Martinus Dogma Situmorang
Yang Mulia Martinus Dogma Situmorang | |
---|---|
Uskup Padang | |
Gereja | Gereja Katolik Roma |
Provinsi gerejawi | Medan |
Metropolis | Medan |
Keuskupan | Padang |
Penunjukan | 17 Maret 1983 (36 tahun, 354 hari) |
Masa jabatan berakhir | 19 November 2019 (73 tahun, 236 hari) |
Pendahulu | Raimondo Cesare Bergamin, S.X. |
Penerus | Vitus Rubianto Solichin, S.X. |
Jabatan lain |
|
Imamat | |
Tahbisan imam | 5 Januari 1974[1] (27 tahun, 283 hari) oleh Alfred Gonti Pius Datubara, O.F.M. Cap. |
Tahbisan uskup | 11 Juni 1983 (37 tahun, 75 hari) oleh Alfred Gonti Pius Datubara, O.F.M. Cap. |
Informasi pribadi | |
Nama lahir | Tondo Tunggul Tahan Dogma Yohanes Situmorang[2] |
Lahir | Palipi, Samosir, Tapanuli Utara, Sumatera Utara | 28 Maret 1946
Meninggal | 19 November 2019 Bandung, Jawa Barat | (umur 73)
Makam | 22 November 2019 Padang, Sumatera Barat |
Kewarganegaraan | Indonesia |
Denominasi | Katolik Roma |
Orang tua |
|
Jabatan sebelumnya | |
Almamater | Universitas Kepausan Gregoriana |
Semboyan | Fides Per Caritatem Operatur (Iman bekerja lewat Kasih) |
Lambang |
Mgr. Martinus Dogma Situmorang O.F.M. Cap. (28 Maret 1946 – 19 November 2019) adalah Uskup Padang sejak ditunjuk pada 17 Maret 1983 hingga meninggal dunia pada 19 November 2019. Ia ditahbiskan menjadi Imam Ordo Saudara Dina Kapusin pada tanggal 5 Januari 1974 dan ditahbiskan menjadi Uskup di Keuskupan Padang pada tanggal 11 Juni 1983.[2]
Ia meninggal dunia pada tanggal 19 November 2019 di Rumah Sakit Santo Borromeus, Bandung.
Latar belakang
Dogma Situmorang lahir pada tanggal 28 Maret 1946 di Palipi, Pulau Samosir, Sumatera Utara. Dia merupakan anak ketiga dari pasangan Joseph Iskandar Arminius Situmorang dan Maria Dina Sinaga. Ayahnya seorang katekis yang punya andil besar dalam kehidupan Gereja di Pulau Samosir. Ketika Dogma berumur 11 tahun, ibunya meninggal pada 26 Desember 1958. Kemudian, ayahnya menikah lagi dengan Maria Else Sinaga. Keluarga ini pun menjadi keluarga besar, dengan 15 anak (9 laki-laki, 6 perempuan). Dengan latar belakang keluarga saleh, sejak kecil Martinus bergaul akrab dengan para pastor dan suster. Dari sinilah, mulai tumbuh greget di hatinya ingin menjadi imam. Ia melihat para pastor yang hidupnya baik, dicintai, dan dihormati semua orang.[5]
Riwayat pendidikan
Setelah lulus SD, Dogma mulai mewujudkan keinginannya menjadi imam. Ia melanjutkan studi ke Seminari Menengah Pematangsiantar (1959–1966). Ketika masuk Novisiat Kapusin di Parapat (1966–1968), Dogma memilih nama Martinus. Kaul Pertama sebagai calon biarawan Ordo Saudara Dina Kapusin (OFMCap) diucapkannya pada 13 Januari 1967.[butuh rujukan]
Seiring waktu, keinginan Dogma menjadi imam semakin mantap. Di antara para calon imam, Frater (calon imam) Martinus sangat menonjol dalam kemampuan intelektual. Ia juga aktif dalam berbagai kegiatan non akademis. Frater Martinus bercita-cita menjadi imam yang baik, saleh, rajin, dan siap melayani siapa pun dan kapan pun. Pendidikan teologi dijalaninya di Seminari Tinggi Teologi Pematangsiantar. Tanggal 29 Juli 1972, Frater Martinus mengikrarkan Kaul Kekal sebagai biarawan Ordo Saudara Dina Kapusin (OFMCap).[butuh rujukan] Setengah tahun sebelum menyelesaikan studi, pada 5 Januari 1974, ia ditahbiskan bersama empat rekannya menjadi imam Kapusin oleh Uskup Agung Medan (KAM) Mgr Pius A.G.P. Datubara OFMCap.
