Lompat ke isi

Mayotte

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Départementale de Mayotte
SemboyanLiberté, Égalité, Fraternité
"Kebebasan, Kesamaan, Persaudaraan"
Lokasi Mayotte
Ibu kota
Mamoudzou
Bahasa resmiPerancis
PemerintahanDepartemen seberang laut
Nicolas Sarkozy
Ahmed Attoumani Douchina
Departemen seberang laut Perancis
• Sejak
31 Maret 2011
Luas
 - Total
374 km2 (~185th)
 - Perairan (%)
0,4
Populasi
 - Sensus Penduduk Agustus 2012
212.645[1] (179)
569/km2 (~21)
PDB (KKB)2003
 - Total
$466,8 juta
(€418 juta) (208)
$2.600 (perkiraan 2003)
(€2.329) (129)
PDB (nominal)2009
 - Total
$1,91 miliar
(€1,37 miliar)
$9.766
(€7.012)
IPM (2003)n/a
Error: Invalid HDI value · unranked
Mata uangEuro
(EUR)
 - Musim panas (DST)
UTC+3
Kode telepon262
Kode ISO 3166YT
Ranah Internet.yt
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Mayotte (bahasa Prancis: Mayotte, diucapkan [majɔt]; Shimaore: Maore, [maore]; Kibushi: Mahori), secara resmi Departemen Mayotte (Perancis: Départementale de Mayotte), merupakan sebuah departemen seberang laut Perancis yang terdiri dari sebuah pulau utama, Grande-Terre (atau Mahoré), satu pulau kecil, Petite-Terre (atau Pamanzi), dan beberapa kepulauan kecil di sekitar dua pulau tersebut.

Mayotte terletak di ujung utara Selat Mozambik di Samudera Hindia, antara utara Madagaskar dan utara Mozambik. Teritorinya secara geografi bagian dari Kepulauan Komoro, tetapi terpisah secara politik sejak 1970-an. Teritori ini juga dikenal sebagai Mahoré, nama asli pulau utama, khususnya oleh pendukung pembentukannya dalam Uni Komoro.

Geografi

Peta Komoro dengan Mayotte

Pulau utama, Grande-Terre (atau Mahoré), secara geografi merupakan yang tertua dari Kepulauan Komoro, 39 kilometer (24 mil) panjangnya dan 22 kilometer (13½ mil) lebarnya, dan titik tertingginya adalah Gunung Benara (Perancis: Mont Bénara; Shimaore: Mlima Bénara) dengan 660 meter (2.165 kaki) di atas permukaan laut. Karena terdapat gunung berapi, tanahnya subur di beberapa daerah. Karang koral yang mengelilingi kebanyakan pulau menjamin perlindungan kapal dan tempat tinggal hewan laut.

Dzaoudzi adalah ibukota Kepulauan Komoro hingga 1977. Terletak di Petite-Terre (atau Pamanzi), seluas 10 kilometer persegi (3.9 mil persegi), pulau ini menjadi yang terbesar dari beberapa pulau kecil dekat Mahoré. Mayotte adalah anggota Komisi Samudera Hindia, dengan keanggotaan terpisah dari Kepulauan Komoro.

Sejarah

Untuk sejarah Mayotte sebelum 1974, lihat Sejarah Komoro.

Tahun 1500, kesultanan Maore atau Mawuti (berdasarkan جزيرة الموت dalam Bahasa Arab (berarti pulau para orang mati/kematian) dan berubah menjadi Mayotte dalam Bahasa Perancis) didirikan di pulau itu.

Tahun 1503, Mayotte ditemukan oleh penjelajah Portugis, tetapi tidak dijadikan koloni.

Tahun 1832, pulau ini dikuasai oleh Andriantsoly, bekas raja Iboina di Madagaskar; tahun 1833 dikuasai kesultanan tetangganya, Mwali (Mohéli dalam Bahasa Perancis); tanggal 19 November 1935 dikuasai kembali oleh kesultanan Ndzuwani (Anjouan dalam Bahasa Perancis; pemerintahan ditetapkan dalam bentuk Qadi (dari bahasa Arab قاض yang berarti hakim), sejenis 'Magistrat Penghuni' dalam sebutan Britania), tapi tahun 1836 kemerdekaan diraih dibawah Sultan setempat terakhir.

