Lompat ke isi

Kabupaten Banyumas

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 12 Juli 2016 04.07 oleh 180.250.101.9 (bicara) (Transportasi)
Kabupaten Banyumas
ꦑꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦨꦚꦸꦩꦱ꧀
Daerah tingkat II
Motto: 
Rarasing Rasa Wiwaraning Praja
Peta
Peta
Kabupaten Banyumas ꦑꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦨꦚꦸꦩꦱ꧀ di Jawa
Kabupaten Banyumas ꦑꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦨꦚꦸꦩꦱ꧀
Kabupaten Banyumas
ꦑꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦨꦚꦸꦩꦱ꧀
Peta
Kabupaten Banyumas ꦑꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦨꦚꦸꦩꦱ꧀ di Indonesia
Kabupaten Banyumas ꦑꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦨꦚꦸꦩꦱ꧀
Kabupaten Banyumas
ꦑꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦨꦚꦸꦩꦱ꧀
Kabupaten Banyumas
ꦑꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦨꦚꦸꦩꦱ꧀ (Indonesia)
Koordinat: 7°37′S 109°21′E / 7.61°S 109.35°E / -7.61; 109.35
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
Dasar hukumUU No. 13/1950
Ibu kotaKota Purwokerto
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 27
  • Kelurahan: 331
Pemerintahan
 • BupatiIr. H. Achmad Husein
Luas
 • Total1.329,02 km2 (51,314 sq mi)
Populasi
 ((2013)[1])
 • Total1.578.129
Demografi
 • BahasaJawa Banyumasan, Sunda (dialek Banyumas), Indonesia
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
3302 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon0281
Kode Kemendagri33.02 Edit nilai pada Wikidata
DAURp1.127.939.938.000.-
Semboyan daerahBanyumas SATRIA
(Sejahtera, Adil, Tertib, Rapi, Indah, dan Aman)
Flora resmiNagasari
Fauna resmiBurung Trocokan
Situs webwww.banyumaskab.go.id
Kediaman resident Banyumas pada tahun 1905.
Sociëteit "De Harmonie" (klub untuk orang Belanda) di Banyumas (1900-1905).

Kabupaten Banyumas (bahasa Jawa Banyumasan: Hanacaraka ꦨꦚꦸꦩꦱ꧀​) adalah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Purwokerto. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Brebes di utara; Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara, dan Kabupaten Kebumen di timur, serta Kabupaten Cilacap di sebelah selatan dan barat. Gunung Slamet, gunung tertinggi di Jawa Tengah terdapat di ujung utara wilayah kabupaten ini.

Kabupaten Banyumas merupakan bagian dari wilayah budaya Banyumasan, yang berkembang di bagian barat Jawa Tengah. Bahasa yang dituturkan adalah bahasa Banyumasan, yakni salah satu dialek bahasa Jawa yang cukup berbeda dengan dialek standar bahasa Jawa ("dialek Mataraman"). Masyarakat dari bahasa dan daerah lain kerap menjuluki "bahasa ngapak" karena ciri khas bunyi /k/ yang dibaca penuh pada akhir kata (berbeda dengan dialek Mataraman yang dibaca sebagai glottal stop).

Geografis

Luas wilayah Kabupaten Banyumas sekitar 1.327,60 km2 atau setara dengan 132.759,56 ha, dengan keadaan wilayah antara daratan dan pegunungan dengan struktur pegunungan terdiri dari sebagian lembah Sungai Serayu untuk tanah pertanian, sebagian dataran tinggi untuk pemukiman dan pekarangan, dan sebagian pegunungan untuk perkebunan dan hutan tropis terletak di lereng Gunung Slamet sebelah selatan.

Bumi dan kekayaan Kabupaten Banyumas masih tergolong potensial karena terdapat pegunungan Slamet dengan ketinggian puncak dari permukaan air laut sekitar 3.400M dan masih aktif.

Keadaan cuaca dan iklim di Kabupaten Banyumas memiliki iklim tropis basah. Karena terletak di antara lereng pegunungan jauh dari pesisir pantai maka pengaruh angin laut tidak begitu tampak. Namun dengan adanya dataran rendah yang seimbang dengan pantai selatan angin hampir nampak bersimpangan antara pegunungan dengan lembah dengan tekanan rata-rata antara 1.001 mbs, dengan suhu udara berkisar antara 21,4° C - 30,9° C.

Batas wilayah

Batas-batas Kabupaten Banyumas adalah:

Utara Gunung Slamet, kabupaten Tegal dan kabupaten Pemalang
Timur Kabupaten Purbalingga, kabupaten Kebumen, dan kabupaten Banjarnegara
Selatan Kabupaten Cilacap
Barat Kabupaten Cilacap dan kabupaten Brebes

Pembagian administratif

Kabupaten Banyumas terdiri atas 27 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah 301 desa dan 30 kelurahan.

