Sungai Kumai
Sungai Kumai Teluk Kumai, Kumai River | |
---|---|
Lokasi | |
Negara | Indonesia |
Ciri-ciri fisik | |
Hulu sungai | |
- lokasi | Kalimantan Tengah |
Muara sungai | |
- lokasi | Laut Jawa |
- koordinat | 2°56′15″S 111°43′56″E / 2.937456°S 111.732323°E |
Panjang | 179 kilometer (111 mi) |
Sungai Kumai adalah sungai di Kalimantan Tengah, pulau Kalimantan, Indonesia.
Lokasi
Sungai Kumai bermata air di pegunungan Schwaner dan mengalir ke selatan sepanjang 179 kilometer (111 mi) ke Laut Jawa,[1] pada Teluk Kumai.[2] Teluk ini mempunyai dasar lumpur sehingga menyediakan tempat membuang sauh yang baik pada kedalaman 4 hingga 6 fathom (24 hingga 36 ft; 7,3 hingga 11,0 m).[3] Sungai ini dapat diarungi dengan kapal-kapal dengan draft 2 meter (6 ft 7 in) sampai ke desa Kumai pada tepian kanannya, 13 mil (21 km) dari mulut teluk, dan masih dapat diteruskan 15 mil (24 km) ke hulu. Kedalaman sungai ini di Kumai, suatu pelabuhan sungai kecil dengan kantor pemerintah dan dermaga pada kantor bea cukai, adalah 11 meter (36 ft).[4] Pelabuhan Kumai Port berada di Kabupaten Kotawaringin Barat, 30 kilometer (19 mi) dari ibukotanya, Pangkalan Bun, dan digunakan untuk pengiriman ekspor minyak kelapa sawit yang dihasilkan di provinsi ini.[5]
Ekologi
Volume air bervariasi sepanjang tahun, dengan volume tertinggi selama musim muson barat laut. Pada waktu-waktu tertentu dalam setahun sungai ini mengandung relatif sedikit lumpur. Sungai ini menunjukkan kandungan air asin sejauh 37 kilometer (23 mi) ke arah hulu. Alirannya hampir seluruhnya melintasi hutan dataran rendah tropis. Mendekati estuari, tumbuhannya terutama adalah nypa dan mangrove.[2]
Hutan gambut di sekitar Sungai Kumai menderita kekeringan dan kebakaran pada tahun 1982-83 dan lagi pada tahun 1997-98. [6] Taman Tanjung Puting , sekitar setengahnya adalah hutan rawa gambut , terkenal dengan populasi sekitar 4000 orangutan . Dapat diakses dari Kumai dengan speedboat menyusuri Sungai Kumai dan kemudian mengarungi Sungai Sekonyer ke Camp Leakey, suatu perjalanan yang memakan waktu sekitar 1,5 jam. [7] Sungai Kumai membentuk perbatasan utara taman Tanjung Puting. Di luar itu hutan gambut telah ditebang untuk memberi ruang bagi perkebunan kelapa sawit. [8]
Referensi
- ^ Welman 2013, hlm. 206.
- ^ a b Tomascik et al. 2013, PT430.
- ^ United States. Hydrographic Office 1916, hlm. 249.
- ^ Prostar Sailing Directions 2005 Borneo ...
- ^ Tan et al. 2015, hlm. 332.
- ^ Payne & Prudente 2008, hlm. 37.
- ^ Phillipps & Phillipps 2016, hlm. 378.
- ^ Gooch 2011, hlm. 284.
Sumber
- Gooch, Frederick (2011-06-14), Shoot on Sight, Xlibris Corporation, ISBN 978-1-4568-9984-4, diakses tanggal 2016-06-12
- Payne, Junaidi; Prudente, J. Cede (2008), Orang-utans: Behaviour, Ecology and Conservation, New Holland Publishers, ISBN 978-1-84537-928-5, diakses tanggal 2016-06-12
- Phillipps, Quentin; Phillipps, Karen (2016-05-10), Phillipps' Field Guide to the Mammals of Borneo and Their Ecology: Sabah, Sarawak, Brunei, and Kalimantan, Princeton University Press, ISBN 978-0-691-16941-5, diakses tanggal 2016-06-12
- Prostar Sailing Directions 2005 Borneo, Jawa, Sulawesi and Nusa Tenggara Enroute, ProStar Publications, 1 January 2005, hlm. 240, ISBN 978-1-57785-654-2
- Tan, Khee Giap; Merdikawati, Nurina; Amri, Mulya; Berger, Blake Harley (2015-09-08), 2014 Annual Competitiveness Analysis and Development Strategies for Indonesian Provinces, World Scientific, ISBN 978-981-4730-43-3, diakses tanggal 2016-06-12
- Tomascik, Tomas; Mah, Anmarie; Nontji, Anugerah; Moosa, Mohammad Kasim (2013-12-13), The Ecology of the Indonesian Seas Part Two, Tuttle Publishing, ISBN 978-1-4629-0503-4, diakses tanggal 2016-06-12
- United States. Hydrographic Office (1916), H.O. Pub, diakses tanggal 2016-06-12
- Welman, Frans (2013-08-01), Borneo Trilogy Brunei: Vol 1, Booksmango, ISBN 978-616-222-235-1, diakses tanggal 2016-06-12
Pranala luar
- Indonesia - Kumai River and Orangutans (Video), June 2015, diakses tanggal 2016-06-12