Lompat ke isi

Prasejarah Asia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 12 November 2017 07.05 oleh Nadiantara (bicara | kontrib) (Dibuat dengan menerjemahkan halaman "Prehistoric Asia")
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Map of Asia[butuh rujukan]
  North Asia/Eurasia
  Central Asia
  East Asia
  Near East/Middle East
  South Asia
  Southeast Asia

Masa Prasejarah di Asia merujuk pada peristiwa yang terjadi di Asia dari sejak adanya manusia, hingga ditemukannya sistem penulisan atau dokumentasi tertulis dari sejarah. Kawasan geografis dalam bahasan ini mencakup sebagian besar dari kawasan Eurasia yang secara tradisional disebut sebagai "Benua Asia". Benua ini digambarkan secara umum sebagai kawasan bagian timur Pegunungan Ural, Pegunungan Kaukasus, Laut Kaspia dan Laut Hitam, kemudian dibatasi oleh Samudra Pasifik, Samudra Hindia, dan Samudra Arktik.[1] Artikel ini memberikan gambaran dari peristiwa yang terjadi di banyak wilayah Asia selama zaman prasejarah.

Asal-muasal hominid Asia

This skull of Homo erectus georgicus from Dmanisi in modern Georgia (Caucasus) is the earliest evidence for the presence of early humans outside the African continent.
Illustration of what Peking Man may have looked like.

Hominid purba

Pada sekitar 1,8 juta tahun yang lalu, beberapa populasi hominid meninggalkan benua Afrika.[2] Homo erectus ("manusia tegak") diyakini telah mulai menempati wilayah Asia Timur dan Asia Tenggara pada kurun waktu 1,8 juta  sampai 40.000  yang lalu. Berdasarkan perbedaan regional, mereka diklasifikasikan sebagai Homo erectus sensu stricto.[3] Berat rata-rata betina adalah 52 kilogram (115 pon) dan memiliki tinggi rata-rata 15 meter (49 ft) . Pejantan memiliki berat rata-rata 58 kilogram (128 pon) tinggi rata-rata 17 meter (56 ft) . Homo erectus ini diyakini memiliki diet vegetarian dengan sedikit daging. Spesies ini memiliki otak yang relatif kecil, bila kemudian dibandingkan dengan Homo sapiens dan dalam kesehariannya menggunakan perkakas yang sederhana.

Fosil manusia awal yang ditemukan di luar Afrika  berupa tengkorak dan rahang dari Homo erectus Asia, yang ditemukan di Dmanisi ( Republik Georgia Modern), wilayah Kaukasus, yang mana merupakan suatu koridor daratan yang mengarah ke Asia Utara dari Afrika dan Timur Dekat atau Timur Tengah. Usia fosil ini ditaksir sekitar 1,8 Ma (Megaannum, atau juta tahun). Para arkeolog kemudian menamai fosil-fosil ini sebagai Homo erectus georgicus.[4][5] Terdapat juga beberapa sisa-sisa fosil yang tampak mirip dengan Homo ergaster, yang berarti bahwa, mungkin saja terdapat beberapa spesies dari Homo ergaster  yang telah hidup pada kurun waktu tersebut di Kaukasus. Kemudian ditemukan pula tulang-tulang hewan yang ditemukan di dekat sisa-sisa fosil ini, diantaranya : jerapah berleher pendek, burung untabadak kuno dari Afrika, harimau bertaring tajam, dan serigala dari Eurasia. Alat-alat yang ditemukan bersama fosil ini berupa perkakas batu sederhana seperti yang digunakan di Afrika yakni:  serpihan pemotong, inti litik, dan kapak pemotong.

 Fosil spesies Homo yang tertua di Asia Tenggara, dikenal sebagai Homo erectus Jawa, ditemukan antara lapisan puing-puing vulkanik di Jawa, Indonesia. Fosil yang mewakili 40 individu Homo erectus, yang dikenal sebagai Manusia Peking, ditemukan di dekat Beijing di Zhoukoudian dan memiliki penanggalan sekitar 400.000 tahun yang lalu. Spesies ini diyakini telah hidup  setidaknya selama beberapa ratus ribu tahun di Cina,[6] dan mungkin hingga 200.000 tahun yang lalu untuk di Indonesia. Spesies ini mungkin merupakan spesies pertama yang dapat menggunakan api dan memasak makanan.[7]

