Gaplek
Artikel ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. Tolong bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak. Tulisan tanpa sumber dapat dipertanyakan dan dihapus sewaktu-waktu. Cari sumber: "Gaplek" – berita · surat kabar · buku · cendekiawan · JSTOR |
Gaplek (Hanacaraka: ꦒꦥ꧀ꦭꦺꦏ꧀, Gaplèk) adalah bahan makanan yang diolah dari ubi ketela pohon atau singkong. Gaplek banyak diproduksi di dataran tinggi karst di Jawa, di mana tanahnya kurang subur untuk ditanami padi. Akar singkong dipanen, dikupas, dipotong-potong sepanjang 6 hingga 8 inci, dan dikeringkan di bawah sinar matahari selama 1 hingga 3 hari. Setelah kering, gaplek disimpan di tempat yang sejuk dan kering. Jika cukup kering relatif tidak terpengaruh oleh hama. Ketika sumber makanan lain tidak tersedia atau terlalu mahal, potongan gaplek ditumbuk kecil-kecil dan dimasak seperti nasi. Gaplek yang telah kering juga bisa ditumbuk sebagai tepung tapioka yang bisa dibuat bermacam-macam kue. Tepung tapioka dari gaplek selanjutnya bisa dibuat menjadi nasi tiwul. Gaplek adalah hidangan yang populer di beberapa Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Ada yang mengatakan bahwa makanan ini disebut gaplek karena orang yang memakannya akan merasa sangat kenyang.
![]() | Artikel bertopik makanan atau minuman Indonesia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya. |