Stasiun Tangerang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Stasiun Tangerang
KAI Commuter
T11

Pintu masuk Stasiun Tangerang, 2015
Lokasi
Koordinat6°10′49″S 106°37′45″E / 6.18028°S 106.62917°E / -6.18028; 106.62917Koordinat: 6°10′49″S 106°37′45″E / 6.18028°S 106.62917°E / -6.18028; 106.62917
Ketinggian+15 m
Operator
Letak
km 19+297 lintas Duri-Tangerang[1]
Jumlah peronDua peron sisi dan satu peron pulau yang sama-sama tinggi
Jumlah jalur4 (jalur 1 dan 2: sepur lurus)
LayananKRL Commuter Line
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiBesar tipe C[2]
Sejarah
Dibuka1899
Elektrifikasi1997
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya Stasiun berikutnya
Tanah Tinggi
ke arah Duri
Commuter Line Tangerang
Tangerang–Duri
Terminus
Layanan penghubung
Halte sebelumnya Trans Tangerang Ayo Halte berikutnya
PLN
Perjalanan satu arah
Koridor 1
transit di Robinson
Pos
Koridor 4
transit di Robinson
Sami Asih
Fasilitas dan teknis
FasilitasParkir Toilet Galeri ATM 
Tipe persinyalanElektrik
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun Tangerang (TNG) merupakan stasiun kereta api kelas besar tipe C yang terletak di Sukarasa, Tangerang, Tangerang. Stasiun yang terletak pada ketinggian +15 meter ini hanya melayani KRL Commuter Line. Stasiun ini merupakan stasiun kereta api yang letaknya paling barat di jalur kereta api Tangerang-Duri.

Hanya ada satu layanan kereta api yang mengawali dan mengakhiri perjalanan di stasiun ini, yaitu KRL Lin Tangerang.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Staatsspoorwegen membangun jalur percabangan dari Stasiun Duri ke Stasiun Tangerang melalui Staatblad No. 180 tanggal 5 Juli 1896 untuk mengangkut hasil pertanian, kebutuhan militer, dan penumpang. Stasiun beserta jalur sepanjang 19 km ini diresmikan pada tanggal 2 Januari 1899.[3]

Di tahun 1935, tercatat setiap hari ada 12 kali operasional kereta api di Stasiun ini, begitu pula sebaliknya dengan jumlah perjalanan yang sama. Kerata api Duri-Tangerang tersedia dengan dua rangkaian, yakni rangkaian khusus kelas 3 dan rangkaian campuran antara kelas 2 dan 3. Kelas 2 diperuntukan bagi orang asing, orang Tionghoa, dan pengusaha pribumi sedangkan kelas 3 untuk orang-orang pribumi.

Barang yang diangkut sebagian besar berupa hasil-hasil pertanian. Tanah-tanah partikelir yang dahulu dikelola oleh pengusaha Tionghoa banyak ditanami padi, kacang tanah, ketela, nila, kelapa, dan berbagai jenis sayuran. Selain hasil pertanian, barang yang diangkut menggunakan kereta api adalah hasil kerajinan rumah tangga. Kerajinan yang paling banyak dikerjakan adalah penganyaman topi dari bambu. Hasil-hasil topi dibeli oleh orang Tionghoa dan Eropa. Sebagian besar orang Tionghoa menjual kembali topi bambu yang ia beli sedangkan orang Eropa mengirimnya ke luar negeri melalui Pelabuhan Tanjung Priok.[3]

Bangunan dan tata letak[sunting | sunting sumber]

Stasiun ini mempunyai 4 jalur kereta api, dengan jalur 1 dan 2 merupakan sepur lurus arah Tanah Tinggi. Tepat di sebelah jalur 4 terdapat subdepo KRL untuk menyimpan sarana.

Pada masa lampau, Stasiun Tangerang memiliki percabangan ke arah Sungai Cisadane, wesel percabangannya diyakini berada sebelum perlintasan sebidang Pasar Anyar tetapi kini tak bersisa. Percabangan ini digunakan untuk angkutan material dari Sungai Cisadane untuk pembangunan Gelora Bung Karno tahun 1960–1962.[4] Konon kabarnya, lokomotif C300 turut andil dalam proses pengiriman material untuk pembangunan GBK.[3] Rel ini berdekatan dengan GOR Kota Tangerang, menyusuri Jalan Kampung Sukamulya, Babakan Ujung.

T11

G Bangunan utama stasiun
PLantai peron Peron sisi
Jalur 1      Commuter Line Tangerang dari dan menuju Duri (Tanah Tinggi)→
Jalur 2      Commuter Line Tangerang dari dan menuju Duri (Tanah Tinggi)→
Peron pulau
Jalur 3      Commuter Line Tangerang dari dan menuju Duri (Tanah Tinggi)→
Jalur 4      Commuter Line Tangerang dari dan menuju Duri (Tanah Tinggi)→
Peron pulau
Jalur 5 Area parkir kereta
Jalur 6 Area parkir kereta

Layanan kereta api[sunting | sunting sumber]

Nama kereta api Relasi perjalanan Keterangan
T Commuter Line Tangerang Tangerang Duri

Insiden[sunting | sunting sumber]

  • Pada tanggal 19 Juli 2016, terjadi penutupan akses masuk Stasiun Tangerang oleh Pemerintah Kota Tangerang. Penumpang kemudian dialihkan melalui pintu masuk stasiun sebelah timur. Akibatnya, warga Tangerang kesulitan akses karena harus berjalan kaki jauh dari pintu masuk stasiun arah Jalan Kisamaun. Pasalnya, pintu masuk stasiun ditutup lantaran mengurai kesemrawutan angkot yang sedang menanti penumpang di Stasiun Tangerang.[5]

Antarmoda pendukung[sunting | sunting sumber]

Jenis angkutan umum Trayek Tujuan
Trans Tangerang Ayo  K1  Terminal Poris Plawad-Jatake
 K4  Bandara Internasional Soekarno HattaPeriuk
Angkot Benteng D Terminal Cimone-GOR K.H. Dimiyati

Galeri[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ a b c "Heritage - Kereta Api Indonesia". heritage.kai.id. Diakses tanggal 2020-05-30. 
  4. ^ "Di Balik Pembangunan Stadion GBK". Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia. Diakses tanggal 2020-05-30. 
  5. ^ Pribadi, Andy (20 Juli 2017). "Jalan Masuk Stasiun Ditutup, Warga Kesulitan Akses Stasiun Tangerang". Tribunnews.com. Wartakota Tribun. Diakses tanggal 27 Desember 2017. 
Stasiun sebelumnya Piktogram dari KA Jarak Jauh Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Terminus Tangerang–Duri Tanah Tinggi
ke arah Duri