Bahasa Hokkien
Bahasa Hokkien
闽南语/閩南語; | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Dituturkan di | Republik Rakyat Tiongkok, Republik China, Singapura, Indonesia, Malaysia dan daerah lain di mana komunitas Hokkien menetap | ||||||
Wilayah | Provinsi Fujian selatan; daerah Chaozhou-Shantou di provinsi Guangdong; bagian paling selatan provinsi Zhejiang; hampir seluruh Taiwan; hampir seluruh Hainan (jika Qiong Wen ikut dihitung); Semenanjung Leizhou di provinsi Guangdong | ||||||
Penutur | 49 juta | ||||||
| |||||||
Status resmi | |||||||
Bahasa resmi di | tidak ada | ||||||
Diatur oleh | tidak ada | ||||||
Kode bahasa | |||||||
ISO 639-1 | zh | ||||||
ISO 639-2 | chi (B) / zho (T) | ||||||
ISO 639-3 | – | ||||||
Glottolog | hokk1242 [1] | ||||||
| |||||||
Portal Bahasa | |||||||
Bahasa Hokkien atau bahasa Hokkian (Sederhana: 闽南语, Tradisional: 閩南語) yang kita kenal sebenarnya adalah dialek Min Selatan (Min-nan) yang merupakan bagian dari bahasa Han. Dialek ini terutama digunakan secara luas di provinsi Fujian (Hokkien), Taiwan (Taiwan), sebelah utara Guangdong (Kengtang) dan di Asia Tenggara di mana konsentrasi Tionghoa perantauan adalah mayoritas berasal dari provinsi Fujian. Bahasa Hokkian juga dikenal sebagai bahasa Holo di daratan Tiongkok dan Taiwan.
Bahasa Hokkien ini sendiri terbagi atas banyak logat di antaranya logat Ciangciu (Zhangzhou), logat Cuanciu (Quanzhou) dan logat Emui (Xiamen, dulu Amoy). Bahasa Tiochiu (Chauzhou) adalah juga salah satu logat dalam bahasa Hokkien, namun karena penduduk Tiochiu tersebar di daerah Guangdong utara, maka bahasa Tiochiu kemudian mendapat pengaruh dari bahasa Kanton menjadi logat dalam bahasa Hokkien yang dekat dengan bahasa Kanton (lihat bahasa Kantonis).
Di Indonesia sendiri, bahasa Hokkien umumnya dikenal sebagai bahasa ibu (mother tongue) komunitas Tionghoa di Medan, Pekanbaru, Palembang dan beberapa daerah lainnya.
Bahasa Hokkien dan bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia banyak menyerap kata-kata dari bahasa-bahasa Tionghoa. Namun yang paling banyak diserap bukanlah berasal dari bahasa Mandarin namun dari bahasa Hokkien. Hal ini diketahui karena bahasa Hokkien memiliki ciri khas fonologis di mana fonem /f/ pada posisi dalam bahasa Mandarin padanannya adalah fonem /h/ dalam bahasa Hokkien.
Kedekatan bahasa Hokkien dengan bahasa Indonesia tentu saja dapat dimengerti karena mayoritas pendatang Tionghoa di Asia Tenggara umumnya termasuklah Indonesia adalah berasal dari propinsi Fujian (Hokkien) yang memang tidak menggunakan bahasa Mandarin yang merupakan dialek Utara.
Beberapa contoh kata-kata serapan dari bahasa Hokkien
- Hokkien - Mandarin: Fújiàn
- hongshui - Mandarin: Feng Shui
- Kong Hu Cu - Mandarin: Kong Fu Zi
- tauhu - Mandarin: dòufu
- Tionghoa - Mandarin: Zhonghua
- Tiongkok - Mandarin: Zhongguo
Selengkapnya, lihat kata serapan dari bahasa Tionghoa dalam bahasa Indonesia
Namun sebaliknya ada pula kosa kata bahasa Hokkien di Indonesia yang dipengaruhi oleh bahasa Indonesia (Melayu) semisal kata Hokkien "lui" yang artinya uang adalah berasal dari bahasa Melayu, "duwit".
Hokkien Medan
Hokkien Medan merupakan varian bahasa Hokkien (juga disebut Min Nan di Fujian, Tiongkok) yang digunakan di Medan, Indonesia. Varian Medan ini banyak menggunakan kata-kata pinjam dari bahasa Melayu dan Indonesia, misalnya tapi, jamban, sabun (dari portugis dan juga dipakai di Taiwan), mana, pasat (plesetan dari pasar). Bahasa ini biasanya hanya diucapkan saja sehingga tidak ada bentuk tulisan standarnya.
Bahasa Hokkien di Medan hampir identik dengan Hokkien Penang yang digunakan di Penang, Malaysia.
Lihat pula
- Bahasa Tionghoa
- Lebih jauh mengenai Bahasa Hokkien/Min Nan (dalam Bahasa Inggris)
- Penang Hokkien (dalam Bahasa Inggris)
- Bahasa Taiwan
Pranala luar
Diskusi terkait
- ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Bahasa Hokkien". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.