Lompat ke isi

Berikanlah kepada Kaisar

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 16 Oktober 2017 19.38 oleh JohnThorne (bicara | kontrib) (Perbaikan)
Uang Pajak oleh Titian menggambarkan Yesus diberi mata uang untuk pajak

"Berikanlah kepada Kaisar" adalah awal dari sebuah frase yang dikaitkan dengan Yesus dalam injil sinoptik, yang berbunyi secara penuh, "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah." (Ἀπόδοτε οὖν τὰ Καίσαρος Καίσαρι καὶ τὰ τοῦ Θεοῦ τῷ Θεῷ). (Matius 22:21)

Frasa ini secara luas telah dikutip sebagai ringkasan hubungan antara agama Kristen, sekuler pemerintah, dan masyarakat. Pesan aslinya, menanggapi pertanyaan tentang apakah halal atau tidak bagi orang Yahudi untuk membayar pajak kepada Kaisar, menimbulkan beberapa kemungkinan interpretasi tentang keadaan di mana orang Kristen perlu tunduk kepada otoritas duniawi.

Narasi

Ketiga injil sinoptik mengisahkan seorang penanya mencoba untuk menjebak Yesus untuk mengambil posisi eksplisit dan berbahaya mengenai keharusan orang-orang Yahudi untuk membayar pajak ke pemerintah Romawi. Catatan dalam Matius 22:15–22 dan Markus 12:13–17 mengatakan bahwa penanya adalah orang-orang Farisi dan Herodian, sementara Lukas 20:20–26 hanya mengatakan bahwa mereka adalah "mata-mata" yang dikirim oleh "para ahli Taurat dan imam-imam kepala".

Koin Kaisar (1790), oleh Domingos Sequeira

Mereka mengantisipasi bahwa Yesus akan menentang pembayaran pajak, karena tujuan mereka adalah "untuk menyerahkan dia ke dalam kuasa dan wewenang gubernur".(Lukas 20:20) Gubernur Pilatus adalah orang yang saat itu bertanggung jawab untuk mengumpulkan pajak di Yudea Romawi. Pada awalnya penanya menyanjung Yesus dengan memuji integritas, imparsialitas, dan pengabdiannya kepada kebenaran. Kemudian mereka bertanya kepada-Nya apakah boleh atau tidak bagi orang-orang Yahudi untuk membayar pajak yang dituntut oleh Kaisar. Dalam Injil Markus (Markus 12:15) ada tambahan pertanyaan provokatif yang bertanya, "apakah kita  seharusnya membayar atau tidak?"

Yesus pertama-tama menyebut mereka orang-orang munafik, dan kemudian meminta salah satu dari mereka untuk menunjukkan mata uang logam Romawi yang biasa dipakai untuk membayar pajak kepada Kaisar. Salah satu dari mereka menunjukkan kepadanya sebuah koin Romawi, lalu Yesus bertanya kepada mereka gambar dan tulisan siapa yang di atasnya. Mereka menjawab, "Kaisar," dan Yesus menjawab: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah".

Para penanya sangat terkesan. Matius 22:22 menyatakan bahwa mereka "takjub" (ἐθαύμασαν) dan puas akan jawabannya, lalu mereka pergi.

Konteks sejarah

Koin

Satu dinar menampilkan Tiberius. Tulisan pada bagian depan bertuliskan Ti[berivs] Caesar Divi Avg[vsti] F[ilivs] Kaisar ("Tiberius Caesar Augustus, putra Ilahi Augustus").

Teks mengidentifikasi koin sebagai δηνάριον dēnarion,[1] dan hal ini biasanya adalah koin Romawi dinar dengan gambar kepala Tiberius. Koin ini juga disebut "uang pajak" ("tribute penny"). Tulisannyaberbunyi "Ti[berivs] Caesar Divi Avg[vsti] F[ilivs] Kaisar" ("Tiberius Caesar Augustus, putra Ilahi Augustus"). Sisi baliknya menunjukkan gambar seorang wanita duduk, biasanya diidentifikasi sebagai Livia yang digambarkan sebagai Pax.[2]

Namun, ada dugaan bahwa denari tidak berada dalam sirkulasi umum di Yudea selama masaa hidup Yesus dan bahwa koin yang mungkin ditunjukkan adalah Antiochan tetradrachm dengan gambar kepala Tiberius, dan Augustus pada baliknya.[3] Pendapat lain adalah dinar Augustus dengan Caius dan Lucius pada sisi baliknya, sementara koin dari Julius Caesar, Mark Antony, dan Germanicus semua dianggap sebagai kemungkinan.[4] Koin Romawi manapun, fakta bahwa penanya Yesus memiliki koin dengan "gambar berhala" [5], dan dalam Bait Suci [6], membuat mereka bersalah karena menghujat Allah dan menempatkan Yesus pada keuntungan retoris.

Episode serupa tertulis dalam Injil Thomas (ayat 100), tapi koin yang dimaksud terbuat dari emas.