Ibukota Kabupaten Banyumas adalah Purwokerto, di mana meliputi kecamatan Purwokerto Barat, Purwokerto Timur, Purwokerto Selatan, dan Purwokerto Utara. Purwokerto dulunya merupakan Kota Administratif, namun sejak diberlakukannya Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, tidak dikenal adanya kota administratif, dan Purwokerto kembali menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Banyumas.

Di antara kota-kota kecamatan yang cukup signifikan di Kabupaten Banyumas adalah: Banyumas, Ajibarang, Wangon, Sokaraja, Buntu dan Sumpyuh .


Kecamatan

Daftar kecamatan di Kabupaten Banyumas beserta data lainnya

Nama kecamatan Jumlah penduduk Luas wilayah (km2) Jumlah kelurahan Jumlah desa
Cilongok 95.359 Jiwa km2  20
Ajibarang 83.290 Jiwa km2  17
Sumpiuh 82.963 Jiwa km2  3 11
Purwokerto Selatan 80.891 Jiwa km2  7 -
Sokaraja 79.356 Jiwa km2  19
Purwokerto Timur 76.993 Jiwa km2  6 -
Wangon 71.105 Jiwa km2  13
Sumbang 70.172 Jiwa km2  19
Purwokerto Barat 69.547 Jiwa km2 7 -
Pekuncen 66.105 Jiwa km2  16
Purwokerto Utara 65.351 Jiwa km2  7 -
Kembaran 65.123 Jiwa km2  16
Kemranjen 62.511 Jiwa km2  15
Karanglewas 61.060 Jiwa km2  13
Banyumas 58.707 Jiwa km2  12
Jatilawang 55.995 Jiwa km2  11
Kedung Banteng 53.250 Jiwa km2  14
Rawalo 52.494 Jiwa km2  9
Patikraja 49.173 Jiwa km2 13
Kalibagor 46.329 Jiwa km2  12
Tambak 44.514 Jiwa km2  12
Gumelar 42.749 Jiwa km2  10
Baturaden 42.442 Jiwa km2  12
Lumbir 35.105 Jiwa 9.948,54 km2  10
Purwojati 33.352 Jiwa km2  10
Somagede 28.157 Jiwa km2  9
Kebasen km2  12

Kepala pemerintahan

  1. R. Joko Kahiman, Adipati Warga Utama II (1582-1583)
  2. R. Ngabehi Merta Sura (1583-1600)
  3. R. Ngabehi Merta Sura II, Ngabehi Kalidethuk (1601 - 1620)
  4. R. Adipati Mertayuda I, Ngabehi Bawang (1620 - 1650)
  5. R. Tumenggung Mertayuda II, R.T. Seda Masjid/R.T. Yudanegara I (1650-1705)
  6. R. Tumenggung Suradipura (1705 - 1707)
  7. R. Tumenggung Yudanegara II, RT. Seda Pendapa (1745)
  8. R. Tumenggung Reksa Praja (1749)
  9. R. Tumenggung Yudanegara III (1755) kemudian diangkat menjadi Patih Sultan Yogyakarta dan bergelar Danureja I
  10. R. Tumenggung Yudanegara IV (1780)
  11. R. Tumenggung Tejakusuma, Tumenggung Keong (1788)
  12. R. Tumenggung Yudanegara V (1816)
  13. Kasepuhan : R. Adipati Cokronegara (1816 - 1830) Kanoman: R. Adipati Broto Diningrat (RT. Martadireja)
  14. R.T. Martadireja II (1832 - 1882) kemudian pindah ke Purwokerto (Ajibarang)
  15. R. Adipati Cokronegara I (1832 - 1864)
  16. R. Adipati Cokronegara II (1864 - 1879)
  17. Kanjeng Pangeran Arya Martadiredja III (1879 - 1913)
  18. KPAA Ganda Subrata (1913 - 1933)
  19. RAA. Sujiman Gandasubrata (1933 - 1950)
  20. R. Moh. Kabul Purwodireja (1950 - 1953)
  21. R.E. Budiman (1953 - 1957)
  22. M. Mirun Prawiradireja (30 Januari 1957 s/d 15 Desember 1957)
  23. R. Bayu Nuntoro (15 Desember 1957 - 1960)
  24. R. Subagyo (1960 - 1966)
  25. Letkol Inf. Soekarno Agung (1966 -1971)
  26. Kol. Inf. Pudjadi Jaring Bandayuda (1971 - 1978)
  27. Kol. Inf. RG. Rudjito (1978 - 1988)
  28. Kol. Inf. Djoko Sudantoko, S.Sos. (1988 - 1998)
  29. Kol. Art. HM. Aris Setiono, S.H., S.I.P. (1998 - 2008)
  30. Drs. H. Mardjoko, M.M. (2008 - 2013)
  31. Ir. H. Achmad Husein (2013 - sekarang)

