Lompat ke isi

Isabelle Eberhardt

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 22 Oktober 2017 14.52 oleh Aa sukma umaran (bicara | kontrib) (perubahan redaksional)

Isabelle Eberhardt
Foto Eberhardt saat masih remaja dengan rambut pendek dan seragam pelaut
Eberhardt pada 1895 difoto oleh Louis David
Lahir17 Februari 1877
Geneva, Swiss
Meninggal21 Oktober 1904(1904-10-21) (umur 27)
Aïn Séfra, Aljazair
KebangsaanSwiss
PekerjaanPenjelajah, penulis

Isabelle Wilhelmine Marie Eberhardt (17 Februari 1877 – 21 Oktober 1904) adalah seorang penjelajah dan penulis Swiss. Pada masa remaja, Eberhardt, yang dididik di Swiss oleh ayahnya, menerbitkan cerita-cerita pendek di bawah pseudonim laki-laki. Ia mempunyai minat besar terhadap Afrika Utara, dan dianggap sebagai penulis ahli mengenai subjek tersebut meskipun pemahaman tentang kawasan tersebut hanya melalui perantara. Setelah undangan dari fotografer Louis David, Eberhardt pindah ke Aljazair pada Mei 1897. Ia berbusana pria dan berpindah keyakinan menjadi Islam, kemudian mengadopsi nama Si Mahmoud Saadi. Perilaku tak ortodoks Eberhardt membuatnya dikucilkan oleh para pemukim Eropa di Aljazair dan pemerintahan Perancis.

Penerimaan Eberhardt oleh Qadiriyya, sebuah tarekat Islam, membuat pemerintah menganggapnya menjadi mata-mata dan agitator. Ia selamat dari upaya pembunuhan tak lama setelahnya. Pada 1901, pemerintah Perancis memerintahkan agar ia meninggalkan Aljazair, namun ia diijinkan kembali setahun kemudian setelah menikahi mitra jangka panjangnya, prajurit Aljazair Slimane Ehnni. Setelah kembali ke Aljazair, Eberhardt menulis untuk sebuah surat kabar yang diterbitkan oleh Victor Barrucand dan bekerja untuk Jenderal Hubert Lyautey. Pada 1904, di usia 27 tahun, ia tewas karena sebuah banjir bandang di Aïn Sefra.

Pada 1906, Barrucand mulai menerbitkan manuskrip-manuskripnya yang masih ada, yang meraih sambutan kritis. Ia secara anumerta dianggap sebagai advokat dekolonisasi, dan jalan-jalan dinamai dengan namanya di Béchar dan Algiers. Kehidupan Eberhardt menjadi subjek beberapa karya, termasuk film tahun 1991 Isabelle Eberhardt dan opera tahun 2012 Song from the Uproar: The Lives and Deaths of Isabelle Eberhardt.

Kehidupan awal dan latar belakang keluarga

Eberhardt lahir di Jenewa, Swiss, dari pasangan Alexandre Trophimowsky dan Nathalie Moerder (née Eberhardt). Trophimowsky adalah seorang anarkis, tutor, dan mantan imam Ortodoks yang beralih menjadi ateis,[1][2] dan Nathalie adalah putri kandung dari seorang Jerman Lutheran kelas menengah dan Yahudi Rusia.[3][4] Nathalie dianggap menjadi bagian dari aristokrasi Rusia,[5] yang artinya darah keturunannya sangat rahasia.[2] Ia menikahi janda Pavel de Moerder, seorang jenderal Rusia yang empat puluh tahun lebih tua darinya, yang membuat Trophimowsky menjadi tutor dari anak-anak mereka Nicolas dan Vladimir.[5]

