Lompat ke isi

Kereta api Argo Dwipangga

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kereta api Argo Dwipangga
Berkas:Papan nama KA Argo ½Dwipangga.svg
KA Argo Dwipangga.

Kereta api Argo Dwipangga
Peta
Informasi umum
Jenis layananKereta api ekspres
StatusBeroperasi
Daerah operasi
Mulai beroperasi21 April 1998
Operator saat iniPT Kereta Api Indonesia
Jumlah penumpang harian800 penumpang per hari (rata-rata)[butuh rujukan]
Lintas pelayanan
Stasiun awalSolo Balapan
Jumlah pemberhentianLihatlah di bawah.
Stasiun akhirGambir
Jarak tempuh571 km
Waktu tempuh rerata
  • 8 jam 28 menit (Solo-Gambir)
  • 8 jam 35 menit (Gambir-Solo)
Frekuensi perjalananSatu kali pergi pulang sehari
Jenis relRel berat
Pelayanan penumpang
Kelas
  • Eksekutif Argo (Reguler)
  • Eksekutif Satwa (Fakultatif)
Layanan disabilitasAda
Pengaturan tempat duduk50 tempat duduk disusun 2-2, reclining and revolving seat, dengan sandaran kaki.
Fasilitas restorasiAda, dapat memesan sendiri makanan di kereta makan yang tersedia.
Fasilitas observasiKaca panorama dupleks, dengan blinds, lapisan laminasi isolator panas.
Fasilitas hiburanAda
Fasilitas bagasiAda
Fasilitas lainLampu baca, toilet, alat pemadam api ringan, rem darurat, AC, peredam suara, meja lipat, speaker, bantal, dan selimut.
Teknis sarana dan prasarana
Lebar sepur1.067 mm
Kecepatan operasional70 s.d. 120 km/jam
Pemilik jalurDitjen KA, Kemenhub RI
Nomor pada jadwal
  • 9-10 (Reguler)
  • 9F-10F (Fakultatif)

Kereta api Argo Dwipangga (Hanacaraka: ꧋ꦱꦼꦥꦸꦂ​ꦲꦂꦒ​ꦢ꧀ꦮꦶꦥꦁꦒ꧉, Sepur Harga Dwipangga), Merupakan Kereta api Penumpang Kelas Eksekutif Argo (Reguler) maupun Kelas Eksekutif Satwa (Fakultatif) yang dioperasikan Oleh PT Kereta api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VI Yogyakarta yang Melayani Rute Solo Balapan-Gambir dan Sebaliknya.

Kereta api ini menempuh perjalanan sejauh 571 km dengan koridor Gambir - Solo Balapan, dalam waktu sekitar 8 jam dan hanya berhenti di Klaten, Yogyakarta, Purwokerto, dan Jatinegara (arah Gambir). Argo Dwipangga dengan kapasitas 350-450 penumpang dan membawa 7-9 kereta kelas eksekutif argo ini menawarkan alternatif perjalanan pada siang hari dari stasiun Gambir ke Solo Balapan dan perjalanan pada malam hari dari arah sebaliknya (berkebalikan dengan alternatif perjalanan yang ditawarkan oleh Kereta api Argo Lawu).

Asal usul nama

Kata Argo digunakan sebagai brand image layanan kereta api eksekutif milik PT KAI dan penamaan Dwipangga memang sengaja dibedakan dengan argo lainnya yang lazim menggunakan nama gunung mengingat nama Dwipangga dirasakan sudah sangat melekat di benak pelanggan. Kata Dwipangga diambil dari sebutan kendaraan Dewa Indra berupa gajah yang setia dan mampu melindungi pengendaranya dalam segala keadaan, sehingga menumbuhkan kebanggaan dan prestise bagi penumpangnya.

Sejarah

Kereta api ini pertama kali diresmikan oleh Menteri Perhubungan RI pada tanggal 21 April 1998 dengan menggunakan nama KA Dwipangga. Saat itu, kereta apinya menggunakan kelas spesial, bukan kelas Argo. Akan tetapi seiring dengan tuntuan pelanggan yang menginginkan penambahan KA Argo jurusan Jakarta - Solo, maka KA Dwipangga sengaja dimodifikasi untuk layanan kelas eksekutif argo, sehingga brand-nya pun diganti menjadi KA Argo Dwipangga pada tanggal 5 Oktober 1998.