Transportasi

Kabupaten Banyumas dilalui jalan negara yang menghubungkan kota Tegal-Purwokerto, Purwokerto-Temangggung-Magelang/Semarang, serta jalan lintas selatan Bandung-Yogyakarta-Surabaya. Wangon merupakan persimpangan jalur Yogyakarta-Bandung dan Tegal-Cilacap. Arah ke timur setelah Wangon kurang lebih 15 Km ada simpang tiga Rawalo, yang arah ke kiri ke kota Purwokerto, yang arah ke kanan ke Yogyakarta.

Angkutan umum bis antarkota di antaranya jurusan Jakarta, Tegal/Cirebon, Bandung, Semarang, Yogyakarta/Solo.

Kabupaten ini juga terdapat jalur kereta api lintas selatan Jakarta-Cirebon-Purwokerto-Yogyakarta-Surabaya. Stasiun Purwokerto merupakan stasiun paling besar di wilayah Jawa Tengah bagian barat. Di antara kereta api yang melintasi Purwokerto adalah: Bima (Jakarta Kota-Surabaya Gubeng - Malang), Argo Lawu (Jakarta Gambir-Solo Balapan), Senja Utama dan Fajar Utama (Pasar Senen-Yogyakarta), Logawa (Purwokerto-Jember), dan Purwojaya (Jakarta Gambir-Cilacap).

Media

Majalah ANCAS

Majalah ANCAS adalah satu-satunya majalah yang menggunakan bahasa Jawa banyumasan. Majalah ANCAS berisi pendidikan dan kebudayaan juga sastra banyumasan. Terbit sejak tgl 06 April 2010 dengan oplah sekitar 8000 exp. Distribusi majalah ANCAS di wilayah Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga dan Banjarnegara juga sampai ke Bali, Kalimantan, Papua, Jakarta, Surabaya,Jogjakarta juga Lampung.

Banyumas TV

Banyumas memiliki stasiun televisi lokal Banyumas Televisi, waktu on air adalah 12.00 sampai 23.00. Acaranya lebih banyak produksi sendiri dan hasil karya rumah produksi lokal dengan muatan gaya banyumasan yang kental, pada jam-jam tertentu juga merelay stasiun televisi NET.

Radar Banyumas

Radar Banyumas adalah surat kabar yang terbit di Banyumas, dan masih satu grup dengan Jawa Pos Group.

mBanyumasi

mBanyumasi adalah surat kabar yang dikelola oleh pengusaha lokal sejak Mei 2006 di Banyumas.

Satelit Post

Satelit Post adalah surat kabar baru yang terbit di Purwokerto dan sekitarnya. Harga surat kabar ini pada awal terbitnya adalah Rp1.000.

Harian Banyumas

Harian Banyumas adalah surat kabar baru yang terbit di Purwokerto dan sekitarnya. Harian Banyumas merupakan bagian dari Harian Suara Merdeka. Harga surat kabar ini diawal terbitnya Rp 1.000,-

Pendidikan

Pendidikan formal TK atau RA SD atau MI SMP atau MTs SMA atau MA SMK Perguruan tinggi Lainnya
Negeri 3 965 106 22 9 2 1
Swasta 676 202 112 31 53 20 3
Total 679 1.167 218 53 62 21 4
Data sekolah di Kabupaten Banyumas
Sumber: Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) Wilayah Kabupaten Banyumas (2010/2011)[3]

Budaya

Budaya Banyumasan memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan wilayah lain di Jawa Tengah, walaupun akarnya masih merupakan budaya Jawa.

Di antara seni pertunjukan yang terdapat di Banyumas antara lain:

  • Wayang kulit gagrag Banyumas, yaitu kesenian wayang kulit khas Banyumasan. Terdapat dua gagrak (gaya), yakni Gragak Kidul Gunung dan Gragak Lor Gunung. Kekhasan wayang kulit gragak Banyumasan adalah napas kerakyatannya yang begitu kental dalam pertunjukannya.
  • Begalan, adalah seni tutur tradisional yang pada upacara pernikahan. Kesenian ini menggunakan peralatan dapur yang memiliki makna simbolis berisi falsafah Jawa bagi pengantin dalam berumah tangga nantinya.

