Kimia Farma
Perseroan terbatas | |
Kode emiten | IDX: KAEF |
Industri | Farmasi |
Didirikan | 16 Agustus 1971 |
Kantor pusat | Jakarta, Indonesia |
Wilayah operasi | Indonesia |
Tokoh kunci | Verdi Budidarmo[1] (Direktur Utama) Abdul Kadir[2] (Komisaris Utama) |
Produk | |
Merek |
|
Jasa | |
Pendapatan | Rp 10,006 triliun (2020)[3] |
Rp 20,426 milyar (2020)[3] | |
Total aset | Rp 17,563 triliun (2020)[3] |
Total ekuitas | Rp 7,106 triliun (2020)[3] |
Pemilik | Bio Farma (90,025%) |
Karyawan | 11.891 (2020)[3] |
Anak usaha | PT Kimia Farma Apotek PT Kimia Farma Trading & Distribution PT Sinkona Indonesia Lestari PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia Kimia Farma Dawaa Co., Ltd. PT Phapros Tbk |
Situs web | www |
PT Kimia Farma Tbk adalah anak usaha Bio Farma yang berbisnis di bidang farmasi. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, hingga tahun 2020, perusahaan ini memiliki 12 pabrik, 1.278 apotek, 451 klinik kesehatan, 75 laboratorium klinik, 10 optik, dan 3 klinik kecantikan yang tersebar di seluruh Indonesia. Perusahaan ini juga memiliki 18 gerai ritel di Arab Saudi.[3][4]
Sejarah
Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tahun 1960 saat pemerintah Indonesia menasionalisasi belasan perusahaan farmasi.[5] Setahun kemudian, NV Indonesische Combinatie voor Chemische Industrie, N.V. Bandoengsche Kinine Fabriek, dan NV Jodium Onderneming Watoedakon digabung untuk membentuk PN Bhinneka Kina Farma;[6] PT Nakula, NV Multipharma, PT Pharmaceutical Work "PANAK", Apotek "de Vijzel", Apotek "De VOS", dan CV Apotheek "MALANG" digabung untuk membentuk PN Nakula Farma;[7] NV Chemicalien Handel Rathhkamp & Co., NV Pharmacautische Handelsvereniging "De Gedeh", NV Apotheek "De Gedeh", Chemicalienhandel en Mineraalwaterfabriek "Sukabumi", NV Nederland Apotheek, NV Buitensorgsche Apotheek, NV Apotheek en Chemicalien Handel E. Pluribus Umum, PT Rajawali Pharmaceutical, Pabrik Obat "Isamij", dan Apotek "Jakarta" digabung untuk membentuk PN Raja Farma,[8] sementara NV Saridele diubah menjadi PN Sari Husada.[9] Pada tahun 1969, keempat perusahaan tersebut digabung untuk membentuk PN Bhinneka Kimia Farma.[10]
Pada tanggal 16 Agustus 1971, status perusahaan ini diubah menjadi persero dengan nama “PT Kimia Farma”.[11]
Pada tanggal 4 Juli 2001, perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Pada tahun 2018, perusahaan ini berekspansi ke Arab Saudi dengan membentuk Kimia Farma Dawaa.
Pada tanggal 27 Maret 2019, perusahaan ini resmi mengakuisisi 56,77% saham Phapros dengan harga Rp 1,361 triliun.[12]. Sediaan farmasi dan bahan baku obat buatan perusahaan ini pun telah diekspor ke India, Malaysia, Maladewa, Kenya, Yaman, Hong Kong, dan Filipina.[4][3] Pada tahun 2020, pemerintah resmi menyerahkan mayoritas saham perusahaan ini ke Bio Farma sebagai bagian dari upaya untuk membentuk holding BUMN yang bergerak di farmasi.[13]
Referensi
- ^ "Dewan Direksi". PT Kimia Farma Tbk. Diakses tanggal 19 Desember 2021.
- ^ "Dewan Komisaris". PT Kimia Farma Tbk. Diakses tanggal 19 Desember 2021.
- ^ a b c d e f g "Laporan Tahunan 2020" (PDF). PT Kimia Farma Tbk. Diakses tanggal 19 Desember 2021.
- ^ a b "Sejarah Perusahaan". PT Kimia Farma Tbk. Diakses tanggal 19 Desember 2021.
- ^ "Peraturan Pemerintah nomor 1 tahun 1960" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 19 Desember 2021.
- ^ "Peraturan Pemerintah nomor 85 tahun 1961" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 19 Desember 2021.
- ^ "Peraturan Pemerintah nomor 84 tahun 1961" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 19 Desember 2021.
- ^ "Peraturan Pemerintah nomor 81 tahun 1961" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 19 Desember 2021.
- ^ "Peraturan Pemerintah nomor 83 tahun 1961" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 19 Desember 2021.
- ^ "Peraturan Pemerintah nomor 3 tahun 1969" (PDF). Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. Diakses tanggal 19 Desember 2021.
- ^ "Peraturan Pemerintah nomor 16 tahun 1971" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 19 Desember 2021.
- ^ Bisnis.com (27 Maret 2019). "KAEF Akuisisi Phapros Senilai Rp1,361 Triliun". Bisnis.com. Diakses tanggal 7 Juni 2020.
- ^ Warta Ekonomi (6 Februari 2020). "Usai Terbentuk, Holding BUMN Farmasi Berambisi Jadi Pemain Global". wartaekonomi.co.id. Diakses tanggal 7 Juni 2020.
- (Indonesia) Keterbukaan Informasi Pengalihan Saham ke Bio Farma 28 Februari 2020
- (Indonesia) Materi Public Expose KAEF 2019