Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Fakultas Kedokteran Rumpun Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia | |
---|---|
Lambang Makara FK UI
Informasi | |
Moto | Medical Education and Research Excellent for Humanity[2] |
Moto dalam bahasa Indonesia | Pendidikan Kedokteran Unggulan Berbasis Penelitian untuk Kemanusiaan.[2] |
Jenis | Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum[3] |
Didirikan | 2 Januari 1849 (Bernama Dokter-Djawa School)[4] |
Dekan | Prof.Dr. dr. H. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH-MMB,FINASIM,FACP,FACG |
Staf akademik | 822 (2010)[5] |
Jumlah mahasiswa | 4203 (Genap 2013)[6] |
Sarjana | 1077 (Genap 2013)[7]
1146 (Genap 2012)[4] |
Magister |
|
Doktor | 350 (Genap 2013)[6] |
Lokasi | , , |
Kampus | Kampus Urban Alamat
Luas lahan:
|
Guru Besar Aktif | 71 (2015)[11] |
Warna | Hijau Tua |
Atletik | Estafet |
Nama julukan | Kontingen FK UI |
Afiliasi |
|
Olahraga | Voli, Futsal, Basket, Tenis, Tenis Meja, Catur, Renang |
Situs web | fk |
PUSAT PENELITIAN | |
---|---|
Pusat Riset |
|
Grup Riset |
|
JALUR PENERIMAAN | |||||
---|---|---|---|---|---|
| |||||
SARJANA (S1) dan PROFESI DOKTER (dr.)[12] |
| ||||
MAGISTER (S2) | |||||
DOKTOR (S3) | SIMAK UI | ||||
MAHASISWA ASING (S1, S2, S3) | |||||
| |||||
S1 Pendidikan Dokter (Reg) | SNMPTN
| ||||
S1 Pendidikan Dokter (KKI) | Talent Scouting | ||||
|
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia atau dikenal sebagai FK UI merupakan salah satu sekolah kedokteran di Indonesia. FK UI memiliki dua kampus utama yaitu Kampus Salemba dan Kampus Depok yang terletak di Gedung Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK). Fakultas Kedokteran UI merupakan bagian dari kelompok fakultas-fakultas rumpun ilmu kesehatan. Saat ini, FK UI dipimpin oleh Prof.Dr. dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP,FACG. FK UI menyelenggarakan pendidikan dokter pada tingkat Sarjana, Profesi Dokter, Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) (Sp-1), Magister (S2), dan Doktor (S3). FK UI merupakan fakultas kedokteran tertua di Indonesia.[17]
Sejarah
FK UI pada zaman kolonial Belanda
Sejarah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) tidak lepas dari sejarah pendidikan dokter di Indonesia yang dimulai sejak zaman penjajahan Belanda. Adapun momentum pendidikan kedokteran di Indonesia lahir pada tanggal 2 Januari 1849 melalui Keputusan Gubernemen No. 22. Ketetapan itu menjadi titik awal penyelenggaraan pendidikan kedokteran di Indonesia (Nederlandsch Indie), yang ketika itu dilaksanakan di Rumah Sakit Militer. Selang dua tahun, Dokter Djawa School hadir memenuhi kebutuhan tenaga dokter yang dimulai tahun 1851. Walaupun lulusan tersebut diberi gelar Dokter Djawa, sayangnya lulusan sekolah tersebut hanya dipekerjakan sebagai mantri cacar. Nyaris 10 tahun lamanya dokter-dokter Indonesia harus menunggu untuk memperoleh wewenang lebih dari sekadar mantri cacar.[4]
Pada tahun 1864, lama pendidikan kedokteran diubah menjadi 3 tahun dan lulusan yang dihasilkan dapat menjadi dokter yang berdiri sendiri, meskipun masih di bawah pengawasan dokter Belanda. Sejarah kembali bergulir dan mencatat pertambahan waktu studi dokter Indonesia. Tahun 1875, lama pendidikan dokter menjadi 7 tahun termasuk pendidikan bahasa Belanda yang dijadikan sebagai bahasa pengantar. Lebih dari 20 tahun kemudian, 1898, barulah berdiri sekolah pendidikan kedokteran yang disebut STOVIA (School tot Opleiding voor Indische Artsen). Para alumni ketika itu disebut Inlandse Arts.
Lama pendidikan kembali bertambah menjadi 9 tahun pada tanggal 1 Maret 1902, sekaligus mengiringi berdirinya gedung baru sekolah kedokteran di Hospitaalweg (sekarang Jalan Dr. Abdul Rahman Saleh 26). Masa pendidikan 9 tahun tersebut dibagi menjadi 2 tahun perkenalan dan 7 tahun pendidikan kedokteran. Baru setahun berselang, sejarah kembali mencatat banyak hal. Waktu studi kedokteran kembali bertambah, kali ini menjadi 10 tahun, bersamaan dengan disempurnakannya organisasi STOVIA pada tahun 1913. Adapun 10 tahun masa studi ini terdiri dari 3 tahun perkenalan dan 7 tahun pendidikan kedokteran. Nama alumni juga berubah menjadi Indische Arts pada waktu itu. Masih pada tahun yang sama, dibuka sekolah kedokteran dengan nama NIAS (Nederlands Indische Artsenschool) di Surabaya.
Untuk memantapkan kualitas lulusan dalam hal praktik, pada akhir tahun 1919, didirikan Rumah Sakit Pusat CBZ (Centrale Burgerlijke Ziekenhuis, sekarang disebut RS Ciptomangukusumo/RSCM) yang dipakai sebagai rumah sakit pendidikan oleh siswa STOVIA.
Kampus dengan dominasi warna putih yang ada saat ini tercatat selesai dibangun pada tanggal 5 Juli 1920. Pada tanggal yang sama pula seluruh fasilitas pendidikan dipindahkan ke gedung pendidikan yang baru di Jalan Salemba 6 sekarang.
Asa kembali membuncah di kalangan intelek kedokteran di Indonesia ketika pendidikan dokter diresmikan menjadi pendidikan tinggi dengan nama Geneeskundige Hooge School (GHS) pada tanggal 9 Agustus 1927. Yang menarik, sampai periode 1927, syarat pendidikan agar dapat mengikuti pendidikan dokter hanya setingkat SD. Barulah setelah GHS berdiri, syarat pendidikan menjadi setingkat SMA (ketika itu disebut Algemene Middelbare School atau AMS dan Hogere Burger School atau HBS).
