Sulawesi Barat
Sulawesi Barat | |
---|---|
Transkripsi bahasa Mandar | |
• Aksara Lontara | ᨔᨘᨒᨓᨙᨔᨗ ᨅᨑ |
Motto: Mellete diatonganan (Mandar) Meniti pada kebenaran | |
Negara | Indonesia |
Dasar hukum pendirian | UU No. 26 Tahun 2004 |
Hari jadi | 22 September 2004[1] |
Ibu kota | Mamuju |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Gubernur | Bahtiar Baharuddin (Pj.) |
• Wakil Gubernur | lowong |
• Sekretaris Daerah | Muhammad Idris |
• Ketua DPRD | Siti Suraidah Suhardi |
Luas | |
• Total | 16.787,18 km2 (6,481,57 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 1.457.481 |
• Kepadatan | 87/km2 (220/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Islam 80,24% Kristen 17,48% — Protestan 16,18% — Katolik 1,30% Hindu 2,22% Buddha 0,06% |
• Bahasa | |
• IPM | 69,80 (2023) sedang[3] |
Zona waktu | UTC+08:00 (WITA) |
Kode pos | 913xx-915xx |
Kode area telepon | Daftar
|
Kode ISO 3166 | ID-SR |
Pelat kendaraan | DC |
Kode Kemendagri | 76 |
Kode BPS | 76 |
DAU | Rp 1.082.940.636.000,00- (2020)[4] |
Lagu daerah |
|
Rumah adat |
|
Senjata tradisional |
|
Flora resmi | Cempaka hutan kasar |
Fauna resmi | Mandar dengkur |
Situs web | www |
Sulawesi Barat (disingkat Sulbar, Lontara: ᨔᨘᨒᨓᨙᨔᨗ ᨅᨑ) adalah sebuah provinsi yang terletak di bagian barat pulau Sulawesi, Indonesia. Daerah ini pernah menjadi bagian dari provinsi Sulawesi Selatan hingga pemekaran provinsi pada 2004. Ibu kota provinsi Sulawesi Barat adalah Mamuju.[5] Pada pertengahan tahun 2023, jumlah penduduk Sulawesi Barat sebanyak 1.457.481 orang.[2][6]
Pembentukan provinsi Sulawesi Barat merupakan hasil pemekaran dari provinsi Sulawesi Selatan yang didasarkan pada Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2004 yang disahkan dalam rapat Paripurna antara Pemerintah dan DPR RI, dan diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden Republik Indonesia pada tanggal 16 Oktober 2004.[7] Sulawesi Barat memiliki daratan dengan luas 16.594,75 km2[5] dan lautan dengan luas 20.342 km2 serta pesisir pantai sepanjang 677 km. Jumlah kecamatan di Sulawesi barat sebanyak 69 dengan jumlah desa/kelurahan sebanyak 649.[8]
Sejarah
Penyatuan kerajaan di Tanah Mandar
Sebelum datangnya Belanda, suku Mandar di Sulawesi Barat terdiri dari berbagai kerajaan. Pada Abad ke-16, Raja Tomepayung dari Kerajaan Balanipa memprakarsai penyatuan kerajaan-kerajaan tersebut menjadi konfederasi sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan ketertiban bersama dengan mengontrol perdagangan di pesisir barat Sulawesi. Kerajaan Balanipa, Kerajaan Binuang, Sendana, Tapalang, Banggae, Pamboang, dan Mamuju, bersatu membentuk persekutuan Pitu Babana Binanga (tujuh kerajaan pesisir) melalui Assitalliang Tammajarra atau Perjanjian Tammajarra. Balanipa berstatus sebagai ayah atau ketua, Sendana sebagai ibu atau wakil ketua dan kerajaan lain sebagai anak atau anggota. Kerajaan Mandar pesisir melakukan perluasan ke utara yang merupakan wilayah Suku Kaili.[9][10]
Tidak hanya di pesisir, kerajaan-kerajaan di pedalaman juga membentuk persekutuan Pitu Ulunna Salu (tujuh kerajaan hulu) yang terdiri dari Tabulahan, Rantebulahan, Aralle, Mambi, Matangnga, Tabang, dan Bambang. Kedua persekutuan tersebut sering terlibat konflik seperti Perang Lahakang, Sungkiq, dan Damadamaq. Sehingga Raja Tomepayung dari Balanipa sebagai perwakilan Pitu Babana Binanga bertemu dengan Raja Londong Dahata dari Rantebulahan sebagai perwakilan Pitu Ulunna Salu membuat perjanjian allamungan batu di Luyo Balanipa untuk menyatukan wilayah Mandar baik di pesisir maupun di pedalaman. Mandar menjadi kerajaan maritim yang kuat dan disegani.[9][10]