Sekitar tahun 1871, Nathalie mengambil anak-anaknya dan meninggalkan suaminya untuk Trophimowsky, yang telah memiliki istri dan keluarga sendiri.[2][6] Mereka meninggalkan Rusia, dan diyakini singgah di Turki atau Italia[5] sebelum menetap di Jenewa.[6] Sekitar tahun 1872, Nathalie melahirkan Augustin; de Moerder, yang datang ke Swiss dalam sebuah upaya gagal untuk bersatu kembali dengan Natalie, menerima putra tersebut sebagai anaknya sendiri dan membolehkannya untuk memiliki marganya. Namun, kakak-kakaknya meyakini bahwa Trophimowsky adalah ayahnya. Jenderal de Moerder wafat beberapa bulan kemudian,[5] meskipun mereka berpisah, Nathalie memegang seluruh uangnya.[2] Keluarga tersebut menetap di Swiss; empat tahun kemudian, Eberhardt lahir, dan didaftarkan sebagai putri kandung Nathalie. Biografer Françoise d'Eaubonne berpendapat bahwa ayah biologis Eberhardt adalah penyair Arthur Rimbaud, yang berada di Swiss pada saat itu. Para sejarawan lainnya tak menganggapnya demikian dan lebih meyakini bahwa Tromphimowsky adalah ayahnya, dengan menyatakan bahwa Nathalie dan Trophimowsky tak benar-benar berpisah, kelahiran Eberhardt tak berdampak negatif pada hubungan mereka, dan bahwa Eberhardt adalah anak kesayangan Trophimowsky.[5]

Eberhardt dididik dengan baik; semua anak dalam keluarga tersebut disekolahkan di rumah oleh Trophimowsky.[5][7] Ia dapat berbahasa Perancis, Rusia, Jerman dan Italia,[1] dan mempelajari bahasa Latin, Yunani dan Arab klasik. Eberhardt, yang membaca al-Qur'an dengan ayahnya, kemudian menjadi fasih berbahasa Arab.[8][9] Ia belajar filsafat, metafisika, kimia,[7] sejarah dan geografi, meskipun ia lebih menyukai kesusastraan, membaca karya-karya pengarang yang meliputi Pierre Loti, Jean-Jacques Rousseau, Leo Tolstoy, Voltaire dan Émile Zola saat remaja.[5] Pada masa awal, ia mulai mengenakan busana laki-laki, menikmati kebebasannya,[10] dan ayahnya tidak senang dengan tindakan tersebut.[11] Anak-anak de Moerder dikirimkan lagi ke ayah tiri mereka, dan karena bertumbuhnya konflik dalam keluarga, Natalie meninggalkan rumah dan hubungannya dengan Trophimowsky pada 1888.[7]

Pada 1895, Eberhardt menerbitkan sebuah cerita pendek dalam jurnal La Nouvelle Revue Moderne dengan pseudonim Nicolas Podolinsky; "Infernalia" (karya pertamanya yang diterbitkan) berkisah tentang atraksi fisik seorang pelajar medis kepada seorang wanita yang telah almarhum.[5]

Pindah ke Afrika Utara

Eberhardt berbusana jubah Berber tradisional dewasa muda
Eberhardt berbusana Berber pada sekitar tahun 1900

Pada November 1895, Eberhardt diberitahu oleh sebuah surat bahwa Augustin bergabung dengan Legiun Luar Negeri Perancis dan ditugaskan di Aljazair. Ia menulis kepadanya, membujuknya untuk mengirimnya buku harian mendetail dari apa yang ia saksikan di Afrika Utara.[5] Eberhardt juga menghubungi Eugène Letord, seorang perwira Perancis yang ditempatkan di Sahara yang menempatkan sebuah iklan surat kabar demi sahabat pena.[12][13] Pada 1895, ia menerbitkan "Vision du Moghreb" [sic] (bahasa Indonesia: Penglihatan Maghreb),[5] sebuah kisah tentang kehidupan keagamaan Afrika Utara,[5] di bawah nama pseudonim Podolinsky-nya dalam La Nouvelle Revue Moderne.[13] Eberhardt memiliki "wawasan dan pengetahuan yang luar biasa" terhadap Afrika Utara[13] karena beberapa orang memberitahukan kawasan tersebut hanya melalui perantara, dan ia menuliskan tema anti-kolonial yang kuat. Louis David, seorang fotogafer Aljazair-Perancis mengunjungi Swiss karena terpukau dengan karyanya, menemuinya, dan mengundangnya untuk mengunjunginya di Bône, Aljazair.[14] Pada 1895, ia mengambil foto Eberhardt mengenakan seragam pelaut, yang akan menjadi banyak dikaitkan dengannya pada masa-masa selanjutnya.[15][16]