Pada masa itu, STOVIA dan NIAS tetap ada namun periode pendidikan kembali menjadi 7 tahun dengan penghapusan masa perkenalan selama 3 tahun. Konsekuensinya, lulusan yang dapat diterima di kedua sekolah tersebut tidak boleh lebih rendah dari tingkat MULO (Meer Uitgebreid Lager Onder-wijs) bagian B.
Pada tanggal 8 Maret 1942, tanpa diduga-duga masa kolonialisme Belanda di Indonesia berakhir. Ketika itu, Belanda bertekuk lutut di bawah kaki tentara Jepang, sekaligus menandai masa pendudukan Jepang di Indonesia.
FK UI pada zaman Jepang
Kontroversi pun terjadi di kalangan mahasiswa kedokteran. Sebagian menyambut, sebagian lainnya menentang negara Asia Timur itu. Dua mahasiswa GHS, Soedjatmoko dan Soedarpo memilih untuk menunggu, sementara massa lainnya dipimpin oleh Chairul Saleh dan Azis Saleh pergi ke Tangerang untuk menyambut kedatangan Jepang. Meski demikian, kelompok mahasiswa itu tetap bersatu untuk menjamin berdirinya sekolah kedokteran.
Adalah inisiatif seorang mahasiswa NIAS bernama Soejono Martosewojo yang memampukan sekolah kedokteran dapat kembali berdiri setelah sempat ditutup selama 6 bulan. Dengan dibantu perwakilan mahasiswa Jakarta-Surabaya serta didampingi oleh Dr. Abdul Rasjid dan beberapa dosen, Soejono mengajukan penggabungan konsep kurikulum eks-GHS dan eks-NIAS. Prof. Ogira Eiseibucho yang ketika itu menjabat sebagai Kepala Kantor Kesehatan Pemerintah Militer Jepang, menyetujui proposal tersebut.
Menindaklanjuti hal tersebut, komite pendidikan segera dibentuk, selain untuk mengembangkan kurikulum pendidikan kedokteran, juga mempromosikan staf pengajar untuk menjadi dosen, asisten dosen, dan guru besar. Komite itu beranggotakan antara lain Prof. Dr. Achmad Mochtar, Prof. Dr. M. Sjaaf, Prof. Dr. Asikin Widjajakoesoemah, Prof. Dr. Hidayat, dan Prof. Dr. Soemitro, dengan Dr. Abdul Rachman Saleh sebagai sekretaris.
Bersamaan dengan itu, terbentuk pula komite yang terdiri dari mahasiswa Jakarta, di antaranya Koestedjo, Kaligis, dan Imam Soedjoedi, serta mahasiswa Surabaya, misalnya Eri Soedewo, Soejono, Aka Gani dan Ibrahim Irsan. Komite ini mengembangkan rencana untuk menggabungkan eks-GHS dan eks-NIAS menjadi sekolah kedokteran dengan lama pendidikan 5 tahun. Penyesuaian penerimaan siswa pun dilakukan untuk menunjang sistem pendidikan tersebut.
Akhirnya pada tanggal 29 April 1943, sekolah kedokteran bernama Ika Daigaku dibuka sebagai hadiah dari pemerintah Jepang untuk Indonesia, dengan Prof. Itagaki sebagai dekan fakultas.
FK UI pasca-kemerdekaan
Gegap gempita kemerdekaan RI menjadi penghantar berubahnya nama sekolah kedokteran. Pemerintah Indonesia menggabungkan Ika Daigaku ke dalam Balai Perguruan Tinggi RI dan mengubah namanya menjadi Pendidikan Tinggi Kedokteran. Setelah Indonesia mendapat kemerdekaan penuh pada akhir tahun 1940-an, pemerintah mengambil alih sekolah kedokteran yang didirikan Belanda, Geneeskundige Faculteit Nood Universiteit van Indonesia, dan menggabungkannya dengan Pendidikan Tinggi Kedokteran. Gabungan ini kemudian diberi nama baru, yaitu Fakultas Kedokteran yang berada di bawah naungan Universitas Indonesia pada 2 Februari 1950.
Pada masa itu (era 1950-an), terdapat 28 jenis mata pelajaran dan bagian di FK UI, dengan jumlah mahasiswa sebanyak 288 orang dan masih terdapat beberapa orang dosen Belanda. Sebagian besar mata pelajaran juga masih diberikan dalam bahasa Belanda. Sarana pendidikan yang ada meliputi Kompleks Salemba 6, Kompleks Pegangsaan Timur 16, Rumah Sakit Umum Pusat dan Rumah Sakit Raden Saleh.
Berkas sejarah tidak diketahui sebagian besar orang sejak masa itu. Beruntung ada Perhimpunan Sejarah Kedokteran Indonesia (Persekin) atau Indonesian Medical History Association yang mendalami mengenai perjalanan kaum intelektual medis di negeri ini. Selain itu ada pula Komunitas Prapatan 10 yang merupakan gabungan alumni fakultas kedokteran dan farmasi pada era sekolah pendidikan masih bernama Ika Daigaku dan Yakugaku. Adapun Prapatan 10 diambil dari nama asrama yang memang berlokasi di Jalan Prapatan No.10, Jakarta.
Yang menggelitik dari komunitas ini ialah jejak langkah para alumni yang mencetak sejarah tersendiri. Pada era penjajahan Jepang dengan sekolah kedokteran bernama Ika Daigaku, beberapa mahasiswa justru bergabung dengan kelompok eks NIAS di Surabaya dan eks GHS di Jakarta. Tidak hanya itu, sebagian alumni juga tidak melengkapi pendidikan hingga menyandang gelar dokter atau ahli farmasi, namun aktif menjalani profesi dalam bidang lain, seperti militer, diplomasi, ataupun pegawai pemerintahan. Bahkan, pada masa perang kemerdekaan 1945-1949, hampir semuanya rela berkorban jiwa dan raga hingga harus gugur di medan perang demi terwujudnya proklamasi 17 Agustus 1945.