Mayotte bersama dengan Kepulauan Komoro lainnya dibeli oleh Perancis tahun 1843. Saat Kepulauan Komoro memasuki pemilihan referendum tahun 1974 dan 1746 untuk memerdekakan diri dari Perancis, Mayotte menjadi satu-satunya bagian konstituensi yang menolak kemerdekaan dan memilih untuk tetap bergabung dengan Perancis (masing-masing 63,8% dan 99,4%). Walau begitu, Komoro tetap mengklaim Mayotte sebagai bagian dari negara mereka. Draf resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1976 yang didukung oleh 11 dari 15 anggota Dewan mengakui kedaulatan Komoro atas Mayotte, tetapi Perancis melakukan veto atas resolusi itu (Perancis terakhir mengeluarkan veto dalam Dewan pada tahun 2011). Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengeluarkan berbagai resolusi mengenai masalah itu, yang diangkat dari judul: "Pertanyaan Pulau Mayotte di Komoro" tahun 1995. Sejak 1995, Mayotte tidak lagi dibicarakan oleh Majelis Umum.

Laut dekat Mamoudzou

Setelah 10 tahun menjadi jajahan seberang laut Perancis, Mayotte resmi menjadi departemen seberang laut Perancis pada Maret 2011 berdasarkan hasil dari referendum 29 Maret 2009.[2] Dalam hasil referendum tersebut, 95,5 persen pemilih memilih untuk mengubah status pulau tersebut dari "jajahan seberang laut" menjadi departemen ke-101 Perancis.[3] Hukum Islam tradisional tidak resmi yang diterapkan di dalam beberapa aspek dalam kehidupan masyarakat Mayotte sehari-hari akan dihapuskan secara bertahap dan digantikan oleh hukum Perancis yang menjanjikan kebebasan beragama, melarangkan poligami, dan menyetarakan hak-hak laki-laki dan perempuan.[4] Selain sistem perpajakan Perancis yang akan diterapkan di Mayotte sebagai syarat menjadi departemen, kesejahteraan sosial Mayotte akan dinaikkan secara bertahap selama 20 tahun supaya setara dengan departemen-departemen Perancis Metropolitan.[5]

Politik

Politik Mayotte berlaku dalam perkumpulan seberang laut Perancis demokrasi perwakilan parlementer, dimana Presiden Dewan Umum adalah kepala pemerintahan, dan pada sistem multi-partai. Kekuasaan eksekutif dipegang oleh pemerintah.

Mayotte juga mengirim seorang deputi ke Majelis Nasional Perancis dan dua senator ke Senat Perancis.

Situasi Mayotte sangat tidak menentu bagi Perancis: sementara penduduk lokal tidak ingin merdeka dari Perancis dan bergabung dengan Komoro, beberapa rezim sayap kiri bekas koloni mengkritik pelanjutan hubungan Mayotte dengan Perancis. Lebih jauh, administrasi lokal Mayotte yang diatur oleh hukum Islam akan cukup sulit digabungkan dengan struktur hukum Perancis yang berbasis sekularisme (pemisahan urusan politik dan agama), belum lagi biaya yang diperlukan untuk menyamakan kesejahteraan hidup Mayotte agar sama dengan Perancis Metropolitan. Dalam hal ini, hukum yang disahkan parlemen nasional Perancis harus menyatakan bahwa hukum tersebut berlaku di Mayotte supaya dapat diberlakukan di Mayotte.

Status Mayotte berubah tahun 2001 menjadi sangat dekat dengan status departemen di Perancis Metropolitan, dengan pembentukan jajahan departemen yang khusus diberlakukan di Mayotte, meskipun pulau ini masih diklaim oleh Kepulauan Komoro. Perubahan ini disetujui 73% pada referendum di Mayotte. Setelah reformasi konstitusional tahun 2003, statusnya diubah menjadi jajahan seberang laut sementara masih memegang status sebagai jajahan departemen.

Berdasarkan referendum tahun 2009 yang disetujui oleh 95,5% pemilih dan ditetapkan tahun 2011, Mayotte diintegrasikan sebagai region dan departemen terbaru Perancis, departemen ke-101, menyusul departemen-departemen seberang laut lainnya, seperti Réunion dan Guiana Perancis. Dengan ini, Mayotte akan menggunakan sistem hukum dan sosial yang sama dengan departemen-departemen Perancis lainnya. Hal ini akan menggantikan sistem hukum tradisional dengan hukum perdata Perancis yang mengubah sistem pengadilan, pendidikan, sosial, dan keuangan. Proses ini diharapkan akan selesai dalam jangka waktu 20 tahun.

