Kabupaten Kutai kartanegara
Kabupaten Kutai Kartanegara | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Motto: Bena Benua Etam (Bahasa Kutai):"Peduli Daerah Kita" | |
Berkas:Locator kutai kartanegara.jpg | |
Lua error in Modul:Location_map at line 423: Kesalahan format nilai koordinat. | |
Koordinat: Coordinates: Missing latitude Argumen-argumen yang tidak sah telah diberikan kepada fungsi {{#coordinates:}} | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Kalimantan Timur |
Tanggal berdiri | 1959 |
Dasar hukum | UU No. 27 Tahun 1959 |
Ibu kota | Tenggarong |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Syaukani Hassan Rais |
Luas | |
• Total | 27,263,10 km² km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi) |
Populasi | |
• Total | 547,422 jiwa (2.005) |
• Kepadatan | 20/km2 (50/sq mi) |
Demografi | |
Zona waktu | UTC+08:00 (WITA) |
Kode area telepon | 0541 dan 0542 |
APBD | Rp 3,73 Trilyun (2007)[1] |
Situs web | http://www.kutaikartanegarakab.go.id |
Kutai Kartanegara (bisa juga disingkat: Kukar) merupakan Daerah Tingkat II yang berstatus Kabupaten di provinsi Kalimantan Timur.
Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki luas wilayah 27.263,10 km2 dan luas perairan kurang lebih 4.097 km2 yang dibagi dalam 18 wilayah kecamatan dan 226 desa/kelurahan, dengan jumlah penduduk mencapai 547.422 jiwa (2005).
Secara geografis Kabupaten Kutai Kartanegara terletak antara 115o26'28" BT - 117o36'43" BT dan 1o28'21" LU - 1o08'06" LS dengan batas administratif sebagai berikut:
- Utara dengan Kabupaten Malinau
- Timur dengan Kabupaten Kutai Timur, Kota Bontang dan Selat Makassar
- Selatan dengan Kabupaten Pasir
- Barat dengan Kabupaten Kutai Barat
Sejarah
Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan kelanjutan dari Kabupaten Kutai sebelum terjadi pemekaran wilayah pada tahun 1999. Wilayah Kabupaten Kutai sendiri, termasuk Kota Balikpapan, Bontang, dan Samarinda, sebelumnya merupakan wilayah kekuasaan Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura.
Pada tahun 1947, Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura dengan status Daerah Swapraja Kutai masuk dalam Federasi Kalimantan Timur bersama 4 Kesultanan lainnya seperti Bulungan, Sambaliung, Gunung Tabur dan Pasir.
Daerah Swapraja Kutai diubah menjadi Daerah Istimewa Kutai yang merupakan daerah otonom/daerah istimewa setingkat kabupaten berdasarkan UU Darurat No. 3 Tahun 1953.
Pada tahun 1959, status Daerah Istimewa Kutai yang dipimpin Sultan A.M. Parikesit dihapus. Dan berdasarkan UU No. 27 Tahun 1959, daerah ini dibagi menjadi 3 Daerah Tingkat II, yakni:
1. Kotamadya Balikpapan dengan ibukota Balikpapan
2. Kotamadya Samarinda dengan ibukota Samarinda
3. Kabupaten Kutai dengan ibukota Tenggarong
Dengan berakhirnya Daerah Istimewa Kutai, maka berakhir pula kekuasaan Sultan Kutai Kartanegara ing Martadipura. Dalam Sidang Khusus DPRD Daerah Istimewa Kutai pada tanggal 21 Januari 1960, Sultan Kutai Kartanegara A.M. Parikesit secara resmi menyerahkan kekuasaan kepada Aji Raden Padmo selaku Bupati Kutai, Kapten Soedjono selaku Walikota Samarinda dan A.R. Sayid Mohammad selaku Walikota Balikpapan.
