Jalur kereta api lintas Jakarta
Lintas Jakarta | |
---|---|
Ikhtisar | |
Jenis | Jalur kereta api lintas utama |
Sistem | Jalur kereta api perkotaan |
Status | Beroperasi |
Stasiun | 26 (lintas sekitar Jakarta) |
Operasi | |
Dibuka | Bervariasi, lihat di bawah. |
Pemilik |
|
Operator | Kereta Api Indonesia
|
Depo | Jakarta Kota (JAKK, kereta api penumpang) Cipinang (CPN, lokomotif) Bukit Duri (BUD, KAI Commuter) |
Data teknis | |
Lebar sepur | 1.067 mm (3 ft 6 in) Lebar sepur Cape |
Elektrifikasi | 1.500 V DC listrik aliran atas (KAI Commuter) |
Kecepatan operasi | 60–90 km/h (37–56 mph) |
Jalur kereta api lintas Jakarta adalah jalur kereta api yang mengitari seluruh kota administrasi di Provinsi DKI Jakarta. Semua jalur kereta api di lintas ini termasuk ke dalam Daerah Operasi I Jakarta serta KAI Commuter dengan stasiun kereta api utama di provinsi ini adalah, Stasiun Gambir, Pasar Senen, Jakarta Kota, dan Manggarai kecuali Stasiun Halim yang terletak di jalur kereta cepat Jakarta–Bandung. Jalur ini merupakan kumpulan dari banyak segmen jalur kereta api yang melayani kereta api antarkota, komuter, dan kereta bandara. Layanan kereta api antarkota di jalur KA dalam kota Jakarta menghubungkan DKI Jakarta dengan Cirebon, Semarang, Surabaya di lintas utara, Purwokerto, Yogyakarta, Surabaya, Malang di lintas tengah, dan Bandung di lintas selatan Pulau Jawa. Selain itu, jalur kereta api dalam kota Jakarta juga melayani kereta api komuter maupun menuju berbagai tujuan di Jabodetabekpunjur dan Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Artikel ini hanya membahas jalur-jalur kereta api yang pada masa pembangunannya bukan merupakan bagian dari proyek kereta api antarkota, dan fokus kepada segmen-segmen pendek yang melayani sekitar Jakarta. Semua jalur ini saat ini merupakan jalur ganda.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Jakarta–Tanjung Priok
[sunting | sunting sumber]Jalur Batavia NIS–Tanjung Priok lama mulai dibuka pada tanggal 2 November 1885; dibangun langsung oleh Pemerintah Kolonial. Pembangunan jalur kereta api ini sempat diwarnai upaya negosiasi antara dua perusahaan yang hendak mengoperasikan kereta api di kawasan Batavia: Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) dan Bataviasche Oosterspoorweg Maatschappij (BOS). Semula, NIS menyatakan bahwa mereka tidak berminat untuk mengeksploitasi jalur ini, sedangkan BOS yang masih merupakan perusahaan baru, masih pikir-pikir untuk menjalankan rute tersebut. Pemerintah Kolonial memutuskan bahwa eksploitasi kereta api menuju Pelabuhan Tanjung Priok juga mewajibkan eksploitasi atas pelabuhan tersebut, sehingga Pemerintah Kolonial menugasi Staatsspoorwegen, perusahaan yang dibentuk oleh Pemerintah Kolonial, untuk mengoperasikan jalur tersebut. Beberapa kali upaya untuk menjadikan salah satu dari dua perusahaan swasta tersebut sebagai operator terus bergulir, tetapi negara tetaplah menjadi pengelola jalur tersebut. Di samping membangun jalur tersebut, juga dibangun sebuah stasiun di Heemradenplein (sekarang Jakarta Gudang) pada Maret 1887.[1]
