Lompat ke isi

Klorin

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
17Cl
Klorin
Gas klorin di dalam botol kaca
Garis spektrum klorin
Sifat umum
Pengucapan/klorin/[1]
Penampilangas berwarna hijau kekuningan pucat
Klorin dalam tabel periodik
Perbesar gambar

17Cl
Hidrogen Helium
Lithium Berilium Boron Karbon Nitrogen Oksigen Fluor Neon
Natrium Magnesium Aluminium Silikon Fosfor Sulfur Clor Argon
Potasium Kalsium Skandium Titanium Vanadium Chromium Mangan Besi Cobalt Nikel Tembaga Seng Gallium Germanium Arsen Selen Bromin Kripton
Rubidium Strontium Yttrium Zirconium Niobium Molybdenum Technetium Ruthenium Rhodium Palladium Silver Cadmium Indium Tin Antimony Tellurium Iodine Xenon
Caesium Barium Lanthanum Cerium Praseodymium Neodymium Promethium Samarium Europium Gadolinium Terbium Dysprosium Holmium Erbium Thulium Ytterbium Lutetium Hafnium Tantalum Tungsten Rhenium Osmium Iridium Platinum Gold Mercury (element) Thallium Lead Bismuth Polonium Astatine Radon
Francium Radium Actinium Thorium Protactinium Uranium Neptunium Plutonium Americium Curium Berkelium Californium Einsteinium Fermium Mendelevium Nobelium Lawrencium Rutherfordium Dubnium Seaborgium Bohrium Hassium Meitnerium Darmstadtium Roentgenium Copernicium Nihonium Flerovium Moscovium Livermorium Tennessine Oganesson
F

Cl

Br
belerangklorinargon
Lihat bagan navigasi yang diperbesar
Nomor atom (Z)17
Golongangolongan 17 (halogen)
Periodeperiode 3
Blokblok-p
Kategori unsur  nonlogam diatomik
Berat atom standar (Ar)
  • [35,44635,457]
  • 35,45±0,01 (diringkas)
Konfigurasi elektron[Ne] 3s2 3p5
Elektron per kelopak2, 8, 7
Sifat fisik
Fase pada STS (0 °C dan 101,325 kPa)gas
Titik lebur(Cl2) 171,6 K ​(−101,5 °C, ​−150,7 °F)
Titik didih(Cl2) 239,11 K ​(−34,04 °C, ​−29,27 °F)
Kerapatan (pada STS)3,2 g/L
saat cair, pada t.d.1,5625 g/cm3[2]
Titik kritis416,9 K, 7,991 MPa
Kalor peleburan(Cl2) 6,406 kJ/mol
Kalor penguapan(Cl2) 20,41 kJ/mol
Kapasitas kalor molar(Cl2)
33,949 J/(mol·K)
Tekanan uap
P (Pa) 1 10 100 1 k 10 k 100 k
pada T (K) 128 139 153 170 197 239
Sifat atom
Bilangan oksidasi−1, +1, +2, +3, +4, +5, +6, +7 (oksida asam kuat)
ElektronegativitasSkala Pauling: 3,16
Energi ionisasike-1: 1251,2 kJ/mol
ke-2: 2298 kJ/mol
ke-3: 3822 kJ/mol
(artikel)
Jari-jari atomempiris: 100 pm
perhitungan: 79 pm
Jari-jari kovalen102±4 pm
Jari-jari van der Waals175 pm
Lain-lain
Kelimpahan alamiprimordial
Struktur kristalortorombus
Struktur kristal Orthorhombic untuk klorin
Kecepatan suara206 m/s (gas, suhu 0 °C)
Konduktivitas termal8,9×10−3 W/(m·K)
Resistivitas listrik> 10  Ω·m (suhu 20 °C)
Arah magnetdiamagnetik[3]
Suseptibilitas magnetik molar−40,5×10−6 cm3/mol[4]
Nomor CASCl2: 7782-50-5
Sejarah
Penemuan dan isolasi pertamaC. Scheele (1774)
Diketahui sebagai unsur kimia oleh H. Davy (1808)
Isotop klorin yang utama
Iso­top Kelim­pahan Waktu paruh (t1/2) Mode peluruhan Pro­duk
35Cl 76% stabil
36Cl renik 3,01×105 thn β 36Ar
ε 36S
37Cl 24% stabil
| referensi | di Wikidata