FK UI 1955 - 2005
Modernisasi merambah kaum intelektual medis di Indonesia pada tahun 1946 dengan waktu studi kedokteran selama 7 tahun. Dibukanya Nood Universiteit van Indonesia menjadi gema pertama yang menandai dimulainya era modern tersebut, dilanjutkan dengan berdirinya Perguruan Tinggi Kedokteran Universitas Gajah Mada di Klaten tahun 1949. Uniknya, walau tercatat kurikulum resmi selama 7 tahun, mahasiswa dibebaskan untuk menentukan sendiri lama masa studinya. Bahkan, bila sang siswa telah siap ujian, tanggal ujian pun dapat ia tentukan sendiri. Tak heran bila periode ini disebut sebagai masa studi bebas (free study atau vrije studie).
Selang beberapa waktu kemudian, Indonesia terpaksa menelan pil pahit kekurangan tenaga pengajar medis setelah dipulangkannya banyak staf pendidikan kedokteran bangsa Belanda pascakemerdekaan. Pendekatan dengan University of Carolina San Fransisco (UCSF) pun dilakukan oleh Prof. Sutomo demi mengatasi masalah ini. Akhirnya, setelah negosiasi panjang selama bertahun-tahun, kurikulum baru dapat disusun dengan bantuan UCSF pada tanggal 12 Maret 1955. Adapun kurikulum ini memiliki lama studi selama 6 tahun dan disebut dengan studi terpimpin (guided study).
Sistem pendidikan baru tersebut terdiri dari 1 tahun pelajaran premedik, 2 tahun pelajaran preklinik, 2 tahun pelajaran klinik, dan 1 tahun internship. Pada sistem kurikulum tersebut, memasuki tahun ke-4, mahasiswa akan menjalani rotasi klinik di Departemen IPD dan IKB masing-masing selama 12 minggu; Departemen Obsgin, IKA, dan Psikiatri-Neurologi selama masing-masing 8 minggu. Setelah lulus dari masa klinik, mahasiswa akan menjalani internship yang ketika itu dibagi menjadi dua, setengah tahun bidang medisch dan setengah tahun sisanya bidang chirurgisch. Yang menarik, internship seluruhnya dianggap sama dengan ujian dokter bagian II sehingga pada akhir tahun ke-6 tidak perlu diadakan ujian lagi. Para siswa akan memperoleh surat keterangan dari pihak yang diberi kuasa yang menyatakan bahwa ia telah menjalani internship “dengan memuaskan, sudah cukup untuk pemberian ijazah dokter.”
Metode pengajaran tersebut bertahan selama kurang lebih 27 tahun. Sejarah kembali ditorehkan pada tahun 1982, ketika Consortium of Health Sciences (CHS) menerbitkan KIPDI 1. Hal-hal yang ditetapkan dalam KIPDI I tersebut sontak diterapkan departemen-departemen, yakni mengenai tujuan instruksional umum (TIU atau General Instructional Objectivesi/GIO) dan tujuan perilaku khusus (TPK atau Spesific Behavioral Objectives/SBO). TPK sendiri pada prinsipnya merupakan kurikulum yang diterapkan sejak tahun 1955.
Discipline based-curriculum kemudian menjadi penjuru sistem pendidikan kedokteran masing-masing departemen, yang berpedoman pada KIPDI 1 dengan pendekatan aspek kognitif, psikomotor, dan sikap.
Seakan terus berupaya mengembangkan sistem baku pendidikan kedokteran di Indonesia, CHS kembali menerbitkan KIPDI 2 pada tahun 1994, yang memaparkan dengan jelas mengenai Kerangka Konsep dan Orientasi Pendidikan. FK UI segera mengadopsi KIPDI 2 yang bersifat integrated and active learning tersebut dengan menyusun Kurikulum Fakultas yang pertama kalinya bersifat terintegrasi. Sayangnya, baru 3 semester kurikulum itu berjalan, yaitu tahun 1995-1997, sistem pendidikan kembali berubah di kampus ini. Adalah peralihan kepemimpinan yang memungkinkan hal itu tejadi. Pihak pimpinan FK UI ketika itu memutuskan untuk kembali ke kurikulum lama yang bersifat departemental dan pembelajaran pasif. Dengan demikian, sistem pendidikan kembali menjadi traditional curriculum atau department/ discipline based-lecturing. Ironisnya, ketika itu, Fakultas Kedokteran di Singapura justru mulai menerapkan kurikulum terintegasi tersebut.
Memasuki milenium baru dan tantangan globalisasi yang semakin merambah dunia medis membuat FK UI bergegas membenahi diri. Puncaknya, pada tahun 2000, fakultas ini mendapat hibah kompetisi QUE P yang lantas menjadi lokomotif perubahan kurikulum. Hasilnya adalah Kurikulum Fakultas 2005 yang menggebrak berbagai sistem lama serta menghasilkan perubahan struktur organisasi sekaligus tata nilai di FK UI. Yang dimaksud adalah perubahan paradigma dan pola pikir. Sebelumnya, seorang pakar yang dianggap memiliki keterampilan tertinggi seakan diberi beban untuk memberi kuliah bagi mahasiswa. Sejak adanya Kurfak yang merampingkan jam kuliah ini, filosofi itu lambat laun memudar. Kurikulum tersebut menuntut staf pengajar untuk bertindak sebagai fasilitator (sama dengan sebutan tutor di fakultas kedokteran lain) yang menjadi elemen penting dalam pendidikan dokter. Dengan demikian, menjadi staf pengajar tidak lagi identik dengan terbebani menyiapkan kuliah dan menjejali berupa-rupa ilmu kepada mahasiswa, tetapi berpartisipasi dalam mencetak dokter-dokter unggul yang berjiwa kritis, kreatif, dan inovatif. Akhirnya, sejarah mencatat kali kedua disusunnya kurikulum terintegrasi di kampus ini. Sejalan dengan Rencana Strategis (Renstra) FK UI, Kurfak 2005 yang kini disebut Kurikulum Berbasis Kompetensi FK UI 2005 dibakukan dan diterapkan hingga 2011.
FK UI 2005 - saat ini
Manajemen pengelolaan FK UI terus berbenah dengan persiapan internasionalisasi FK UI menjadi sekolah kedokteran riset berkelas dunia. Hal ini ditandai dengan penutupan program diploma yang ada di FK UI dan perbaikan fasilitas di segala bidang. Perbaikan dimulai dari penyempurnaan kurikulum fakultas kedokteran (Kurfak 2012) dengan penekanan kepada interprofesional learning yaitu pola pembelajaran interprofesional antara fakultas-fakultas rumpun ilmu kesehatan.
