Lompat ke isi

Kereta api Malabar

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kereta api Malabar
Berkas:New Papan Nama KA Malabar khas Daop 2.png
KA Malabar mengalami keterlambatan total pada tanggal 30 Oktober 2016 dikarenakan kecelakaan di Sragen.

Kereta api Malabar
Peta
Informasi umum
Jenis layananKereta api ekspres
StatusBeroperasi
Daerah operasiDaerah Operasi II Bandung
Mulai beroperasi30 April 2010
Operator saat iniPT Kereta Api Indonesia
Jumlah penumpang harian1.044 penumpang per hari (rata-rata)[butuh rujukan]
Lintas pelayanan
Stasiun awalBandung
Jumlah pemberhentianLihatlah di bawah.
Stasiun akhirMalang
Jarak tempuh779 km
Waktu tempuh rerata16 jam 50 Menit (rata-rata waktu yang diperlukan)
Frekuensi perjalananSekali pergi pulang sehari
Jenis relRel berat
Pelayanan penumpang
KelasEksekutif Plus dan Ekonomi Premium
Pengaturan tempat duduk
  • 50 tempat duduk disusun 2-2, reclining and revolving seat (eksekutif)
  • 80 tempat duduk disusun 2-2, reclining seat (premium)
Fasilitas restorasiAda, dapat memesan sendiri makanan di kereta makan yang tersedia.
Fasilitas observasiKaca panorama dupleks, dengan tirai, lapisan laminasi isolator panas.
Fasilitas hiburan
  • Ada: Kelas Eksekutif
  • Ada: Kelas Premium
Fasilitas bagasi
  • Ada: Mulai dari Interior Kelas Eksekutif, Interior Kelas Bisnis dan Interior Kelas Ekonomi AC
  • Ada: 2 Kereta Bagasi Khusus untuk Mengantarkan Barang Ke Tujuan Masing Masing
Fasilitas lain
  • Kelas Eksekutif: Lampu Baca, Toilet, alat pemadam api ringan, rem darurat, televisi, rak bagasi, stop kontak, meja lipat, bantal, tirai, peredam suara dan lain-lain
  • Kelas Bisnis dan Kelas Ekonomi: Toilet, alat pemadam api ringan, rem darurat, AC, peredam suara, tirai, stop kontak, tempat air, rak bagasi dan lain-lain.
Teknis sarana dan prasarana
Lebar sepur1.067 mm
Elektrifikasi-
Kecepatan operasional70 s.d. 100 km/jam
Pemilik jalurDitjen KA, Kemenhub RI
Nomor pada jadwal91-92

Kereta api Malabar (Aksara Sunda Baku: ᮊᮛᮦᮒ ᮃᮕᮤ ᮙᮜᮘᮁ, Karéta api Malabar) adalah Merupakan Kereta api Kelas Campuran yaitu Eksekutif dan Ekonomi Premium (Plus/PSO) yang dioperasikan oleh PT Kereta api Indonesia (Persero) di Pulau Jawa wilayah Jawa Barat Serta Melayani Rute Bandung-Malang Lewat Kediri dan Sebaliknya.

Asal-usul nama

Nama kereta api Malabar diambil dari nama gunung berapi yaitu Gunung Malabar. Gunung ini terletak di bagian selatan Kabupaten Bandung dengan titik tertinggi 2.343 meter di atas permukaan air laut.

Peta Rute

Kereta api Malabar/rute

Sejarah

Setelah kereta api Parahyangan relasi Bandung-Gambir digantikan dengan kereta api Argo Parahyangan pada tanggal 27 April 2010, sisa rangkaian kereta api Parahyangan pun masih ada yang tersisa, terutama untuk kelas eksekutifnya. Kereta-kereta tersebut akhirnya dialihkan untuk kereta baru untuk rute Bandung - Malang PP, yang bernama Malabar.

Kereta api Malabar beroperasi pada tanggal 30 April 2010, pukul 15.30 meluncur perjalanan perdana KA Malabar secara bersamaan baik dari stasiun Bandung maupun dari stasiun Malang. Peresmian kereta api ini untuk keberangkatan dari Stasiun Bandung akan dilakukan oleh Menteri BUMN, Mustafa Abubakar, Dirjen Perkeretaapian Tundjung Inderawan, dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, didampingi pejabat terkait lainnya.