Masa Kolonial
Kerajaan di Mandar pesisir merupakan sekutu dari kerajaan besar lain yaitu Gowa (Makassar), terutama dalam konfliknya melawan Bone dan Belanda. Salah satunya adalah penyerangan Pulau Buton yang menampung Raja Bone di tahun 1667. Armada Mandar dan Gowa disambut oleh pasukan Buton dan Belanda yang dipimpin Cornelis Speelman sehingga Gowa mengalami kekalahan dan pasukannya ditawan. Gowa terus mengalami kekalahan sehingga jatuh ke tangan Belanda pada tahun 1667 melalui Perjanjian Bungaya. Pasukan gabungan Belanda dan Bone kemudian menyerang Mandar hingga mereka mengakui kekuasaan Belanda pada tahun 1674. Namun Belanda tidak benar-benar menguasai Mandar sampai tahun 1905. Tahun 1909, Belanda mulai menata administrasi di wilayah Mandar dengan mendirikan Afdeling Mandar yang mencakup Pitu Ulunna Salu dan Pitu Babanga Binanga dengan ibu kota di Majene. Afdeling tersebut berada di bawah Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden (Kegubernuran Sulawesi dan dependensinya) yang berkedudukan di Makassar. Tahun 1916, Afdeling Mandar kembali ditata sehingga mencakup empat onderafdeling yang terdiri dari Mamuju, Polewali, Mamasa, dan Majene. Afdeling Mandar menjadi cikal bakal Provinsi Sulawesi Barat dan keempat onderafdeling sebagai kabupaten di dalam provinsi tersebut.[9]
Pembentukan provinsi Sulawesi Barat
Setelah merdeka, di wilayah ini dibentuk merupakan bagian dari Kabupaten Mandar terdiri tiga kecamatan yaitu Mamuju, Majene, Polewali Mamasa. Ketiga daerah kabupaten ini masih termasuk wilayah Provinsi Sulawesi. Pembentukan Provinsi Sulawesi bagian Barat telah diperjuangkan sejak tahun 1962. Pada masa itu di pulau Sulawesi terdapat 3 Provinsi yakni Provinsi Sulawesi Selatan, Provinsi Sulawesi Tengah, dan Provinsi Sulawesi Utara. Namun, pada tahun 1963 usulan pembentukan Provinsi Sulawesi Barat tidak disetujui oleh pemerintah pusat karena beberapa alasan. Sebagai gantinya, pemerintah memekarkan Sulawesi bagian selatan menjadi Provinsi Sulawesi Selatan dan Provinsi Sulawesi Tenggara. Perjuangan pembentukan Provinsi Sulawesi Barat kembali menemukan momentumnya pada tahun 1999 pasca-reformasi. Terbentuknya beberapa provinsi baru di Indonesia seperti Provinsi Banten, Provinsi Bangka Belitung, dan Provinsi Gorontalo menjadi api penyulut perjuangan semesta rakyat untuk membentuk provinsi Sulawesi Barat. Perjuangan panjang pembentukan Provinsi Sulawesi Barat akhirnya terwujud melalui UU No. 26 Tahun 2004 tentang Pembentukan Daerah Otonomi Baru pada tanggal 5 Oktober 2004.[11]
Selain pemekaran provinsi, wilayah ini juga mengalami pemekaran kabupaten. Tahun 2002, Polewali Mamasa dipecah menjadi Kabupaten Polewali Mandar dan Kabupaten Mamasa. Kabupaten Mamuju dimekarkan menjadi Mamuju Utara di tahun 2003 dan Mamuju Tengah di tahun 2012. Tahun 2017, Mamuju Utara mengubah namanya menjadi Kabupaten Pasangkayu sehingga sama dengan nama ibukotanya.[12]
Geografi
Letak Sulawesi Barat di Pulau Sulawesi dengan garis lintang 00045'59''–03034'00'' Lintang Selatan dan 118048'59''–119055'06'' Bujur Timur.