Kesenian musik tradisional Banyumas juga memiliki kekhasan tersendiri dibanding dengan kesenian musik Jawa lainnya, di antaranya:

  • Calung, adalah alat musik yang terbuat dari potongan bambu yang diletakkan melintang dan dimainkan dengan cara dipukul. Perangkat musik khas Banyumas yang terbuat dari bambu wulung mirip dengan gamelan Jawa, terdiri atas gambang barung, gambang penerus, dhendhem, kenong, gong dan kendang. Selain itu ada juga Gong Sebul dinamakan demikian karena bunyi yang dikeluarkan mirip gong tetapi dimainkan dengan cara ditiup (Bahasa Jawa: disebul), alat ini juga terbuat dari bambu dengan ukuran yang besar. Dalam penyajiannya calung diiringi vokalis yang lazim disebut sinden. Aransemen musikal yang disajikan berupa gending-gending Banyumasan, gending gaya Banyumasan, Surakarta-Yogyakarta dan sering pula disajikan lagu-lagu pop yang diaransemen ulang.
  • Kenthongan (sebagian menyebut tek-tek), adalah alat musik yang terbuat dari bambu. Kenthong adalah alat utamanya, berupa potongan bambu yang diberi lubang memanjang disisinya dan dimainkan dengan cara dipukul dengan tongkat kayu pendek. Kenthongan dimainkan dalam kelompok yang terdiri dari sekitar 20 orang dan dilengkapi dengan bedug, seruling, kecrek dan dipimpin oleh mayoret. Dalam satu grup kenthongan, Kenthong yang dipakai ada beberapa macam sehingga menghasilkan bunyi yang selaras.
  • Salawatan Jawa, yakni salah satu seni musik bernapaskan Islam dengan perangkat musik berupa terbang jawa. Dalam pertunjukan kesenian ini menyajikan lagu-lagu yang diambil dari kitab Barzanji.
  • bongkel, yakni peralatan musik tradisional sejenis angklung, namun terdiri empat bilah berlaras slendro.

Sejumlah tarian khas Banyumasan antara lain:

  • lengger, merupakan tarian yang dimainkan oleh dua orang perempuan atau lebih. Di tengah-tengah pertunjukkan hadir seorang penari laki-laki disebut badhud (badut/bodor). Tarian ini umumnya dilakukan di atas panggung dan diiringi oleh alat musik calung.
  • sintren, adalah tarian yang dimainkan oleh laki-laki yang mengenakan baju perempuan. Tarian ini biasanya melekat pada kesenian ebeg. Di tengah-tengah pertunjukan biasanya pemain ditindih dengan lesung dan dimasukan ke dalam kurungan, di mana dalam kurungan itu ia berdandan secara wanita dan menari bersama pemain yang lain.
  • aksimuda, yakni kesenian bernapaskan Islam berupa silat yang digabung dengan tari-tarian.
  • angguk, yakni kesenian tari-tarian bernapaskan Islam. Kesenian ini dilakukan oleh delapan pemain, di mana pada akhir pertunjukan pemain tidak sadarkan diri.
  • aplang atau daeng, yakni kesenian yang serupa dengan angguk, dengan pemain remaja putri.
  • buncis, yaitu paduan antara kesenian musik dan tarian yang dimainkan oleh delapan orang. Kesenian ini diiringi alat musik angklung.
  • ebeg, adalah kuda lumping khas Banyumas. Pertunjukan ini diiringi oleh gamelan yang disebut bendhe.

Pariwisata

Banyumas memiliki beberapa tempat wisata andalan, kebanyakan berupa keindahan alam seperti gua, air terjun dan wana wisata.

Wisata alam

Wisata sejarah

Wisata keluarga

Perayaan

Kabupaten Banyumas memiliki beberapa acara yaitu:

  • Banyumas Extravaganza

Kuliner khas Banyumas

Kuliner khas dari Banyumas di antaranya adalah:

Masakan

Masakan khas Banyumas, yaitu:

Minuman

Minuman khas Banyumas, yaitu:

  • Es Dawet Banyumas

Jajanan

Jajanan pasar khas Banyumas, yaitu:

Oleh-oleh

Oleh-oleh khas banyumas, yaitu:

  • Nopia
  • Mino (Mini Nopia)

Batik Banyumasan

Banyumas juga menghasilkan batik, meskipun tidak setenar Solo, Yogyakarta dan Pekalongan. Batik Banyumas mempunyai keunikan karena kedua sisi muka dan belakang mempunyai kualitas yang hampir sama. Batik banyumas yang sekarang ini cukup terkenal adalah Batik produksi Pak Sugito dari Sokaraja. Selain itu sentra batik Banyumasan yang lengkap barada di jalan Mruyung di dalam kompleks alun-alun kota Banyumas. [4]


Tokoh

Lihat pula

Referensi

Bacaan lanjutan

  • Koderi, M., Banyumas Wisata dan Budaya. Purwokerto: Penerbit Metro, 1991.

Pranala luar