan vulkanik kalsium-alkalin berumur kwarter yang terdiri dari lava breksi dan tufa andesitik-basaltik dikenal dengan formasi Kayasa dan Togawa. Sedangkan pada lengan bagian selatan didominasi oleh batuan sedimen dan batuan vulkanik menengah berumur tersier. Sebagian besar daerah yang sedang berkembang setelah pasca konflik horizontal tahun 1999, membuktikan bahwa sesungguhnya membawah dampak positif yang global contonya Kota Ternate, kota yang kecil tapi menyimpan segudang potensi yang dibelum digarap secara optimal baik bahan yang bisa diperbaharui dan bahan barang tambang yang tidak dapat diperbaharui.
Transportasi
Komunikasi
Ekspor dan impor
Keuangan dan perbankan
Seni dan Budaya
Musik
Tarian
Literatur
Sejarah
Referensi
- ^ a b c Kutipan: "Cerita Natal Bahasa Melayu Dobo, Terbit tahun: 2005
- ^ a b "Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan (Permendagri No.137-2017) - Kementerian Dalam Negeri - Republik Indonesia". www.kemendagri.go.id (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-29. Diakses tanggal 2018-07-09.