Provinsi ini perbatasan wilayah Sulawesi Barat yaitu Sulawesi Tengah di bagian utara, Sulawesi Selatan di bagian Timur dan Selatan dan Selat Makassar di bagian Barat.
Pemerintahan
Daftar Gubernur
Dewan Perwakilan
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Sulawesi Barat dalam dua periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | |
---|---|---|
2014–2019 | 2019–2024 | |
PKB | 1 | 2 |
Gerindra | 6 | 4 |
PDI-P | 4 | 6 |
Golkar | 9 | 8 |
NasDem | (baru) 2 | 6 |
PKS | 2 | 0 |
PPP | 2 | 1 |
PAN | 5 | 2 |
Hanura | 3 | 4 |
Demokrat | 10 | 9 |
PKPI (termasuk PKP) | 1 | 0 |
Perindo | (baru) 3 | |
Jumlah Anggota | 45 | 45 |
Jumlah Partai | 11 | 10 |
Kabupaten
No. | Kabupaten/kota | Ibu kota | Bupati/wali kota | Luas wilayah (km2)[13] | Jumlah penduduk (2020)[13] | Kecamatan | Kelurahan/desa | Lambang | Peta lokasi |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Kabupaten Majene | Banggae | Andi Achmad Syukri Tammalele | 900,92 | 181.360 | 8 | 20/62 | ||
2 | Kabupaten Mamasa | Mamasa | Muhammad Zain (Pj.) | 3.015,95 | 170.354 | 17 | 13/168 | ||
3 | Kabupaten Mamuju | Mamuju | Sitti Sutinah Suhardi | 4.942,25 | 292.395 | 11 | 15/88 | ||
4 | Kabupaten Mamuju Tengah | Tobadak | Aras Tammauni | 2.758,34 | 142.455 | 5 | -/54 | ||
5 | Kabupaten Pasangkayu | Pasangkayu | Yaumil Ambo Djiwa | 2.903,18 | 199.142 | 12 | 4/59 | ||
6 | Kabupaten Polewali Mandar | Polewali | Ilham Borahima (Pj.) | 2.074,12 | 495.371 | 16 | 23/144 |
Kecamatan, Desa, dan Kelurahan
Provinsi Sulawesi Barat terdiri dari 6 kabupaten, 69 kecamatan, 74 kelurahan dan 576 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya diperkirakan mencapai 1.536.115 jiwa dengan total luas wilayah 16.787,18 km².[14][15]
No. | Kode Kemendagri |
Kabupaten/Kota | Ibukota | Luas Wilayah (km2) |
Penduduk (jiwa) |
2017 | ||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Kecamatan | Kelurahan | Desa | ||||||
1 | 76.02 | Kab. Mamuju | Mamuju | 4.999,69 | 297.096 | 11 | 13 | 88 |
2 | 76.01 | Kab. Pasangkayu | Pasangkayu | 3.043,75 | 208.325 | 12 | 4 | 59 |
3 | 76.04 | Kab. Polewali Mandar | Polewali | 1.775,65 | 517.677 | 16 | 23 | 144 |
4 | 76.03 | Kab. Mamasa | Mamasa | 3.005,88 | 203.599 | 17 | 13 | 168 |
5 | 76.05 | Kab. Majene | Banggae | 947,84 | 166.505 | 8 | 20 | 62 |
6 | 76.06 | Kab. Mamuju Tengah | Tobadak | 3.014,37 | 142.913 | 5 | - | 54 |
TOTAL | 16.787,18 | 1.536.115 | 69 | 73 | 575 |
Ekonomi
Sulawesi Barat dikenal memiliki banyak objek lokasi wisata. Selain kakao, daerah ini juga penghasil kopi robusta ataupun kopi arabika, kelapa dan cengkih. Di sektor pertambangan terdapat kandungan emas, batubara dan minyak bumi.