Sejalan dengan itu, UI membangun gedung rumpun ilmu kesehatan sejak 2011. Pembangunan gedung rumpun ilmu kesehatan dimaksudkan untuk menyinergikan dan memperkuat kerumpunan ilmu-ilmu kesehatan yang ada di Universitas Indonesia. Selain itu, pendirian rumah sakit pendidikan Universitas Indonesia yang ada di lingkungan kampus UI Depok sebagai sarana praktikum mahasiswa rumpun ilmu kesehatan. Dengan ditandai selesainya pembangunan gedung Rumpun Ilmu Kesehatan pada 2013, perkuliahan mahasiswa program sarjana pendidikan dokter UI yang sebelumnya berada di Salemba, dipindahkan pada kampus UI Depok mulai angkatan (tahun masuk) 2013.
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan kedokteran dan penelitian di Indonesia, FK UI membangun gedung Medical Education and Research Center (MERC) di area kampus UI Salemba. Pendirian gedung pusat pendidikan riset ini dimulai 5 Februari 2015 diharapkan mampu menyediakan sarana riset pendidikan kedokteran sekaligus fasilitas penelitian yang terdepan di Indonesia. Walaupun demikian, pembangunan gedung MERC FK UI ini tidak mengubah wajah kampus UI Salemba, FK UI tetap mempertahankan kekhasan bangunan gedung fakultas kedokteran yang sudah dikenal sejak lama.
Jejak langkah FK UI tidak berhenti sampai di sini. Dengan semangat yang sama seperti saat berdirinya dulu, semangat perjuangan kampus ini tak pernah padam untuk menggojlok, menata apik, serta mempercantik sistem pendidikan kedokteran demi mencetak dokter-dokter unggul kebanggaan bangsa. Karena bagi fakultas ini, kesehatan paripurna rakyat Indonesia akan terus diperjuangkan sampai kapan pun.
Dekan Fakultas
Sejarah yang panjang mencatat FK UI sebagai salah satu fakultas tertua di Indonesia.[17]. Hal ini tak lepas peran besar para pendiri dan pengelola kampus untuk membangun kesehatan di Indonesia. Mereka adalah para dekan yang mengabdikan dirinya berbakti bagi nusa dan bangsa. Dari kontribusinya, FK UI masih tetap hadir menjadi institusi terdepan dalam memperjuangkan kesehatan paripurna di Indonesia.
No | Nama Dekan | Asal Departemen | Periode | Masa Bakti | Keterangan | Referensi | |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Tahun Mulai | Tahun Selesai | ||||||
1 | Prof. Dr. dr. H. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, MMB,FINASIM, FACP | Departemen Ilmu Penyakit Dalam | - | 2017 | 2021 | Sedang Menjabat | [18] |
2 | Dr. dr. Ratna Sitompul, Sp.M(K) | Departemen Ilmu Kesehatan Mata | II | 2013 | 2017 | - | [19] |
I | 2012 | 2013 | Diperpanjang | [20] | |||
2008 | 2012 | - | [19] | ||||
3 | Prof. Dr. dr. Menaldi Rasmin, Sp.P(K), FCC | Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi | - | 2004 | 2008 | - | [21] |
4 | Prof. dr. H. Ali Sulaiman, Ph.D,, SpPD, KGEH | Departemen Ilmu Penyakit Dalam | II | 2000 | 2004 | - | [22] |
I | 1996 | 2000 | - | [23] |
Departemen
FK UI memiliki 33 departemen yang terbagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok Pre-Klinik sebanyak 15 Departemen, dan kelompok Klinik sebanyak 18 Departemen. Setiap departemen terdapat staf pengajar, guru besar yang ahli di bidangnya. Departemen juga mengelola program pendidikan spesialisasi keilmuan tertentu di bidang kedokteran.
Pre-Klinik
Departemen preklinik adalah departemen ilmu-ilmu dasar kedokteran. Departemen-departemen tersebut berperan dalam membentuk fondasi pemahaman dasar ilmu kedokteran bagi mahasiswa.
- Departemen Anatomi
- Departemen Biokimia dan Biologi Molekuler
- Departemen Biologi Kedokteran
- Departemen Farmakologi dan Terapeutik
- Departemen Fisika Kedokteran
- Departemen Fisiologi Kedokteran
- Departemen Histologi
- Departemen Ilmu Farmasi Kedokteran
- Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas
- Departemen Kimia Kedokteran
- Departemen Mikrobiologi
- Departemen Parasitologi
- Departemen Patologi Anatomik
- Departemen Pendidikan Kedokteran
- Program Studi Ilmu Kedokteran Olahraga
Klinik
Departemen klinik merupakan departemen yang mendidik mahasiswa klinik. Sebagian besar departemen berlokasi di RSU Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo yang merupakan rumah sakit pusat rujukan nasional. Departemen lain seperti Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler terletak di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, yang merupakan Pusat Jantung Nasional, sedangkan Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi terletak di Rumah Sakit Persahabatan yang merupakan Pusat Respirasi Nasional.
Di samping memberikan pendidikan kedokteran dan aktif melakukan penelitian, departemen klinik juga menjalankan fungsinya yang integral dengan pelayanan kesehatan di rumah sakit masing-masing.