Walau status Mayotte telah berkembang dari jajahan seberang laut menjadi departemen seberang laut yang membuatnya menjadi bagian penuh Republik Perancis, selama 3 tahun setelah referendum 2009, Mayotte masih menjadi negara dan teritori seberang laut dalam hubungan dengan Uni Eropa dan bukan unsur komponen Uni Eropa seperti halnya keempat departemen seberang laut lainnya. Hal ini berubah pada tanggal 1 Januari 2014 berdasarkan instruksi Dewan Eropa pada Desember 2013 setelah persetujuan 27 anggota Uni Eropa yang mengikuti petisi Perancis yang menjadikan Mayotte menjadi region paling luar Uni Eropa. Dengan ini, Mayotte resmi menjadi unsur komponen Uni Eropa.

Pembagian administratif

Mayotte terbagi menjadi 17 komune. Terdapat juga 19 kanton yang masing-masing dimiliki oleh salah satu komune, kecuali komune Mamoudzou yang dibagi menjadi tiga kanton (tidak ditampilkan di bawah). Tidak seperti departemen Perancis lainnya, Mayotte tidak memiliki arondisemen (subdivisi departemen diatas komune).

Komune di Mayotte
Komune di Mayotte

Angkutan

Ekonomi

Mata uang resmi Mayotte adalah euro.

INSEE memperkirakan bahwa jumlah GDP Mayotte mencapai 610 juta euro tahun 2001 (US$547 juta pada nilai tukar tahun 2001; US$903 juta pada nilai tukar Jan. 2008).[6] Pada tahun yang sama GDP per kapita Mayotte 3.960 euro (US$3.550 pada nilai tukar tahun 2001; US$5.859 pada nilai tukar Jan. 2008),[6] yang 9 kali lebih tinggi dari GDP per kapita Komoro tahun itu, tetapi hanya sepertiga GDP per kapita Réunion dan 16% GDP per kapita Perancis Metropolitan.[6]

Demografi

Sensus Juli 2007 menunjukkan 186.452 orang menetap di Mayotte.[1] Pada sensus 2002 64.7% orang yang menetap di Mayotte lahir di Mayotte, 3.9% lahir di seluruh Republik Perancis (Perancis Metropolitan atau Perancis seberang laut kecuali Mayotte), 28.1% imigran dari Komoro, 2.8% imigran dari Madagaskar, dan 0.5% sisanya dari negara lain.[7]

CIA World Factbook tidak menulis kelompok etnis di Mayotte.

Jajahan Teritorial Mayotte adalah teritori pulau kekuasaan Perancis di lepas pantai timur Afrika. Terdiri dari satu pulau besar (Mayotte) dan beberapa pulau kecil. Meskipun sumber daya alam dan komoditi ekspornya terbatas, Mayotte lebih makmur dari keseluruhan Kepulauan Komoro melalui bantuan Perancis dan sebuah basis militer Perancis.

Jumlah penduduk bersejarah

1958 1966 1978 1985 1991 1997 2002 2007
23,364 32,607 47,246 67,205 94,410 131,320 160,265 186,452
Jumlah resmi dari sensus terakhir.


Bahasa

Bahasa asli Mayotte adalah:

Kibushi dituturkan di selatan dan baratlaut Mayotte, sementara Shimaore di daerah lainnya.

Bahasa tidak asli juga dituturkan di Mayotte:

  • Perancis, bahasa yang dibawa oleh koloni Perancis
  • berbagai dialek bahasa Komoro yang dibawa oleh imigran yang tiba di Mayotte sejak 1974: Shindzwani (dialek Anjouan), Shingazidza (dialek Grande Comore), dan Shimwali (dialek Mohéli).

Shingazidza dan Shimwali pada satu sisi dan Shimaore di sisi lainnya sangat sulit dipahami satu sama lain. Shindzwani dan Shimaore mudah dipahami.