Kereta api Malabar jurusan Bandung-Malang resmi beroperasi. KA Malabar melaju untuk pertama kalinya di jalur 2 Stasiun Bandung. Peresmian dilakukan Menteri Negara BUMN Mustafa Abubakar, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Dirjen Perkeretaapian Tunjung Inderawan dan Duta KA Didi Petet. Acara dimulai dengan penekanan tombol yang diiringi laju kereta api hingga sampai di depan podium. Menteri langsung menyiramkan air kendi ke lokomotif dan Gubernur meniup peluit KA tanda berangkatnya kereta. Setelah itu KA Malabar melaju untuk pertama kalinya di jalur 2 Stasiun Bandung. Keberangkatan KA Malabar telat 20 menit dari jadwal sebelumnya. Jika jadwal seharusnya pukul 15.30 WIB, kereta baru berangkat jam 15.50 WIB. Peresmian ini disaksikan tak kurang dari 500 pasang mata yang ada di Stasiun Bandung. Penumpang pun berebut berfoto di depan KA Malabar ini. Dalam sambutannya, Mustafa berharap KA Malabar ini menjadi produk unggulan dalam pengoperasiannya.

Sesuai jadwal perjalanannya, KA Malabar yang menempuh jarak sejauh 779 km selama sekitar 16 jam ini berhenti di Bandung, Kiaracondong, Cipeundeuy, Tasikmalaya, Ciamis,Banjar, Kroya, Gombong, Karanganyar, Kutoarjo, Yogyakarta, Solo Balapan, Paron, Madiun, Nganjuk, Kertosono, Kediri, Tulungagung, Blitar, Wlingi, Kepanjen, Malang Kotalama (hanya KA 100, ke arah timur), dan terakhir Malang.

KA Malabar adalah perwujudan dari aspirasi masyarakat yang menginginkan adanya kereta api dari Bandung langsung menuju Malang, Jawa Timur. Masyarakat tinggal memilih kelas KA yang diinginkan sesuai kemampuannya karena disediakan tiga macam kelas sekaligus yaitu eksekutif, bisnis, dan ekonomi AC.

Rangkaian KA ini terdiri dari tiga kereta kelas eksekutif, dua kereta kelas bisnis, tiga kereta kelas ekonomi AC, satu kereta makan dan pembangkit, serta dua kereta bagasi. Keseluruhan KA ini memakai AC.[1]

Rangkaian KA

Berikut ini Stamformasi KA Malabar saat ini:

Nomor Gapeka Tujuan Status Stamformasi
91/92 Bandung/Malang KA Malabar Reguler Formasi dapat berubah sewaktu-waktu.
  • 1 Lokomotif seri CC206
  • 1 Kereta Pembangkit (P 2019 BD)
  • 3 Kereta Eksekutif (K1 2019 BD)
  • 2 Kereta Makan (M1 2019 BD)
  • 4 Kereta Premium (K3 2019 BD)
  • 1 atau 2 Kereta Bagasi (B)

Keterangan:

  • KA Malabar merupakan satu-satunya KA yang merangkai seluruh kelas, yaitu ekonomi (AC), bisnis, eksekutif, dan barang dalam satu rangkaian
  • Rangkaian kereta ini ini seringkali bertukar kereta dengan KA Mutiara Selatan, Harina, Argo Parahyangan, Lodaya Tambahan dan Lokal Bandung Raya. Misalnya kereta eksekutif K1 untuk Argo Parahyangan, Mutiara Selatan, Harina dan Lodaya Tambahan selanjutnya kereta bisnis K2 untuk Harina, Lodaya Tambahan dan Mutiara Selatan selanjutnya kereta ekonomi K3 untuk Harina dan Lokal Bandung Raya, selanjutnya kereta makan maupun kereta makan pembangkit M1/KMP2/MP2/KMP3/MP3/KP3 untuk Argo Parahyangan, Lodaya Tambahan, Harina, Mutiara Selatan dan Lokal Bandung Raya dan terakhir kereta pembangkit P untuk Argo Parahyangan, Lodaya Tambahan, Harina, Mutiara Selatan dan Lokal Bandung Raya.

Tarif

Tarif kereta api ini adalah antara Rp 375.000,00 - Rp 600.000,00 untuk kelas eksekutif, Rp 300.000,00 - Rp 500.000,00 untuk kelas bisnis, dan Rp 225.000,00 - 340.000,00 untuk kelas ekonomi AC, bergantung pada jarak tempuh, subkelas/posisi tempat duduk dalam rangkaian kereta, serta hari-hari tertentu seperti akhir pekan dan libur nasional. Selain itu, berlaku pula tarif khusus yang hanya dapat dipesan di loket stasiun mulai dua jam sebelum keberangkatan kereta api ini pada stasiun yang berada dalam rute berikut.