Eberhardt pindah ke Bône dengan ibunya pada Mei 1897.[5][13][17] Mereka awalnya tinggal dengan David dan istrinya, yang keduanya tak senang menjalani waktu dengan Eberhardt dan ibunya lebih menjalani waktu dengan orang-orang Arab. Eberhardt dan ibunya tidak suka sikap keluarga David, suatu kekhasan dari para pemukim Eropa di kawasan tersebut.[5] Mereka kemudian menghindari para pemukim Perancis di negara tersebut, menyewa sebuah rumah bergaya Arab yang jauh dari pemukiman Eropa. Eberhardt, yang menyadari bahwa seorang wanita Muslim tidak boleh pergi sendirian atau tak bercadar, berbusana pria dengan burnous dan sorban.[14] Perilakunya membuatnya dijauhi para pemukim Perancis dan pemerintah kolonial, yang sangat memantaunya.[18] Eberhardt dan ibunya pindah ke Islam. Eberhardt mulai menukis cerita-cerita, termasuk bagian pertama dari novelnya Trimardeur. Cerita buatannya Yasmina diterbitkan di sebuah surat kabar Perancis lokal.[14][17] Ibunya wafat pada 28 November 1897[5] karena serangan jantung di Bône, dan dikuburkan di sana dengan nama Fatma Mannoubia.[19][20]

Meskipun Eberhardt sangat mendevosikan dirinya sendiri kepada cara hidup Muslim, ia memakai ganja dan alkohol[20] dan memiliki beberapa kekasih.[21] Alasannya untuk toleransi gaya hidupnya oleh para sobat Arab-nya telah diperdebatkan oleh para biografer. Menurut Cecily Mackworth, "perlakuan istimewa dari orang-orang Arab" membuat mereka memperlakukan Eberhardt sebagai laki-laki karena ia berharap untuk hidup seperti itu.[21]

Perjalanan ke Eropa

Saudara tiri Eberhardt, Vladimir, melakukan bunuh diri pada April 1898; kakaknya Nicolas, yang dikirim lagi ke pangkuan Trophimowsky dan telah pulang ke Rusia pada 15 tahun sebelumnya, diancam untuk memaksa mengirim lagi Vladimir kembali ke Rusia.[5] Augustin, dilepaskan dari Legiun Luar Negeri karena kesehatannya, kembali ke villa keluarganya di Jenewa pada November 1898. Trophimowsky wafat karena kanker tenggorokan pada Mei 1899.[5] Eberhardt memutuskan untuk menjual villanya, meskipun istri sah Trophimowsky menentang pelaksanaan kehendak tersebut. Tak mampu menjual villa tersebut, Eberhardt menangguhkannya dan kembali ke Afrika memakai kapal yang disediakan pertama kali.[20] Karena kedua orangtuanya wafat, ia menganggap dirinya sendiri mendapatkan kebebasan dan bisa hidup sebagai pengembara.[22] Eberhardt membongkar nama ibunya, dan menyebut dirinya sendiri Si Mahmoud Saadi.[20][23] Ia mulai mengenakan busana laki-laki secara eksklusif dan mengembangkan kepribadian maskulin, berbicara dan menulis seperti pria.[24] Eberhardt berperilaku seperti pria Arab, menanrang norma gender dan rasial.[18] Saat ditanya kenapa ia berpakaian seperti pria Arab, ia beralasan: "Tak memungkinkan bagiku untuk melakukan hal lainnya."[25] Beberapa bulan kemudian, keuangan Eberhardt menyurut dan ia kembali ke Jenewa untuk menjual villanya; ia menyadari bahwa pengacaranya membantu istri Trophimowsky dan hanya meninggalkan sedikit uang baginya.[26]