Klorin adalah unsur kimia dengan simbol Cl dan nomor atom 17. Senyawa ini adalah halogen kedua paling ringan, berada diantara fluor dan bromin dalam tabel periodik dan sifat-sifatnya sebagian besar di antara mereka. Klorin berwujud gas berwarna kuning-hijau pada suhu kamar. Unsur ini merupakan elemen sangat reaktif dan oksidator kuat: klorin mempunyai afinitas elektron tertinggi dan elektronegativitas ketiga tertinggi di belakang oksigen dan fluor.

Senyawa klorin yang paling umum, natrium klorida (garam dapur), telah dikenal sejak zaman kuno. Sekitar tahun 1630, gas klorin pertama kali disintesis melalui reaksi kimia, tetapi belum dikenal sebagai substansi yang penting. Carl Wilhelm Scheele menulis deskripsi gas klorin pada tahun 1774, menganggapnya itu sebagai oksida sebuah unsur baru. Pada tahun 1809, ahli kimia menyatakan bahwa gas ini mungkin adalah elemen murni, dan hal ini dikonfirmasi oleh Sir Humphry Davy pada tahun 1810, yang dinamai dari bahasa Yunani Kuno: χλωρός berdasarkan warnanya.

Karena reaktivitasnya, semua klorin di kerak Bumi dalam bentuk senyawa ion klorida (termasuk juga garam dapur). Unsur ini adalah halogen paling melimpah kedua di bumi (setelah fluor) dan unsur kimia ke-21 paling melimpah di kerak Bumi. Deposit yang besar ini terlihat kecil karena sebagian besar klorida terdapat dalam air laut.

Unsur klorin secara komersial diproduksi dari air garam dengan elektrolisis. Tingginya potensial oksidasi dari unsur klorin memicu pengembangan pemutih dan desinfektan komersial, serta reagen untuk banyak proses di industri kimia. Klorin digunakan dalam pembuatan berbagai macam produk konsumen, sekitar dua-pertiganya merupakan bahan kimia organik seperti polivinil klorida. Klorin juga digunakan sebagai intermediet dalam produksi plastik dan produk akhir lain yang tidak mengandung unsur ini. Sebagai disinfektan, unsur maupun senyawa klorin digunakan langsung di kolam renang untuk kebersihan dan sanitasi. Unsur klorin dalam konsentrasi yang tinggi sangat berbahaya dan beracun bagi semua makhluk hidup. Senyawa ini digunakan dalam Perang Dunia I sebagai yang gas senjata kimia pertama.

Dalam bentuk ion klorida, klorin diperlukan untuk semua spesies hidup. Jenis senyawa klorin lain jarang ada dalam organisme hidup, dan senyawa organik lain yang mengandung klor dibuat dari yang inert sampai beracun. Di atas atmosfer, molekul organik yang mengandung klorin seperti klorofluorokarbon telah mengakibatkan penipisan ozon

Sejarah

Carl Wilhelm Scheele, penemu klorin

Senyawa klorin paling umum, natrium klorida, telah dikenal sejak zaman kuno, para arkeolog telah menemukan bukti bahwa batu garam telah digunakan sejak awal 3000 SM dan air garam sejak awal 6000 SM.[5] Pentingnya zat ini dalam makanan sangat terkenal di zaman klasik dan kadang-kadang digunakan sebagai pembayaran layanan jenderal Romawi dan tribun militer. Unsur klorin adalah mungkin pertama kali diisolasi sekitar 1200 dengan penemuan aqua regia dan kemampuannya untuk melarutkan emas, karena gas klorin adalah salah satu produk dari reaksi ini: namun saat itu tidak diakui sebagai zat baru. Sekitar tahun 1630, klorin dikenal sebagai gas oleh ahli kimia Flemish dan dokter Jan Baptist van Helmont.[note 1][6]

