Lompat ke isi

Sudi Silalahi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sudi Silalahi
Menteri Sekretaris Negara Indonesia ke-15
Masa jabatan
22 Oktober 2009 – 21 Oktober 2014
PresidenSusilo Bambang Yudhoyono
Sebelum
Pendahulu
Hatta Rajasa
Pengganti
Pratikno
Sebelum
Sekretaris Kabinet Indonesia ke-7
Masa jabatan
21 Oktober 2004 – 20 Oktober 2009
PresidenSusilo Bambang Yudhoyono
Sebelum
Pengganti
Dipo Alam
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir13 Juli 1949
Pematang Siantar, Simalungun, Sumatera Utara
Meninggal25 Oktober 2021(2021-10-25) (umur 72)
Jakarta, Indonesia
MakamTaman Makam Pahlawan Kalibata
KebangsaanIndonesia
Partai politikNon partisipan
AlmamaterAkademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (1972)
PekerjaanTNI
Karier militer
Pihak Indonesia
Dinas/cabang TNI Angkatan Darat
Masa dinas1972–2004[1]
Pangkat Letnan Jenderal
NRP25302
SatuanInfantri
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Letnan Jenderal TNI (Purn.) Sudi Silalahi (13 Juli 1949 – 25 Oktober 2021) adalah Menteri Sekretaris Negara Republik Indonesia dari 22 Oktober 2009 sampai 20 Oktober 2014. Sebelumnya ia menjabat sebagai Sekretaris Kabinet.

Kehidupan

Sudi lahir dari ayah yang beretnis Batak dan ibu yang berasal dari Jawa. Ayahnya, Abdul Azis Silalahi adalah seorang kepala desa di Tanah Jawa, Simalungun.[2] Sedangkan ibunya dari keluarga migran yang bekerja di perkebunan Deli pada masa Hindia-Belanda.[3] Sudi lulus dari Akabri pada tahun 1972. Dia sempat menjadi Pangdam Brawijaya dan mengakhiri karier militernya dengan pangkat Letnan Jenderal. Ketika Susilo Bambang Yudhoyono menjabat sebagai Menko Polkam di bawah pemerintahan Megawati Soekarnoputri, ia ditunjuk sebagai sekretarisnya. Lalu pada tahun 2004 disaat Susilo Bambang Yudhoyono menjadi presiden, ia kembali diangkat sebagai Sekretaris Kabinet. Pada periode kedua pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, ia menjadi Menteri Sekretaris Negara.

Kasus Renovasi KBRI Seoul

Pada tanggal 20 Januari 2005, dengan mengatasnamakan jabatannya sebagai Seskab, Sudi Silalahi mengirim surat kepada Menteri Luar Negeri RI, dan meminta Menlu untuk merespons dan menerima presentasi dari manajemen PT Sun Hoo Engineering tentang rencana pembangunan gedung KBRI di Seoul, Korea Selatan. Surat ini kemudian disusul dengan surat kedua pada tanggal 21 Februari 2005, dengan isi yang sama, tetapi diperkuat dengan permintaan untuk 'menindaklanjuti' yang diberi penekanan dengan huruf miring. Surat ini juga melampirkan empat berkas proposal dan dua maket.[4]

Surat-surat ini kemudian bocor ke tangan wartawan, dan dimuat di berbagai surat kabar setahun kemudian. Banyak pihak, antara lain mantan presiden RI Abdurrahman Wahid, koordinator ICW Teten Masduki serta kalangan anggota DPR menganggap apa yang dilakukan Sudi ini di luar batas-batas kepatutan sebagai pejabat negara.

Untuk meredam kasus ini, Sudi melaporkan anak buahnya, Aziz Ahmadi, sebagai orang yang dianggap telah memalsukan surat-surat tersebut. Dalam perkembangan selanjutnya, Aziz diberitakan pula telah mengaku menerima imbalan atas keluarnya surat tersebut.

Kematian

Sudi Silalahi meninggal pada tanggal 25 Oktober 2021 pukul 23.49 WIB di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, Jakarta.[5] Pada 26 Oktober 2021, ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.[6] Presiden keenam Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono beserta mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla dan Boediono turut menghadiri pemakaman Sudi.[7]

Pendidikan Militer

  • AKABRI (1972)
  • Selapa I
  • Selapa II
  • Seskoad
  • Sesko TNI
  • Lemhannas

Karier

Militer

  • Wakil Assospol Kasospol ABRI (1996–1997)
  • Kepala Staf Kodam Jaya (1997–1998)
  • Askomsos Kaster ABRI (1998–1999)
  • Pangdam V/Brawijaya (1999–2001)

Sipil

Penghargaan

Referensi

Pranala luar

Jabatan politik
Didahului oleh:
Hatta Rajasa
Menteri Sekretaris Negara Indonesia
2009—2014
Diteruskan oleh:
Pratikno
Didahului oleh:
Marzuki Darusman
Sekretaris Kabinet Republik Indonesia
2004—2009
Diteruskan oleh:
Dipo Alam
Jabatan militer
Didahului oleh:
Djadja Suparman
Panglima Kodam V/Brawijaya
1999—2001
Diteruskan oleh:
Achmad Djunaidi Sikki
Didahului oleh:
Sjafrie Sjamsoeddin
Kasdam Jaya
1997—1998
Diteruskan oleh: