Derbi Super Jawa Timur
Berkas:Foto bersama pemain Arema dan Persebaya.jpeg | |
Nama asli | Derbi Jawa Timur |
---|---|
Olahraga | Sepak bola |
Lokasi | Malang & Surabaya (Provinsi Jawa Timur) |
Tim terlibat | |
Pertemuan pertama | 25 Oktober 1992 Persebaya 1–2 Arema Malang (Piala Utama) |
Pertemuan termutakhir | 6 November 2021 Arema FC 2-2 Persebaya (Liga 1 2021-2022) |
Pertemuan selanjutnya | TBA |
Stadion | |
Piala | |
Statistik | |
Penampilan terbanyak | Bejo Sugiantoro |
Kompetisi reguler | |
Turnamen | |
Hasil pasca musim | Liga 1 2019
|
Kemenangan terbesar | Persebaya 6-1 Arema Malang (Divisi Utama 1996-97) |
Pertandingan dengan gol terbanyak | Persebaya 6-1 Arema Malang |
Catatan | |
Super Derbi Jawa Timur adalah sebuah pertandingan derbi sepak bola antara sesama klub asal provinsi Jawa Timur yaitu Arema FC, Arema Indonesia dan Persebaya Surabaya, yang pertama kali bertemu sejak tahun 1992. Arema FC, Arema Indonesia dan Persebaya Surabaya merupakan tiga klub yang berbeda generasi, Arema Indonesia (dahulu dikenal dengan nama Arema Malang) berdiri tahun 1987 sedangkan Arema FC lahir setelah terjadinya dualisme ditubuh Arema Indonesia pada tahun 2011[1] dan Persebaya berdiri sejak tahun 1927. Perseteruan antara dua atau tiga tim ini adalah lebih kepada persaingan dan gengsi demi menunjukkan siapa yang terbaik di provinsi Jawa Timur.
Sejarah
Atmosfer pada awal pertemuan pertama antara Arema Malang vs. Persebaya hanya biasa-biasa saja, karena Persebaya dan Arema Malang berada pada habitat yang berbeda, Persebaya yang merupakan tim sepak bola milik pemerintah kota Surabaya berkompetisi di Divisi Utama Perserikatan, sedangkan Arema Malang yang merupakan klub swasta berkompetisi di Galatama.
Awal perseteruan klub sepak bola dua kota bertetangga Surabaya dan Malang ini sebenarnya bukan antara Arema dan Persebaya, karena secara tradisi, pesaing Persebaya di Jawa Timur adalah Persema Malang yang merupakan sesama klub Perserikatan. Sementara saingan Arema sesama klub Galatama adalah NIAC Mitra klub asal Surabaya yang kemudian bertransformasi menjadi Mitra Surabaya.[2]
Kondisi tersebut berubah sejak kompetisi Divisi Utama Perserikatan dan Galatama dilebur menjadi kompetisi Liga Indonesia pada tahun 1994. Pada masa itu, masih ada Persema dan Mitra Surabaya (suksesor NIAC Mitra). Tetapi basis pendukung yang lebih banyak di Persebaya dan Arema membuat persaingan akhirnya mengerucut ke kedua tim tersebut.
Saat prestasi Arema lebih bagus dari prestasi Persema dan ditambah lagi Mitra Surabaya yang akhirnya bubar, suporter Malang dan Surabaya makin fokus mendukung Arema dan Persebaya. Karena panasnya suasana persaingan, ketika kompetisi Liga Indonesia masih menggunakan sistem dua wilayah Timur dan Barat, Arema dan Persebaya sengaja dipisahkan ke wilayah yang berbeda, tujuannya adalah untuk menghindari bentrokan suporter jika terjadi pertandingan antara Arema vs Persebaya.
Ketika kompetisi tak lagi memakai sistem dua wilayah dan kedua tim dapat bertemu secara kandang maupun tandang, guna menghindari gesekan dan bentrok antar suporter, hingga kini peraturan kesepakatan bersama yang dibuat pada tahun 1988 yang melarang kedua suporter untuk saling mengunjungi masih diberlakukan.[3]
Pemain di kedua tim
Berikut adalah pemain sepak bola yang pernah bermain untuk Arema FC maupun Persebaya.[4][5][6]
Catatan:
- Sejak era Liga Indonesia 1994 - sekarang.
- Pemain bercetak tebal masih aktif.