Elemen ini pertama kali dipelajari secara rinci pada tahun 1774 oleh kimiawan Swedia Carl Wilhelm Scheele, dan ia dianggap sebagai penemunya.[7][8] Scheele memproduksi klorin dengan mereaksikan MnO2 (sebagai mineral pirolusit) dengan HCl:[9]

4 HCl + MnO2 → MnCl2 + 2 H2O + Cl2

Scheele mengamati beberapa sifat klorin: efek pemutihan pada lakmus, mematikan pada serangga, berwarna kuning-hijau, dan bau mirip dengan aqua regia.[10]  Saat itu ia belum berhasil membuat klorin sebagai elemen tersendiri.[11]

Teori kimia umum pada waktu itu menyatakan bahwa asam adalah senyawa yang mengandung oksigen (sisa-sisa ini bertahan di Jerman dan Belanda untuk nama-nama oksigen: sauerstoff atau zuurstof, apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah zat asam), sehingga sejumlah ahli kimia, termasuk Claude Berthollet, menyarankan bahwa senyawa yang ditemukan Scheele ini merupakan kombinasi dari oksigen dan unsur yang belum ditemukan, muriaticum.[12][13] Pada tahun 1809, Joseph Louis Gay-Lussac dan Louis-Jacques Thénard mencoba untuk menguraikan senyawa yang ditemukan Scheele dengan mereaksikannnya dengan arang untuk melepaskan elemen muriaticum bebas (dan karbon dioksida). Mereka tidak berhasil dan menerbitkan laporan di mana mereka menganggap adanya kemungkinan bahwa zat ini merupakan unsur, tapi belum yakin.[14]

Pada tahun 1810, Sir Humphry Davy mencoba percobaan ini kembali, dan disimpulkan bahwa substansi ini adalah suatu unsur, dan bukan senyawa.[15] Ia mengumumkan hasilnya ke Royal Society tanggal 15 November tahun itu.[16] Pada waktu itu, ia menamai elemen baru ini sebagai "klorin", dari kata yunani χλωρος (chlōros), yang berarti hijau-kuning.[17] Nama "halogen", yang berarti "penghasil garam", awalnya digunakan untuk klorin pada tahun 1811 oleh Johann Salomo Christoph Schweigger.[18] Istilah Ini kemudian digunakan sebagai istilah umum untuk menggambarkan semua unsur-unsur keluarga klorin (fluor, bromin, yodium), setelah saran dari Jöns Jakob Berzelius pada tahun 1826.[19][20] Pada tahun 1823, Michael Faraday membuat klorin cair untuk pertama kalinya,[21][22][23] dan menunjukkan apa yang kemudian dikenal sebagai "klorin padat" yang memiliki struktur klorin hidrat (Cl2·H2O).[24]

Gas klorin pertama kali digunakan oleh kimiawan Perancis Claude Berthollet untuk pemutih tekstil pada tahun 1785.[25][26] Pemutih modern dihasilkan dari pekerjaan lebih lanjut oleh Berthollet, yang pertama kali memproduksi natrium hipoklorit pada tahun 1789 di laboratorium di Javel (sekarang bagian dari Paris, Perancis), dengan melewatkan gas klorin pada larutan natrium karbonat. Cairan yang dihasilkan, yang dikenal sebagai "Eau de Javel" ("air Javel"), adalah larutan lemah dari natrium hipoklorit. Proses ini sangat tidak efisien, dan alternatif metode produksi dicari. Kimiawan Skotlandia dan industrialis Charles Tennant pertama kali menghasilkan larutan kalsium hipoklorit ("kapur klorinasi"), kemudian kalsium hipoklorit padat (bubuk pemutih).[25] Senyawa-senyawa ini menghasilkan kadar unsur klorin yang rendah dan lebih efisien diangkut daripada natrium hipoklorit, yang tetap sebagai larutan encer karena ketika dimurnikan dengan menghilangkan kandungan air, senyawa ini menjadi oksidator sangat kuat dan tidak stabil. Menjelang akhir abad kesembilan belas, S. E. Smith mematenkan metode produksi natrium hipoklorit yang melibatkan elektrolisis air garam untuk menghasilkan natrium hidroksida dan gas klorin, yang kemudian dicampur untuk membentuk natrium hipoklorit.[27] Hal Ini dikenal sebagai proses kloroalkali, pertama kali diperkenalkan pada skala industri pada tahun 1892, dan sekarang menjadi sumber untuk produksi sebagian besar unsur klorin dan natrium hidroksida.[28] Pada tahun 1884 Chemischen Fabrik Griesheim, Jerman mengembangkan lagi proses kloroalkali yang mulai diproduksi komersial pada tahun 1888.[29]