  • Madiun - Yogyakarta maupun sebaliknya Rp 100.000,00 (Eksekutif), Rp 80.000,00 (Bisnis), dan Rp 70.000,00 (Ekonomi AC)
  • Kediri - Yogyakarta maupun sebaliknya Rp 150.000,00 (Eksekutif), Rp 120.000,00 (Bisnis), dan Rp 100.000,00 (Ekonomi AC)
  • Madiun - Malang maupun sebaliknya Rp 110.000,00 (Eksekutif), Rp 95.000,00 (Bisnis), dan Rp 85.000,00 (Ekonomi AC)
  • Kediri - Malang maupun sebaliknya Rp 95.000,00 (Eksekutif), Rp 80.000,00 (Bisnis), dan Rp 75.000,00 (Ekonomi AC)
  • Malang - Yogyakarta maupun sebaliknya Rp 285.000,00 (Eksekutif), Rp 205.000,00 (Bisnis), dan Rp 135.000,00 (Ekonomi AC)
  • Banjar - Bandung maupun sebaliknya Rp 90.000,00 (Eksekutif) dan Rp 80.000,00 (Bisnis), dan Rp 70.000,00 (Ekonomi AC)
  • Tasikmalaya - Bandung maupun sebaliknya Rp 80.000,00 (Eksekutif), Rp 70.000,00 (Bisnis), dan Rp 60.000,00 (Ekonomi AC)

Jadwal perjalanan

Jadwal Perjalanan Kereta api Malabar per 1 April 2017 (berdasarkan Gapeka 2017)

KA 91 Malabar (Malang - Bandung)

Stasiun Datang Berangkat
Malang - 16.00
Malang Kotalama 16.05 16.07
Kepanjen 16.30 16.34
Wlingi 17.20 17.23
Blitar 17.42 17.47
Tulungagung 18.16 18.19
Kediri 18.46 18.50
Kertosono 19.26 19.32
Nganjuk 19.52 19.55
Madiun 20.44 20.59
Paron 21.22 21.24
Sragen 21.58 22.07
Solo Balapan 22.31 22.36
Yogyakarta 23.23 23.30
Kutoarjo 00.24 00.29
Kebumen 01.03 01.17
Gombong 01.35 01.41
Sumpiuh 01.56 02.02
Kroya 02.14 02.30
Banjar 03.53 04.03
Tasikmalaya 04.50 05.00
Cipeundeuy 05.46 05.56
Kiaracondong 07.34 07.38
Bandung 07.48 -

KA 92 Malabar (Bandung - Malang)

Stasiun Datang Berangkat
Bandung - 15.45
Kiaracondong 15.55 15.57
Cipeundeuy 17.43 17.53
Tasikmalaya 18.39 18.49
Banjar 19.36 19.42
Kroya 21.07 21.18
Gombong 21.53 21.57
Kebumen 22.16 22.22
Kutoarjo 23.05 23.09
Yogyakarta 00.00 00.05
Solo Balapan 00.52 00.57
Walikukun 01.38 01.47
Paron 02.03 02.05
Madiun 02.26 02.35
Nganjuk 03.15 03.17
Kertosono 03.37 03.40
Kediri 04.17 04.20
Tulungagung 04.46 04.49
Blitar 05.19 05.24
Wlingi 05.44 05.47
Kepanjen 06.32 06.35
Malang Kotalama 06.56 07.00
Malang 07.05 -

Insiden

  • Pada hari Jumat, tanggal 4 April 2014, KA Malabar terguling di sekitar daerah Tasikmalaya, Jawa Barat antara petak Stasiun Ciawi-Cirahayu di km 244. Empat korban dilaporkan tewas, dua korban lainnya masih terjepit di antara kereta yang terguling. KA Malabar ini terguling akibat adanya tanah longsor. Dikabarkan kereta api ini terguling ke jurang. Korban-korban KA maut tersebut dibawa ke Puskesmas Ciawi. Kejadian ini terjadi sekitar pukul 18.30 WIB.[2]
  • Pada hari Sabtu, tanggal 02 Januari 2016, dua kereta penumpang KA Malabar yang sedang terparkir di bengkel lokomotif di jalan Industri Pasirkaliki, Bandung, terbakar, sekitar pukul 13.45 WIB. Tidak ada korban jiwa dalam kebakaran tersebut. Pemadam kebakaran telah melakukan pendinginan di dua gerbong yang hangus terbakar.[3]
  • Pada tanggal 29 Oktober 2016, pukul 22.30 WIB, terjadi tabrakan antara kereta api Malabar dengan truk bermuatan alat berat backhoe nopol B 9071 ZJ di Kaliwuluh, Kebakkramat, Karanganyar. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun lokomotif penarik KA Malabar harus menjalani perbaikan besar-besaran. Akibatnya perjalanan KA Malabar, Mutiara Selatan, dan Malioboro Ekspres mengalami keterlambatan yang sangat parah. Malabar serta Mutiara Selatan tiba di Bandung pada sore hari.[4]
  • Pada tanggal 2 Februari 2019, pukul 04.50 WIB, terjadi anjlok di petak Stasiun Bojong - Stasiun Karangpucung. Anjlokan ini bukan kereta penumpang atau lokomotif, melainkan gerbong makan pembangkit. Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. Namun, KA Mutiara Selatan dan KA Serayu tertahan di Stasiun Banjar dan Stasiun Ciamis[5]

Referensi

Pranala luar