Perlawanan membayar pajak di Yudea

Pajak-pajak yang dikenakan pada Yudea oleh Romawi telah menyebabkan banyak kerusuhan.[7] Sarjana Perjanjian Baru Willard Swartley menulis:

Pajak yang disebutkan dalam teks adalah pajak khusus... Merupakan pajak poll, yaitu pajak dilembagakan dalam tahun 6 M. Sebuah sensus yang dilakukan pada waktu itu (lihat Lukas 2:2) untuk menentukan sumber daya orang-orang Yahudi memicu murka penduduk negara. Yudas dari Galilea memimpin pemberontakan (Kisah Para Rasul 5:37), yang ditekan dengan penuh kesulitan. Banyak sarjana memperkirakan tanggal pendirian partai dan gerakan Zealot dari kejadian ini.[8]

Jewish Encyclopedia mengatakan mengenai kaum Zelot:

Ketika, pada tahun 5 M, Yudas dari Gamala di Galilea mulai oposisi terorganisir melawan Romawi, ia bergabung dengan salah satu pemimpin dari orang-orang Farisi, R. Zadok, seorang murid Shammai dan salah satu patriot yang berapi-api dan pahlawan populer yang hidup menyaksikan akhir tragis dari Yerusalem... pengambilan sensus oleh Quirinus, prokurator Romawi, untuk tujuan perpajakan dianggap sebagai tanda dari perbudakan Romawi; dan orang-orang Zelot menuntut perlawanan terhadap penindas yang ditanggapi dengan antusias.

Pada persidangan di hadapan Pontius Pilatus, Yesus dituduh mempromosikan perlawanan terhadap pajak Kaisar.

Lalu bangkitlah seluruh sidang itu dan Yesus dibawa menghadap Pilatus. Di situ mereka mulai menuduh Dia, katanya: "Telah kedapatan oleh kami, bahwa orang ini menyesatkan bangsa kami, dan melarang membayar pajak kepada Kaisar, dan tentang diri-Nya Ia mengatakan, bahwa Ia adalah Kristus, yaitu Raja. " (Lukas 23:1-4Luke 23:1-4)

Interpretasi Modern

Jacek Malczewski, Berikanlah kepada Kaisar

Bagian ini telah banyak dibahas dalam konteks modern dari Kekristenan dan politik, terutama pada pertanyaan-pertanyaan mengenai pemisahan gereja dan negara dan perlawanan pembayaran pajak.

Berikanlah kepada Kaisar koin berhalanya

Sejumlah peneliti modern telah menafsirkan perumpamaan itu sebagai izin untuk melawan pembayaran pajak. Para peneliti ini mengklaim Yesus mengacu kepada Kaisar sebagai mammon, dewa uang, karena Kaisar mengaku sebagai ilah bagi koin pajak - sebagai dewa uang.[9] Jika Yesus didakwa dengan tuduhan melarang pembayaran "pajak kepada Kaisar", maka tuntutan resmi pidana itu bertentangan dengan interpretasi populer bahwa Yesus ingin para pengikutnya untuk membayar pajak kepada Kaisar.

Lingkup temporal dan lingkup spiritual

Yesus menanggapi Pontius Pilatus tentang sifat dari kerajaan-nya: "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini. Jika  jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi (atau 'seperti itu') Kerajaan-Ku bukan dari sini (dunia)" (Yohanes 18:36), yaitu ajaran agamanya memisahkan diri dari kegiatan politik duniawi. Hal ini mencerminkan perbedaan tradisional dalam pemikiran Kristen bahwa negara dan gereja telah memisahkan pengaruh lingkungannya.[10] Ini dapat diartikan baik secara Katolik, atau Thomist (Gelasian doktrin) atau secara Protestan, atau Lockean (pemisahan gereja dan negara).

Pembenaran untuk mematuhi wewenang, membayar pajak

Beberapa orang membaca kalimat "Berikanlah kepada Kaisar apa yang menjadi milik Kaisar" jelas sejauh itu memerintahkan orang-orang untuk menghormati otoritas negara dan untuk membayar pajak yang dituntut dari mereka. Rasul Paulus juga menyatakan dalam Roma 13 bahwa orang-orang Kristen diwajibkan untuk mematuhi pemerintah duniawi yang berwenang, menyatakan bahwa mereka ditunjuk oleh Allah, ketidakpatuhan kepada mereka setara dengan ketidakpatuhan kepada Allah.

Joachim Wtewael - The Tribute Money

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Thayer's Lexicon: δηνάριον
  2. ^ "Tiberius, Tribute Penny". Diakses tanggal 7 September 2011. 
  3. ^ Lewis, Peter E.; Bolden, Ron (2002). The Pocket Guide to Saint Paul: Coins Encountered by the Apostle on his Travels. Wakefield Press. hlm. 19. ISBN 1-86254-562-6. 
  4. ^ Michael E. Marotta (2001). "Six Caesars Of The Tribute Penny". Diakses tanggal 7 Sep 2011. 
  5. ^ Exodus 20:4, Leviticus 20:1
  6. ^ Luke 20:1
  7. ^ Marshall, I.H. Gospel of Luke: A Commentary on the Greek Text p. 735; Gross, David (ed.) We Won't Pay!: A Tax Resistance Reader ISBN 1-4348-9825-3 pp. 1-7
  8. ^ Swartley, Willard M. The Christian and the Payment of Taxes Used For War 1980 [1]
  9. ^ "Who Would Jesus Tax?". Diakses tanggal 8 December 2016. 
  10. ^ Spivey, Jim (Summer 1994). "Separation No Myth". Southwestern Journal of Theology. 36 (5). Diakses tanggal 18 February 2017. 

Pranala luar