Larutan klorin yang dilarutkan dalam kimia dasar (natrium dan kalsium hipoklorit) pertama kali digunakan sebagai agen anti-pembusukan dan desinfektan pada tahun 1820-an, di Prancis, jauh sebelum pembentukan teori kuman penyakit. Praktek ini dirintis oleh Antoine-Germain Labarraque, yang menyesuaikan pemutih "air Javel" Berthollet.[30] Unsur klorin kemudian berperan sebagai antisepsis (luka irigasi solusi dan sejenisnya) dan sanitasi masyarakat, khususnya dalam kolam dan air minum.[31]

Gas klorin pertama kali digunakan sebagai senjata pada tanggal 22 April 1915, di Ypres oleh Tentara Jerman.[32][33] Efeknya pada sekutu sangat menghancurkan karena masker gas yang ada saat itu sulit untuk disebarkan dan belum secara luas didistribusikan.[34][35]

Isotop

Klorin memiliki 2 isotop stabil, 35Cl dan 37Cl. 2 isotop ini merupakan 2 isotop alam yang ada, dengan perbandingan di alam 35Cl 76% dan 37Cl 24% sisanya. Keduanya disintesa di bintang pada proses pembakaran oksigen dan pembakaran silikon.[36] Keduanya memiliki spin nuklir 3/2+ dan oleh karena itu dapat digunakan untuk resonansi magnetik nuklir, meski besaran spin lebih besar dari 1/2 akan menghasilkan distribusi muatan nuklir non-lingkar dam akhirnya resonansi meluas sebagai akibat dari momen kuadrupol nuklir dan resultan relaksasi kuadrupolar tidak nol. Isotop klorin yang lain semuanya radioaktif dengan waktu-paruh yang terlalu cepat. Dari semuanya, yang paling umum digunakan di laboratorium adalah 36Cl (t1/2 = 3.0×105 thn) dan 38Cl (t1/2 = 37.2 menit), yang bisa dibuat dari aktivasi neutron klorin alam.[37]

Radioisotop klorin yang paling stabil adalah 36Cl. Mode peluruhan utama isotop yang lebih ringan dari 35Cl adalah penangkapan elektron terhadap isotop-isotop sulfur; isotop yang lebih berat dari 37Cl adalah peluruhan beta terhadap isotop-isotop argon; dan 36Cl dapat meluruh menjadi 36S atau 36Ar stabil.[38] Dalam lingkungan subpermukaan, penangkapan muon oleh 40Ca digunakan untuk menghasilkan 36Cl.[39][40]

