Lompat ke isi

Manonjaya, Tasikmalaya

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Manonjaya
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
KabupatenTasikmalaya
Pemerintahan
 • CamatDrs. Yayat Suryatna
Populasi
 • Total62,419 (2.017) jiwa
Kode Kemendagri32.06.22 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS3206160 Edit nilai pada Wikidata
Luas39,41 km²
Desa/kelurahan12

Manonjaya adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat, Indonesia.

Etimologi

Nama "Manonjaya" berasal dari kata cai panon (air mata), yang dalam arti keseluruhannya adalah air mata yang membawa kejayaan. Nama ini diambil ketika masa kebupatian yang kedelapan.

Sejarah

Bupati Manonjaya menyandang busana berburu (1870-1900)
Salah satu puteri bupati Manonjaya (1870-1900)

Geografi

Keadaan alam Manonjaya datar dan berbukit dengan ketinggian rata-rata 292-297 m. Koordinat 7,20 LS serta 108,15 BT dan memiliki suhu rata-rata antara 20 °C dan 30 °C. Tanah Darat 3.215.21 Ha. Tanah Sawah 999.79 Ha.

Manonjaya terletak di sebelah timur Tasikmalaya berjarak kurang lebih 12 km. Dulunya pernah merupakan ibukota kabupaten Tasikmalaya yang waktu itu masih bernama Kabupaten Sukapura dilihat dari bukti-bukti peninggalan sejarahnya seperti Masjid Agung Manonjaya dan daerah kompleks makam Tanjungmalaya.

Pembagian administratif

Kecamatan Manonjaya dibagi menjadi 12 desa, yakni :

1.Desa Batusumur

2.Desa Cibeber

3.Desa Cihaur

4.Desa Cilangkap

5.Desa Gunajaya

6.Desa Kalimanggis

7.Desa Kamulyan

8.Desa Manonjaya

9.Desa Margahayu

10.Desa Margaluyu

11.Desa Pasirbatang

12.Desa Pasirpanjang

Batas administrasi

Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:

Utara Kabupaten Ciamis
Timur Kecamatan Cineam
Selatan Kecamatan Gunungtanjung
Barat Kota Tasikmalaya

Agama

Di daerah ini, seperti halnya daerah lain di Kabupaten Tasikmalaya juga merupakan daerah santri atau pelajar agama Islam di pondok-pondok pesantren. Salah satu pondok pesantren yang terkenal di Wilayah ini adalah Pondok Pesantren Miftahul Huda. Umumnya para alumni pesantren ini umumnya bila mendirikan pondok pesantren baru di daerah asalnya selalu diberi nama helakang huda.

Ekonomi

Jembatan kereta api Cirahong (1925-1933)

Daerah ini merupakan daerah agraris pertanian yang subur dimana komoditi pertaniannya antara lain beras/padi, palawija, sayur-sayuran, salak dan mendong yang merupakan bahan tikar tradisional.

Selain usaha pertanian, juga terdapat usaha perikanan secara swadaya dan industri kecil diantaranya usaha bordir dan pakaian, pembuatan golok serta pembuatan tikar mendong.

Daerah Manonjaya sejak dahulu dikenal sebagai penghasil buah salak yang tumbuh secara alami baik di kebun dan di pekarangan rumah penduduk. Namun saat ini, usaha dari budidaya salak manonjaya memiliki prospek yang tidak menguntungkan terlebih karena harganya di pasaran kurang begitu baik juga karena para penduduk terbiasa dengan pola tradisional yakni membiarkan tanaman salak tumbuh secara alami.

Referensi

Pranala luar