Kabupaten Kutai Kartanegara
Kabupaten Kutai Kartanegara | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Motto: Bena Benua Etam (Bahasa Kutai):"Peduli Daerah Kita" | |
Koordinat: 0°26′25″S 116°58′53″E / 0.44019°S 116.98139°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Kalimantan Timur |
Dasar hukum | UU No. 27 Tahun 1959 |
Ibu kota | Tenggarong |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Rita Widyasari |
Luas | |
• Total | 27.263,10 km2 (1,052,630 sq mi) |
Populasi ((2015)) | |
• Total | 655.167 |
• Kepadatan | 20,17/km2 (52,2/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Islam 91.94% Kristen Protestan 5.79% Katolik 1.83% Hindu 0.37% Kaharingan 0.04% Buddha 0.03%[1] |
• Bahasa | Indonesia, Kutai |
Zona waktu | UTC+08:00 (WITA) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0541 dan 0542 |
Kode Kemendagri | 64.02 |
APBD | Rp. 3,998 triliun (2017)[2] |
DAU | Rp. 150.245.858.000.- |
Situs web | http://www.kutaikartanegarakab.go.id/ |
Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan sebuah kabupaten di Kalimantan Timur, Indonesia. Ibu kota berada di Kecamatan Tenggarong.
Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki luas wilayah 27.263,10 km² dan luas perairan sekitar 4.097 km² yang dibagi dalam 18 wilayah kecamatan dan 225 desa/kelurahan dengan jumlah penduduk mencapai 626.286 jiwa (sensus 2010).
Batas wilayah
Secara geografis Kabupaten Kutai Kartanegara terletak antara 115°26'28" BT - 117°36'43" BT dan 1°28'21" LU - 1°08'06" LS dengan batas administratif sebagai berikut:
Sejarah
Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan kelanjutan dari Kabupaten Kutai sebelum terjadi pemekaran wilayah pada tahun 1999. Wilayah Kabupaten Kutai sendiri, termasuk Balikpapan, Bontang dan Samarinda, sebelumnya merupakan wilayah kekuasaan Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura.
Pada tahun 1947, Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura dengan status Daerah Swapraja Kutai masuk dalam Federasi Kalimantan Timur bersama 4 Kesultanan lainnya seperti Bulungan, Sambaliung, Gunung Tabur dan Pasir.
Daerah Swapraja Kutai diubah menjadi Daerah Istimewa Kutai yang merupakan daerah otonom/daerah istimewa setingkat kabupaten berdasarkan UU Darurat No. 3 Tahun 1953.
Pada tahun 1959, status Daerah Istimewa Kutai yang dipimpin Sultan A.M. Parikesit dihapus. Dan berdasarkan UU No. 27 Tahun 1959, daerah ini dibagi menjadi 3 Daerah Tingkat II, yakni:
- Kotamadya Balikpapan dengan ibukota Balikpapan
- Kotamadya Samarinda dengan ibukota Samarinda
- Kabupaten Kutai dengan ibukota Tenggarong
Dengan berakhirnya Daerah Istimewa Kutai, maka berakhir pula kekuasaan Sultan Kutai Kartanegara ing Martadipura. Dalam Sidang Khusus DPRD Daerah Istimewa Kutai pada tanggal 21 Januari 1960, Sultan Kutai Kartanegara A.M. Parikesit secara resmi menyerahkan kekuasaan kepada Aji Raden Padmo selaku Bupati Kutai, Kapten Soedjono selaku Walikota Samarinda dan A.R.S. Muhammad selaku walikota Balikpapan.
Pada tahun 1999, wilayah Kabupaten Kutai dimekarkan menjadi 4 daerah otonom berdasarkan UU No. 47 Tahun 1999, yakni:
- Kabupaten Kutai dengan ibu kota Tenggarong
- Kabupaten Kutai Barat dengan ibu kota Sendawar
- Kabupaten Kutai Timur dengan ibu kota Sangatta
- Kota Bontang dengan ibu kota Bontang
Untuk membedakan Kabupaten Kutai sebagai daerah hasil pemekaran, nama kabupaten ini akhirnya diganti menjadi Kabupaten Kutai Kartanegara melalui Peraturan Pemerintah RI No. 8 Tahun 2002 tentang "Perubahan Nama Kabupaten Kutai Menjadi Kabupaten Kutai Kartanegara". Sebutan Kabupaten Kutai Kartanegara ini merupakan usulan dari Presiden RI Abdurrahman Wahid ketika membuka Munas I Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) di Tenggarong pada tahun 2000.