Ditemani seorang teman, ia datang ke Paris untuk menjadi penulis namun hanya meraih sedikit kesuksesan. Saat di Paris, Eberhardt bertemu janda Marquis de Morès. Meskipun de Morès dikabarkan dibunuh oleh anggota suku Tuareg di Sahara, tak ada orang yang ditangkap. Saat jandanya mengetahui bahwa Eberhardt familiar dengan kawasan tersebut dimana de Morès wafat, ia membujuknya untuk menyelidiki pembunuhan tersebut. Tawaran tersebut diterima Eberhardt, yang meminati dan telah lama tak kembali ke Sahara. Ia kembali ke Aljazair pada 21 Juli 1900, bermukim di El Oued. Menurut pakar Sahara R. V. C. Bodley, Eberhardt melakukan sedikit upaya untuk menyelidiki de Morès; Bodley beranggapan bahwa hal ini dikarenakan percampuran ketiadaan kehendak Perancis untuk bekerjasama dalam penyelidikan dan fatalisme Eberhardt ketimbang rasa tertantang.[27]

Ia menjalin pertemanan di kawasan tersebuf dan bertemu seorang prajurit Aljazair, Slimane Ehnni. Mereka jatuh cinta, dan kemudian terang-terangan hidup bersama. Hal ini makin membuat Eberhardt dikucilkan otoritas Perancis, yang mencurigai gaya hidupnya.[28] Pada perjalanannya, ia menjalin kontak dengan Qadiriyya, sebuah tarekat Sufi. Tarekat tersebut dipimpin oleh Hussein ben Brahim, yang memberikan pengetahuan (dan semangat) Islam kepada Eberhardt yang membuatnya dimasukkan ke zawiya tanpa diberi ujian formal yang biasanya.[29] Hal ini membuat otoritas Perancis mencapnya sebagak mata-mata atau agitator, dan mencantumkannya di daftar hitam yang banyak diedarkan. Perancis memindahkan Ehnni ke resimen spahi di Batna, diyakini untuk menjauhkannya dari Eberhardt (yang mereka anggap memiliki hubungan hangat).[30] Terlalu kecil kemungkinannya untuk menemaninya ke Batna, Eberhardt menghaeiri sebuah pertemuan Qadiriyya di pada permulaan 1901 dimana ia mengharapkan bantuan keuangan dari marabout. Ia diserang oleh seorang pria dengan sebuah pedang, membuatnya mengalami luka parah sampai ia tak berdaya dan dibopong orang lain ke pertemuan tersebut.[31] Eberhardt menduga bahwa ia adalah pembunuh yang diperintahkan oleh otoritas Perancis.[5] Lengan dan bahunya mengalami luka berat, dan ia dibawa ke rumah sakit militer di El Oued pada keesokam harinya. Setelah Eberhardt pulih, ia bertemu dengan Ehnni melalui sumbangan dari para anggota Qadiriyya yang menganggap keselamatannya sebagai sebuah mukjizat.[31] Selain itu, pertemuannya dengan pemimpin Sufi Lalla Zaynab juga disoroti otoritas Perancis.[32]

Sebuah foto potret Ehnni, seorang pria berkulit gelap mengenakan sorban
Slimane Ehnni, suami Eberhardt

Setelah Eberhardt dan Ehnni bersatu lagi, Perancis memerintahkannya untuk meninggalkan Afrika Utara; sebagai seorang imigran, ia tak memiliki pilihan meskipun ia tak mengkehendakinya. Ehnni meminta ijin dari para petinggi militer-nya untuk menikahi Eberhardt (yang membujuknya untuk menetap), namun perminataannya ditolak. Ia datang ke Perancis pada Mei 1901 dan kembali ke Constantine pada pertengahan Juni untuk memberikan bukti di pengadilan penyerangnya, Abdallah ben si Mohammed. Abdallah beralasan bahwa Allah memerintahkannya untuk membunuh Eberhardt, yang ia tak pernah lihat atau dengar sebelum serangan tersebut.[33] Eberhardt berkata bahwa ia tak menyimpan rasa dendam terhadap Abdallah, memaafkannya dan mengharapkan agar ia tak dihukum. Penyerangnya diberi hukuman seumur hidup, meskipun pendakwanya meminta hukuman mati. Saat pengadilan berakhir, Eberhardt kembali diperintahkan untuk meninggalkan negara tersebut dan pulang ke Perancis. Ia tinggal dengan saudaranya Augustin dan istrinya, bekerja dengannya (dengan menyamar menjadi pria) sebagai buruh dok. Pada masa itu, Eberhardt mengerjakan novel buatannya Trimardeur.[34]

