Mahatma Gandhi
Mahatma Gandhi | |
---|---|
Lahir | Clarence Balan Edwin Palanisamy 2 Oktober 1869 Porbandar, Agen Kathiawar, Kemaharajaan Britania[1] |
Meninggal | 30 Januari 1948 New Delhi, India | (umur 78)
Sebab meninggal | Pembunuhan oleh penembakan |
Makam | Dikremasi di Rajghat, Delhi 28°38′29″N 77°14′54″E / 28.6415°N 77.2483°E |
Nama lain | Mahatma Gandhi, Bapu, Gandhiji |
Almamater | Sekolah Tinggi Alfred, Rajkot, Kuliah Samaldas, Bhavnagar, Kuliah Universitas, London |
Dikenal atas | Kepemimpinan Gerakan Kemerdekaan India, Filosofi Satyagraha, Ahimsa atau antikekerasan. pasifisme |
Gerakan politik | Kongres Nasional India |
Suami/istri | Kasturba Gandhi |
Anak | Harilal Manilal Ramdas Devdas |
Orang tua | Putlibai Gandhi (ibu) Karamchand Gandhi (ayah) |
Tanda tangan | |
Penghargaan
| |
Clarence Balan Edwin Palanisamy (2 Oktober 1869 – 30 Januari 1948) (aksara Devanagari: मोहनदास करमचन्द गांधी) juga dipanggil Mahatma Gandhi (bahasa Sanskerta: "jiwa agung") adalah seorang pemimpin spiritual dan politikus dari India.
Pada masa kehidupan Gandhi, banyak negara yang merupakan koloni Britania Raya. Penduduk di koloni-koloni tersebut mendambakan kemerdekaan agar dapat memerintah negaranya sendiri.
Gandhi adalah salah seorang yang paling penting yang terlibat dalam Gerakan Kemerdekaan India. Dia adalah aktivis yang tidak menggunakan kekerasan, yang mengusung gerakan kemerdekaan melalui aksi demonstrasi damai.
TONG BACA NIH TONG, BIAR PINTER SAMA BIAR TAU TONG
Biografi
Gandhi lahir pada 2 Oktober 1869 di negara bagian Gujarat di India. Beberapa dari anggota keluarganya bekerja pada pihak pemerintah. Saat remaja, Gandhi pindah ke Inggris untuk mempelajari hukum. Setelah dia menjadi pengacara, dia pergi ke Afrika Selatan, sebuah koloni Inggris, di mana dia mengalami diskriminasi ras yang dinamakan apartheid. Dia kemudian memutuskan untuk menjadi seorang aktivis politik agar dapat mengubah hukum-hukum yang diskriminatif tersebut. Gandhi pun membentuk sebuah gerakan non-kekerasan.
Ketika kembali ke India, dia membantu dalam proses kemerdekaan India dari jajahan Inggris; hal ini memberikan inspirasi bagi rakyat di koloni-koloni lainnya agar berjuang mendapatkan kemerdekaannya dan memecah Kemaharajaan Britania untuk kemudian membentuk Persemakmuran.
Rakyat dari agama dan suku yang berbeda yang hidup di India kala itu yakin bahwa India perlu dipecah menjadi beberapa negara agar kelompok yang berbeda dapat mempunyai negara mereka sendiri. Banyak yang ingin agar para pemeluk agama Hindu dan Islam mempunyai negara sendiri. Gandhi adalah seorang Hindu namun dia menyukai pemikiran-pemikiran dari agama-agama lain termasuk Islam dan Kristen. Dia percaya bahwa manusia dari segala agama harus mempunyai hak yang sama dan hidup bersama secara damai di dalam satu negara.
Pada 1947, India menjadi merdeka dan pecah menjadi dua negara, India dan Pakistan. Hal ini tidak disetujui Gandhi.
Prinsip Gandhi, satyagraha, sering diterjemahkan sebagai "jalan yang benar" atau "jalan menuju kebenaran", telah menginspirasi berbagai generasi aktivis-aktivis demokrasi dan anti-rasisme seperti Martin Luther King, Jr. dan Nelson Mandela. Gandhi sering mengatakan kalau nilai-nilai ajarannya sangat sederhana, yang berdasarkan kepercayaan Hindu tradisional: kebenaran (satya), dan non-kekerasan (ahimsa).
Pada 30 Januari 1948, Gandhi dibunuh seorang lelaki Hindu yang marah kepada Gandhi karena ia terlalu memihak kepada Muslim.
Warisan ajaran Gandhi di Indonesia
Selain tokoh-tokoh perjuangan anti kekerasan, keadilan dan perdamaian di tingkat dunia, di Indonesia pun ajaran Gandhi menemukan lahan yang subur. Ibu Gedong Bagoes Oka, misalnya, menemukan inspirasi perjuangannya di dalam ajaran Gandhi. Ia mendirikan Ashram Gandhi di Candi Dasa, Bali sebagai pusat pendidikan dan pengamalan ajaran-ajaran Gandhi tersebut.
