Lompat ke isi

Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 8 April 2017 09.31 oleh Ign christian (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi '{{Serial Sepuluh Perintah Allah}} "'''Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun'''" adalah suatu bentuk singkatan dari salah satu [[Sepuluh Perintah Allah]...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

"Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun" adalah suatu bentuk singkatan dari salah satu Sepuluh Perintah Allah yang, menurut Kitab Ulangan, diberitahukan oleh Allah kepada bangsa Israel dan kemudian ditulis pada kedua loh batu dengan Jari Allah.[1]

Kendati tidak ada satu pun bagian tersendiri dalam Alkitab yang memuat definisi lengkap pemujaan atau penyembahan berhala, subjek ini dibahas dalam berbagai bagian, sehingga penyembahan berhala atau pemberhalaan dapat diringkas sebagai penyembahan patung (atau gambar) berhala; penyembahan dewa-dewi politeistik dengan penggunaan patung (atau gambar) berhala; penyembahan makhluk ciptaan (pohon, batu, hewan, benda astronomi, ataupun manusia lainnya); dan penggunaan berhala dalam penyembahan atau ibadah kepada Allah (YHWH Elohim, Allah Israel).[2] Dalam Perjanjian Baru, keserakahan (ketamakan) didefinisikan sebagai penyembahan berhala.[3] Ketika perintah ini diberikan, terdapat banyak kesempatan untuk turut serta dalam pemujaan atau penyembahan berhala, dan agama-agama suku bangsa Kanaan yang bertetangga dengan bangsa Israel banyak berpusat pada sebuah patung berhala kultus yang dibangun dan dipelihara dengan saksama.[4] Namun, menurut Kitab Ulangan, orang-orang Israel diperingatkan dengan keras agar tidak menerapkan atau mengadaptasikan praktik keagamaan apa saja dari bangsa-bangsa di sekitar mereka.[5]

Bagaimanapun, kisah mengenai bangsa Israel hingga Pembuangan Babel meliputi pelanggaran perintah ini serta perintah yang sebelumnya, "Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku". Banyak pengajaran biblika dari zaman Nabi Musa hingga pengasingan tersebut didasarkan pada perintah-perintah itu—yakni pilihan antara ibadah yang dikhususkan kepada Allah atau kepada berhala-berhala.[6] Pembuangan Babel tampaknya menjadi suatu titik balik yang kemudian menjadikan bangsa Yahudi secara keseluruhan sangat monoteistik serta bersedia untuk melakukan berbagai peperangan (seperti Pemberontakan Makabe) dan menghadapi kemartiran daripada memuja allah lainnya.[7]

Menurut Nabi Yesaya, mereka yang menyembah berhala tak bernyawa akan menjadi seperti demikian, yaitu tidak mampu melihat, merasa, ataupun mendengar kebenaran yang Allah sampaikan kepada mereka.[8] Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma mengidentifikasi penyembahan segala sesuatu yang diciptakan (bukan Sang Pencipta) sebagai penyebab kehancuran moralitas seksual dan sosial.[9] Meskipun perintah ini mengimplikasikan bahwa ibadah kepada Allah tidak dapat dipadukan dengan ibadah kepada berhala, keadaan seorang individu sebagai seorang penyembah berhala ataupun sebagai seorang penyembah Allah tidak digambarkan dalam Alkitab sebagai keadaan yang telah ditetapkan sejak awal oleh Allah dan tidak dapat berubah. Ketika perjanjian dengan Allah diperbarui di bawah kepemimpinan Yosua, bangsa Israel didesak untuk menyingkirkan allah-allah lain dan ia berkata: "pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah".[10] Raja Yosia, ketika ia sadar akan adanya perjanjian Allah, berupaya dengan penuh semangat untuk menyingkirkan berhala-berhala dari kerajaannya.[11] Menurut Kisah Para Rasul, Rasul Paulus menyampaikan kepada orang-orang Atena bahwa meskipun kota mereka dipenuhi dengan patung-patung berhala, Allah yang benar tidak direpresentasikan oleh satu pun dari antaranya dan meminta mereka untuk berpaling dari berhala-berhala.[12]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Ulangan 4:13
  2. ^ (Inggris) The New Unger’s Bible Dictionary, Harrison, R.K., ed., 2005, Chicago: Moody Publishers, ISBN 0-8024-9037-9, p. 602
  3. ^ Kolose 3:5, Efesus 5:5
  4. ^ (Inggris) Idol: Images in the ANE", The Anchor Bible Dictionary, Freedman, David N, editor-in-chief, 1992, New York: Doubleday, ISBN 0-385-19361-0, p. 377
  5. ^ Ulangan 12:4,31; (Inggris) Matthew Henry’s Commentary on the Whole Bible, "Commentary on Deuteronomy 12"
  6. ^ (Inggris) "Idolatry", HarperCollins Bible Dictionary, 1996, Achtemeier Paul J., ed., New York:HarperCollins Publishers, ISBN 0-06-060037-3
  7. ^ (Inggris) "Idol: In the Exile and After", in HarperCollins Bible Dictionary, 1996, Achtemeier Paul J., ed., New York: HarperCollins Publishers, ISBN 0-06-060037-3; "Sermon LXXXIII: On Spiritual Idolatry", in Wesley, John, "Sermons on Several Occasions", Vol. 2, Jackson, T., ed., London: J. Kershaw, 1825, pp. 314-315
  8. ^ (Inggris) Beale, G.K., We Become What We Worship: A Biblical Theology of Idolatry, InterVarsity Press, 2008, ISBN 978-0-8308-2877-7, pp.41-42, 141-142
  9. ^ Roma 1:22-29; (Inggris) Dunn J.D.G., The Theology of Paul the Apostle, 1998, Grand Rapids: William B. Eardmans Publishing Company, pp.33-34, ISBN 0-8028-3844-8
  10. ^ Yosua 24:14-15, (Inggris) "Commentary on Joshua 24:15", Adam Clarke’s Commentary on the Holy Bible, Earle, Ralph, 1967, Beacon Hill Press, ISBN 0-8010-2321-1, p. 263
  11. ^ 2 Raja-Raja 22-23; 2 Tawarikh 34; (Inggris) "Josiah", The Anchor Bible Dictionary, Vol. 3, Freedman, David Noel, ed., Doubleday, 1992, ISBN 0-385-19361-0
  12. ^ Kisah 17:16; (Inggris) Walvoord and Zuck, The Bible Knowledge Commentary: New Testament, 1983, Colorado Springs: David C. Cook, p. 402, ISBN 978-0-88207-812-0

Pranala luar