Topografi
Topografi wilayah sebagian besar bergelombang dan berbukit dengan kelerengan landai sampai curam. Daerah dengan kemiringan datar sampai landai terdapat di beberapa bagian, yaitu wilayah pantai dan daerah aliran sungai Mahakam. Pada wilayah pedalaman dan perbatasan pada umumnya merupakan kawasan pegunungan dengan ketinggian antara 500 hingga 2.000 m di atas permukaan laut.
Danau-danau yang berada di Kabupaten Kutai Kartanegara antara lain:
- Danau Semayang (13.000 ha)
- Danau Melintang (11.000 ha)
- Danau Ngayau (1.900 ha)
- Danau Tempatung (1.300 ha)
- Danau Mulupan (750 ha)
- Danau Siran (750 ha)
- Danau Perian (750 ha)
- Danau Wis (750 ha)
- Danau Karang (750 ha)
- Danau Loa Kang (450 ha)
- Danau Batu Bumbu (450 ha)
- Danau Meranbi (350 ha)
- Danau Puan Rabuk (350 ha)
- Danau S'kajo (100 ha)
- Danau Tanah Liat (45 ha)
- Danau Man
Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Kutai Kartanegara berdasarkan P4B tahun 2005 tercatat mencapai 547.422 jiwa. Penduduk yang bermukim di wilayah Kutai Kartanegara terdiri dari penduduk asli, seperti:
- Suku Kutai
- Suku Dayak Benuaq
- Suku Dayak Tunjung
- Suku Dayak Bahau
- Suku Dayak Modang
- Suku Dayak Kenyah
- Suku Dayak Punan
- Suku Dayak Kayan
Sementara penduduk pendatang adalah:
Pola penyebaran penduduk sebagian besar mengikuti pola transportasi yang ada. Sungai Mahakam merupakan jalur arteri bagi transportasi lokal. Keadaan ini menyebabkan sebagian besar pemukiman penduduk terkonsentrasi di tepi Sungai Mahakam dan anak-anak sungainya. Daerah-daerah yang agak jauh dari tepi sungai di mana belum terdapat prasarana jalan darat relatif kurang terisi dengan pemukiman penduduk.
Sebagian besar penduduk Kutai Kartanegara tinggal di pedesaan, yakni mencapai 75,7%, sedangkan sejumlah 24,3% berada di daerah perkotaan. Sementara mata pencaharian penduduk sebagian besar di sektor pertanian 38,25%, industri/kerajinan 18,37%, perdagangan 10,59 % dan lain-lain 32,79%.
Pemerintahan
Bupati
Pemimpin Kutai Kartanegara saat ini adalah Rita Widyasari bersama wakil bupati Gufron Yusuf. Rita Widyasari merupakan bupati perempuan pertama di Kalimantan Timur.
Dalam menjalankan pemerintahannya, Bupati dan Wakil Bupati Kutai Kartanegara dibantu Sekretaris Daerah Kabupaten yang saat ini dijabat oleh Edi Damansyah. Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara juga membentuk beberapa lembaga pemerintahan untuk melaksanakan tugas-tugas pelayanan publik yang terdiri dari 18 Dinas Otonom, 9 Badan Daerah dan 8 Kantor Daerah.
Daftar Bupati Kutai Kartanegara (termasuk Bupati Kutai)
No. | Foto | Nama | Periode | Keterangan |
1. | A.M. Parikesit | 1950–1960 | Kepala Daerah Istimewa Kutai | |
2. | A.R. Padmo | 1960–1964 | Bupati KDH Tingkat II Kutai pertama setelah berakhirnya pemerintahan Daerah Istimewa Kutai | |
3. | Roesdibiyono | 1964–1965 | ||
4. | Drs. H. Achmad Dahlan | 1965–1979 | Terpilih sebagai Bupati Kutai selama 3 periode berturut-turut hingga meninggal karena kecelakaan | |
5. | Drs. H. Awang Faisjal | 1979–1984 | ||
6. | Drs. H. Chaidir Hafiedz | 1984–1989 | ||
7. | Drs. H. Said Sjafran | 1989–1994 | ||
8. | Drs. H. Ahmad Maulana Sulaiman, MSc | 1994–1999 | ||
9. | Drs. H. Syaukani Hasan Rais, MM | 1999–2004 | Bupati Kutai Kartanegara pertama setelah pemekaran Kabupaten Kutai | |
10. | H. Awang Dharma Bakti, ST, MT | 2004–2005 | Penjabat sementara (pjs.) Bupati Kutai Kartanegara menggantikan Syaukani, namun ditolak legislatif dan sebagian masyarakat | |