Pada tahun 1999, wilayah Kabupaten Kutai dimekarkan menjadi 4 daerah otonom berdasarkan UU No. 47 Tahun 1999, yakni:
1. Kabupaten Kutai dengan ibu kota Tenggarong
2. Kabupaten Kutai Barat dengan ibu kota Sendawar
3. Kabupaten Kutai Timur dengan ibu kota Sangatta
4. Kota Bontang dengan ibu kota Bontang
Untuk membedakan Kabupaten Kutai sebagai daerah hasil pemekaran, nama kabupaten ini akhirnya diganti menjadi Kabupaten Kutai Kartanegara melalui Peraturan Pemerintah RI No. 8 Tahun 2002 tentang "Perubahan Nama Kabupaten Kutai Menjadi Kabupaten Kutai Kartanegara". Sebutan Kabupaten Kutai Kartanegara ini merupakan usulan dari Presiden RI Abdurrahman Wahid ketika membuka Munas I Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) di Tenggarong pada tahun 2000.
Topografi
Topografi wilayah sebagian besar bergelombang dan berbukit dengan kelerengan landai sampai curam. Daerah dengan kemiringan datar sampai landai terdapat di beberapa bagian yaitu wilayah pantai dan daerah aliran sungai Mahakam. Pada wilayah pedalaman dan perbatasan pada umumnya merupakan kawasan pegunungan dengan ketinggian antara 500 hingga 2.000 m di atas permukaan laut.
Danau-danau yang berada di Kabupaten Kutai Kartanegara:
- Danau Semayang (13.000 Ha)
- Danau Melintang (11.000 Ha)
- Danau Ngayau (1.900 Ha)
- Danau Tempatung (1.300 Ha)
- Danau Mulupan (750 Ha)
- Danau Siran (750 Ha)
- Danau Perian (750 Ha)
- Danau Wis (750 Ha)
- Danau Karang (750 Ha)
- Danau Loa Kang (450 Ha)
- Danau Batu Bumbu (450 Ha)
- Danau Meranbi (350 Ha)
- Danau Puan Rabuk (350 Ha)
- Danau S'kajo (100 Ha)
- Danau Tanah Liat (45 Ha)
- Danau Man
Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Kutai Kartanegara berdasarkan P4B tahun 2005 tercatat mencapai 547.422 jiwa. Penduduk yang bermukim di wilayah Kutai Kartanegara terdiri dari penduduk asli seperti suku Kutai, suku Dayak Benuaq, suku Dayak Tunjung, suku Dayak Bahau, suku Dayak Modang, suku Dayak Kenyah, suku Dayak Punan dan suku Dayak Kayan). Sementara penduduk pendatang berasal dari suku Banjar, suku Jawa, suku Bugis, suku Mandar, suku Madura, suku Buton, suku Timor dan lain-lain.
Pola penyebaran penduduk sebagian besar mengikuti pola transportasi yang ada. Sungai Mahakam merupakan jalur arteri bagi transportasi lokal. Keadaan ini menyebabkan sebagian besar pemukiman penduduk terkonsentrasi di tepi Sungai Mahakam dan anak-anak sungainya. Daerah-daerah yang agak jauh dari tepi sungai dimana belum terdapat prasarana jalan darat relatif kurang terisi dengan pemukiman penduduk.
Sebagian besar penduduk Kutai Kartanegara tinggal di pedesaan yakni mencapai 75,7% dan 24,3% berada di daerah perkotaan. Sementara mata pencaharian penduduk sebagian besar di sektor pertanian 38,25%, industri/kerajinan 18,37%, perdagangan 10,59 % dan lain-lain 32,79%.
Pemerintahan
Bupati
Bupati Kutai Kartanegara saat ini adalah Prof. Dr. H. Syaukani Hasan Rais, SE, MM yang merupakan bupati pertama di Indonesia yang dipilih melalui Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) langsung pada 1 Juni 2005. Bersama pasangannya H. Samsuri Aspar, H. Syaukani HR yang diusung Partai Golkar memenangi 159.303 suara (60,85%) mengungguli 2 pasangan lainnya yakni Adji Sofyan Alex-Irkham (33,85%) dan Tajuddin Noor-Abdul Djebar Bukran (5,30%).