Baru seumur jagung menjadi imam, Juli 1974, Ordo Kapusin menugaskan Pastor Martinus studi Teologi di Universitas Kepausan Gregoriana Roma, Italia dengan spesialisasi Spiritualitas (1974–1976).[butuh rujukan] Perjalanan studinya berjalan mulus dengan hasil sangat memuaskan. Setelah itu, ia melanjutkan studi ke Institute for Religious Formation Sint Louis University, di Sint Louis, Missouri, Amerika Serikat (1976–1977).[butuh rujukan] Bagi Pastor Martinus, bahasa merupakan pintu untuk mengenal dunia. Karena itu, selain studi di bidang teologi, ia juga mempelajari beberapa bahasa asing. Pastor Martinus belajar bahasa Italia di Universitas Italiana per Gli Stranieri, Perugia, Italia. Ia belajar bahasa Prancis di Institute Catholique de Paris, Prancis, dan belajar bahasa Jerman di Goethe Institute de Staufen am Bresgau, Jerman.[butuh rujukan]
Usai studi, tahun 1977, Pastor Martinus kembali ke Indonesia. Ia menjadi dosen di Seminari Tinggi Parapat merangkap menjadi Asisten Pemimpin Novis Kapusin. November 1979, Pastor Martinus menjadi Rektor Seminari Tinggi Pematangsiantar (1979–1983).[butuh rujukan] Di saat menjadi rektor, ia mencicipi menjadi gembala umat paroki, karena ia sekaligus menjadi Pastor Kepala Paroki Pastor Bonus di Jalan Medan Pematangsiantar (1979–1983). Dengan tetap menjadi dosen seminari di Parapat, Pastor Martinus juga menjadi Wakil Superior Ordo Kapusin Regio Medan dan menjadi Anggota Komisi Religius Keuskupan Agung Medan.[butuh rujukan]
Uskup
Situmorang ditunjuk sebagai Uskup Padang pada 17 Maret 1983. Ia ditahbiskan menjadi Uskup Padang pada 11 Juni 1983. Uskup Agung Medan, Mgr. Alfred Gonti Pius Datubara, O.F.M. Cap. bertindak sebagai Uskup Penahbis Utama. Ia didampingi oleh Uskup Emeritus Padang sekaligus pendahulunya, Mgr. Raimundo Cesare Bergamin, S.X. dan Uskup Sibolga, Mgr. Anicetus Bongsu Antonius Sinaga, O.F.M. Cap.. Ia memilih moto "Fides per Caritatem Operatur" (Iman Bekerja lewat Kasih).
Sebagai Uskup Padang, Mgr Martinus Dogma Situmorang OFMCap telah melintasi jalan panjang yang berliku. Meski tak pernah mencita-citakannya, terbukti selama lebih 25 tahun ia telah setia pada perutusannya sebagai pengganti Para Rasul. Di tengah kesibukan memimpin Gereja, ia masih menyisihkan waktu untuk ikut bersuara tentang berbagai persoalan bangsa terutama ketika dia menjadi sebagai ketua KWI (Konferensi Waligereja Indonesia) periode 2006–2009 dan 2009–2012.[6]
Mgr. Situmorang bertindak sebagai Uskup Ko-konsekator untuk Mgr. Ludovicus Simanullang, O.F.M. Cap., Uskup Sibolga, bersama dengan Mgr. Anicetus Bongsu Antonius Sinaga, O.F.M. Cap., Uskup Agung Koajutor Medan. Dalam penahbisan itu, Mgr. Leopoldo Girelli, Nuncio Apostolik untuk Indonesia bertindak sebagai Uskup Pentahbis Utama.
Mgr. Situmorang bertindak sebagai pemimpin Salve Agung dalam rangka pentahbisan Mgr. Adrianus Sunarko, O.F.M., sehari menjelang tahbisannya sebagai Uskup Pangkalpinang.
Pada 2 Februari 2019, Mgr. Situmorang menjadi Uskup Ko-konsekrator dalam penahbisan Uskup Agung Medan, Mgr. Kornelius Sipayung, O.F.M. Cap. bersama dengan Uskup Agung Emeritus Medan, Mgr. Anicetus Bongsu Antonius Sinaga, O.F.M. Cap. Ia juga memberikan homili dalam penahbisan tersebut.[7] Bertindak sebagai uskup Penahbis Utama adalah Nuncio Apostolik untuk Indonesia Mgr. Piero Pioppo.
Karyanya sebagai Uskup Padang dilanjutkan oleh Mgr. Vitus Rubianto Solichin, S.X. yang ditunjuk Takhta Suci pada 3 Juli 2021 Tepat Pada Perayaan Santo Thomas Rasul. Penunjukkan ini sekaligus mengakhiri masa sede vacante yang dialami Keuskupan Sepeninggal Mgr. Martinus. Bersamaan dengan Penunjukkan ini juga diumumkan Uskup Agung Palembang yang baru Mgr. Yohanes Harun Yuwono
Referensi
- ^ "Catholic Hierarchy". Diakses tanggal 4 Januari 2013.
- ^ a b "Bishop Dogma Situmorang". ucanews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-02-25. Diakses tanggal 2015-02-25.
- ^ "Konferensi Waligereja Indonesia Periode 2012 – 2015". Kantor Waligereja Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-02-25. Diakses tanggal 2015-02-25.
- ^ "Pimpinan KWI 2015-2018: Ketua Mgr. Ignatius Suharyo, Sekjen Mgr. Anton Subianto OSC". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-02-20. Diakses tanggal 2016-07-28.
- ^ "Uskup dari Desa Palipi", Majalah Hidup Edisi No. 23 Tanggal 8 Juni 2008
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-02-25. Diakses tanggal 2015-02-25.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-02-07. Diakses tanggal 2019-02-06.
Pranala luar
- (Inggris) Entri Martinus Dogma Situmorang pada situs web Catholic-Hierarchy
- (Inggris) Entri Martinus Dogma Situmorang pada situs web Giga Catholic
Jabatan Gereja Katolik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Raimondo Cesare Bergamin, S.X. |
Uskup Padang 17 Maret 1983–19 November 2019 |
Diteruskan oleh: Vitus Rubianto Solichin, S.X. |
Didahului oleh: Julius Darmaatmadja, S.J. |
Ketua Konferensi Waligereja Indonesia 16 November 2006–15 November 2012 |
Diteruskan oleh: Ignatius Suharyo |