Ia dibujuk untuk menulis oleh pengarang drama Eugène Brieux, yang menentang kekuasaan Perancis di Afrika Utara dan mendukung emansipasi Arab. Ia mengirimkannya beberapa ratus franc dan mengusahakannya agar kisah-kisahnya diterbitkan, namun tak ada satupun pihak yang mengkehendaki penerbitan tulisan pro-Arab. Eberhardt, yang tak menghiraukannya, tetp menulis; semangatnya meningkat saat Ehnni dipindahkan ke resimen spahi dekat Marseille untuk menyelesaikan bulan-bulan penugasan akhirnya.[35] Ia tidak meminta ijin kepada para petinggi militernya untuk menikah di Perancis,[5] dan mereka menikah[36] pada 17 Oktober 1901. Hal ini membolehkan Eberhardt kembali ke Afrika; pada Februari 1902, Ehnni dipecat, dan mereka kembali ke Bône untuk tinggal dengan keluarganya.[35]

Kehidupan selanjutnya dan kematian

Setelah Eberhardt dan Ehnni pindah ke Algiers,[37] ia menerima tawaran pekerjaan dari penerbit surat kabar Al-Akhbar Victor Barrucand pada Maret 1902. Pada 1903, beberapa cerita pendeknya diterbitkan di surat kabar tersebut; Trimardeur mulai tampil sebagai serial pada Agustus 1903. Barrucand memecat Eberhardt atas laporan dampak dari Pertempuran El-Moungar tanggal 2 September 1903. Ia singgah dengan para prajurit Legiun Luar Negeri Perancis dan menemui Hubert Lyautey, seorang perwira Perancis yang ditugaskan di Oran, di markas besar mereka. Eberhardt dan Lyautey menjalin pertemanan dan, karena pengetahuannya terhadap Islam dan Arab, ia menjadi penengah antara ia dan penduduk Arab lokal.[5] Meskipun detailnya tak jelas, Eberhardt juga umumnya dipandang bertugas memata-matai untuk Lyautey.[38] Menyoroti marabout berkuasa di Pegunungan Atlas, Lyautey mengirimnya untuk menemuinya pada 1904.[39]

Kesehatan Eberhardt dikabarkan menurun pada masa akhirnya; ia kehilangan giginya, kulitnya memucat dan ia diyakini terserang sifilis.[40] Di zawiya milik maraboht, Eberhardt terserang demam. Ia kembali ke Aïn Sefra, dan dirawat di rumah sakit militer. Ia meninggalkan rumah sakit tersebut bertentangan dengan nasehat medis[41] dan membujuk Ehnni, yang telah berpisah dengannya selama beberapa bulan, untuk bergabung dengannya.[5] Bersatu lagi pada 20 Oktober 1904, mereka menyewa sebuah rumah lumpur kecil. Pada hari berikutnya, sebuah banjir bandang menyerang kawasan tersebut;[41] Eberhardt tewas dan Ehnni selamat.[8] Lyautey mengubur Eberhardt di Aïn Sefra dan diberi nisan marmer, yang terukir nama angkatnya dalam bahasa Arab dan nama lahirnya dalam bahasa Perancis, yang ditempatkan di nisannya.[42][43]