Pada tahun 1898, seluruh jalur BOS diakuisisi oleh SS. Segera setelah akuisisi rampung, dibuat jalur dari Stasiun Batavia BOS ke Tanjung Priok, serta jalur menuju Anyer Kidul, sehingga Batavia BOS tidak lagi dipandang sebagai stasiun terminus. Persambungan kedua jalur ini bertemu di sebuah stasiun sekaligus pos sinyal, yang kelak bernama Kampung Bandan. Sambungan dengan Tanjung Priok ini dioperasikan sebagai dua jalur tunggal; kemudian beberapa tahun kemudian diubah menjadi satu jalur ganda pada jalur Kampong Bandan–Priok. Dengan adanya "dualisme" stasiun Batavia (NIS dan BOS), pengoperasian sistem ini menjadi semakin kompleks, mengingat terdapat perpotongan yang jaraknya berdekatan tersebut merupakan daerah yang sangat rentan terhadap bahaya kecelakaan kerja serta kesulitan bagi pelayanan kereta api.[2]
Untuk menghubungkan ruas Batavia–Meester Cornelis dengan Tanjung Priok, pada tahun 1904 telah rampung dibangun jalur Kemayoran–Ancol–Tanjung Priok. Jalur ini menghubungkan Ancol dengan sebuah pos blok bernama Pisangbatu (sekarang Stasiun Rajawali).[2]
Lintas tengah Jakarta (Tanah Abang–Salemba)
[sunting | sunting sumber]Jalur ini dirintis pada tahun 1904 bersama dengan segmen Tanjung Priok–Kemayoran, menghubungkan Tanah Abang dengan Batavia–Karawang melalui Struiswijk (sekarang Salemba). Jalur ini berpotongan dengan dengan jalur Batavia–Buitenzorg yang kala itu masih dimiliki NIS, tepatnya di Stasiun Pegangsaan, mulanya dibangun untuk kepentingan militer.[2] Ke arah timur dari Salemba, jalur ini bercabang dua: yang satu ke arah Kramat, dan yang lain ke arah Gang Sentiong.
Pembangunan jalur baru Tanah Abang–Manggarai
[sunting | sunting sumber]Pasca-kemerdekaan dan masa depan
[sunting | sunting sumber]Dekade 1960-an menjadi dekade suram bagi kereta api perkotaan Jakarta. Banyak layanan kereta api listrik—yang kala itu masih dilayani lokomotif listrik—mengalami kemerosotan pasca G30S. Pada tahun 1966, seluruh pengangkutan kereta api jurusan Manggarai–Jakarta Kota dibatasi. Hal ini berkaitan dengan menurunnya jumlah penumpang dan suasana kota Jakarta yang tidak kondusif. Biro Pusat Statistik mencatat, jumlah penumpang lokal yang dilayani Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) tahun 1965 merosot 47 persen dibandingkan 1963. Tahun 1965, hanya 16.092 penumpang per hari yang memakai kereta lokal.[3]
Baru pada tahun 1972, kereta listrik mulai mulai mengalami regenerasi. KRL dan kereta rel diesel (KRD) produksi Nippon Sharyo, Jepang tiba di Jakarta tahun 1976. KRL-KRL ini akan menggantikan lokomotif listrik lama peninggalan Belanda yang sudah dianggap tidak layak. Tiap rangkaian KRL terdiri atas empat kereta dengan kapasitas angkut 134 penumpang per kereta.[3]
Sejak saat itu, Indonesia rutin mendatangkan KRL buatan Jepang (baru maupun bekas) untuk memperkuat armada KRL di Jakarta. Pada Mei 2000, pemerintah Jepang melalui JICA dan Pemerintah Kota Tokyo menghibahkan 72 unit KRL bekas yang sebelumnya dioperasikan oleh Biro Transportasi Metropolitan Tokyo. Kereta ini diresmikan pada tanggal 25 Agustus 2000 dan menjadi KRL berpendingin udara (AC) pertama di Indonesia.[4]
KRL mulai merambah seluruh Jabotabek sejak 1990-an, menggantikan KRD. Kala itu, untuk mendukung wilayah suburban, KRL yang tadinya hanya Jakarta–Bogor, Jakarta–Tanjung Priuk, dan Tanjung Priuk–Jatinegara dibuatkan relasi baru rutenya hingga merambah ke Bekasi (1992) dan Serpong (1994).[5] Persinyalan yang semula mekanik mulai dilistriki per 1994–1996 dengan sistem Solid State Interlocking. Untuk mendukungnya, centralized traffic control (CTC) dibangun di Manggarai.[6]