- Departemen Anestesiologi dan Pelayanan Intensif
- Departemen Ilmu Bedah
- Departemen Ilmu Bedah Saraf
- Departemen Ilmu Gizi
- Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal
- Departemen Ilmu Kesehatan Anak
- Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
- Departemen Ilmu Kesehatan Mata
- Departemen Ilmu Penyakit Dalam
- Departemen Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok
- Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler
- Departemen Neurologi
- Departemen Obstetri dan Ginekologi
- Departemen Patologi Klinik
- Departemen Psikiatri
- Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi
- Departemen Radiologi
- Program Studi Rehabilitasi Medik
Program Pendidikan
FK UI menamawarkan program pendidikan berjenjang mulai dari Sarjana (S1), Profesi Dokter (dr.), Dokter Spesialis (Sp-1), Magister (S2), hingga Doktor (S3) yang disesuaikan dengan kurikulum nasional pendidikan kedokteran dan juga mengacu kepada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
Matriks Program Pendidikan Berdasarkan KKNI
Program studi yang berada di FK UI menurut standar KKNI sebagai berikut:
Keterangan:
- Setara dengan KKNI Level 6
- Setara dengan KKNI Level 7
- dan Setara dengan KKNI Level 8
- Setara dengan KKNI Level 9
Sarjana Kedokteran (S.Ked) |
Profesi Dokter (dr.) |
Spesialis Anastesiologi (Sp.An) |
Spesialis Farmakologi Klinik (Sp.FK) |
Spesialis Ilmu Bedah (Sp.B) |
Spesialis Ilmu Penyakit Dalam (Sp.PD) |
Spesialis Obsetri dan Ginekologi (Sp.OG) |
Spesialis Neurologi (Sp.S) |
Spesialis Ilmu Kesehatan Anak (Sp.A) |
Spesialis Ilmu Kesehatan Jiwa (Sp.KJ) |
Spesialis Ilmu Kesehatan Mata (Sp.M) |
Spesialis Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin (Sp.KK) |
Spesialis Ilmu Kesehatan THT, Bedah Kepala & Leher (Sp.THT-KL) |
Spesialis Ilmu Penyakit Jantung & Pembuluh Darah (Sp.JP) |
Spesialis Pulmonologi & Ilmu Kedokteran Respirasi (Sp.P) |
Spesialis Radiologi (Sp.Rad) |
Spesialis Forensik & Medikolegal (Sp.F) |
Spesialis Patologi Anatomik (Sp.PA) |
Spesialis Patologi Klinik (Sp.PK) |
Spesialis Ortopaedi & Traumatologi (Sp.OT) |
Spesialis Urologi (Sp.U) |
Spesialis Bedah Saraf (Sp.BS) |
Spesialis Ilmu Kedokteran Fisik & Rehabilitasi (Sp.RM) |
Spesialis Bedah Plastik (Sp.BP) |
Spesialis Ilmu Kedokteran Olahraga (Sp.KO) |
Spesialis Mikrobiologi Klinik (Sp.MK) |
Spesialis Kedokteran Penerbangan (Sp.KP) |
Spesialis Ilmu Kedokteran Okupasi (Sp.OK) |
Spesialis Ilmu Bedah Toraks & Kardiovaskuler (Sp.BTKV) |
Spesialis Onkologi Radiasi (Sp.OnkRad) |
Spesialis Parasitaologi Klinik (Sp.ParK) |
Spesialis Ilmu Gizi Klinik (Sp.GK) |
Spesialis Akupuntur Klinik (Sp.Ak) |
Spesialis Dokter Layanan Primer (Sp.DLP) |
Magister Ilmu Biomedik (M.Biomed) |
Magister Ilmu Gizi (M.Gz) |
Magister Kedokteran Kerja (M.K.K) |
Magister Pendidikan Kedokteran (M.Pd.K) |
Doktor Ilmu Biomedik (Dr.) |
Doktor Ilmu Gizi (Dr.) |
Doktor Ilmu Kedokteran (Dr.) |
Pendidikan Sarjana Kedokteran (S.Ked)
FK UI menawarkan 2 program sarjana kedokteran yaitu kelas reguler dan kelas internasional.
Kelas Reguler
Program ini merupakan pendidikan tingkat sarjana untuk bidang kedokteran sebagai tingkat pertama dari jenjang perguruan tinggi. Program ini mempersiapkan mahasiswa-mahasiswinya untuk bersaing secara global dalam segala aspek, baik di bidang ilmu sains, sosial humaniora dan kedokteran, dengan mengedepankan nilai-nilai utama kejujuran, visionaris, unggul, dan budaya menolong. Lulusan program ini akan mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) kemudian dilanjutkan program profesi dokter (dr).
Kelas Khusus Internasional (Gelar Ganda)
Program KKI dirancang untuk mencetak dokter yang mampu berkompetisi dengan lulusan dari negara lain dan memiliki kompetensi berstandar internasional. Lulusan KKI juga ditargetkan mampu melanjutkan pendidikan pascasarjana di institusi pendidikan kedokteran berskala internasional. Dengan menggunakan kurikulum berskala internasional, mahasiswa didorong untuk mengembangkan cara belajar dan mengembangkan ilmu dan keterampilan klinis melalui berbagai sumber akademik.
Strategi yang diterapkan dalam Program KKI adalah melibatkan kolaborasi internasional, yaitu Universitas Melbourne, Universitas Monash, dan Universitas Newcastle. Oleh karena itu, program KKI di FK UI memiliki nilai tambah joint degree, yaitu dokter (Universitas Indonesia), Bachelor of Medical Science (Universitas Melbourne/Universitas Monash) dan Master of Research (Newcastle University). Mahasiswa program KKI akan menjalankan program studi ke luar negeri (Australia atau Inggris) pada tahun ke-4 selama satu tahun. Program yang dilaksanakan di universitas tersebut berupa coursework atau research project. Mahasiswa berkesempatan untuk mempelajari lebih mendalam tentang seluk beluk penelitian dan mengaplikasikannya dalam proyek riset.
Kegiatan akademis dalam Program KKI dilaksanakan dalam Bahasa Inggris, baik dalam perkuliahan, diskusi, praktikum, tugas, maupun ujian. Penggunaan Bahasa Inggris bertujuan agar lulusan KKI mampu melakukan pembelajaran kedokteran dalam Bahasa Inggris yang menjadi bahasa internasional. Program Kelas Internasional dirancang untuk mengembangkan profesionalisme dan menggunakan kurikulum standar internasional. Kondisi dalam kegiatan belajar mengajar membuat siswa mengembangkan cara belajar mereka dan menggali kemampuan melalui berbagai sumber akademik untuk meningkatkan kemampuan di bidang ilmu kedokteran.
Program Profesi Dokter (dr.)
