Lompat ke isi

Batavia Air

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 30 Oktober 2016 13.02 oleh Kenrick95Bot (bicara | kontrib) (Bot: Penggantian teks otomatis (- tapi + tetapi))
Batavia Air
IATA ICAO Kode panggil
Y6 BTV BATAVIA AIR
Didirikan2002
Berhenti beroperasi31 Januari 2013
Pusat operasiBandar Udara Internasional Soekarno-Hatta
Penghubung sekunderBandar Udara Internasional Juanda
Kota fokusBandar Udara Internasional Ngurah Rai
Armada33
Tujuan48
SloganTrust Us To Fly
Kantor pusatJakarta, Indonesia
Tokoh utamaYudiawan Tansari (President Director),
Situs webwww.batavia-air.co.id
Airbus A321 milik Batavia Air

Batavia Air (nama resmi: PT. Metro Batavia) adalah sebuah maskapai penerbangan di Indonesia. Batavia Air mulai beroperasi pada tanggal 5 Januari 2002, memulai dengan satu buah pesawat Fokker F28 dan dua buah Boeing 737-200.

Setelah berbagai insiden dan kecelakaan menimpa maskapai-maskapai penerbangan di Indonesia, pemerintah Indonesia membuat pemeringkatan atas maskapai-maskapai tersebut. Dari hasil pemeringkatan yang diumumkan pada 22 Maret 2007, Batavia Air berada di peringkat III yang berarti hanya memenuhi syarat minimal keselamatan dan masih ada beberapa persyaratan yang belum dilaksanakan dan berpotensi mengurangi tingkat keselamatan penerbangan. Akibatnya Batavia Air mendapat sanksi administratif yang akan di-review kembali setiap 3 bulan. Bila tidak ada perbaikan kinerja, maka Izin Operasi Penerbangan (Air Operator Certificate) dapat dibekukan sewaktu-waktu.[1] Namun, Batavia dengan cepat memperbaiki diri dan akhirnya mendapat penilaian kategori 1 dari Kementerian Perhubungan terhitung tahun 2009 lalu[2]. Maskapai ini pun termasuk di antara 4 maskapai Indonesia yang diperbolehkan terbang ke Uni Eropa sejak Juni 2010.

Pada tanggal 31 Januari 2013, Batavia Air berhenti beroperasi karena dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.

Armada pesawat

Armada Batavia Air
Pesawat Jumlah Kursi Rute Catatan
Airbus A321-200 1 220 Rute Domestik dan Internasional Memakai livery baru
Airbus A320-200 5 180 Rute Domestik dan internasional 4 pesawat telah memakai livery baru
Airbus A330-200 2 314 Jakarta, Manado,Medan,Jeddah,Riyadh
Boeing 737-300 9 148 Rute Domestik dan internasional 7 pesawat telah memakai livery baru
Boeing 737-400 8 168 Rute Domestik dan internasional 4 pesawat telah memakai livery baru
Boeing 737-500 1 133 Rute Domestik dan internasional 4 pesawat telah memakai livery baru
Total 33 Data tanggal: 24 Mei 2012 (Sumber Situs Resmi Batavia Air)

Rute penerbangan

Galeri armada

Insiden dan kecelakaan

  • 21 November 2007 - serpihan sayap sebesar 40cm x 50cm dari Boeing 737-400 Batavia Air (BTV 207 jurusan Jakarta-Pontianak) lepas ketika lepas landas dari Jakarta. Pesawat kemudian mendarat darurat.
  • 27 Februari 2009 - pesawat Boeing 737-300 jurusan Jakarta-Pontianak mengalami kerusakan alat navigasi dan nyaris mendarat di Ketapang[3]
  • 30 Maret 2009 - pesawat Boeing 737-300 jurusan Jakarta-Surabaya-Mataram mengalami kerusakan mesin dan mendarat di Semarang[3]
  • 13 Februari 2010 - pesawat Boeing 737-200 jurusan Surabaya-Makassar-Gorontalo mengalami kerusakan ban belakang sebelah kiri pecah saat pesawat hendak melintas dari runway 10 menuju runway 28
  • 25 Februari 2010 - pesawat Boeing 737-300 jurusan Berau-Balikpapan mengalami kerusakan ban yang tipis
  • 16 Februari 2010 - pesawat Boeing 737-300 jurusan Malang-Jakarta mengalami kerusakan kaca depan yang retak saat take off
  • 15 Juli 2010 - Pesawat Airbus A320 jurusan Pekanbaru - Jakarta mendarat darurat di Pekanbaru karena kerusakan sistem keseimbangan pesawat.[4] Tidak ada korban jiwa.
  • 30 Maret 2012 - Pesawat dengan jurusan Jakarta - Pekanbaru tergelincir pada saat mendarat dan tidak ada korban jiwa.[5][6][7][8][9][10]

Pailit dan bangkrut

Pada tanggal 30 Januari 2013, Pengadilan Niaga Jakarta Pusat dalam surat putusan No.77/pailit/2012/PN.NIAGA.JKT.PST mempailitkan maskapai Batavia Air. Hal ini berdampak pada berhentinya operasi terbang sejak 31 Januari 2013 Pukul 00.00. Pailit dikarenakan adanya permohonan yang di ajukan oleh perusahaan sewa guna pesawat International Lease Finance Corporation (ILFC) termaksut pesawat A330 yang dibelikan tetapi yang tidak di bayar.[11]

Referensi

Pranala luar