Demografi
Pada tahun 2021, penduduk Sulawesi Barat berjumlah 1.436.842 jiwa dengan kepadatan 85,59 jiwa/km.
Bahasa
Bahasa resmi instansi pemerintahan di Sulawesi Barat adalah bahasa Indonesia. Hingga 2019, Badan Bahasa mencatat ada 10 bahasa daerah di Sulawesi Barat.[16] Kesepuluh bahasa tersebut adalah: (1) Baras, (2) Benggaulu, (3) Budong-Budong, (4) Kone-Konee, (5) Mamasa, (6) Mamuju, (7) Mandar, (8) Pannei, (9) Pattinjo, dan (10) Kalumpang.[17]
Suku bangsa
Masyarakat Sulawesi Barat merupakan masyarakat heterogen yang terdiri dari masyarakat asli Sulawesi Barat dan juga pendatang. Penduduk asli provinsi Sulawesi Barat termasuk suku Mandar, Mamasa, Pattae dan Kalumpang.[18] Suku Mandar tersebar di semua wilayah kabupaten di Sulawesi Barat, kemudian suku Toraja Mamasa kebanyakan berada di kabupaten Mamasa. Sementara suku Makki berada di kecamatan Kalumpang dan Bonehau. Suku Pattae berada di Kabupaten Polewali Mandar, dan suku lainnya, tersebar di wilayah kabupaten, termasuk suku pendatang.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik dalam Sensus Penduduk Indonesia 2010 dengan jumlah penduduk 1.157.565 jiwa, penduduk asli Sulawesi merupakan etnis terbanyak yakni sebanyak 896.597 jiwa (77,46%). Adapun rincian yakni suku Mandar sebanyak 565.762 jiwa (45,42%), kemudian Mamasa 126.299 jiwa (10,91%), Mamuju 93.958 jiwa (8,12%), Pattae 30.260 jiwa (2,61%) dan Kalumpang 18.005 jiwa (1,56%), kelima suku ini adalah asli Sulawesi Barat. Selebihnya adalah suku Kaili sebanyak 50.724 jiwa (4,38%), Toraja 22.728 jiwa (1,96%) dan suku lain Sulawesi 28.861 jiwa (2,49%).[18]
Kemudian etnis lainnya adalah Bugis sebanyak 169.911 jiwa (14,49%), kemudian Jawa sebanyak 56.955 jiwa (4,92%). Selain itu ada juga suku, Bali 14.657 jiwa (1,27%), Sasak 6.111 jiwa (0,53%), asal Nusa Tenggara Timur 5.106 jiwa (0,44%) dan suku lainnya 0,71% .[18][19]
Agama
Kabupaten/Kota | Islam | Protestan | Katolik | Hindu | Buddha | Konghucu | Aliran |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Majene | 99.66% | 0.16% | 0.10% | 0.05% | 0.03% | 0.00% | 0.00% |
Mamasa | 17.07% | 75.16% | 4.06% | 2.82% | 0.03% | 0.00% | 0.00% |
Mamuju | 81.52% | 16.11% | 0.67% | 1.64% | 0.05% | 0.00% | 0.00% |
Mamuju Tengah | 79.04% | 12.43% | 1.70% | 6.56% | 0.27% | 0.00% | 0.00% |
Pasangkayu | 85.83% | 7.87% | 1.60% | 4.66% | 0.04% | 0.00% | 0.00% |
Polewali Mandar | 95.04% | 4.13% | 0.58% | 0.23% | 0.02% | 0.00% | 0.00% |
Sulawesi Barat | 80.24% | 16.18% | 1.30% | 2.22% | 0.06% | 0.00% | 0.00% |
Pendidikan