Tulang-belulang Homo erectus yang ditemukan di pulau Jawa memiliki penanggalan sekitar 300.000 tahun yang lalu.[8] Suatu tengkorak ditemukan di Cina Tengah memiliki kemirip dengan sisa-sisa Homo heidelbergensis yang ditemukan di Eropa dan Afrika dan memiliki penanggalan antara 200.000 dan 50.000 tahun yang lalu.[9]

Homo Sapiens

Terdapat teori yang menyatakan antara kurun waktu 60.000 dan 100.000 tahun yang lalu, Homo sapiens sampai ke daratan ke Asia Tenggara setelah bermigrasi dari Afrika. Model atau teori ini ini dikenal sebagai model "Keluar dari Afrika".[./Prehistoric_Asia#cite_note-10 [nb 1]][nb 1] Homo sapiens diyakini telah bermigrasi melalui Timur Tengah, setelah keluar dari dataran Afrika, pada sekitar 100.000 tahun yang lalu.[10] Pada wilayah sekitar Nazaret, tepatnya di gua Jebel Qafzeh, ditemukan sisa-sisa kerangka, termasuk dua kuburan ibu dan anak, yang memiliki penanggalan sekitar 93.000 tahun yang lalu . Diantara sisa-sisa kerangka tersebut, ditemukan pula kerangka dari spesies lain yang diyakini berbeda dengan Homo sapiens; kerangka tersebut memiliki struktur wajah yang berbeda jika dibandingkan dengan kerangka Homo sapiens pada umumnya.[11]

Para peneliti meyakini bahwa, manusia modern atau Homo sapiens mulai bermigrasi pada sekitar 60.000 tahun yang lalu ke Asia Selatan, daerah di sepanjang Samudra Hindia. Ini diyakini karena, orang-orang yang tinggal di daerah-daerah yang paling terisolasi di Samudra Hindia, memilik penanda DNA non-Afrika tertua. Migrasi manusia ke daratan Asia, kemungkinan dilakukan dengan mengikuti migrasi dari kawanan bison dan mammoth. Mereka kemudian tiba di selatan Siberia pada sekitar 43.000 tahun yang lalu. Setelah itu, beberapa orang dari mereka memilih bergerak ke arah selatan atau timur.[12][13] Pada sekitar 40.000 tahun yang lalu, Homo sapiens telah sampai di Indonesia. Ini ditunjukan melalui penemuan sebuah tengkorak di Gua Niah, Borneo.

Homo sapiens betina memiliki berat rata-rata 54 kilogram (119 pon) dan tinggi rata-rata 1,6 meter (5,2 ft). Laki-laki memiliki berat rata-rata 65 kilogram (143 pon) dan tinggi rata-rata 1,7 meter (5,6 ft). Homo sapiens bersifat omnivora. Dibandingkan spesies hominid sebelumnya, Homo sapiens memiliki volume otak yang lebih besar serta menggunakan perkakas yang lebih kompleks; termasuk didalamnya: pisau, jarum-jarum, dan belati yang terbuat dari tanduk, tulang dan gading. Spesies ini merupakan spesies hominid satu-satunya yang mampu mengembangkan bahasa, membuat pakaian, membuat tempat penampungan, dan penampungan makanan bawah tanah untuk pengawetan. Sebagai tambahan, setelah bahasa terbentuk, berbagai ritual dan seni kemudian diciptakan.[14]

Bahasa tertulis

Date Writing system Attestation Location Region
c. 2600–2500 BC Sumerian Cuneiform texts from Shuruppak and Abu Salabikh (Fara period)[15][16] Mesopotamia Near East
c. 2400 BC Akkadian A few dozen pre-Sargonic texts from Mari and other sites in northern Babylonia[17] Syria Near East
c. 2400 BC Eblaite Ebla tablets Syria Near East
c. 2300 BC[18] Elamite Awan dynasty peace treaty with Naram-Sin Iran / Iraq Near East
c. 21st century BC Hurrian Temple inscription of Tish-atal in Urkesh[19] Mesopotamia Near East
c. 1650 BC Hittite Various cuneiform texts and Palace Chronicles written during the reign of Hattusili I, from the archives at Hattusa Turkey Near East
c. 1300 BC Ugaritic Tablets from Ugarit[20] Syria Near East
c. 1200 BC Old Chinese Oracle bone and bronze inscriptions from the reign of Wu Ding[16][16][21] China East Asia
c. 1000 BC Phoenician Ahiram epitaph Canaan Near East
c. 10th century BC Aramaic Near East
c. 10th century BC Hebrew Gezer calendar Canaan Near East
c. 850 BC Ammonite Amman Citadel Inscription[22] Jordan Near East
c. 840 BC Moabite Mesha Stele Jordan Near East
c. 800 BC Phrygian Asia Minor Near East
c. 800 BC Old North Arabian Northern Arabian Peninsula Near East
c. 800 BC Old South Arabian Southern Arabian Peninsula Near East
c. 600 BC Lydian [23] Anatolia Near East
c. 600 BC Carian Anatolia Near East
c. 500 BC Old Persian Behistun inscription Iran Near East
c. 500-300 BC Tamil Brahmi cave inscriptions and potsherds in Tamil Nadu[24][16] Sri Lanka / India South Asia
c. 260 BC Middle Indo-Aryan (Prakrit) Edicts of Ashoka[25][16] (Pottery inscriptions from Anuradhapura have been dated c. 400 BC.[26][27]) India South Asia
c. 170–130 BC Pahlavi Iran Near East

Prasejarah berdasarkan wilayah

 Asia Utara

Bagian atas dari wilayah Tiongkok adalah wilayah Asia Utara atau Eurasia, di mana Siberia,[28]  secara geografis telah menjadi bagian dari Rusia sejak abad ketujuh belas.

Ujung barat daya Asia Utara adalah daerah Kaukasus. Daerah ini berada di perbatasan Eropa dan Asia, dan terletak di antara Hitam dan laut Kaspia. Wilayah Kaukasus merupakan daerah dimana terdapat bentangan Pegunungan Kaukasus, yang didalamnya terdapat puncak tertinggi di Eropa, yaitu gunung Elbrus. Bagian selatan daerah Kaukasus terdiri dari negara-negara berdaulat dan merdeka, sedangkan bagian utara berada di bawah yurisdiksi Federasi Rusia.

Dataran tinggi Armenia, pada masa Prasejarah Armenia, menunjukkan adanya jejak-jejak pemukiman yang berasal dari era Neolitikum. Budaya Shulaveri-Shomu yang berasal dari bagian tengah Transkaukasus merupakan salah satu budaya prasejarah paling awal yang diketahui di wilayah ini. Penanggalan karbon dari kebudayaan ini merujuk pada kurun waktu 6000-4000 SM. Budaya prasejarah awal lainnya di daerah tersebut adalah budaya Kura-Araxes. Budaya ini berlangsung setidaknya pada periode 3300-2000 SM,  dan kemudian digantikan oleh Budaya Trialeti Georgia (ca. 3000-1500 SM).

Masa prasejarah Georgia merujuk periode pertama dari menetapnya manusia di wilayah Georgia saat ini, hingga kedatangan bangsa Asyur dan Urartu, dan masuknya pengaruh era klasik, yang kemudian memberikan gambaran tentang suku-suku yang terdapat di Georgia  dalam lingkup sejarah yang memiliki dokumentasi tertulis.

Asia Tengah

Asia tengah adalah wilayah inti dari benua Asia, yang membentang dari Laut Kaspia di barat hingga ke Tiongkok di sebelah timur, ke wilayah Afghanistan di selatan, dan ke wilayah Rusia di bagian utara. Wilayah ini juga kadang disebut sebagai Asia Pertengahan, atau juga terdapat sebutan tidak resmi; daerah " 'stans" (sebagai enam negara yang sering dianggap berada di satu wilayah, dengan nama yang memiliki akhiran "-stan"; secara harfiah berarti tanah dalam bahasa Persia )[29] , dalam lingkup wilayah Eurasia. Negara-negara yang dimaksud adalah : Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, Turkmenistan, Uzbekistan, dan Afghanistan.

Asia Timur

Masa prasejarah di Asia timur, pada bahasan ini, meliputi wilayah prasejarah  yang terdapat di Tiongkok, Taiwan, Tibet, Xinjiang dan Korea. Studi prasejarah Tiongkok mencangkup situs-situs arkeologi masa paleolitikum, budaya neolitikum,  budaya kalkolitik, dan zaman perunggu beserta situs-situs peninggalannya.

Tiongkok

Jejak-jejak paling awal dari manusia purba, Homo erectus, di Asia Timur telah ditemukan di Cina. Sisa-sisa fosil Manusia Yuanmou ditemukan di Provinsi Yunnan, wilayah barat daya Tiongkok dan memiliki penanggalan yang merujuk pada 1,7 juta tahun yang lalu. Alat-alat batu yang ditemukan di Nihewa, Provinsi Hebei, di Cina utara diperkirakan memiliki usia sekitar 1,66 juta tahun.[4]

Manusia purba diyakini telah tertarik dengan iklim hangat dan keadaan tanah yang subur, di wilayah Tiongkok bagian tengah, lebih dari 500.000 tahun yang lalu.Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah atau memiliki nama yang salah. Sisa-sisa kerangka dari sekitar 45 orang, yang keseluruhannya dikenal sebagai Manusia Peking, ditemukan di sebuah gua batu kapur di Zhoukoudian, Provinsi Yunnan. Mereka diperkirakan berasal dari 400.000 sampai 600.000 tahun yang lalu. Beberapa peneliti percaya bahwa, bukti ditemukannya berbagai jenis tungku dan artefak mengindikasikan spesies ini telah mampu mengendalikan api. Namun, pendapat ini masih mendapat pertentangan dari arkeolog-arkeolog lain. Sekitar 1300 km di sebelah barat dari situs ini, di dekat kota Xi'an, Provinsi Shaanxi, terdapat sisa-sisa kerangka hominid yang diyakini hidup lebih awal dari Manusia Peking.Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah atau memiliki nama yang salah. Antara kurun waktu 100.000 dan 200.000 tahun yang lalu, manusia Neanderthal juga diketahui telah hidup di berbagai tempat di China. Setelah tahun 100.000 SM, Homo sapiens diperkirakan telah menempati wilayah Tiongkok. Kemudian pada tahun 25.000 SM, manusia modern mulai menempati lokasi-lokasi terpencil di Dataran Cina Utara, di mana mereka mengandalkan aktifitas memancing dan berburu sebagai sumber makanan. Mereka juga telah dapat membuat artefak dari bahan tulang dan kulit kerang.Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah atau memiliki nama yang salah.

Dimulai sekitar tahun 5000 SM, manusia telah hidup dan bermukim di lembah Sungai Kuning. Mereka hidup dari kegiatan bertani, memancing, dan beternak babi dan anjing untuk dimakan. Dimulai sejak akhir zaman Neolitikum, kelompok-kelompok manusia ini diyakini merupakan komunitas masyarakat paling awal di Tiongkok. Artefak-artefak yang berkaitan dengan komunitas ini seperti : pot keramik, mata pancung, pisau, panah dan jarum. Di wilayah barat laut Shaanxi, Provinsi Gansu dan Henan, dua kebudayaan baru diperkirakan muncul pada tahun 6000 SM. Artefak dari kebudayaan ini berupa tembikar merah. Artefak seperti tembikar juga dibuat oleh kebudayaan-kebudayaan lainnya yang muncul di Tiongkok, seperti kebudayaan masyarakat Bao-chi dan Banpo dari Shaanxi, dan kebudayaan masyarakat Chishan dari Hebei.

The Yangshao people, who existed between 5,000 and 2,500 BCE, were farmers who lived in distinctive dwelling which were partly below the surface. Their pottery included designs which may have been symbols that later evolved into written language. Their villages were in western Henan, southwestern Shanxi and central Shaanxi. Between 2,500 to 1,000 BCE the Longshan culture existed in southern, eastern and northeastern China and into Manchuria. They had superior farming and ceramic making techniques to that of the Yangshao people and had ritualistic burial practices and worshiped their ancestors.[30] Subsequent dynasties include the Xia, Shang, and Zhou dynasties, when the Old Chinese language developed.[31]

Bronze Age China Dynasties
Dates are approximate, consult particular article for details

Taiwan

Masa Prasejarah di Taiwan berakhir seiiring kedatangan Belanda di tahun 1624, dan ini diketahui dari penemuan bukti-bukti arkeologi di seluruh pulau. Bukti awal dari keberadaan manusia merujuk pada kurun waktu 50.000 tahun yang lalu atau lebih.Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah atau memiliki nama yang salah. Pada masa itu, selat Taiwan memiliki ketinggian air laut yang lebih rendah dan dapat digunakan sebagai jembatan untuk menyeberang. Sekitar 5.000 tahun yang lalu, petani-petani yang berasal dari daratan Cina diketahui telah menetap di pulau ini. Masyarakat ini diyakini telah menggunakan bahasa Austronesia, yang kemudian tersebar dari Taiwan hingga kepulauan Pasifik dan Samudra Hindia. Saat ini, penduduk asli Taiwan diyakini keturunan dari masyarakat tersebut.

Korea

Zaman prasejarah Korea adalah zaman di mana, manusia mulai menetap di Semenanjung korea  dan pada periode ini, tiidak terdapat catatan tertulis. Bagaimanapun, bahasan ini  merupakan salah satu segmen terbesar dari kajian sejarah korea di masa lampau, sekaligus merupakan objek utama dari kajian dalam disiplin ilmu arkeologi, geologi, dan paleontologi.

Jepang

Kajian prasejarah di wilayah Jepang berkaitan dengan era paleolitikum di Jepang dan zaman Jōmon.

Timur Dekat

Wilayah Timur Dekat adalah istilah geografis yang menggambarkan wilayah Asia Barat. Meskipun terdapat berbagai definisi dari berbagai kalangan akademis, istilah ini awalnya digunakan untuk menandai batas maksimal dari wilayah Kekaisaran Ottoman. Namun, istilah ini telah secara bertahap digantikan oleh istilah Timur Tengah. Wilayah ini juga terkadang disebut dengan nama Levant.

Pada periode sekitar 1,4 juta tahun yang lalu, Ubeidiya, daerah di utara Lembah Yordan adalah situs paling awal terkait Homo erectus di wilayah Levant.[32]

Near East Bronze Age timeline
Dates are approximate, consult particular article for details

South Asia

Dolmen from Godavari district, Andhra Pradesh, India. Woodcut from the article "Indiska fornsaker" by Hans Hildebrand.

 Asia selatan merupakan wilayah bagian selatan dari benua Asia, yang terdiri dari negara-negara sub-Himalaya, dan bagi beberapa pihak, juga t ermasuk negara-negara yang berdekatan dengan wilayah bagian barat dan timur dari benua Asia. Secara topografi, wilayah ini didominasi oleh lempeng India, yang naik ke atas permukaan laut sebagai subbenua India, di bagian selatan dari pegunungan Himalaya dan Hindu Kush. Asia selatan dibatasi oleh Samudra Hindia di selatan, dan wilayah daratnya dibatasi  (searah jarum jam, dari barat) oleh : Asia Barat, Asia Tengah, Asia Timur, dan Asia Tenggara.

Situs arkeologi Riwat di Pakistan, berisi beberapa artefak; inti dan serpihan litik, yang diduga terkait  aktivitas manusia purba pada 1,9 juta tahun yang lalu, tetapi rentang waktu ini masih kontroversial.[33]

The South Asian prehistory is explored in the articles about Prehistoric Sri Lanka, India and Tamil Nadu

Bronze Age India timeline
Dates are approximate, consult particular article for details

Asia Tenggara

Asia tenggara adalah sub-wilayah dari benua Asia, yang terdiri dari negara-negara yang secara geografis terletak di baguan selatan Tiongkok, sebelah timur India, sebelah barat dari Pulau Papua, dan di utara Australia.[34] wilayah ini terletak pada pertemuan lempeng tektonik, dengan aktivitas seismik dan vulkanik yang sangat aktif. Asia tenggara terdiri dari dua wilayah geografis: (1) Daratan Asia Tenggara, juga dikenal sebagai Indochina, terdiri dari Kamboja, Laos, Myanmar (Burma), Thailand, dan Vietnam; dan (2) Asia Tenggara Maritim, yang terdiri dari Brunei, Malaysia, Timor Timur, Indonesia, Filipina, dan Singapura.[35]

Situs arkeologi Sangiran yang kaya akan peninggalan artefak, di Provinsi Jawa Tengah (Indonesia), telah menghasilkan bukti-bukti awal dari keberadaan spesies hominid di Asia Tenggara. Di wilayah ini, ditemukan fosil Homo erectus  yang diperkirakan memiliki umur lebih dari 1,6 juta tahun.[./Prehistoric_Asia#cite_note-FOOTNOTESwisherCurtisJacobGetty1994Dennell2010262-44 [43]][36] Sisa-sisa fosil lainnya juga ditemukan di Mojokerto dan diperkirakan berumur 1,49 juta tahun.[5]

Masa prasejarah pada wilayah Asia Tenggara dikaji berdasarkan wilayah geografis. Misalnya dalam kajian sejarah kuno Myanmar dan Kamboja, serta artikel-artikel lain yang berkaitan dengan zaman prasejarah di Filipina, Thailand, Malaysia dan Indonesia.

Sisa-sisa kerangka lainnya yang ditemukan terkait hominid adalah kerangka hominid usia dewasa, yang hanya memiliki ketinggian0,91 m di Pulau Flores. Spesies memiliki otak kecil dan, dijuluki "the Hobbit" terkait ukuran tubuhnya yang kecil. Spesies ini diklasifikasikan secara berbeda sebagai Homo floresiensis. Spesies hominid kecil ini diperkirakan hidup sekitar 18.000 tahun yang lalu.[37]

Lihat juga

Notes

  1. ^ A previous theory, the "multiregional continuity theory", held that the Asian Homo sapiens evolved from the Asian Homo erectus. This has been disproved by DNA findings which show that all living humans descended from a common African ancestor who lived within the past 200,000 years. The Homo erectus species then ceased to exist.[6]

References

  1. ^ "Asia". eb.com, Encyclopædia Britannica. Chicago: Encyclopædia Britannica, Inc. 2006. Diakses tanggal 2014-03-07. 
  2. ^ Out of Africa. American Museum of Natural History. Retrieved April 23, 2014.
  3. ^ Evolutionary Tree Information. Human Origins. Smithsonian Institution. Retrieved April 23, 2014.
  4. ^ a b Rightmire & Lordkipanidze 2010.
  5. ^ a b Dennell 2010.
  6. ^ a b Peking Man. The History of Human Evolution. American Museum of Natural History. April 23, 2014.
  7. ^ Homo erectus. London: Natural History Museum. Retrieved April 23, 2014.
  8. ^ Keat Gin Ooi. Southeast Asia: A Historical Encyclopedia, from Angkor Wat to East Timor. ABC-CLIO; 1 January 2004. ISBN 978-1-57607-770-2. p. 173–174.
  9. ^ New Migrants. American Museum of Natural History. Retrieved April 23, 2014.
  10. ^ Expansion of Homo Sapiens American Museum of Natural History. Retrieved April 23, 2014.
  11. ^ The Arrival of Homo Sapiens. American Museum of Natural History. Retrieved April 23, 2014.
  12. ^ By Land and Sea. American Museum of Natural History. Retrieved April 23, 2014.
  13. ^ Steppes into Asia. American Museum of Natural History. Retrieved April 23, 2014.
  14. ^ Life During the Ice Age. American Museum of Natural History. Retrieved April 23, 2014.
  15. ^ Hayes, John (1990). A Manual of Sumerian: Grammar and Texts. Malibu, CA.: UNDENA. hlm. 268–269. ISBN 0-89003-197-5. 
  16. ^ a b c d e ().
  17. ^ Hasselbach, Rebecca (2005). Sargonic Akkadian: A Historical and Comparative Study of the Syllabic Texts. Otto Harrassowitz Verlag. hlm. 8. ISBN 978-3-447-05172-9. 
  18. ^ Stolper, Matthew W. (2008). "Elamite". Dalam Woodard, Roger D. The Ancient Languages of Mesopotamia, Egypt and Aksum. Cambridge University Press. hlm. 47–82. ISBN 978-0-521-68497-2. 
  19. ^ van Soldt, Wilfred H. (2010). "The adaptation of Cuneiform script to foreign languages". Dalam De Voogt, Alexander J.; Finkel, Irving L. The Idea of Writing: Play and Complexity. BRILL. hlm. 117–128. ISBN 978-90-04-17446-7. 
  20. ^ Pardee, Dennis (2008). "Ugaritic". Dalam Woodard, Roger D. The Ancient Languages of Syria-Palestine and Arabia. Cambridge University Press. hlm. 5–35. ISBN 978-0-521-68498-9. 
  21. ^ DeFrancis, John (1989). "Chinese". Visible Speech. The Diverse Oneness of Writing Systems. University of Hawaii Press. hlm. 89–121. ISBN 978-0-8248-1207-2. 
  22. ^ Fulco, William J. (1978). "The Ammn Citadel Inscription: A New Collation". Bulletin of the American Schools of Oriental Research. 230: 39–43. JSTOR 1356612. 
  23. ^ Baldi, Philip (2002). The Foundations of Latin. Walter de Gruyter. hlm. 30. ISBN 978-3-11-017208-9. 
  24. ^ Zvelebil, Kamil Veith (1992). Companion Studies to the History of Tamil Literature. BRILL. hlm. 122–123. ISBN 978-90-04-09365-2. 
  25. ^ Rogers, Henry (2004). Writing Systems. Black Publishing. ISBN 0-631-23464-0.  p. 204
  26. ^ Ray, Himanshu Prabha (2006). "Inscribed pots, emerging identities". Dalam Olivelle, Patrick. Between the Empires : Society in India 300 BCE to 400 CE. Oxford University Press. hlm. 113–143. ISBN 978-0-19-977507-1. , pp. 121–122.
  27. ^ Coningham, R.A.E.; Allchin, F.R.; Batt, C.M.; Lucy, D. (1996). "Passage to India? Anuradhapura and the Early Use of the Brahmi Script". Cambridge Archaeological Journal. 6 (1): 73–97. doi:10.1017/S0959774300001608. 
  28. ^ Far East, AskOxford, diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-09-29 
  29. ^ Paul McFedries (2001-10-25). "stans". Word Spy. Diakses tanggal 2011-02-16. 
  30. ^ Marshall Cavendish, World and Its Peoples: Eastern and Southern Asia. New York: Marshall Cavendish. 1. 2007. pp. 30-31.
  31. ^ Marshall Cavendish, World and Its Peoples: Eastern and Southern Asia. New York: Marshall Cavendish. 1. 2007. pp. 31-36.
  32. ^ Tchernov 1987.
  33. ^ Dennell 2007.
  34. ^ Klaus Kästle (September 10, 2013). "Map of Southeast Asia Region". Nations Online Project. One World – Nations Online. Diakses tanggal September 10, 2013. 
  35. ^ "World Macro Regions and Components". The United Nations. Diakses tanggal September 13, 2009. [pranala nonaktif]
  36. ^ Swisher et al. 1994; Dennell 2010, hlm. 262.
  37. ^ Spreading through Asia. American Museum of Natural History. Retrieved April 23, 2014.