Di samping elektrifikasi jalur kereta api non-KRL di Jakarta, pemerintah juga membangun jalur rel layang guna mengurangi kemacetan. Jalur tersebut adalah Jakarta Kota–Manggarai. Sebagai akibatnya, jalur kereta api peninggalan NIS/SS dinonaktifkan dan stasiun-stasiunnya dibongkar seluruhnya. Jalur ini dibangun mulai tahun 1988 dan mulai digunakan pada tahun 1992.[7] Bagian dari proyek jalur dwiganda Manggarai–Cikarang, Direktorat Jenderal Perkeretaapian merenovasi Stasiun Manggarai sebagai stasiun sentral di Provinsi DKI Jakarta yang direncanakan beroperasi pada tahun 2025.[8][9][10]
Daftar segmen
[sunting | sunting sumber]Segmen aktif dan nonaktif yang dibahas di sini tidak mencakup Bantamlijn, jalur NIS Jakarta–Bogor, dan Jakarta Kota–Cikampek
Segmen aktif
[sunting | sunting sumber]- Jakarta Kota–Tanjung Priok
- Tanah Abang–Manggarai–Jatinegara
- Ancol–Rajawali
- Percabangan ke arah Jakarta Gudang
- Percabangan ke arah Pasoso–Sungai Lagoa–JICT (Pelabuhan)
- Percabangan ke arah Depo KRL Bukit Duri
Segmen nonaktif
[sunting | sunting sumber]- Lintas Salemba (Sentral):
- Pegangsaan–Salemba
- Tanah Abang–Salemba
- Salemba–Kramat
- Salemba–Kramat Sentiong
- Salemba–Pabrik Opium
- Kramat–Percetakan Negara[11]
- Lintas Batavia Zuid–Angke (Bantamlijn)
- Percabangan Stasiun Batavia Noord dengan Stasiun Batavia Zuid
- Percabangan Stasiun Duri ke arah Pabrik Gas PGN
Jalur terhubung
[sunting | sunting sumber]Lintas aktif
[sunting | sunting sumber]Jalur kereta api yang terhubung dengan lintas megapolitan ini adalah:
Lintas nonaktif
[sunting | sunting sumber]Layanan kereta api
[sunting | sunting sumber]Segmen Jatinegara–Manggarai
[sunting | sunting sumber]Antarkota
[sunting | sunting sumber]Nama kereta api | Relasi perjalanan |
---|---|
Eksekutif | |
Argo Cheribon | Gambir–Cirebon |
Argo Sindoro | Gambir–Semarang Tawang |
Argo Muria | |
Argo Merbabu | |
Argo Bromo Anggrek | Gambir–Surabaya Pasarturi |
Sembrani | |
Brawijaya | Gambir–Malang |
Pandalungan | Gambir–Surabaya Pasarturi–Jember |
Eksekutif-ekonomi | |
Argo Cheribon | Gambir–Cirebon–Tegal |
Nama kereta api | Relasi perjalanan |
---|---|
Eksekutif | |
Purwojaya | Gambir–Purwokerto–Cilacap |
Taksaka | Gambir–Yogyakarta |
Argo Lawu | Gambir–Solo Balapan |
Argo Dwipangga | |
Manahan | |
Argo Semeru | Gambir–Surabaya Gubeng |
Bima | |
Gajayana | Gambir–Malang |
Nama kereta api | Relasi perjalanan |
---|---|
Eksekutif | |
Argo Parahyangan | Gambir–Bandung |
Eksekutif-ekonomi premium | |
Argo Parahyangan | Gambir–Bandung |
Papandayan | Gambir–Bandung–Garut |
Pangandaran | Gambir–Bandung–Banjar |
Komuter
[sunting | sunting sumber]Nama kereta api | Relasi perjalanan | ||
---|---|---|---|
Commuter Line Cikarang[b] | Kampung Bandan Angke |
Cikarang Bekasi Tambun (sebagian jadwal) |
Segmen Manggarai–Tanah Abang
[sunting | sunting sumber]Penumpang
[sunting | sunting sumber]Nama kereta api | Relasi perjalanan | ||
---|---|---|---|
Kereta api bandara | |||
Commuter Line Basoetta | Manggarai | Bandara Soekarno-Hatta | |
Kereta api komuter | |||
Commuter Line Cikarang[b] | Kampung Bandan Angke |
Cikarang Bekasi Tambun (sebagian jadwal) | |
Commuter Line Rangkasbitung | Tanah Abang | Rangkasbitung Maja (sebagian jadwal) |
Barang
[sunting | sunting sumber]Nama kereta api | Relasi perjalanan | |
---|---|---|
Lintas utara Jawa | ||