Program studi profesi Dokter adalah program lanjutan dari Program Studi S1 Pendidikan Dokter dan merupakan rangkaian dalam program Dokter. Kurikulum FK UI mengacu pada Program Standar Internasional di bidang pendidikan kedokteran yang ditetapkan oleh World Federation of Medical Education (WFME). Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas di bidang pendidikan kedokteran. Konsep-konsep yang diimplementasikan di pendidikan kedokteran adalah untuk mencapai karakteristik The Five Star Doctor (WHO) sebagai berikut:
Dokter Bintang Lima (the Five Star Doctor):
- Penyedia Pelayanan Kesehatan & Perawatan (Care provider)
- Pengambil Keputusan (Decision-maker)
- Komunikator yang baik (Communicator)
- Pemimpin Masyarakat (Community leader)
- Pengelola Manajemen (Manager)
Lulusan FK UI harus memiliki kemampuan untuk bekerja dan memberikan kontribusi, baik secara nasional, regional dan internasional. Terkait dengan hal tersebut, lulusan program ini harus memiliki kompetensi dengan standar internasional. Dengan demikian, peningkatan kualitas pendidikan kedokteran di Indonesia merupakan keharusan bagi FK UI untuk dapat menghasilkan dokter-dokter Indonesia yang dapat berkompetisi dengan dokter-dokter dari luar negeri.
Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS)
Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) FK UI bertujuan untuk mencetak dokter-dokter unggul yang terampil dan berpengetahuan mumpuni dengan mengedepankan etika kedokteran dalam menjalankan profesi. Program ini merupakan program pendidikan akademik profesional dengan lulusan yang mempunyai kualifikasi Magister (S2) bidang kedokteran dan berhak menyandang gelar Magister Kedokteran (M.Ked), dan mendapat sebutan dokter Spesialis-1 yang merupakan jenjang profesi kedua (second professional degree). Kurikulum yang digunakan mengacu pada Standar Pendidikan Dokter Spesialis Indonesia yang ditetapkan Konsil Kedokteran Indonesia.
Saat ini, FK UI memiliki 31 program studi pendidikan dokter spesialis dengan rincian:
No | Program Studi | Gelar/Sebutan | Lama Pendidikan (dlm smstr) |
---|---|---|---|
1 | Anestesiologi | Magister Kedokteran Spesialis Anastesi (M.Ked, Sp.An) | 7 |
2 | Ilmu Bedah | Magister Kedokteran Spesialis Bedah (M.Ked, Sp.B) | 10 |
3 | Ilmu Penyakit Dalam | Magister Kedokteran Spesialis Penyakit Dalam (M.Ked, Sp.PD) | 9 |
4 | Ilmu Kesehatan Anak | Magister Kedokteran Spesialis Anak (M.Ked, Sp.A) | 8 |
5 | Obstetri dan Ginekologi | Magister Kedokteran Spesialis Obstetri dan Ginekolog (M.Ked, Sp.OG) | 9 |
6 | Neurologi | Magister Kedokteran Spesialis Saraf (M.Ked, Sp.S) | 8 |
7 | Ilmu Kesehatan Jiwa | Magister Kedokteran Spesialis Kesehatan Jiwa (M.Ked, Sp.KJ) | 8 |
8 | Ilmu Kesehatan Mata | Magister Kedokteran Spesialis Mata (M.Ked, Sp.M) | 7 |
9 | Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin | Magister Kedokteran Spesialis Kulit & Kelamin (M.Ked, Sp.KK) | 7 |
10 | Ilmu Kesehatan THT, Bedah Kepala & Leher | Magister Kedokteran Spesialis Telinga, Hidung, Tenggorakan, Bedah Kapala & Leher (M.Ked, Sp.THT-KL) | 8 |
11 | Ilmu Penyakit Jantung & Pembuluh Darah | Magister Kedokteran Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah (M.Ked, Sp.JP) | 10 |
12 | Pulmonologi & Ilmu Kedokteran Respirasi | Magister Kedokteran Spesialis Pulmonolog (M.Ked, Sp.P) | 7 |
13 | Radiologi | Magister Kedokteran Spesialis Radiolog (M.Ked, Sp.Rad) | 7 |
14 | Ilmu Kedokteran Forensik & Medikolegal | Magister Kedokteran Spesialis Forensik (M.Ked, Sp.F) | 6 |
15 | Patologi Anatomik | Magister Kedokteran Spesialis Patologi Anatomik (M.Ked, Sp.PA) | 6 |
16 | Patologi Klinik | Magister Kedokteran Spesialis Patologi Klinik (M.Ked, Sp.PK) | 8 |
17 | Ortopaedi & Traumatologi | Magister Kedokteran Spesialis Ortopaedi dan Traumatolog (M.Ked, Sp.OT) | 9 |
18 | Urologi | Magister Kedokteran Spesialis Urolog (M.Ked, Sp.U) | 10 |
19 | Bedah Saraf | Magister Kedokteran Spesialis Bedah Saraf (M.Ked, Sp.BS) | 11 |
20 | Ilmu Kedokteran Fisik & Rehabilitasi | Magister Kedokteran Spesialis Rehabilitasi Medik (M.Ked, Sp.RM) | 8 |
21 | Bedah Plastik | Magister Kedokteran Spesialis Bedah Plasitik (M.Ked, Sp.BP) | 10 |
22 | Ilmu Kedokteran Olahraga | Magister Kedokteran Spesialis Kedokteran Olahraga (M.Ked, Sp.KO) | 7 |
23 | Mikrobiologi Klinik | Magister Kedokteran Spesialis Mikrobiologi Klinik (M.Ked, Sp.MK) | 6 |
24 | Farmakologi Klinik | Magister Kedokteran Spesialis Farmakologi Klinik (M.Ked, Sp.FK) | 7 |
25 | Ilmu Kedokteran Okupasi | Magister Kedokteran Spesialis Kedokteran Okupasi (M.Ked, Sp.OK) | 6 |
26 | Ilmu Bedah Toraks & Kardiovaskuler | Magister Kedokteran Spesialis Bedah Toraks Kardiovaskuler (M.Ked, Sp.BTKV) | 10 |
27 | Onkologi Radiasi | Magister Kedokteran Spesialis Onkologi Radi (M.Ked, Sp.Onk.Rad) | 7 |
28 | Kedokteran Penerbangan | Magister Kedokteran Spesialis Kedokteran Penerbangan (M.Ked, Sp.KP) | 9 |
29 | Parasitologi Klinik | Magister Kedokteran Spesialis Parasitologi Klinik (M.Ked, Sp.ParK) | 9 |
30 | Ilmu Gizi Klinik | Magister Kedokteran Spesialis Gizi Klinik (M.Ked, Sp.GK) | 6 |
31 | Akupunktur Klinik | Magister Kedokteran Spesialis Akupuntur Klinik (M.Ked, Sp.Ak) | 6 |
Pendidikan Magister (S2)
Selain program pendidikan dokter spesialis, FK UI juga menawarkan program pendidikan magister (S2) diantaranya:
Program Studi Ilmu Biomedik
Ilmu Biomedik memiliki 13 peminatan/kekhususan yaitu Anatomi, Biokimia, Biologi Kedokteran, Farmakologi, Fisiologi, Histologi, Imunologi, Mikrobiologi, Parasitologi, Patobiologi, Reproduksi Kedokteran, Transfusi, Onkologi. Lulusan program studi ini akan menyandang gelar Magister Biomedik (M.Biomed)
Program Studi Ilmu Gizi
Lulusan Program Studi Magister Ilmu Gizi adalah lulusan yang mampu memberikan rekomendasi kebijakan-kebijakan gizi untuk memecahkan masalah-masalah gizi, baik dalam ilmu pengetahuan, ekonomi maupun sosial budaya. Hal lainnya yaitu dapat mencetuskan gagasan penelitian gizi, merencanakan, mengevaluasi suatu kegiatan penelitian gizi, bekerjasama dengan disiplin ilmu atau institusi yang terkait; merencanakan, merumuskan, membina dan mengelola suatu program Pendidikan/Penelitian di Bidang Ilmu Gizi, serta mengembangkan penampilan dan profesionalismenya, bersikap terbuka dan tanggap terhadap perubahan dan kemajuan IPTEK, khususnya yang berkaitan dengan Bidang Ilmu Gizi. Program studi ilmu gizi memiliki kekhususan: Ilmu Gizi Klinik, Ilmu Gizi Komunitas. Lulusan program studi ini akan menyandang gelar Magister Gizi (M.Gz).
