Lompat ke isi

Gas air mata

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 7 Oktober 2020 14.30 oleh S Rifqi (bicara | kontrib) (perbaikan penulisan dan tata bahasa)
Gas air mata yang dipakai di Prancis pada tahun 2007
Wadah gas air mata yang meledak di Yunani

Gas air mata adalah senjata kimia yang berupa gas dan digunakan untuk melumpuhkan dengan menyebabkan iritasi pada mata dan/atau sistem pernapasan. Gas air mata bisa disimpan dalam bentuk semprotan ataupun granat. Alat ini sangat lazim digunakan oleh kepolisian dalam melawan kerusuhan dan dalam penangkapan.

Bahan kimia yang sering dipakai pada gas air mata antara lain gas CS (2-klorobenzalmalononitril, C10H5ClN2), CN (kloroasetofenon, C8H7ClO), CR (dibenzoksazepin, C13H9NO), dan semprotan merica (gas OC, oleoresin capsicum).

Paparan terhadap gas air mata menyebabkan dampak jangka pendek dan panjang, termasuk pengembangan penyakit pernapasan, luka dan penyakit mata parah (keratitis, glaukoma, dan katarak), radang kulit, kerusakan pada sistem peredaran darah dan pencernaan, bahkan kematian, khususnya pada kasus dengan paparan tinggi.[1]

Dampak

2-klorobenzalmalononitril adalah bahan aktif dalam gas CS.

Meski bernama gas, gas air mata biasanya terdiri dari campuran aerosol, seperti bromoaseton dan metilbenzil bromida, bukan gas.[1] Gas air mata bekerja dengan membuat iritasi membran mukus pada mata, hidung, mulut, dan paru-paru. Ia menyebabkan tangis, bersin, batuk, kesulitan bernapas, nyeri di mata, dan buta sementara. Dengan gas CS, gejala iritasi biasa muncul setelah paparan selama 20 hingga 60 detik[2] dan sembuh setelah 30 menit sejak meninggalkan tempat penyemprotan gas.

Risiko

Sebagai senjata tak mematikan atau kurang mematikan, ada risiko cedera serius permanen atau kematian ketika gas air mata dipakai.[1][3][4] Ini termasuk risiko terpukul oleh wadah gas air mata yang dapat menyebabkan lecet, kehilangan penglihatan, atau patah tulang kepala (tengkorak) yang menyebabkan kematian.[5] Kasus cedera pembuluh darah serius yang disebabkan oleh wadah gas air mata juga dilaporkan di Iran dengan cedera saraf (44%) dan amputasi (17%)[6] serta juga cedera kepala pada anak-anak.[7]

Meski dampak gas air mata sendiri biasanya hanya peradangan kulit ringan, komplikasi tertunda juga mungkin terjadi. Para pengidap penyakit pernapasan, seperti asma, berisiko tinggi. Mereka sangat mungkin butuh pertolongan medis[2] dan terkadang butuh dibawa ke rumah sakit, bahkan harus memakai dukungan ventilasi.[8] Paparan kulit terhadap gas CS dapat menyebabkan luka bakar kimia[9] atau memicu alergi pada kulit.[2][10] Ketika orang-orang terkena dalam jarak dekat atau terpapar parah, cedera mata seperti tercakarnya kornea dapat menyebabkan kehilangan ketajaman penglihatan permanen.[11] Paparan tinggi atau frekuensi tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit pernapasan.[1]

Kegunaan


Penanganan

Belum ada penawar khusus untuk gas air mata umum.[2][12]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c d Rothenberg, C., Achanta, S., Svendsen, E. R., Jordt, S. E. (Agustus 2016). Laskin, J. D., ed. "Tear gas: an epidemiological and mechanistic reassessment". Annals of the New York Academy of Sciences. 1378 (1): 96–107. Bibcode:2016NYASA1378...96R. doi:10.1111/nyas.13141. PMC 5096012alt=Dapat diakses gratis. PMID 27391380. 
  2. ^ a b c d Schep, L. J., Slaughter, R. J., McBride, D. I. (Juni 2015). "Riot control agents: the tear gases CN, CS and OC-a medical review". Journal of the Royal Army Medical Corps. 161 (2): 94–99. doi:10.1136/jramc-2013-000165alt=Dapat diakses gratis. PMID 24379300. 
  3. ^ Heinrich, U. (September 2000). "Possible lethal effects of CS tear gas on Branch Davidians during the FBI raid on the Mount Carmel compound near Waco, Texas" (PDF). Prepared for The Office of Special Counsel John C. Danforth. 
  4. ^ Hu, H., Fine, J., Epstein, P., Kelsey, K., Reynolds, P., Walker, B. (Agustus 1989). "Tear gas—harassing agent or toxic chemical weapon?" (PDF). JAMA. 262 (5): 660–663. doi:10.1001/jama.1989.03430050076030. PMID 2501523. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 29 Oktober 2013. 
  5. ^ Clarot, F., Vaz, E., Papin, F., Clin, B., Vicomte, C., Proust, B. (Oktober 2003). "Lethal head injury due to tear-gas cartridge gunshots". Forensic Science International. 137 (1): 45–51. doi:10.1016/S0379-0738(03)00282-2. PMID 14550613. 
  6. ^ Wani, M. L., Ahangar, A. G., Lone, G. N., Singh, S., Dar, A. M., Bhat, M. A., Ashraf, H. Z., Irshad, I. (Maret 2011). "Vascular injuries caused by tear gas shells: surgical challenge and outcome". Iranian Journal of Medical Sciences. 36 (1): 14–17. PMC 3559117alt=Dapat diakses gratis. PMID 23365472. 
  7. ^ Wani, A. A., Zargar, J., Ramzan, A. U., Malik, N. K., Qayoom, A., Kirmani, A. R., Nizami, F. A., Wani MA (2010). "Head injury caused by tear gas cartridge in teenage population". Pediatric Neurosurgery. 46 (1): 25–28. doi:10.1159/000314054. PMID 20453560. 
  8. ^ Carron, P. N. dan Yersin, B. (Juni 2009). "Management of the effects of exposure to tear gas". BMJ. 338: b2283. doi:10.1136/bmj.b2283. PMID 19542106. 
  9. ^ Worthington, E. dan Nee, P. A. (Mei 1999). "CS exposure—clinical effects and management". Journal of Accident & Emergency Medicine. 16 (3): 168–170. doi:10.1136/emj.16.3.168. PMC 1343325alt=Dapat diakses gratis. PMID 10353039. 
  10. ^ Smith, J. dan Greaves, I. (Maret 2002). "The use of chemical incapacitant sprays: a review" (PDF). The Journal of Trauma. 52 (3): 595–600. doi:10.1097/00005373-200203000-00036. PMID 11901348. 
  11. ^ Oksala, A. dan Salminen, L. (Desember 1975). "Eye injuries caused by tear-gas hand weapons". Acta Ophthalmologica. 53 (6): 908–913. doi:10.1111/j.1755-3768.1975.tb00410.x. PMID 1108587. 
  12. ^ Kim, Y. J., Payal, A. R., Daly, M. K. (2016). "Effects of tear gases on the eye". Survey of Ophthalmology. 61 (4): 434–442. doi:10.1016/j.survophthal.2016.01.002. PMID 26808721.