Lompat ke isi

Ekspor

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ekonomi

Kategori umum

Ekonomi mikro · Ekonomi makro
Sejarah pemikiran ekonomi
Metodologi  · Pendekatan heterodoks

Bidang dan subbidang

Perilaku  · Budaya  · Evolusi
Pertumbuhan  · Pengembangan  · Sejarah
Internasional · Sistem ekonomi
Keuangan dan Ekonomi keuangan
Masyarakat dan Ekonomi kesejahteraan
Kesehatan  · Buruh  · Manajerial
Bisnis Informasi  · Informasi · Teori permainan
Organisasi Industri  · Hukum
Pertanian  · Sumber daya alam
Lingkungan · Ekologis
Geografi Ekonomi  · Kota · Pedesaan  · Kawasan
Peta ekonomi

Teknik

Matematika  · Ekonometrika
Eksperimental · Neraca nasional

Daftar

Jurnal · Publikasi
Kategori · Topik · Ekonom

Portal Bisnis dan ekonomi
Kegiatan pemuatan barang ekspor.

Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain.[1] Proses ini seringkali digunakan oleh perusahaan dengan skala bisnis kecil sampai menengah sebagai strategi utama untuk bersaing di tingkat internasional.[2] Strategi ekspor digunakan karena risiko lebih rendah, modal lebih kecil dan lebih mudah bila dibandingkan dengan strategi lainnya.[2] Strategi lainnya misalnya franchise dan akuisisi.

Jenis

Kegiatan ekspor terbagi menjadi 2, yaitu:[3]

Ekspor langsung

Ekspor langsung adalah cara menjual barang atau jasa melalui perantara/ eksportir yang bertempat di negara lain atau negara tujuan ekspor.[3] Penjualan dilakukan melalui distributor dan perwakilan penjualan perusahaan.[3][4] Keuntungannya, produksi terpusat di negara asal dan kontrol terhadap distribusi lebih baik. Kelemahannya, biaya transportasi lebih tinggi untuk produk dalam skala besar dan adanya hambatan perdagangan serta proteksionisme.[3][5]

Ekspor tidak langsung

Ekspor tidak langsung adalah teknik di mana barang dijual melalui perantara/eksportir negara asal kemudian dijual oleh perantara tersebut.[3] Melalui, perusahaan manajemen ekspor ( export management companies ) dan perusahaan pengekspor ( export trading companies ).[4] Kelebihannya, sumber daya produksi terkonsentrasi dan tidak perlu menangani ekspor secara langsung. Kelemahannya, kontrol terhadap distribusi kurang dan pengetahuan terhadap operasi di negara lain kurang.[5]

Umumnya, industri jasa menggunakan ekspor langsung sedangkan industri manufaktur menggunakan keduanya.[3]

Tahap-tahap

Dalam perencanaan ekspor perlu dilakukan berbagai persiapan, berikut ini 4 langkah persiapannya:[4]

  1. Identifikasi pasar yang potensial
  2. Penyesuaian antara kebutuhan pasar dengan kemampuan, SWOT analisis
  3. Melakukan Pertemuan, dengan eksportir, agen, dll
  4. Alokasi sumber daya.

Komoditi ekspor Indonesia

Sepuluh komoditi ekspor utama Indonesia adalah Tekstil dan Produk Tekstil (TPT), produk hasil hutan, elektronik, karet dan produk karet, sawit dan produk sawit, otomotif, alas kaki, udang, kakao dan kopi.[6] Namun, pasar internasional semakin kompetitif sehingga sepuluh komoditas ekpor utama Indonesia terdiversifikasi.[6] Komoditas lainnya, yaitu makanan olahan, perhiasan, ikan dan produk ikan, kerajinan dan rempah-rempah, kulit dan produk kulit, peralatan medis, minyak atsiri, peralatan kantor dan tanaman obat.[6]

Pada tahun 2011, industri menyumbang US$ 122 miliar atau sebesar 60 persen dari total nilai ekspor. Sektor nonmigas lainnya, yaitu pertanian dan pertambangan, masing-masing menyumbang 2,54 persen dan 17,02 persen dari keseluruhan ekspor. Sementara itu ekspor sektor migas hanya mencapai US$ 41 miliar atau sebesar 20,43 persen dari total ekspor.[7]

Komposisi komoditas ekspor Indonesia tahun 2011 [7]

Komoditas Nilai Persentase
Hasil Industri non migas US$ 122 miliar 60%
Industri Migas US$ 41 miliar 20,43%
Pertambangan non migas US$ 34 miliar 17,02%
Pertanian US$3,1 miliar 2,54%

Ekspor Indonesia dari tahun ke tahun

Ekspor Indonesia setahun Tahun Sumber
US$25,9 miliar 1990 [8]
US$36,50 miliar 1993 [9]
US$42,16 miliar 1994 [9]
US$47,75 miliar 1995 [9]
US$52,03 miliar 1996 [9]
US$56,16 miliar 1997 [9]
US$65,4 miliar 2000 [10]
US$58,7 miliar 2001 [10]
US$71,58 miliar 2004 [11]
US$85,56 miliar 2005 [11]
US$100.79 miliar 2006 [12]
US$114.10 miliar 2007 [12]
US$137,02 miliar 2008 [12]
US$116,5 miliar 2009 [12]
US$157,7 miliar 2010 [13]
US$203.62 miliar 2011 [7]
US$190.03 miliar 2012 [14]
US$182miliar 2013 [15]
US$172 miliar 2014 [16]
US$150miliar 2015 [17]
US$144 miliar 2016 [18]
US$168miliar 2017 [19]