Sebuah survei yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan Nasional Perancis tahun 2006 di antara murid CM2 (sama dengan kelas lima di AS dan Tahun 6 di Inggris dan Wales). Pertanyaan yang diajukan mengenai bahasa yang dituturkan murid dan orang tua mereka. Menurut survei, peringkat bahasa ibu adalah (menurut jumlah penutur bahasa pertama dalam jumlah penduduk seluruhnya; persentase mencapai lebih dari 100% karena beberapa orang menuturkan dua bahasa):[8]

  • Shimaore: 55.1%
  • Shindzwani: 22.3%
  • Kibushi: 13.6%
  • Shingazidza: 7.9%
  • Perancis: 1.4%
  • Shimwali: 0.8%
  • Arab: 0.4%
  • Kiantalaotsi: 0.2%
  • Lainnya: 0.4%

Tetapi, ketika penghitungan termasuk penutur bahasa kedua (contohnya seseorang yang bahasa ibunya Shimaore tetapi juga menuturkan Perancis sebagai bahasa kedua) peringkatnya menjadi:

  • Shimaore: 88.3%
  • Perancis: 56.9%
  • Shindzwani: 35.2%
  • Kibushi: 28.8%
  • Shingazidza: 13.9%
  • Arab: 10.8%
  • Shimwali: 2.6%
  • Kiantalaotsi: 0.9%
  • Creole: 0.1%
  • Lainnya: 1.1%

Bahasa Perancis merupakan satu-satunya bahasa resmi Mayotte. Menjadi bahasa yang digunakan oleh badan pemerintah dan sekolah. Juga digunakan oleh televisi dan radio juga pengumuman komersial dan papan iklan. Mayotte adalah salah satu teritori seberanglaut Perancis dimana pengetahuan bahasa Perancisnya sedikit berkembang, seperti peringkat di atas. Pada sensus 2002, hanya 55% penduduk di atas 15 tahun menyatakan mereka dapat membaca dan menulis dalam bahasa Perancis, meskipun jumlah ini lebih banyak dari Shimaore (41%) atau Arab (33%).

Dengan sekolah wajib terhadap anak-anak dan pembangunan ekonomi yang ditetapkan oleh pemerintah pusat Perancis, bahasa Perancis telah berkembang cepat di Mayotte beberapa tahun belakangan ini. Survei yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan Nasional memperlihatkan bahwa penutur bahasa Perancis sebagai bahasa pertama dan kedua 56.9% dari seluruh populasi, figur ini hanya 37.7% bagi orang tua murid CM2, tetapi mencapai 97.0% bagi murid CM2 itu sendiri (berusia antara 10 dan 14 tahun).

Telah terdapat beberapa keluarga yang hanya berbicara bahasa Perancis kepada anaknya untuk membantu kemajuan sosialnya. Dengan sekolah Perancis dan televisi berbahasa Perancis, banyak remaja menggunakan bahasa Perancis atau beberapa kata Perancis ketika berbicara bahasa Shimaore dan Kibushi, sementara terdapat kekhawatiran bahasa asli Mayotte dapat punah atau menjadi bahasa creole berbasis Perancis.[9]

Lihat pula

Catatan kaki

  1. ^ a b (Prancis)INSEE, Government of France. "212 600 habitants à Mayotte en 2012 - La population augmente toujours fortement" (PDF). Diakses tanggal 2015-05-11. 
  2. ^ (Prancis) "Enquête sur le Futur 101e Département". 
  3. ^ "Mayotte votes to become France's 101st department". Telegraph.co.uk. 29 March 2009. Diakses tanggal 1 April 2011. 
  4. ^ (Prancis) Mayotte vote en faveur de la départementalisation, Le Monde, 29 March 2009
  5. ^ "Mayotte becomes 101st department". The Connexion. 31 March 2011. Diakses tanggal 2 April 2011. 
  6. ^ a b c (Prancis) INSEE. "Résultats économiques" (PDF). Diakses tanggal 2008-01-16. 
  7. ^ (Prancis) INSEE, Government of France. "MIG 1 DET - POPULATION SELON LE LIEU DE NAISSANCE" (XLS). Diakses tanggal 2007-05-17. 
  8. ^ (Prancis) Daniel Barreteau. "Premiers résultats d'une enquête sociolinguistique auprès des élèves de CM2 de Mayotte" (PDF). Diakses tanggal 2007-05-17. 
  9. ^ (Prancis) Mayotte Hebdo (June 18, 2004). "Le shimaoré fout le camp!". Diakses tanggal 2007-05-17. 

Pranala luar

Koordinat: 12°50′35″S 45°08′18″E / 12.84306°S 45.13833°E / -12.84306; 45.13833