11. | Drs. Hadi Sutanto | 2005 | Menjadi penjabat sementara (pjs.) Bupati Kutai Kartanegara setelah Mendagri merevisi SK Pengangkatan Awang Dharma Bakti | |
Prof. Dr. H. Syaukani Hasan Rais, MM | 2005–2006 | Terpilih melalui Pilkada Kutai Kartanegara 1 Juni 2005 | ||
12. | Drs. H. Samsuri Aspar, MM | 2006–2008 | Menjadi pelaksana tugas (plt.) Bupati Kutai Kartanegara menggantikan Syaukani yang terkena kasus hukum | |
13. | Drs. H. Sjachruddin MS | 2008–2009 | Menjadi penjabat (pj.) Bupati Kutai Kartanegara selama lebih kurang 15 bulan | |
14. | Sulaiman Gafur | 2009–2010 | Menjadi penjabat (pj.) Bupati Kutai Kartanegara menggantikan Sjahruddin dan dilantik pada tanggal 30 November 2009 | |
15. | Rita Widyasari, S.Sos, MM | 2010–2015 | Terpilih menjadi bupati wanita pertama di Kalimantan Timur dan dilantik pada tanggal 30 Juni 2010 bersama wakil bupati Gufron Yusuf[3] | |
16. | Chairil Anwar | 9 Juli 2015–16 Februari 2016 | Penjabat bupati | |
Rita Widyasari, S.Sos, MM, Ph.D | 17 Februari 2016–sekarang | Berpasangan dengan wakil bupati Edi Damansyah |
Kecamatan
Kabupaten Kutai Kartanegara terdiri dari 18 kecamatan, yakni:
1. Anggana |
10. Muara Kaman |
Pemilihan umum kepala daerah
Pilkada Kukar 2005
Pilkada Kutai Kartanegara dilaksanakan pada tanggal 1 Juni 2005.
Nama Pasangan | Perolehan Suara |
---|---|
Syaukani Hasan Rais Samsuri Aspar |
159.303 suara (60,85%) |
Adji Sofyan Alex Irkham |
(33,85%) |
Tajuddin Noor Abdul Djebar Bukran |
(5,30%) |
Dengan hasil perolehan suara tersebut, maka pasangan Syaukani HR-Samsuri Aspar terpilih menjadi pasangan bupati dan wakil bupati Kutai Kartanegara. Syaukani HR dan Samsuri Aspar dilantik sebagai Bupati Kutai Kartanegara dan Wakil Bupati Kutai Kartanegara masa bakti 2005-2010 oleh Gubernur Kalimantan Timur, Suwarna Abdul Fatah pada tanggal 13 Juli 2005.
Pilkada Kukar 2010
Setelah Pilkada pertama tahun 2005, Kutai Kartanegara kembali menggelar Pilkada yang dilaksanakan pada tanggal 1 Mei 2010.[4]
No. | Nama Pasangan | Perolehan Suara |
---|---|---|
1 | Drs. H.M. Idrus SY, M.Si Agus Shali, SH |
5.665 suara (2.04%) |
2 | H. Awang Dharma Bakti, ST, MT H. Saiful Aduar, S.Pd, M.Pd |
31.706 suara (11.45%) |
3 | Awang Ferdian Hidayat, SE Drs. Suko Buono M.Si |
47.683 suara (17.21%) |
4 | Drs. H.M. Edward, SE, M.Si H. Syahrani, SE |
18.668 suara (6.74%) |
5 | Ir. H. Sugiyanto, MM Drs. H. Fathan Djoenaidi, MM |
19.695 suara (7.11%) |
6 | Rita Widyasari, S.Sos, MM Drs. H. M. Ghufron Yusuf, SH, MM |
153.602 suara (55.45%) |
Dengan hasil perolehan suara itu berdasarkan rekapitulasi KPU setempat, maka pasangan Rita Widyasari-Gufron Yusuf terpilih menjadi bupati dan wakil bupati Kutai Kartanegara periode 2010-2015. Rita Widyasari dan Gufron Yusuf dilantik pada tanggal 30 Juni 2010 di gedung Putri Karang Melenu, Tenggarong.
Ekonomi
Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan daerah yang kaya akan sumber daya alam terutama minyak bumi dan gas alam (migas) serta batubara sehingga perekonomian Kutai Kartanegara masih didominasi oleh sektor pertambangan dan penggalian yang mencapai lebih dari 77%. Sektor pertanian dan kehutanan hanya memberikan konstribusi sekitar 11%, sedangkan sisanya disumbangkan dari sektor perdagangan dan hotel, yakni kurang lebih 3%, industri pengolahan sekitar 2,5%, bangunan 3%, keuangan 1% dan sektor lainnya sekitar 2%.
PDRB dan pendapatan per kapita
Nilai nominal PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kabupaten Kutai Kartanegara dari tahun 1999 hingga 2003 mengalami peningkatan signifikan, yakni dari Rp. 15,59 triliun (1999) menjadi Rp. 27,05 triliun (2003).