Kesalahan umum

Ada beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan oleh perusahaan yang baru melakukan ekspor, yaitu :[4]

  1. Tidak melakukan penyelidikan yang lengkap sebelum melakukan ekspor.
  2. Tidak melakukan konsultasi terlebih dahulu.

Istilah-istilah

Berikut adalah istilah-istilah ekspor yang sering digunakan:[20]

Air waybill
Suatu kontrak mutlak yang dikeluarkan perusahaan angkutan udara.
Bill of lading (B/L)
Surat tanda terima barang yang dimuat di atas kapal dan merupakan bukti kepemilikan atas barang serta perjanjian pengangkutan barang melalui laut.
Invoice
Faktur atau nota yang berisi harga dan jumlah barang serta total harga.
C&F (Cost and Freight)
Seluruh biaya produksi dan pengapalannya masuk dalam harga barang.
Clearance
  1. hak kapal untuk meninggalkan pelabuhan.
  2. Izin berangkat kapal dari pelabuhan.
  3. Izin mengeluarkan barang dari pabean.
Consignee
Nama dan alamat penerima barang atau pembelinya.
F. O. B (free on board)
Suatu kewajiban penjual hanya sebatas sampai pelabuhan pengirim
Packing list
Faktur atau nota yang berisi jumlah dan berat barang (berat bersih dan berat kotor)
Commodity
Barang yang merupakan hasil pertanian, namun saat ini disebut produk.
Phytosanitary certificate
Sebuah surat yang dikeluarkan oleh lembaga karantina hewan dan tumbuhan, Departemen Pertanian Republik Indonesia. Proses mendapatkannya melalui serangkaian prosedur dan uji laboratorium, agar tidak terjadi penyebaran penyakit antar negara maupun antar pulau di Indonesia (surat karantina antar pulau)
Weight
Berat kotor suatu barang yang menyangkut isi dan pembungkusnya.

Referensi

  1. ^ (Inggris)Merriam-Webster's: Collegiate Dictionary. 11th ed. 2003. United States of America. Merriam-Webster,Inc. 2003. hal 441
  2. ^ a b (Inggris) Deresky, Helen. International Management. 4th ed. 2006. United States of America. Addison - Wesley. Hal 237
  3. ^ a b c d e f (Inggris)Daniels,et all. International Business. 12Th Ed. 2009. New Jersey. Pearson Education International. hal 548 - 551
  4. ^ a b c d (Inggris) Wild, J John; Kenneth, J Wild; dan Jerry, C Y Han. International Business Management. 4th ed. 2008. United States of America. Pearson Prentice Hall. Hal. 353-356.
  5. ^ a b (Inggris)Peng, W Mike. Global Business.2009. Canada. South-Western Cengage. Hal 239.
  6. ^ a b c Situs Media Indonesia: Profil Komoditas Ekspor Indonesia Telah Berubah. Diakses pada tanggal 19 April 2010
  7. ^ a b c http://www.tempo.co/read/news/2012/02/01/090381010/Krisis-Ekspor-Malah-Naik-24-Persen
  8. ^ http://ip52-214.cbn.net.id/id/arsip/1990/12/29/KL/mbm.19901229.KL20231.id.html
  9. ^ a b c d e http://www.bappenas.go.id/get-file-server/node/6424/
  10. ^ a b http://www.scribd.com/doc/8589996/Laporan-Perekonomian-Indonesia-Tahun-2001
  11. ^ a b http://www.beacukai.go.id/news/readNews.php?ID=1204&Ch=01
  12. ^ a b c d http://www.kemendag.go.id/statistik_neraca_perdagangan_indonesia/
  13. ^ http://bisnis.vivanews.com/news/read/202415-neraca-perdagangan-ri-suprlus-us-22-12-miliar
  14. ^ http://www.bps.go.id/exim-frame.php?kat=2
  15. ^ http://www.bps.go.id/exim-frame.php?kat=2
  16. ^ http://www.bps.go.id/exim-frame.php?kat=2
  17. ^ https://m.cnnindonesia.com/ekonomi/20170116121413-92-186589/2016-ekspor-indonesia-turun-jadi-us-14443-miliar2
  18. ^ https://m.cnnindonesia.com/ekonomi/20170116121413-92-186589/2016-ekspor-indonesia-turun-jadi-us-14443-miliar
  19. ^ https://ekonomi.kompas.com/read/2018/01/15/124835226/naik-nilai-ekspor-tahun-2017-tembus-rp-2260-triliun
  20. ^ Amir.Ekspor-Impor.Jakarta:Pustaka Binaman Pesindo.1996. 1005717454172 15:44, 6 April 2010 (UTC)