Lompat ke isi

Kereta api ketel Pertamina

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kereta api ketel Pertamina
Kereta api ketel Pertamina saat memasuki Stasiun Kertosono
Informasi umum
Jenis layananKereta api barang
StatusBeroperasi
Daerah operasiDaerah Operasi IV Semarang
Daerah Operasi V Purwokerto
Daerah Operasi VI Yogyakarta
Daerah Operasi VII Madiun
Daerah Operasi VIII Surabaya
Divisi Regional I Sumatra Utara dan Aceh
Divisi Regional III Palembang
Divisi Regional IV Tanjungkarang
Operator saat iniKereta Api Indonesia
PT Pertamina (Persero)
Lintas pelayanan
Stasiun awalMaos
Cilacap Pelabuhan
Rewulu
Benteng
Labuan
Kertapati
Stasiun akhirLarangan
Rewulu
Madiun
Malang Kotalama
Kisaran
Siantar
Lubuk Linggau
Lahat
Tigagajah
Jenis relRel berat
Teknis sarana dan prasarana
Lebar sepur1.067 mm
Elektrifikasi-
Kecepatan operasional40 s.d. 70 km/jam
Pemilik jalurDitjen KA, Kemenhub RI

Kereta api ketel Pertamina adalah layanan kereta api angkutan barang yang dioperasikan oleh PT Kereta Api Indonesia hasil kerja sama dengan PT Pertamina untuk mengangkut bahan bakar minyak (BBM) dan bahan bakar khusus (BBK).[1]

Pengoperasian kereta api

Gerbong ketel

Pada umumnya, pengoperasian kereta api ketel ini menggunakan gerbong tangki dengan dua dan empat gandar. Karena tidak sesuai dengan kondisi jalan rel supaya pengangkutan BBM cepat sampai tujuan, gerbong ketel gandar dua tidak diizinkan beroperasi. Saat ini, ia hanya beroperasi menggunakan gerbong ketel dengan empat gandar.

Dalam buku Album Gerbong yang diterbitkan oleh PT Kereta Api Indonesia,[1][2] gerbong ketel empat gandar dikelompokkan menjadi tiga macam berdasarkan berat muat maksimum. Gerbong ketel yang diproduksi tahun 2009 oleh PT INKA memiliki berat muat maksimum sebesar 40 ton, kemudian gerbong ketel yang dibuat di Korea dan Prancis memiliki berat muat maksimum sebesar 30 ton, sedangkan gerbong ketel buatan Rumania dan Jepang—diperuntukkan untuk mengangkut bahan bakar diesel kecepatan-tinggi (high-speed diesel, HSD)—hanya memiliki berat muat maksimum sebesar 31,5 ton. Rangkaian gerbong ketel ini memiliki kecepatan maksimal hingga 70 km/jam.

Dahulu, sistem penomoran yang digunakan adalah KKW/KKR (gerbong gandar empat) dan KR/KW (gerbong gandar dua). Dengan berlakunya Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 45 tahun 2010, semua gerbong ketel menggunakan format penomoran GK—dengan dua digit menandakan muatan maksimum dalam ton, dua digit menandakan tahun, dan dua atau tiga digit menandakan nomor urut administrasi gerbong.

Bakal pelanting

Lokomotif CC201, CC203, atau CC204 merupakan lokomotif yang sering digunakan sebagai bakal pelanting angkutan ketel pada dasawarsa 2000-an hingga tahun 2013, sedangkan kereta api ketel jarak pendek menggunakan berbagai lokomotif diesel hidrolik, seperti BB302, BB303, atau BB306.

Mulai tahun 2013, lokomotif CC206 dioperasikan untuk menggantikan semua jenis lokomotif di atas sebagai bakal pelanting, terutama kereta api ketel di Jawa.

Daftar layanan kereta api ketel

Di Jawa

Kereta api ketel Maos–Larangan (Tegal)

Kereta Api Ketel Pertamina melintas di dekat Stasiun Tegal, 2020

Angkutan kereta api ketel lintas MaosLarangan menempuh jarak sejauh 140 km. Kereta api ini membawa sekitar 15 gerbong ketel (GK) dengan lokomotif CC206 sebagai penarik. Muatan yang dibawa kereta api ketel ini berupa premium, solar dan kerosin yang didistribusikan untuk wilayah Pantura Barat Jawa Tengah seperti, Kabupaten dan Kota Tegal, Kabupaten Brebes dan Kabupaten Pemalang dan Kabupaten dan Kota Cirebon di provinsi Jawa Barat.

Kereta api ketel Cilacap–Rewulu

CC 201-45 saat menarik gerbong tangki melewati Stasiun Yogyakarta. Juli 2005

Angkutan kereta api ketel lintas CilacapRewulu menempuh jarak sejauh 163 km. Muatan yang dibawa kereta api ketel ini berupa avtur. Kereta api ini membawa sekitar 12 gerbong ketel (GK). Dari Rewulu, bahan bakar avtur dikirim melalui truk tangki untuk pengoperasian pesawat terbang di Bandara Internasional Adisoemarmo untuk kota Surakarta dan Bandara Internasional Yogyakarta untuk kota Yogyakarta.

Kereta api ketel Rewulu–Madiun

Kereta api ketel saat dilangsir dari depot Pertamina Madiun menuju Stasiun Madiun, 2014.

Angkutan kereta api ketel lintas Rewulu–Madiun mengangkut BBM jenis premium, solar, dan residu untuk wilayah Jawa Tengah bagian selatan dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Rangkaian kereta api ini terdiri dari 18–22 gerbong ketel KKW.

Kereta api ketel Benteng–Madiun

Angkutan kereta api ketel lintas Benteng-Madiun membawa sekitar 20 gerbong ketel bermuatan premium, solar, dan kerosin untuk wilayah Gerbangkertosusila dan Jawa Timur bagian tengah.

Kereta api ketel Benteng–Malang Kotalama

Angkutan kereta api ketel lintas BentengMalang Kotalama membawa sekitar 20 gerbong ketel untuk wilayah Malang Raya dan Jawa Timur bagian selatan. Karena terdapat tanjakan pada lintasan yang dilaluinya, rangkaian kereta api ini harus dilakukan dua kali penarikan—setiba di Stasiun Bangil, susunan gerbong ketel dirangkai sebanyak sepuluh gerbong untuk setiap perjalanan menuju Malang .

Di Sumatera

Kereta api ketel Sumatera Utara

Angkutan kereta api ketel di Divisi Regional I Sumatra Utara dan Aceh melayani pengiriman BBM dari Depo Pertamina Labuan menuju Kisaran (149 km) dan Siantar (174 km).

Kereta api ketel Sumatra Selatan

Angkutan kereta api ketel di Divisi Regional III Palembang dan Divisi Regional IV Tanjungkarang melayani pengiriman BBM jenis premium, solar, dan kerosin dari Depo Pertamina Kertapati menuju Lubuklinggau (305 km), Lahat (190 km), dan Tigagajah (171 km).

Referensi

  1. ^ a b Majalah KA edisi ke-98, September 2014
  2. ^ PT Kereta Api Indonesia: Album Gerbong

Pranala luar