Arema ke Persebaya
Pemain | Arema | Persebaya |
---|---|---|
Aji Santoso | 1987-1995 | 1995-1999 |
I Putu Gede | 2004-2006 | 2008 |
Sutaji | 2004-2008 | 1996-1997 |
Ahmad Junaidi | 2002-2005 | 1994-1995, 2002 |
Suroso | 2008-2010 | 2010 |
Erol Iba | 2005-2006 | 2010-2013 |
Kurnia Sandy | 2003-2006 | 2008-2009 |
Bob Bamidelle | 2001-2002 | 2005 |
Anthony Ballah | 2006-2007 | 2007-2009 |
Pemain | Arema FC | Persebaya |
---|---|---|
Patricio Morales | 2009 | 2010 |
Makan Konaté | 2019 | 2020 |
Muhammad Nasir | 2017-2019 | 2020 |
Persebaya ke Arema
Pemain | Persebaya | Arema |
---|---|---|
Erik Setiawan | 2002 | 2008-2009 |
Hamka Hamzah | 2000-2003 | 2016-2017, 2018-2019 |
Ranu T. Sasongko | 2004-2006 | 2008-2009 |
M. Khoiful Ajid | 1994-1996 | 1997-1999 |
Hendro Kartiko | 2004-2005 | 2006-2008 |
Gendut Doni | 2004-2005 | 2005-2006 |
Pemain | Persebaya | Arema FC |
---|---|---|
Andrew Barisić | 2011-2012 | 2012 |
Goran Ganchev | 2013 | 2016 |
Arif Ariyanto | 2005-2011 | 2011- 2012 |
Riky Kayame | 2017-2018 | 2019 |
Peristiwa yang mengiringi
Insiden Nurkiman
Pada lanjutan Liga Indonesia musim 1995-96, rombongan Persebaya dalam perjalanan pulang usai dijamu Persema Malang di Stadion Gajayana, Malang. Bus yang ditumpangi pemain Persebaya tiba-tiba dilempari batu oleh suporter tuan rumah.
Nahas bagi Nurkiman. Lontaran batu dari ketapel yang dipakai suporter memecahkan kaca bus dan pecahannya melukai mata kiri Nurkiman. Peristiwa itu akhirnya membuat Nurkiman kehilangan penglihatan buat selamanya dan ia harus pensiun dini sebagai pemain.[7]
Bentrokan 7 Maret 2013
Kejadian pada kamis sore 7 Maret 2013 terjadi luar Stadion Petrokimia, Gresik. 9 remaja beratribut Bonek diserang oleh ratusan Aremania dengan batu dan potongan pipa. Penyerangan itu dilakukan sebelum kick off pertandingan antara Persegres Gresik United vs Arema FC digelar. Dalam insiden itu, satu orang Bonek tewas dan tiga lainya mengalami luka parah. [8]
Kerusuhan 5 Mei 2014
Bentrokan antara Bonek dan Aremania terjadi pada kamis malam tanggal 5 Mei 2014 di Jalan Tol Surabaya-Gresik tepatnya di ruas Tol Simo, Surabaya. ketika itu rombongan Aremania yang hendak pulang kembali ke Malang dari Gresik setelah menonton pertandingan antara Persegres Gresik United melawan Arema FC dihadang oleh ratusan suporter Bonek. Kerusuhan pun tak dapat dihindarkan, dalam kerusuhan ini 18 suporter Aremania mengalami luka-luka dan 3 orang meninggal dunia. Bonek beralasan bahwa penyerangan terhadap Aremania ini adalah balasan atas meninggalnya seorang Bonek pada 7 Maret 2013 yang lalu di Gresik.[9]
Kerusuhan 19 Desember 2015
Kali ini bentrokan antara Aremania dan Bonek kembali terjadi tepatnya di wilayah kecamatan Sambungmacan, Sragen, Jawa Tengah, pada Sabtu pagi 19 Desember 2015. Bentrokan tersebut terjadi ketika rombongan Aremania yang menaiki bus pariwisata melintasi wilayah Sragen dalam perjalanan menuju Sleman, DI Yogyakarta untuk mendukung tim Arema pada lanjutan turnamen Piala Sudirman. Secara kebetulan, rombongan Bonek sebanyak empat truk yang juga hendak menuju Sleman berada di lokasi yang sama.
Kerusuhan pun pecah. Ratusan Bonek melempari bus Aremania dengan batu. Insiden ini menyebabkan 3 orang meninggal dunia, dua orang Aremania dan seorang pengemudi mobil yang memakai atribut Aremania.[10]
Rekor pertemuan
Rekor pertemuan kedua tim dihitung untuk semua kompetisi (Liga, Turnamen resmi, turnamen pra-musim) termasuk saat kedua-dua tim tersebut sama-sama mengalami masalah dualisme.