Bila dilihat perkembangan PDRB non-migas atas dasar harga berlaku, angka PDRB non-migas tahun 1999 juga mengalami peningkatan, dari sebesar Rp. 4,51 triliun meningkat menjadi Rp. 6,12 triliun pada tahun 2003, sementara PDRB atas dasar harga konstan dengan migas maupun non-migas juga mengalami peningkatan dari Rp. 6,45 triliun (1999) menjadi Rp. 7,72 triliun (2003). PDRB atas dasar harga konstan non-migas mengalami peningkatan dari Rp. 1,80 triliun (1999) menjadi Rp. 2,46 triliun tahun 2003.
Total PDRB per kapita Kabupaten Kutai Kartanegara pada tahun 2003 mengalami peningkatan yang cukup positif hingga mencapai Rp. 56,79 juta dengan total pendapatan per kapita juga meningkat sebesar Rp. 43,57 juta.
Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kutai Kartanegara pasca pemekaran wilayah berdasarkan perkembangan nilai PDRB pada tahun 2000 tumbuh sebesar 3,56% dengan migas dan 5,21% tanpa migas. Pada tahun 2001, laju pertumbuhan ekonomi meningkat sebesar 5,33%. Tahun 2002, laju pertumbuhan ekonomi Kutai Kartanegara sebesar 4,80% dengan migas dan 7,34% tanpa migas. Setelah itu mengalami penurunan pada tahun 2003, yakni sebesar 4,68% dengan migas dan 7,46% tanpa migas.
Pendidikan
Pendidikan Dasar dan Menengah
Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara melalui program pembangunan yang disebut Gerbang Dayaku melaksanakan program wajib belajar 12 tahun dengan membebaskan biaya pendidikan bagi seluruh siswa jenjang pendidikan dasar hingga menengah, baik negeri maupun swasta. Berdasarkan data Dinas Pendidikan Kutai Kartanegara (2006), jumlah keseluruhan sekolah di Kabupaten Kutai Kartanegara mencapai 665 buah yang terdiri dari 466 SD, 122 SMP/MTs dan 77 SMA/SMK/MA/MAK.
Pendidikan Tinggi
Di Kutai Kartanegara terdapat perguruan tinggi swasta bernama Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) yang berada di kota Tenggarong, kemudian Sekolah Tinggi Teologi Tenggarong dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tenggarong. Selain itu juga sedang dibangun Politeknik Sumber Daya Kalimantan yang berada di kecamatan Muara Jawa.
Olahraga
Di bidang olahraga, khususnya sepak bola, Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki sebuah klub sepak bola profesional bernama Mitra Kutai Kartanegara (Mitra Kukar) yang saat ini masih bertahan di kompetisi sepak bola Profesional Indonesia (Liga Super Indonesia)
Pariwisata
Wisata Alam
- Pantai Pangempang di Muara Badak
- Bukit Bangkirai di Samboja
- Pantai Tanah Merah di Samboja
- Danau Semayang di Kota Bangun
- Danau Murung di Kota Bangun
- Waduk Panji Sukarame di Tenggarong
- Pulau Kumala di Tenggarong
- Taman Rekreasi Tepian Mahakam Jembatan Kartanegara di Tenggarong
Wisata Budaya
- Desa Sungai Bawang di Muara Badak (Kehidupan Suku Dayak)
- Museum Mulawarman di Tenggarong (peninggalan Kesultanan Kutai Kartanegara)
- Kedaton Kutai Kartanegara di Tenggarong (istana baru Sultan Kutai Kartanegara)
- Desa Pondok Labu di Tenggarong (kehidupan suku Dayak)
- Desa Lekaq Kidau di Sebulu
- Lamin suku Dayak di Tabang (kehidupan suku Dayak)
- Dusun Berubus di Muara Kaman (situs kerajaan tertua di Indonesia)
Wisata Pendidikan
- Planetarium Jagad Raya di Tenggarong
- Museum Kayu Tuah Himba di Tenggarong
- Museum Perjuangan Merah Putih di Sanga-Sanga
Lihat pula
Referensi
Pranala luar
- (Indonesia) Situs resmi Kutai Kartanegara
- (Indonesia) Situs Resmi Humas Kabupaten Kutai Kartanegara
- (Indonesia) Situs resmi DPRD Kutai Kartanegara
- (Indonesia) Situs resmi BAPPEDA Kutai Kartanegara
- (Indonesia) Situs resmi Badan Penanaman Modal Daerah (BPMD) Kutai Kartanegara
- (Indonesia) KutaiKartanegara.com