Referensi

  1. ^ (Indonesia) "Klorin". KBBI Daring. Diakses tanggal 17 Juli 2022. 
  2. ^ Chlorine, Gas Encyclopaedia, Air Liquide
  3. ^ Magnetic susceptibility of the elements and inorganic compounds, in Lide, D. R., ed. (2005). CRC Handbook of Chemistry and Physics (edisi ke-86). Boca Raton (FL): CRC Press. ISBN 0-8493-0486-5. 
  4. ^ Weast, Robert (1984). CRC, Handbook of Chemistry and Physics. Boca Raton, Florida: Chemical Rubber Company Publishing. hlm. E110. ISBN 0-8493-0464-4. 
  5. ^ "The earliest salt production in the world: an early Neolithic exploitation in Poiana Slatinei-Lunca, Romania". Diarsipkan dari versi asli tanggal April 30, 2011. Diakses tanggal 2008-07-10. 
  6. ^ Greenwood and Earnshaw, p. 789–92
  7. ^ Scheele, Carl Wilhelm (1774). "Om Brunsten, eller Magnesia, och dess Egenskaper" [On braunstein [i.e., pyrolusite, manganese dioxide], or magnesia, and its properties]. Kongliga Vetenskaps Academiens Handlingar [Proceedings of the Royal Scientific Academy] (dalam bahasa Swedish). 35: 89–116, 177–194.  In section 6 on pp. 93–94 of his paper, Scheele described how chlorine was produced when a mixture of hydrochloric acid and manganese dioxide (Brunsten) was heated: "6) (a) På 1/2 uns fint rifven Brunsten slogs 1 uns ren Spiritus salis. … samt lukten fo̊rsvunnen." ( 6) (a) On one half ounce of finely ground Braunstein [pyrolusite] was poured one ounce of pure spiritus salis [spirit of salt, hydrogen chloride]. After this mixture had been standing in the cold for one hour, the acid had assumed a dark brown colour. One part of this solution was poured into a glass, which was placed over the fire. The solution gave off an odour like warm aqua regia and after one quarter’s hour duration, it was as clear and colourless as water, and the smell had disappeared.) For an English translation of the relevant passages of this article, see: The Early History of Chlorine : Papers by Carl Wilhelm Scheele (1774), C. L. Berthollet (1785), Guyton de Morveau (1787), J. L. Gay-Lussac and L. J. Thenard (1809) (Edinburgh, Scotland: Alembic Club, 1912), pp. 5–10.
  8. ^ "17 Chlorine". Elements.vanderkrogt.net. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-01-23. Diakses tanggal 2008-09-12. 
  9. ^ Greenwood and Earnshaw, p. 789–92
  10. ^ Greenwood and Earnshaw, pp. 792–93
  11. ^ "17 Chlorine". Elements.vanderkrogt.net. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-01-23. Diakses tanggal 2008-09-12. 
  12. ^ Ihde, Aaron John (1984). The development of modern chemistry. Courier Dover Publications. hlm. 158. ISBN 0-486-64235-6. 
  13. ^ Weeks, Mary Elvira (1932). "The discovery of the elements. XVII. The halogen family". Journal of Chemical Education. 9 (11): 1915. Bibcode:1932JChEd...9.1915W. doi:10.1021/ed009p1915. 
  14. ^ Gay-Lussac; Thenard (1809). "Extrait des mémoires lus à l'Institut national, depuis le 7 mars 1808 jusqu'au 27 février 1809" [Extracts from memoirs read at the national Institute, from 7 March 1808 to 27 February 1809]. Mémoires de Physique et de Chimie de la Société d'Arcueil. 2: 295–358.  See: § De la nature et des propriétés de l'acide muriatique et de l'acide muriatique oxigéné (On the nature and properties of muriatic acid and of oxidized muriatic acid), pp. 339–358. From pp. 357–358: "Le gaz muriatique oxigéné n'est pas, en effect, décomposé … comme un corps composé." ("In fact, oxygenated muriatic acid is not decomposed by charcoal, and it might be supposed, from this fact and those that are communicated in this Memoir, that this gas is a simple body. The phenomena that it presents can be explained well enough on this hypothesis; we shall not seek to defend it, however, as it appears to us that they are still better explained by regarding oxygenated muriatic acid as a compound body.") For a full English translation of this section, see: Joseph Louis Gay-Lussac and Louis Jacques Thénard, "On the nature and the properties of muriatic acid and of oxygenated muriatic acid" (Lemoyne College, Syracuse, New York, USA)
  15. ^ "17 Chlorine". Elements.vanderkrogt.net. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-01-23. Diakses tanggal 2008-09-12. 
  16. ^ Greenwood and Earnshaw, p. 789–92
  17. ^ Davy, Humphry (1811). "The Bakerian Lecture. On some of the combinations of oxymuriatic gas and oxygene, and on the chemical relations of these principles, to inflammable bodies". Philosophical Transactions of the Royal Society of London. 101: 1–35.  Davy named chlorine on p. 32: "After consulting some of the most eminent chemical philosophers in this country, it has been judged most proper to suggest a name founded upon one of its obvious and characteristic properties — its colour, and to call it Chlorine, or Chloric gas.* *From χλωρος."
  18. ^ Schweigger, J.S.C. (1811). "Nachschreiben des Herausgebers, die neue Nomenclatur betreffend" [Postscript of the editor concerning the new nomenclature]. Journal für Chemie und Physik (dalam bahasa German). 3 (2): 249–255.  On p. 251, Schweigger proposed the word "halogen": "Man sage dafür lieber mit richter Wortbildung Halogen (da schon in der Mineralogie durch Werner's Halit-Geschlecht dieses Wort nicht fremd ist) von αλς Salz und dem alten γενειν (dorisch γενεν) zeugen." (One should say instead, with proper morphology, "halogen" (this word is not strange since [it's] already in mineralogy via Werner's "halite" species) from αλς [als] "salt" and the old γενειν [genein] (Doric γενεν) "to beget".)
  19. ^ In 1826, Berzelius coined the terms Saltbildare (salt-formers) and Corpora Halogenia (salt-making substances) for the elements chlorine, iodine, and fluorine. See: Berzelius, Jacob (1826). Årsberättelser om Framstegen i Physik och Chemie [Annual Report on Progress in Physics and Chemistry] (dalam bahasa Swedish). vol. 6. Stockholm, Sweden: P.A. Norstedt & Söner. hlm. 187.  From p. 187: "De förre af dessa, d. ä. de electronegativa, dela sig i tre klasser: 1) den första innehåller kroppar, som förenade med de electropositiva, omedelbart frambringa salter, hvilka jag derför kallar Saltbildare (Corpora Halogenia). Desse utgöras af chlor, iod och fluor *)." (The first of them [i.e., elements], i.e., the electronegative [ones], are divided into three classes: 1) The first includes substances which, [when] united with electropositive [elements], immediately produce salts, and which I therefore name "salt-formers" (salt-producing substances). These are chlorine, iodine, and fluorine *).)
  20. ^ Snelders, H. A. M. (1971). "J. S. C. Schweigger: His Romanticism and His Crystal Electrical Theory of Matter". Isis. 62 (3): 328. doi:10.1086/350763. JSTOR 229946. 
  21. ^ Faraday, M. (1823). "On fluid chlorine". Philosophical Transactions of the Royal Society of London. 113: 160–164. 
  22. ^ Chodos, Alan (ed.). "This Month in Physics History September 4, 1821 and August 29, 1831: Faraday and Electromagnetism". American Physical Society. Diarsipkan dari versi asli tanggal June 15, 2010. Diakses tanggal 2010-05-08. 
  23. ^ O'Connor J. J.; Robertson E. F. "Michael Faraday". School of Mathematics and Statistics, University of St Andrews, Scotland. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-02-20. Diakses tanggal 2010-05-08. 
  24. ^ Greenwood and Earnshaw, p. 789–92
  25. ^ a b "Bleaching". Encyclopædia Britannica (edisi ke-9th Edition (1875) and 10th Edition (1902)). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-05-24. Diakses tanggal 2012-05-02. 
  26. ^ Aspin, Chris (1981). The Cotton Industry. Shire Publications Ltd. hlm. 24. ISBN 0-85263-545-1. 
  27. ^ Paul May. "Bleach (Sodium Hypochlorite)". University of Bristol. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 December 2016. Diakses tanggal 13 December 2016. 
  28. ^ Greenwood and Earnshaw, p. 798
  29. ^ Almqvist, Ebbe (2003). History of Industrial Gases. Springer Science & Business Media. hlm. 220. ISBN 978-0-306-47277-0. 
  30. ^ Bouvet, Maurice (1950). "Les grands pharmaciens: Labarraque (1777–1850)" [The great pharmacists: Labarraque (1777–1850)]. Revue d'histoire de la pharmacie (dalam bahasa French). 38 (128): 97–107. doi:10.3406/pharm.1950.8662. 
  31. ^ Greenwood and Earnshaw, pp. 792–93
  32. ^ "Chlorine – History" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 21 February 2007. Diakses tanggal 2008-07-10. 
  33. ^ "Weaponry: Use of Chlorine Gas Cylinders in World War I". historynet.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-07-02. Diakses tanggal 2008-07-10. 
  34. ^ Staff (29 July 2004). "On the Western Front, Ypres 1915". Veteran Affairs Canada. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 August 2011. Diakses tanggal 2008-04-08. 
  35. ^ Lefebure, Victor; Wilson, Henry (2004). The Riddle of the Rhine: Chemical Strategy in Peace and War. Kessinger Publishing. ISBN 1-4179-3546-4. 
  36. ^ Cameron, A. G. W. (1973). "Abundance of the Elements in the Solar System" (PDF). Space Science Reviews. 15: 121–46. Bibcode:1973SSRv...15..121C. doi:10.1007/BF00172440. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2011-10-21. 
  37. ^ Greenwood and Earnshaw, pp. 800–4
  38. ^ Audi, G.; Bersillon, O.; Blachot, J.; Wapstra, A. H. (2003). "The NUBASE evaluation of nuclear and decay properties" (PDF). Nuclear Physics A. 729: 3–128. Bibcode:2003NuPhA.729....3A. doi:10.1016/j.nuclphysa.2003.11.001. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2008-09-23. 
  39. ^ M. Zreda; et al. (1991). "Cosmogenic chlorine-36 production rates in terrestrial rocks". Earth and Planetary Science Letters. 105: 94. Bibcode:1991E&PSL.105...94Z. doi:10.1016/0012-821X(91)90123-Y. 
  40. ^ M. Sheppard and M. Herod (2012). "Variation in background concentrations and specific activities of 36Cl, 129I and U/Th-series radionuclides in surface waters". Journal of Environmental Radioactivity. 106: 27–34. doi:10.1016/j.jenvrad.2011.10.015. PMID 22304997. 