Angkutan semen Indocement | Nambo | Kalimas |
Semarang Poncol | ||
Brambanan via Semarang Poncol |
Segmen Jakarta Kota–Angke–Tanah Abang
[sunting | sunting sumber]Penumpang
[sunting | sunting sumber]Nama kereta api | Relasi perjalanan | ||
---|---|---|---|
Kereta api bandara | |||
Commuter Line Basoetta | Manggarai | Bandara Soekarno-Hatta | |
Kereta api komuter | |||
Commuter Line Cikarang[b] | Kampung Bandan Angke |
Cikarang Bekasi Tambun (sebagian jadwal) | |
Commuter Line Tangerang | Duri | Tangerang | |
Commuter Line Tanjung Priuk | Jakarta Kota | Tanjung Priuk |
Barang
[sunting | sunting sumber]Nama kereta api | Relasi perjalanan | |
---|---|---|
Lintas utara Jawa | ||
Angkutan peti kemas | ||
Kampung Bandan | Terminal Peti Kemas Semarang Tawang | |
Kalimas | ||
Benteng | ||
Krenceng | Kalimas | |
Angkutan baja coil Krakatau Steel | Krenceng | Kalimas |
Angkutan logistik ONS Parcel Utara | Kampung Bandan | Surabaya Pasarturi |
Angkutan semen Indocement | Nambo | Kalimas |
Semarang Poncol | ||
Brambanan via Semarang Poncol | ||
Lintas tengah Jawa | ||
Angkutan logistik ONS Parcel Tengah | Kampung Bandan | Malang |
Lintas barat Jawa | ||
Angkutan batu bara (Gadingnambo Service) | Nambo | Cigading |
Segmen Jakarta Kota–Tanjung Priuk
[sunting | sunting sumber]Penumpang
[sunting | sunting sumber]Nama kereta api | Relasi perjalanan | ||
---|---|---|---|
Commuter Line Tanjung Priuk | Jakarta Kota | Tanjung Priuk |
Barang
[sunting | sunting sumber]Nama kereta api | Relasi perjalanan | |
---|---|---|
Angkutan peti kemas | Tanjung Priuk | Lemahabang |
Lintas utara Jawa | ||
Angkutan peti kemas | Tanjung Priuk | Terminal Peti Kemas Semarang Tawang |
Kalimas | ||
Lintas selatan Jawa | ||
Angkutan peti kemas | Tanjung Priuk | Gedebage |
Daftar stasiun
[sunting | sunting sumber]Segmen Jakarta Kota–Tanjung Priok
[sunting | sunting sumber]Nomor | Nama stasiun | Singkatan | Alamat | Letak | Ketinggian | Status | Foto |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Lintas 2 Tanjung Priuk–Jakarta Kota dengan percabangan dari Ancol menuju Rajawali Segmen Tanjung Priuk–Jakarta Kota |
Diresmikan pada tanggal 2 November 1885 oleh Staatsspoorwegen Westerlijnen Termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta | ||||||
0480 | Tanjung Priuk | TPK | Jalan Taman Stasiun Tanjung Priok, Tanjung Priok, Tanjung Priok, Jakarta Utara | km 8+115 lintas Jakarta-Ancol-Tanjung Priuk | +4 m | Beroperasi | |
Tanjungpriukpelabuhan | TPH | Tidak beroperasi | |||||
Tanjungpriukgudang | TPG | Tidak beroperasi | |||||
0483 | Sungai Lagoa | SAO | Kompleks Pelabuhan Tanjung Priok, Tanjung Priok, Tanjung Priok, Jakarta Utara | +4 m | Beroperasi | ||
Sungai Tirem | SGT | Tidak beroperasi | |||||
0484 | Jakarta International Stadium | JIS | Jalan R.E. Martadinata, Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara | +4 m | Konstruksi | ||
0485 | Ancol | AC | Jalan R.E. Martadinata, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara | km 0+134 lintas Ancol-Rajawali-Kemayoran km 3+549 lintas Jakarta-Ancol-Tanjung Priuk |
+4 m | Beroperasi | |
0486 | Kampung Bandan | KPB | Ancol, Pademangan, Jakarta Utara | km 2+000 lintas Jakarta Kota-Tanjung Priok | +2 m | Beroperasi | |
0420 | Jakarta Kota | JAKK | Jalan Stasiun Kota No. 1, Pinangsia, Taman Sari, Jakarta Barat | km 0+000 (pusat utama) | +4 m | Beroperasi |