Rangkaian

Rangkaian KA Argo Dwipangga terdiri dari 7-8 kereta kelas eksekutif argo (K1), 1 Kereta Makan bermotif batik (M), dan 1 Kereta Pembangkit Listrik (P). Pada awal peresmiannya pada 21 April 1998, kereta yang digunakan awalnya merupakan kereta kelas spesial dengan formasi kursi 2-1, dan kereta yang digunakan ini kebanyakan merupakan kereta tua baik yang buatan tahun 1950-an maupun yang lebih muda namun telah mengalami perbaikan besar-besaran menjadi kelas spesial.

Sejak menjadi kelas Argo, beberapa kereta kelas Argo buatan tahun 1998 dari PT INKA dialokasikan untuk Argo Dwipangga juga, namun tidak mendapat kereta makan dan kereta pembangkit buatan tahun 1998, karena kereta makannya telah digunakan untuk kereta api Argo Wilis dan kereta pembangkitnya digunakan untuk kereta api Turangga. Kereta makan dan kereta pembangkit yang digunakan Argo Dwipangga diambilkan dari kereta makan dan kereta pembangkit yang ada di Dipo Solo Balapan.

Kereta ini memiliki ciri khas yaitu logo "Dwipangga" dengan motif gajah baik saat masih menjadi kereta kelas spesial maupun kelas Argo, tidak seperti logo kereta api Argo pada umumnya yang ada saat itu, meskipun akhirnya kereta ini menggunakan logo Argo seperti kereta Argo pada umumnya dengan tulisan "Argo Dwipangga", dan nantinya dirubah lagi menjadi "Argo" karena terkadang kereta ini bertukar kereta dengan Argo Lawu.

Selain itu, kereta buatan 1996 dari Argo Lawu juga dipakai sejak Argo Lawu memakai kereta kelas Anggrek mulai tahun 2004 hingga tahun 2007. Saat Argo Lawu mendapatkan rangkaian kereta batch 2002 yang dilengkapi dengan kereta makan (M1) dan kereta pembangkit (P) saat rangkaian Anggreknya mulai digunakan untuk KA Argo Sindoro, Argo Dwipangga pun terkadang memakai sebagian dari rangkaiannya juga. Tetapi sejak Balai Yasa Manggarai meretrofit kereta K1 produksi 1984 dan 1986 sebagai K1 New Image dengan kaca pesawat, kereta buatan 1996 dihibahkan ke KA Taksaka sepenuhnya dan kereta buatan 1998 dan 2002 menjadi kereta cadangan ataupun dihibahkan pada KA Taksaka. Kereta Argo Dwipangga menggunakan kereta K1 retrofit kaca pesawat ini mulai sekitar tahun 2011-an.

Sampai saat ini, kereta ini sering bertukar rangkaian dengan Argo Lawu, sehingga seringkali kereta milik Argo Dwipangga dapat tersambung di kereta Argo Lawu, maupun sebaliknya. Karena kereta pembangkit asli milik kereta ini juga sering dipakai kereta lain, maka kereta ini dan Argo Lawu juga terkadang menggunakan kereta pembangkit yang khas (P 0 78 03 SLO), karena mirip dengan kereta bagasi (B). Rangkaian ini kemudian dijadikan sebagai rangkaian fakultatif sejak sejumlah kereta eksekutif milik dipo Solo Balapan dihibahkan.

Pasca lebaran tahun 2016, kini rangkaian kereta api Argo Dwipangga reguler resmi menggunakan rangkaian kereta eksekutif terbaru produksi 2016 oleh PT Inka, Madiun, bersamaan dengan kereta api Argo Lawu. Adapun susunan rangkaiannya adalah sebuah lokomotif, delapan kereta eksekutif (K1 0 16 xx), satu kereta makan (M1 0 16 xx), kereta pembangkit (P), dan kereta bagasi (B). Terkadang kereta api ini menggunakan kereta pembangkit tipe lamanya dan bisa bertukar kereta dengan kereta api Argo Lawu yang memiliki jenis kereta yang sama.