Program Studi Kedokteran Kerja
Ilmu kedokteran kerja memiliki kekhususan peminatan: Kedokteran Kerja, Penerbangan, Kedokteran Hiperbarik. Lulusan program studi ini akan menyandang gelar Magister Kedokteran Kerja (M.K.K).
Program Studi Pendidikan Kedokteran
Lulusan magister ilmu pendidikan kedokteran nantinya akan memiliki profil sebagai medical teacher, innovator, researcher dan educational leader melalui berbagai peran yang dijalaninya. Lulusan program studi ini akan menyandang gelar Magister Pendidikan Bidang Kedokteran (M.Pd.Ked)
Pendidikan Doktor (S3)
Program Doktor berlokasi di daerah Salemba, Jakarta Pusat. Fakultas Kedokteran UI memiliki sarana penunjang kegiatan belajar dan mengajar seperti perpustakaan, pusat komputer & laboratorium untuk keperluan analisis dan praktik seperti laboratorium pendidikan dan penelitian.
Program-program studi S3 yang terdapat disini diantaranya adalah:
- Program Studi Ilmu Biomedik
- Program Studi Ilmu Gizi
- Program Studi Ilmu Kedokteran
Guru Besar
FK UI memiliki tenaga pengajar dengan kualifikasi kepakaran terbaik pada bidangnya. Eksistensi FK UI sebagai terlihat dari kuantitas dan kualitas dari para guru besarnya. Guru besar merupakan salah satu indikator kualitas dari perguruan tinggi tersebut. Dalam PP 66 Tahun 2013 tentang Statuta UI, Dewan Guru Besar UI bertugas yang menjalankan fungsi pengembangan keilmuan, penegakan etika, dan pengembangan budaya akademik.
Berikut adalah daftar guru besar aktif FK UI:
No | Nama Guru Besar | TMT Guru Besar (dlm tahun) |
Departemen |
---|---|---|---|
1 | Prof. Dr. dr. Asman Boedisantoso R, Sp.PD | 1993 | Ilmu Penyakit Dalam |
2 | Prof. Dr. dr. Gulardi Hanifah Wignyosastro, Sp.OG(K) | 1995 | Obstetri dan Ginekologi |
3 | Prof. Dr. dr. Endang Susalit, Sp.PD | 1998 | Ilmu Penyakit Dalam |
4 | Prof. dr. Agus Syahrurachman, Ph.D. | 1998 | Mikrobiologi |
5 | Prof. Dr. dr. Nukman Helwi Moeloek | 1998 | Biologi Kedokteran |
6 | Prof. Dr. dr. Susworo, Sp.Rad(K). | 1998 | Radiologi |
7 | Prof. Dr. dr. Sri Rezeki Syaraswati Harun, Sp.A(K) | 1999 | Ilmu Kesehatan Anak |
8 | Prof. Dr. dr. Sudigdo Sastroasmoro, Sp.A(K) | 2000 | Ilmu Kesehatan Anak |
9 | Prof. Dr. dr. Biran Affandi, Sp.OG(K) | 2000 | Obstetri dan Ginekologi |
10 | Prof. dr. Wiguno Prodjo Sudjadi, Sp.PD,Ph.D | 2001 | Ilmu Penyakit Dalam |
11 | Prof. dr. Franciscus D. Suyatna, PhD. | 2003 | Farmakologi |
12 | Prof. dr. Abdul Aziz Rani, Sp.PD(K) | 2003 | Ilmu Penyakit Dalam |
13 | Prof. dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD(K) | 2003 | Ilmu Penyakit Dalam |
14 | Prof. dr. Usman Chatib Warsa,Sp.MK,Ph.D | 2003 | Mikrobiologi |
15 | Prof. Dr. dr. Budhi Setianto | 2003 | Kardiologi dan Kedokteran Vaskular |
16 | Prof. dr. Mochammad Ruswan Dahlan, Sp.An.Kic. | 2003 | Anestesiologi dan Pelayanan Intensif |
17 | Prof. dr. Faisal Yunus, Ph.D | 2004 | Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi |
18 | Prof. Dr. dr. H. Ichramsjah A Rachman, Sp.OG(K) | 2004 | Obstetri dan Ginekologi |
19 | Prof. dr. Amin Subandrio W. Kusumo, Sp.MK, Ph.D | 2004 | Mikrobiologi |
20 | Prof. dr. H. Muchlis Ramli, Sp.B(K)-Onk | 2004 | Ilmu Bedah |
21 | Prof. dr. Djoko Widodo, Sp.PD(K) | 2004 | Ilmu Penyakit Dalam |
22 | Prof. Dr. dr. Rianto Setiabudy, Sp.FK | 2004 | Farmakologi |
23 | Prof. dr. Rahayuningsih Dharma, Sp.PK, Ph.D | 2005 | Patologi Klinik |
24 | Prof. Dr. dr. Inge Sutanto, M.Phil. | 2005 | Parasitologi |
25 | Prof. Dr. dr. Soehartati Argadikoesoema, Sp.Rad(K), Onk.Rad. | 2005 | Radiologi |
26 | Prof. Dr. dr. Harry Isbagio, Sp.PD(K) | 2005 | Ilmu Penyakit Dalam |
27 | Prof. Dr. dr. Jeanne Adi Winata | 2005 | Histologi |