Prestasi
Kompetisi | Arema FC | Arema | Persebaya |
---|---|---|---|
Domestik | |||
Liga[f] | 1 | 2 | |
Divisi Satu/Liga 2 | - | 1 | 3 |
Piala Presiden | 1 | 1 | - |
Piala Indonesia | - | 2 | - |
Inter Island Cup (dihentikan) | 1 | - | - |
Piala Utama (dihentikan) | - | - | 1 |
Galatama-Perserikatan | - | 1 | 4 |
Agregat | 2 | 6 | 10 |
Catatan kaki
- ^ Piala Utama merupakan turnamen baru yang diciptakan oleh PSSI pada tahun 1990, Kompetisi ini mempertemukan masing-masing empat klub terbaik dari dua kompetisi PSSI yaitu Galatama dan Perserikatan.
- ^ PSM Makassar sebagai tuan rumah group A Piala Utama 1992
- ^ Persebaya 1927 adalah klub Persebaya yang diketuai Saleh Ismail Mukadar, klub di era dualisme Persebaya dan merupakan klub Persebaya Surabaya saat ini.
- ^ Arema IPL adalah klub Arema dibawah PT Arema Indonesia pimpinan M. Nur dan merupakan embrio klub Arema Indonesia yang bermain di Liga 3 saat ini.
- ^ Arema ISL adalah klub Arema dibawah pimpinan Rendra Kresna dan merupakan cikal bakal klub Arema FC saat ini.
- ^ Dihitung mulai kompetisi Liga Indonesia 1994
Lihat juga
- Arema FC
- Arema Indonesia
- Mitra Surabaya
- Niac Mitra
- Persema Malang
- Persebaya Surabaya
- Derbi Hijau Timur dan Hijau Barat
Referensi
- ^ "Kisruh PSSI, Dualisme Arema, dan Tak Ada Saham Yayasan di Arema FC". tirto.id. 19 Maret 2018. Diakses tanggal 25-10-2021.
- ^ "Arema vs Persebaya: persaingan abadi". bola.com. Diakses tanggal 30/09/2019.
- ^ "Larangan awaydays kedua suporter tetap berlaku". jawapos.com. 8 April 2019. Diakses tanggal 30/09/2019.
- ^ Pemain yang pernah membela Persebaya dan Arema. Emosijiwaku.com. 8 April 2019. Diakses tanggal 30/09/2019.
- ^ Pemain berlabel timnas yang pernah bermain untuk Arema dan Persebaya. Bolasport.com. Diakses tanggal 30/09/2019.
- ^ Pemain asing yang pernah bermain untuk Arema dan Persebaya. Bolasport.com. Diakses tanggal 30/09/2019.
- ^ Kisah tragis mantan pemain Persebaya. bola.com. Diakses tanggal 30/09/2019.
- ^ Bonek bentrok dengan Aremania, 1 tewas Diarsipkan 2019-06-21 di Wayback Machine.. surabayapagi.com. 9 Maret 2013. Diakses tanggal 30/09/2019.
- ^ Bonek vs Aremania, 3 orang meninggal dunia. simomot.com. 6 Juni 2014. Diakses tanggal 30/09/2019.
- ^ Bonek vs Aremania di Sragen, 2 tewas. merdeka.com. Diakses tanggal 30/09/2019
- ^ Pertemuan pertama Arema vs Persebaya. vamosarema.com. Diakses tanggal 30/09/2019.
- ^ Group A piala gubernur Jatim 2002: Persebaya kalahkan Arema 2-1. vamosarema.com. Diakses tanggal 30/09/2019
- ^ Kalahkan Persebaya, Arema juara piala Gubernur Jatim 2013. liputan6.com. Diakses tanggal 30/09/2019.
- ^ Semifinal SCM Cup 2015: Arema 1-0 Persebaya. bisnis.com. 26 Januari 2016. Diakses tanggal 30/09/2019.
- ^ Kalahkan Persebaya, Arema angkat Piala Presiden di Kanjuruhan. detik.com. Diakses tanggal 30/09/2019.
Pranala luar
- (Indonesia) Rivalitas memesis dua kota. jawapos.com. 6 Mei 2018. Diakses tanggal 30/09/2019.
- (Indonesia) Bentrokan bonek yang menimbulkan korban jiwa. kumparan.com. Diakses tanggal 30/09/2019.
- (Inggris) Soccer a deadly game in Indonesia. thejakartapost.com. 27 September 2018. Diakses tanggal 30/09/2019.