Provinsi ini memiliki banyak perguruan tinggi baik negeri maupun swasta,[20] antara lain:
Negeri dan Kedinasan
- Universitas Sulawesi Barat (UNSULBAR) di Majene
- Universitas Terbuka (UT) UPBJJ Majene[21]
- Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Mamuju (Poltekkes Kemenkes Mamuju)
- Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Majene
Swasta
- Universitas Tomakaka (UNIKA) di Mamuju
- Universitas Muhammadiyah Mamuju (UNIMAJU)
- Universitas Al Asyariah Mandar (UNASMAN)
- Universitas Wallacea Mamuju
- Institut Kesehatan dan Bisnis (IKB) St. Fatimah Mamuju
- Institut Teknologi dan Bisnis Muhammadiyah Polewali Mandar (ITBM Polman)
- Institut Agama Islam Darud Da'wah Wal Irsyad Polewali Mandar (IAI-DDI Polman)
Kesehatan
Rumah Sakit
No. | Kode RS | Nama Rumah Sakit | Jenis RS | Kelas RS | Pemilik | Total Ranjang |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | 7604027 | RS Bhayangkara Tk. IV Polda Sulbar | RSU | C | POLRI | 47 |
2 | 7602046 | RS Bhakti Kasih | RSU | D | Perusahaan | 64 |
3 | 7602045 | RS Ibu dan Anak Mifta | RSIA | C | Perorangan | 64 |
4 | 7604026 | RS Umum Daerah Kabupaten Mamuju Tengah | RSU | D | Pemkab | 65 |
5 | 7604024 | RS Umum Mitra Mankarra | RSU | C | Swasta | 99 |
6 | 7603024 | RS Umum Daerah Kondosapata Kabupaten Mamasa | RSU | D | Pemkab | 76 |
7 | 7604023 | RS Umum Daerah Provinsi Sulawesi Barat | RSU | C | Pemprov | 117 |
8 | 7605013 | RS Umum Daerah Pasangkayu | RSU | C | Pemkab | 54 |
9 | 7603022 | RS Banua Mamase | RSU | Belum ditetapkan | Organisasi Sosial | 44 |
10 | 7604012 | RS Umum Daerah Kabupaten Mamuju | RSU | C | Pemkab | 126 |
11 | 7602044 | RS Umum Daerah Hajjah Andi Depu | RSU | C | Pemkab | 291 |
12 | 7601011 | RS Umum Daerah Kabupaten Majene | RSU | C | Pemkab | 129 |
13 | 7604028 | RS Ibu dan Anak Mutiara Ibu | RSIA | C | Swasta | 32 |
14 | 7602048 | RS Umum Daerah Wonomulyo | RSU | D | Pemkab | 59 |
15 | RS Tk. III Punggawa Malolo | RSU | Belum ditetapkan | TNI AD |
Budaya
Tarian Tradisional
- Tari Pattu'du
- Tari Bulu Londong
- Tari Toerang Batu
Lagu Daerah
- Tenggang-Tenggang Lopi
- Pasurungai Salili
- Sulbar Malaqbiq
- Kondo Sapata
Alat Musik
- Calong
- Rebana Mandar
- Kecapi Mandar
Makanan & Minuman Khas Daerah
- Jepa
- Golla Kambu/Baye'
- Pupuq
- Bau Peapi
- Paso'
- Tetu
- Kue Cucur
- Sara'ba
- Ule-Ule Tarreang
- Wai Dolong
- Loka Anjoroi
- Bikang (Serabi Mandar)
Lihat Pula
Referensi
- ^ "HARI JADI SULBAR KE-17 TAHUN 2021". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-19. Diakses tanggal 2022-3-9.