Works cited

  • Dennell, Robin (2007), "'Resource-rich, stone-poor': Early hominin land use in large river systems of Northern India and Pakistan", dalam Michael D. Petraglia and Bridget Allchin (eds), The Evolution and History of Human Populations in South Asia: Inter-disciplinary Studies in Archaeology, Biological Anthropology, Linguistics and Genetics, Vertebrate Paleobiology and Paleoanthropology Series, Dordrecht: Springer, hlm. 41–68, ISBN 978-1-4020-5561-4  More than one of |author-link=, |author-link=, dan |authorlink= specified (bantuan); More than one of |ISBN= dan |isbn= specified (bantuan) .
  • Dennell, Robin (2010), "'Out of Africa I': Current Problems and Future Prospects", dalam John G. Fleagle et al. (eds), Out of Africa I: The First Hominin Colonization of Eurasia, Vertebrate Paleobiology and Paleoanthropology Series, Dordrecht: Springer, hlm. 247–74, ISBN 978-90-481-9036-2  More than one of |ISBN= dan |isbn= specified (bantuan) .
  • Rightmire, G. Philip; Lordkipanidze, David (2010), "Fossil Skulls from Dmanisi: A Paleodeme Representing Early Homo in Asia", dalam John G. Fleagle et al. (eds), Out of Africa I: The First Hominin Colonization of Eurasia, Vertebrate Paleobiology and Paleoanthropology Series, Dordrecht: Springer, hlm. 225–44, ISBN 978-90-481-9036-2  More than one of |ISBN= dan |isbn= specified (bantuan) .
  • Swisher, C. C.; Curtis, G. H.; Jacob, T.; Getty, A. G.; Suprijo, A.; Widiasmoro (1994), "Age of the earliest known hominin in Java, Indonesia", Science, 263: 1118–21, doi:10.1126/science.8108729, PMID 8108729  More than one of |DOI= dan |doi= specified (bantuan); More than one of |pmid= dan |PMID= specified (bantuan) .
  • Tchernov, E. (1987), "The age of the 'Ubeidiya Formation, and Early Pleistocene hominid site in the Jordan River Valley, Israel", Israel J. Earth Sci., 36: 3–30 .