Warisan

Pada saat ia meninggal, peninggalan-peninggalan Eberhardt meliputi beberapa manuskrip yang belum ia terbitkan. Barrucand mengumpulkannya, meskipun beberapa terkena air dan rusak. Setelah direkonstruksi (memakai kata-katanya sendiri karena yang asli terlalu rusak untuk diurai), ia mulai menerbitkan karyanya.[5] Karya anumerta pertamanya, "Dans l'Ombre Chaude de l'Islam" ("Dalam Bayangan Hangat Islam") meraih sambutan kritis saat diterbitkan pada 1906. Sebuah jalan dinamai Eberhardt di Béchar dan yang lainnya di Algiers.[43] Ia secara anumerta dipandang sebagai advokat dekolonisasi; menurut Hedi Abdel-Jaouad dalam Yale French Studies, karyanya telah memulai dekolonisasi Afrika Utara.[44] Namun, hubungan Eberhardt dengan Lyautey telah menimbulkan diskusi dari para sejarawan modern tentang penyinggungannya terhadap kolonialisme.[5]

Pada 1954, pengarang dan penjelajah Cecily Mackworth menerbitkan biografi The Destiny of Isabelle Eberhardt setelah mengikuti rute-rute Eberhardt di Aljazair dan Sahara. Bukunya menginspirasi Paul Bowles untuk menerjemahkan beberapa tulisan Eberhardt ke dalam bahasa Inggris.[45] Novelis William Bayer menerbitkan Visions Of Isabelle, sebuah catatan fiksionalisasi tahun 1976 dari kehidupannya.[46] Pada 1981, Timberlake Wertenbaker menampilkan New Anatomies, sebuah drama tentang Eberhardt.[15][47]

Ia diperankan dalam dua film. Leslie Thornton menyutradarai sebuah film biografi tahun 1988, There Was An Unseen Cloud Moving, dengan tujuh aktris amatir yang memerankan Eberhardt. Ian Pringle menyutradarai Isabelle Eberhardt, yang dibintangi oleh Mathilda May, pada 1991.[48]

Pada 1998, John Berger dan Nella Bielski menerbitkan Isabelle: A Story in Shots, sebuah permainan latar yang berdasarkan pada kehidupan Eberhardt.[49] Missy Mazzoli mengkomposisikan sebuah opera, Song from the Uproar: The Lives and Deaths of Isabelle Eberhardt, pada 2012.[50]

Karya

  • "Dans l'ombre chaude de l'Islam" (Paris: Fasquelle, 1906)
  • "Notes de route: Maroc-Algérie-Tunisie" (Paris: Fasquelle, 1908)
  • "Au Pays des sables" (Bône, Aljazair: Em. Thomas, 1914)
  • "Pages d'Islam" (Paris: Fasquelle, 1920)
  • Trimardeur (Paris: Fasquelle, 1922)
  • "Mes journaliers; précédés de la Vie tragique de la bonne nomade par René-Louis Doyon" (Paris: La Connaissance, 1923)
  • "Amara le forçat; L'anarchiste: Nouvelles inédites" (Abbeville: Frédéric Paillard, 1923)
  • "Contes et paysages" (Paris: La Connaissance, 1925)
  • "Yasmina et autres nouvelles algériennes" (Paris: Liana Levi, 1986)
  • "Ecrits sur le sable" (Paris: Éditions Grasset, 1988)
  • "Rakhil: Roman inédit" (Paris: La Boîte à documents, 1990)
  • "Un voyage oriental: Sud Oranais" (Paris: Le Livre de poche, 1991)
  • "Amours nomades" (Paris: Éditions Gallimard, 2003)