- ^ a b "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 7 Desember 2023.
- ^ "Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2023". www.bps.go.id. hlm. 8. Diakses tanggal 7 Desember 2023.
- ^ "Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020" (PDF). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2020). Diakses tanggal 23 Januari 2021.
- ^ a b "Provinsi Sulawesi Barat Dalam Angka 2024" (pdf). www.sulbar.bps.go.id. 2024-02-28. hlm. 68.
- ^ "Proyeksi Penduduk Interim 2020-2023". BPS. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-19. Diakses tanggal 19 Juli 2022.
- ^ "Provinsi Sulawesi Barat". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-28. Diakses tanggal 22 Maret 2022.
- ^ Sosilawati, dkk. (2017). Sinkronisasi Program dan Pembiayaan Pembangunan Jangka Pendek 2018-2020: Keterpaduan Pengembangan Kawasan dengan Infrastruktur PUPR Pulau Sulawesi (PDF). Jakarta Selatan: Pusat Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur PUPR. hlm. 20. ISBN 978-602-61190-3-2. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2021-05-11. Diakses tanggal 2021-02-10.
- ^ a b c Hamid, Abd. Rahman (2018). "DARI PAKU SAMPAI SUREMANA: SEJARAH BATAS SELATAN DAN UTARA MANDAR". Pangadereng : Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora. Balai Pelestarian Nilai Budaya Sulawesi Selatan. 4 (1). doi:10.36869/pjhpish.v4i1.66. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-05. Diakses tanggal 2023-01-05.
- ^ a b Amir, Muhammad (2018). "Assitalliang Tammajarra di Mandar Abad Ke-16". Pangadereng: Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora. Balai Pelestarian Nilai Budaya Sulawesi Selatan. 3 (2). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-05. Diakses tanggal 2023-01-05.
- ^ Munawwarah, Ahmad (2022-09-16). "Sejarah Sulawesi Barat, dari Pembentukan hingga Para Gubernur Pernah Menjabat". sulbar.tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-05. Diakses tanggal 2023-01-05.
- ^ PP No. 61 Tahun 2017 tentang Perubahan Nama Kabupaten Mamuju Utara Menjadi Kabupaten Pasangkayu di Provinsi Sulawesi Barat.
- ^ a b "Provinsi Sulawesi Barat Dalam Angka 2024". www.sulbar.bps.go.id. 2024-02-28.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ "Penyebaran Bahasa di Indonesia". Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-11. Diakses tanggal 25 Mei 2020.
- ^ "Bahasa di Provinsi Sulawesi Barat". Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-08-06. Diakses tanggal 25 Mei 2020.
- ^ a b c Aris Ananta, Evi Nurvidya Arifin, M. Sairi Hasbullah, Nur Budi Handayani, dan Agus Pramono (2015). Demography of Indonesia’s Ethnicity. Institute of Southeast Asian Studies dan BPS – Statistics Indonesia. hlm. 66. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-24. Diakses tanggal 10 September 2021.
- ^ "Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia" (pdf). www.bps.go.id. hlm. 36–41. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-08. Diakses tanggal 10 September 2021.
- ^ "Pangkalan Data Pendidikan Tinggi". pddikti.kemdikbud.go.id/. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-12-07. Diakses tanggal 2022-12-07.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-12. Diakses tanggal 2023-07-25.
Pranala luar
- (Indonesia) Situs resmi pemerintah provinsi
- (Indonesia) Informasi Lengkap Seputar Sulawesi Barat
- (Indonesia) Profil Demografi Sulbar
- (Indonesia) Profil Ekonomi Sulbar
- (Indonesia) Profil Wisata Sulbar
- (Indonesia) Ekonomi Regional Sulbar
- (Indonesia) Statistik Regional Sulbar
- (Indonesia) Badan Pusat Statistik: Sulawesi Barat
2°27′S 119°21′E / 2.450°S 119.350°E