Segmen Tanah Abang–Manggarai
[sunting | sunting sumber]Nomor | Nama stasiun | Singkatan | Alamat | Letak | Ketinggian | Status | Foto |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Segmen Tanah Abang–Manggarai |
Termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta | ||||||
0410 | Tanah Abang | THB | Jalan Jatibaru, Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat | km 6+925 lintas Angke-Tanah Abang-Rangkasbitung-Merak km 0+000 lintas Tanah Abang-Manggarai |
+9 m | Beroperasi | |
Karet | KAT | Jalan K.H. Mas Mansyur, Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat | km 1+944 lintas Tanah Abang-Manggarai | +11 m | Beroperasi | ||
BNI City | SUDB | Jalan Tanjung Karang No. 1, Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat | Beroperasi | ||||
Sudirman | SUD | Jalan Kendal No. 1, Menteng, Menteng, Jakarta Pusat | km 2+800 lintas Tanah Abang-Manggarai | +6 m | Beroperasi | ||
Mampang | MPG | Menteng, Menteng, Jakarta Pusat | km 4+544 lintas Tanah Abang–Manggarai | Tidak beroperasi | |||
0440 | Manggarai | MRI | Jalan Manggarai Utara 1, Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan | km 9+890 lintas Jakarta–Manggarai–Bogor km 6+026 lintas Tanah Abang–Manggarai km 0+010 lintas Manggarai–Jatinegara km 0+000 lintas Manggarai–Depo KRL Bukit Duri |
+13 m | Beroperasi |
Segmen Manggarai–Jatinegara
[sunting | sunting sumber]Nomor | Nama stasiun | Singkatan | Alamat | Letak | Ketinggian | Status | Foto |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Segmen Manggarai–Jatinegara |
Termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta | ||||||
0440 | Manggarai | MRI | Jalan Manggarai Utara 1, Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan | km 9+890 lintas Jakarta–Manggarai–Bogor km 6+026 lintas Tanah Abang–Manggarai km 0+010 lintas Manggarai–Jatinegara km 0+000 lintas Manggarai–Depo KRL Bukit Duri |
+13 m | Beroperasi | |
0441 | Kebonpala | KBO | Jalan Matraman Raya, Jakarta Timur | km 1+471 lintas Manggarai-Jatinegara[12] | Tidak beroperasi | ||
Matraman | MTR | Jalan Matraman Raya, Jakarta Timur | km 1+285 lintas Manggarai-Jatinegara[12] | Beroperasi | |||
0450 | Jatinegara | JNG | Jalan Bekasi Barat Raya, Pisangan Baru, Matraman, Jakarta Timur | km 11+750 lintas Jakarta Kota-Cikampek-Cirebon Prujakan-Purwokerto-Kroya km 2+662 lintas Manggarai-Jatinegara |
+16 m | Beroperasi |
Cabang dari Kampung Bandan menuju Jakarta Gudang
[sunting | sunting sumber]Nomor | Nama stasiun | Singkatan | Alamat | Letak | Ketinggian | Status | Foto |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Segmen Kampung Bandan–Jakarta Gudang |
Termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta | ||||||
0486 | Kampung Bandan | KPB | Ancol, Pademangan, Jakarta Utara | km 2+000 lintas Jakarta Kota-Kampung Bandan | +2 m | Beroperasi | |
0421 | Jakarta Gudang | JAKG | Jalan Kampung Bandan, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara | km 0+000 lintas Jakarta Gudang–Kp. Bandan Lama–Tanjung Priuk | +4 m | Beroperasi | |
Keterangan:
Referensi:
|
Catatan
[sunting | sunting sumber]- ^ Kecuali stasiun ujung Jakarta, Stasiun Jakarta Kota, dan Jatinegara
- ^ a b c Jalur searah jarum jam hanya melalui Manggarai dan berlawanan arah jarum jam hanya melalui Pasar Senen
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ de Bruyn Kops 1940, hlm. 435.