H. Syaukani HR dan H. Samsuri Aspar dilantik sebagai Bupati Kutai Kartanegara dan Wakil Bupati Kutai Kartanegara masa bakti 2005-2010 oleh Gubernur Kalimantan Timur H. Suwarna Abdul Fatah pada tanggal 13 Juli 2005.
Dalam menjalankan pemerintahannya, Bupati dan Wakil Bupati Kutai Kartanegara dibantu Sekretaris Daerah Kabupaten yang saat ini dijabat oleh Drs. H.M. Husni Thamrin, MM. Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara juga membentuk beberapa lembaga pemerintahan untuk melaksanakan tugas-tugas pelayanan publik yang terdiri dari 18 Dinas Otonom, 9 Badan Daerah dan 8 Kantor Daerah.
Daftar Bupati Kutai Kartanegara (termasuk Bupati Kutai)
No. | Periode | Nama Bupati | K e t e r a n g a n |
1 | 1950-1960 | A.M. Parikesit | * Kepala Daerah Istimewa Kutai |
2 | 1960-1964 | A.R. Padmo | * Bupati KDH Tingkat II Kutai pertama setelah berakhirnya pemerintahan Daerah Istimewa Kutai |
3 | 1964-1965 | Roesdibiyono | |
4 | 1965-1979 | Drs. H. Achmad Dahlan | * Terpilih sebagai Bupati Kutai selama 3 periode berturut-turut hingga meninggal karena kecelakaan |
5 | 1979-1984 | Drs. H. Awang Faisyal | |
6 | 1984-1989 | Drs. H. Chaidir Hafiedz | |
7 | 1989-1994 | Drs. H. Said Sjafran | |
8 | 1994-1999 | Drs. H.A.M. Sulaiman, MSc | |
9 | 1999-2004 | Drs. H. Syaukani HR, MM | * Bupati Kutai Kartanegara pertama setelah pemekaran Kabupaten Kutai |
10 | 2004-2005 | H. Awang Dharma Bakti, ST, MT | * PJS Bupati Kutai Kartanegara menggantikan Syaukani, namun ditolak legislatif dan sebagian masyarakat |
11 | 2005-2005 | Drs. Hadi Sutanto | * Menjadi PJS Bupati Kutai Kartanegara setelah Mendagri merevisi SK Pengangkatan Awang Dharma Bakti |
12 | 2005-2010 | Prof. Dr. H. Syaukani HR, MM | * Terpilih melalui Pilkada Kutai Kartanegara 1 Juni 2005 |
Kecamatan
Kabupaten Kutai Kartanegara terdiri dari 18 kecamatan yakni:
1. Anggana |
10. Muara Kaman |
Perekonomian
Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan daerah yang kaya akan sumber daya alam terutama minyak bumi dan gas alam (migas), serta batubara sehingga perekonomian Kutai Kartanegara masih didominasi oleh sektor pertambangan dan penggalian yang mencapai lebih dari 77%. Sektor pertanian dan kehutanan hanya memberikan konstribusi sekitar 11%, sedangkan sisanya disumbangkan dari sektor perdagangan dan hotel yakni kurang lebih 3%, industri pengolahan sekitar 2,5%, bangunan 3%, keuangan 1% dan sektor lainnya sekitar 2%.
PDRB dan pendapatan per kapita
Nilai nominal PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kabupaten Kutai Kartanegara dari tahun 1999 hingga 2003 mengalami peningkatan yang cukup besar yakni dari Rp. 15,59 triliun (1999) menjadi Rp. 27,05 triliun (2003).