Berikut ini Stanformasi KA Argo Dwipangga:

Reguler

  • 1 Lokomotif CC 206
  • 1 Kereta Pembangkit (P 2016 SLO)
  • 3 Kereta Eksekutif (K1 2016 SLO)
  • 1 Kereta Makan (M1 2016 SLO)
  • 6 Kereta Eksekutif (K1 2016 SLO)
  • 1 Kereta Eksekutif Priority (K1 JAKK)°

Fakultatif

  • 1 Lokomotif CC 206
  • 1 Kereta Pembangkit (P JAKK)
  • 4 Kereta Eksekutif (K1 JAKK)
  • 1 Kereta Makan (M1 JAKK)
  • 3 Kereta Eksekutif (K1 JAKK)
  • 1 Kereta Eksekutif Priority (K1 JAKK)°

Keterangan:

  • Untuk KA Argo Dwipangga Fakultatif Menggunakan Rangkaian Cadangan Milik Dipo Gerbong Jakarta Kota (JAKK).
  • Tolong Jangan diubah lagi Rangkaian Kereta api Argo Dwipangga (Reguler maupun Fakultatif) Sudah Telah disesuaikan dengan Stamformasi Asli.
  • Tanda ° Berarti: Rangkaian Kereta api Argo Dwipangga (Reguler/Fakultatif) Menambahkan 1 Gerbong Kelas Priority, Kereta api Argo Dwipangga Priority (Reguler/Fakultatif) akan diberangkatan pada tiap Jumat dan Minggu saja.

Tarif

Tarif kereta api ini adalah Rp 215.000,00 - Rp 600.000,00, bergantung pada jarak yang ditempuh penumpang, subkelas/posisi tempat duduk dalam rangkaian kereta, serta hari-hari tertentu seperti akhir pekan dan libur nasional. Selain itu, berlaku pula tarif khusus yang hanya dapat dipesan di loket stasiun mulai dua jam sebelum keberangkatan pada stasiun-stasiun yang berada dalam rute berikut.

Jadwal perjalanan

Jadwal Perjalanan KA Argo Dwipangga Mulai 1 April 2017

KA 9 Argo Dwipangga (Solo Balapan-Yogyakarta-Gambir)
Stasiun Kedatangan Keberangkatan
Solo Balapan - 20.00
Klaten 20.25 20.27
Yogyakarta 20.52 20.57
Kutoarjo 21.49 21.55
Purwokerto 23.28 23.40
Cirebon 01.35 01.44
Jatinegara 04.19 04.21
Gambir 04.37 -
KA 10 Argo Dwipangga (Gambir-Yogyakarta-Solo Balapan)
Stasiun Kedatangan Keberangkatan
Gambir - 08.00
Cirebon 10.50 10.58
Purwokerto 12.56 13.12
Kutoarjo 14.43 14.47
Yogyakarta 15.39 15.44
Klaten 16.08 16.10
Solo Balapan 16.35 -

Peta Rute

Kereta api Argo Lawu
ke Surabaya
ke Semarang
Solo Balapan
ke Wonogiri
Klaten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Yogyakarta
Y P YA Trans Jogja
Jembatan Kali Progo
ke YIA Bandara Internasional Yogyakarta
DI Yogyakarta
Jawa Tengah
ke Purworejo
Terowongan Ijo
ke Cilacap dan Bandung
Terowongan Kebasen
Jembatan Kali Serayu
Terowongan Notog
Jembatan Kali Logawa
Purwokerto
Jembatan Sakalimolas
ke Tegal
Jawa Tengah
Jawa Barat
ke Semarang
Cirebon
Jembatan Ci Manuk
ke Bandung
Jembatan Ci Tarum
Jawa Barat
DKI Jakarta
ke Pasar Senen
ke Bogor
ke Tanah Abang
Jakarta Gambir
Transjakarta Mikrotrans
Ke Jakarta Kota


Insiden

  • Pada tanggal 10 Desember 2002, kereta api Argo Dwipangga terguling ke sawah di Sarwogadung, Mirit, Kebumen. Akibatnya empat orang tewas dan 24 lainnya luka berat, serta ratusan penumpang terluka ringan akibat anjlokan tersebut.[1]
  • Pada tanggal 3 April 2007, kereta api Argo Dwipangga anjlok di km 342+500, Babakan, Karanglewas, Banyumas. Akibatnya, perjalanan kereta api yang melewati Purwokerto terhambat.[2]
  • Pada tanggal 1 Oktober 2013, kereta api Argo Dwipangga menabrak mobil pick up yang mengangkut rombongan haji di Kertasemaya, Indramayu. Ketiga belas orang tewas dalam kejadian tersebut.[3]

Galeri

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Suara Merdeka: KA Dwipangga Terguling, 4 Tewas
  2. ^ Detikcom: KA Dwipangga Anjlok di Banyumas, Jalur Tengah Terganggu
  3. ^ Vivanews: Argo Dwipangga Tabrak Pick Up Rombongan Haji, 13 Meninggal

Pranala luar