Catatan

  1. ^ van Helmont, Joannis Baptistae (1682). Opera omnia [All Works] (dalam bahasa Latin). Frankfurt-am-Main, (Germany): Johann Just Erythropel.  From "Complexionum atque mistionum elementalium figmentum." (Formation of combinations and of mixtures of elements), §37, p. 105: "Accipe salis petrae, vitrioli, & alumnis partes aequas: exsiccato singula, & connexis simul, distilla aquam. Quae nil aliud est, quam merum sal volatile. Hujus accipe uncias quatuor, salis armeniaci unciam junge, in forti vitro, alembico, per caementum (ex cera, colophonia, & vitri pulverre) calidissime affusum, firmato; mox, etiam in frigore, Gas excitatur, & vas, utut forte, dissilit cum fragore." (Take equal parts of saltpeter [i.e., sodium nitrate], vitriol [i.e., concentrated sulfuric acid], and alum: dry each and combine simultaneously; distill off the water [i.e., liquid]. That [distillate] is nothing else than pure volatile salt [i.e., spirit of nitre, nitric acid]. Take four ounces of this [viz, nitric acid], add one ounce of Armenian salt [i.e., ammonium chloride], [place it] in a strong glass alembic sealed by cement ([made] from wax, rosin, and powdered glass) [that has been] poured very hot; soon, even in the cold, gas is stimulated, and the vessel, however strong, bursts into fragments.) From "De Flatibus" (On gases), p. 408: "Sal armeniacus enim, & aqua chrysulca, quae singula per se distillari, possunt, & pati calorem: sin autem jungantur, & intepescant, non possunt non, quin statim in Gas sylvestre, sive incoercibilem flatum transmutentur." (Truly Armenian salt [i.e., ammonium chloride] and nitric acid, each of which can be distilled by itself, and submitted to heat; but if, on the other hand, they be combined and become warm, they cannot but be changed immediately into carbon dioxide [note: van Helmont’s identification of the gas is mistaken] or an incondensable gas.) See also:
    • Helmont, Johannes (Joan) Baptista Van, Encyclopedia.Com: "Others were chlorine gas from the reaction of nitric acid and sal ammoniac; … "
    • Wisniak, Jaime (2009) "Carl Wilhelm Scheele," Revista CENIC Ciencias Químicas, 40 (3): 165–173 ; see p. 168: "Early in the seventeenth century Johannes Baptiste van Helmont (1579-1644) mentioned that when sal marin (sodium chloride) or sal ammoniacus and aqua chrysulca (nitric acid) were mixed together, a flatus incoercible (non-condensable gas) was evolved."