Bila dilihat perkembangan PDRB non-migas atas dasar harga berlaku, angka PDRB non-migas tahun 1999 juga mengalami peningkatan, dari sebesar Rp 4,51 triliun meningkat menjadi Rp 6,12 triliun pada tahun 2003, sementara PDRB atas dasar harga konstan dengan migas maupun non-migas juga mengalami peningkatan dari Rp. 6,45 triliun (1999) menjadi Rp. 7,72 triliun (2003). PDRB atas dasar harga konstan non-migas mengalami peningkatan dari Rp. 1,80 triliun (1999) menjadi Rp. 2,46 triliun tahun 2003.
Total PDRB per kapita Kabupaten Kutai Kartanegara pada tahun 2003 mengalami peningkatan yang cukup positif hingga mencapai Rp. 56,79 juta dengan total pendapatan per kapita juga meningkat sebesar Rp. 43,57 juta.
Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kutai Kartanegara pasca pemekaran wilayah berdasarkan perkembangan nilai PDRB pada tahun 2000 tumbuh sebesar 3,56% dengan migas dan 5,21% tanpa migas. Pada tahun 2001, laju pertumbuhan ekonomi meningkat sebesar 5,33%. Tahun 2002, laju pertumbuhan ekonomi Kutai Kartanegara sebesar 4,80% dengan migas dan 7,34% tanpa migas. Setelah itu mengalami penurunan pada tahun 2003 yakni sebesar 4,68% dengan migas dan 7,46% tanpa migas.
Pendidikan
Pendidikan Dasar dan Menengah
Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara melalui program pembangunan yang disebut Gerbang Dayaku melaksanakan program wajib belajar 12 tahun dengan membebaskan biaya pendidikan bagi seluruh siswa jenjang pendidikan dasar hingga menengah, baik negeri maupun swasta. Berdasarkan data Dinas Pendidikan Kutai Kartanegara (2006), jumlah keseluruhan sekolah di Kabupaten Kutai Kartanegara mencapai 665 buah yang terdiri dari 466 SD, 122 SMP/MTs dan 77 SMA/SMK/MA/MAK.
Pendidikan Tinggi
Di Kutai Kartanegara terdapat perguruan tinggi swasta bernama Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) yang berada di kota Tenggarong, kemudian Sekolah Tinggi Teologi Tenggarong, dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tenggarong. Selain itu juga sedang dibangun Politeknik Sumber Daya Kalimantan yang berada di kecamatan Muara Jawa.
Olahraga
Di bidang olahraga, khususnya sepak bola, Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki sebuah klub sepak bola profesional bernama Mitra Kutai Kartanegara (Mitra Kukar) yang saat ini masih bertahan di kompetisi Divisi I Liga Indonesia.
Pariwisata
Wisata Alam
- Bukit Bangkirai di Samboja
- Pantai Tanah Merah di Samboja
- Danau Semayang di Kota Bangun
- Danau Murung di Kota Bangun
- Waduk Panji Sukarame di Tenggarong
- Pulau Kumala di Tenggarong
- Taman Rekreasi Tepian Mahakam Jembatan Kartanegara di Tenggarong
Wisata Budaya
- Museum Mulawarman di Tenggarong (peninggalan Kesultanan Kutai Kartanegara)
- Kedaton Kutai Kartanegara di Tenggarong (istana baru Sultan Kutai Kartanegara)
- Desa Pondok Labu di Tenggarong (kehidupan suku Dayak)
- Desa Lekaq Kidau di Sebulu
- Lamin suku Dayak di Tabang (kehidupan suku Dayak)
- Desa Brubus di Muara Kaman (situs kerajaan tertua di Indonesia)
Wisata Pendidikan
- Planetarium Jagad Raya di Tenggarong
- Museum Kayu di Tenggarong
- Museum Perjuangan Merah Putih di Sanga-Sanga
Lihat pula
Referensi
Pranala luar
- (Indonesia) Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara
- (Indonesia) KutaiKartanegara.com
- (Indonesia) Situs resmi DPRD Kutai Kartanegara
- (Indonesia) Situs resmi BAPPEDA Kutai Kartanegara
- (Indonesia) Situs resmi Badan Penanaman Modal Daerah (BPMD) Kutai Kartanegara