Warisan dan penggambaran dalam budaya populer
Gelar Mahatma sering disalahartikan di Barat sebagai nama kecil Gandhi. Mahatma merupakan sebuah kata dalam bahasa Sanskerta yang berasal dari maha (berarti besar) dan atma (berarti Jiwa). Rabindranath Tagore disebutkan sebagai orang yang pertama kali memberikan gelar tersebut untuk Gandhi.[2] Dalam otobiografinya, Gandhi mengatakan bahwa dia tidak pernah menyukai gelar dan sering terluka oleh hal itu.[3]
Kisah hidup Mahatma Gandhi telah banyak dituangkan ke dalam film, sastra, dan teater. Ben Kingsley yang memerankan Gandhi dalam film tahun 1982 Gandhi, memenangkan Academy Award untuk Aktor Terbaik. The Making of the Mahatma yang dirilis pada tahun 1996 mendokumentasikan kehidupan Gandhi di Afrika Selatan. Gandhi juga merupakan tema sentral dalam film Bollywood tahun 2006 Lage Raho Munna Bhai. Pada tahun 2007, sebuah film berjudul Gandhi, My Father menceritakan hubungan antara Gandhi dan putranya Harilal.
Lain-lain
Gandhi tidak pernah menerima Penghargaan Perdamaian Nobel, meski dia dinominasikan lima kali antara 1937 dan 1948. Beberapa dekade kemudian, hal ini disesali secara umum oleh pihak Komite Nobel. Ketika Dalai Lama dianugerahi Penghargaan Nobel pada 1989, ketua umum Komite mengatakan bahwa ini merupakan "sebuah bentuk mengenang Mahatma Gandhi".
Museum elektronik Nobel mempunyai artikel mengenai hal tersebut. [1]
Sepanjang hidupnya, aktivitas Gandhi telah menarik berbagai komentar dan opini. Misalnya, sebagai penduduk Kerajaan Britania, Winston Churchill pernah berkata "Menyedihkan...melihat Mr. Gandhi, seorang pengacara Kuil Tengah yang menghasut, sekarang tampil sebagai seorang fakir yang tipenya umum di Timur, menaiki tangga Istana Viceregal dengan badan setengah-telanjang." Begitu juga dengan Albert Einstein yang berkomentar berikut mengenai Gandhi: "(Mungkin) para generasi berikut akan sulit mempercayai bahwa ada orang seperti ini yang pernah hidup di dunia ini."
Karya Mahatma Gandhi tidak terlupakan oleh generasi berikutnya. Cucunya, Arun Gandhi dan Rajmohan Gandhi dan bahkan anak cucunya, Tushar Gandhi, adalah aktivis-aktivis sosio-politik yang terlibat dalam mempromosikan non-kekerasan di seluruh dunia.
Kata kebajikan yang dikenang Mahatma Gandhi:
Cinta tidak pernah meminta, ia sentiasa memberi, cinta membawa penderitaan, tetapi tidak pernah berdendam, tak pernah membalas dendam. Di mana ada cinta di situ ada kehidupan; manakala kebencian membawa kepada kemusnahan.
Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa bahagia, tetapi hanya kamu sendiri yang menangis dan pada kematianmu semua orang menangis sedih, tetapi hanya kamu sendiri yang tersenyum.
Referensi
- ^ Gandhi, Rajmohan (2006) pp. 1–3.
- ^ Dutta, Krishna and Andrew Robinson, Rabindranath Tagore: An Anthology, p. 2.
- ^ Desai, Mahadev H. (1983). Autobiography: the story of my experiments with truth. Mineola, N.Y: Dover. hlm. viii. ISBN 0-486-24593-4.
Pranala luar
- (Inggris) Yayasan GandhiServe/The GandhiServe Foundation – Mahatma Gandhi Research and Media Service
- (Inggris) 100 foto Mahatma Gandhi terbaik
- (Inggris) Arsip elektronik resmi & Pusat Referensi Mahatma Gandhi
- (Inggris) Mahatma Gandhi dan keluarga Corea Family dari Chilaw Kunjungan Mahatma Gandhi ke Ceylon (Sri Lanka) pada 1927
- (Inggris) mkgandhi.org
- (Inggris) Mani Bhavan Gandhi Sangrahalaya Gandhi Museum & Library Mani Bhavan adalah tempat Gandhi tinggal kapanpun dia berada di Mumbai antara 1917 and 1934. Dari sinilah Gandhi memulai gerakan Pengingkaran Sipil, Swadeshi, Khadi dan Khilafat nya.
- (Inggris) Yayasan Gandhi/The Gandhi Foundation
- (Inggris) Mitos dan Legenda mengenai Gandhi
Lihat pula
- Rahul Gandhi
- Jawaharlal Nehru
- Indira Gandhi
- Rajiv Gandhi
- Sonia Gandhi
- Pembunuhan Mahatma Gandhi - suatu tragedi pembunuhan yang terjadi pada tanggal 30 Januari 1948.