- ^ a b c de Bruyn Kops 1940, hlm. 436.
- ^ a b Patnistik, Egidius (ed.). "Putaran Roda KRL, Bonbon, hingga KfW". Kompas.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-03-24.
- ^ Fadhli, Faris (2014). "KRL Jepang (Masih) Merajai Jabodetabek". Majalah KA. 95: 12–13.
- ^ DJKA (2014). Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2019-07-11. Diakses tanggal 2019-07-11.
- ^ Sugiana, A.; Lee, Key-Seo; Lee, Kang-Soo; Hwang, Kyeong-Hwan; Kwak, Won-Kyu (2015). "Study on Interlocking System in Indonesia" (PDF). Nyeondo Hangugcheoldohaghoe Chungyehagsuldaehoe Nonmunjib (Korean Society for Railway) (46).
- ^ Rudi, Alsadad (30 Agustus 2013). Syatiri, Ana Shofiana, ed. "Setelah 22 Tahun, Proyek Jalur Layang Kereta Jakarta Dilanjutkan". Kompas.com. Kompas.com. Diakses tanggal 30 Agustus 2017.
- ^ Anwar, Muhammad Choirul. "Meraba Masa Depan Stasiun Gambir & Manggarai, Sekeren Apa Ya?". CNBC Indonesia. Jakarta: Trans Media. Diakses tanggal 2019-10-08.
- ^ Hamdani, Trio. "Mengintip Suasana Stasiun Manggarai yang Bakal Gantikan Gambir". Detik. Jakarta: Trans Media. Diakses tanggal 2019-10-08.
- ^ Angga, Sukmawijaya (21 Februari 2023). "Bos KAI Akui Stasiun Manggarai Belum Siap Menjadi Stasiun Sentral, Ini Alasannya". Kumparan. Jakarta. Diakses tanggal 26 Oktober 2023.
- ^ "Jalur Stasiun Kramat-Gudang Percetakan Negara". 18 Desember 2008. Diakses tanggal 29 Mei 2020.
- ^ a b Bestari, Fardi (21 Oktober 2021). "Melihat Proses Pembangunan Stasiun Matraman". Tempo.co. Diakses tanggal 21 Mei 2022.
- ^ Grafik Perjalanan Kereta Api pada Jaringan Jalur Kereta Api Nasional di Sumatra Bagian Selatan Tahun 2023 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian. 14 April 2023. Diakses tanggal 12 Mei 2023.
- ^ Subdirektorat Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero).
- ^ Perusahaan Umum Kereta Api (1992). Ikhtisar Lintas Jawa.
- ^ Arsip milik alm. Totok Purwo mengenai Nama, Kode, dan Singkatan Stasiun Kereta Api Indonesia
- ^ Reitsma, S.A. (1928). Korte Geschiedenis der Nederlandsch-Indische Spoor- en Tramwegen. Weltevreden: G. Kolff & Co.
Daftar pustaka
[sunting | sunting sumber]Peta rute:
Berkas KML (sunting • bantuan)
|
- de Bruyn Kops, A.L. (1940). "De Ringbaan in en om Batavia". Spoor- en Tramwegen. 13 (22): 435–439.