Referensi

  1. ^ a b Rentsch, Steffi (February 2004). "Stillgestellter Orient – 100th anniversary of death of Isabelle Eberhardt" (PDF) (dalam bahasa German). Kritische Ausgabe. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 10 December 2016. Diakses tanggal 20 June 2012. 
  2. ^ a b c d Blanch 2010, hlm. 247.
  3. ^ Bodley 1968, hlm. 141.
  4. ^ Abdel-Jaouad 1993, hlm. 95.
  5. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v Chouiten 2012, hlm. 59–66.
  6. ^ a b Bodley 1968, hlm. 142.
  7. ^ a b c Blanch 2010, hlm. 248.
  8. ^ a b "Eberhardt, Isabelle (1877–1904)". Women in World History: A Biographical Encyclopedia via HighBeam Research. January 2002. Diakses tanggal 24 November 2012. 
  9. ^ Auchincloss, Eve (May 21, 1989). "Isabelle of Algeria". The Washington Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal June 3, 2017. Diakses tanggal June 3, 2017. 
  10. ^ Kobak 1988.
  11. ^ Blanch 2010, hlm. 250.
  12. ^ Bodley 1968, hlm. 143.
  13. ^ a b c d Abdel-Jaouad 1993, hlm. 96.
  14. ^ a b c Bodley 1968, hlm. 144.
  15. ^ a b Stryker 2013, hlm. 641.
  16. ^ Pears 2015, hlm. 70.
  17. ^ a b Blanch 2010, hlm. 252.
  18. ^ a b Abdel-Jaouad 1993, hlm. 109.
  19. ^ Blanch 2010, hlm. 253.
  20. ^ a b c d Bodley 1968, hlm. 145.
  21. ^ a b Waldman 1999, hlm. 291.
  22. ^ Belenky 2011, hlm. 97.
  23. ^ Hamouche, Nacéra (17 May 2006). "Isabelle Eberhardt, sa voie et sa foi en l'Islam". Arabesques (dalam bahasa French). Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 March 2016. Diakses tanggal 9 December 2016. 
  24. ^ Bodley 1968, hlm. 146.
  25. ^ Abdel-Jaouad 1993, hlm. 110.
  26. ^ Bodley 1968, hlm. 148.
  27. ^ Bodley 1968, hlm. 149.
  28. ^ Bodley 1968, hlm. 150.
  29. ^ Bodley 1968, hlm. 151.
  30. ^ Bodley 1968, hlm. 152.
  31. ^ a b Bodley 1968, hlm. 153.
  32. ^ Clancy-Smith 1994, hlm. 248.
  33. ^ Bodley 1968, hlm. 154.
  34. ^ Bodley 1968, hlm. 155.
  35. ^ a b Bodley 1968, hlm. 156.
  36. ^ Vuilleumie, Marc (7 November 2005). "Eberhardt, Isabelle". Biography (dalam bahasa German). Swiss Historical Lexikon. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 March 2016. Diakses tanggal 9 December 2016. 
  37. ^ Bodley 1968, hlm. 157.
  38. ^ Belenky 2011, hlm. 103.
  39. ^ Bodley 1968, hlm. 162–163.
  40. ^ Waldman 1999, hlm. 290.
  41. ^ a b Bodley 1968, hlm. 164.
  42. ^ Aldrich 1996, hlm. 158.
  43. ^ a b Bodley 1968, hlm. 165.
  44. ^ Abdel-Jaouad 1993, hlm. 102.
  45. ^ Bowker, Gordon (July 31, 2006). "Cecily Mackworth". The Independent. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 February 2017. Diakses tanggal 23 February 2017. 
  46. ^ Bayer 1976.
  47. ^ Foster 2007, hlm. 109–128.
  48. ^ Waldman 1999, hlm. 292.
  49. ^ "Isabelle". Kirkus Reviews. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 February 2017. Diakses tanggal 23 February 2017. 
  50. ^ Mullins, Lisa (24 February 2012). "'Song from the Uproar': An Opera on Isabelle Eberhardt". Public Radio International. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 December 2016. Diakses tanggal 10 December 2016. 

Daftar pustaka

Bacaan tambahan

  • Lorcin, Patricia M. E. (2012). Historicizing Colonial Nostalgia : European Women's Narratives of Algeria and Kenya 1900–Present. New York: Palgrave Macmillan. ISBN 978-0-230-33865-4. 
  • Smith, Patti (1994). Early Work:1970–1979. New York City: W.W. Norton and Company. ISBN 978-0-393-31301-7.