28 | Prof. dr. Herdiman T. Pohan, Sp.PD(K) | 2005 | Ilmu Penyakit Dalam |
29 | Prof. Dr. dr. H. Akmal Taher, Sp.U | 2005 | Ilmu Bedah |
30 | Prof. Dr. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, Sp.M(K) | 2006 | Ilmu Penyakit Mata |
31 | Prof. dr. Endy Muhardin Moegni, Sp.OG(K) | 2006 | Obstetri dan Ginekologi |
32 | Prof. dr. Arwin Ali Purbaya Akib, Sp.A(K) | 2006 | Ilmu Kesehatan Anak |
33 | Prof. dr. Lukman Hakim, Sp.PD(K) | 2006 | Ilmu Penyakit Dalam |
34 | Prof. dr. Helmi, Sp.THT(K) | 2006 | Ilmu Penyakit THT |
35 | Prof. dr. Amir Syarif, SKM., Sp.FK(K) | 2006 | Farmakologi |
36 | Prof. dr. Zuljasri Albar, Sp.PD(K) | 2006 | Ilmu Penyakit Dalam |
37 | Prof. dr. Bambang Hermani, Sp.THT(K) | 2006 | Ilmu Penyakit THT |
38 | Prof. dr. Mohamad Sadikin, D.Sc. | 2006 | Biokimia dan Biologi Molekuler |
39 | Prof. Dr. dr. Teuku Zulkifli Jacoeb, Sp.OG-KFER | 2006 | Obstetri dan Ginekologi |
40 | Prof. dr. Suzana Immanuel, Sp.PK(K) | 2006 | Patologi Klinik |
41 | Prof. dr. Budi Sampurna, SH., Sp.F(K) | 2006 | Ilmu Kedokteran Forensik & Medikolegal |
42 | Prof. Dr. dr. Agus Purwadianto, SH., Sp.F(K) | 2006 | Ilmu Kedokteran Forensik & Medikolegal |
43 | Prof. dr. Saleha Sungkar, DAP&E., MS., SpPar(K) | 2006 | Parasitologi |
44 | Prof. dr. Ganesja Harimurti, Sp.JP(K) | 2007 | Kardiologi dan Kedokteran Vaskular |
45 | Prof. dr. Pratiwi Pudjilestari Sudarmono, Ph.D., Sp.MK | 2007 | Mikrobiologi |
46 | Prof. dr. Menaldi Rasmin, Sp.P(K) | 2007 | Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi |
47 | Prof. Drs. Purnomo Soeharso, Ph.D. | 2008 | Biologi Kedokteran |
48 | Prof. dr. Ny. Chaula Luthfia D.S. Hardjakusumah, Sp.B., Sp.BP(K) | 2008 | Ilmu Bedah |
49 | Prof. dr. Wiwien Heru Wiyono, Ph.D., Sp.P(K) | 2008 | Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi |
50 | Prof. Dr. dr. Amir Sjarifuddin Madjid, Sp.An(K) | 2008 | Anestesiologi dan Pelayanan Intensif |
51 | Prof. Dr. dr. Ny. Purwantyastuti, M.Sc., Sp.F(K) | 2008 | Farmakologi |
52 | Prof. Dr. dr. Suhardjono, Sp.PD(K) | 2008 | Ilmu Penyakit Dalam |
53 | Prof. Dr. dr. Herkutanto, SH., Sp.F. | 2009 | Ilmu Kedokteran Forensik & Medikolegal |
54 | Prof. Dr. dr. Endang Sri Murtiningsih, MPH | 2010 | Ilmu Kedokteran Komunitas |
55 | Prof. Dr. dr. Angela Bibiana Maria Tulaar Y De Kort, Sp.RM. | 2010 | Rebilitasi Medik |
56 | Prof. Dr. dr. Andrijono, Sp.OG(K) | 2010 | Obstetri dan Ginekologi |
57 | Prof. Dr. dr. Soegiharto, Sp.OG(K) | 2010 | Obstetri dan Ginekologi |
58 | Prof. dr. Jose Rizal Latief Batubara, Ph.D., Sp.A(K) | 2011[24] | Ilmu Kesehatan Anak |
59 | Prof. Dr. dr. Bambang Supriyatno, Sp.A (K) | 2011[24] | Ilmu Kesehatan Anak |
60 | Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, Sp.PD, K-KV., FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC | 2012[25] | Ilmu Penyakit Dalam |
61 | Prof. Dr. dr. Erni Herawati Purwaningsih, MS | 2013[26] | Ilmu Farmasi Kedokteran |
62 | Prof. Marcellus Simadibrata, Ph.D., Sp.PD-KGEH, FACG, FASGE, FINASIM | 2013[27] | Ilmu Penyakit Dalam |
63 | Prof. dr. Agnes Kurniawan, Ph.D., Sp.Par(K) | 2013[27] | Parasitologi |
64 | Prof. Dr. dr. Raden Irawati Ismail, Sp.KJ, M.Epid | 2013[28] | Ilmu Kesehatan Jiwa |
65 | Prof. dr. Kusmarinah Bramono, Sp.KK(K), Ph.D | 2013[28] | Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin |
66 | Prof. Dr. dr. Pradana Soewondo, Sp.PD-KEMD | 2013[28] | Ilmu Penyakit Dalam |
67 | Prof. Dr. dr. Siti Setiati, SpPD(K), M.Epid, FINASIM | 2013[28] | Ilmu Penyakit Dalam |
68 | Prof. Dr. dr. Sri Widia A. Jusman, MS | 2014[29] | Biokimia dan Biologi Molekuler |
69 | Prof. Dr. dr. Wachyu Saputra, Sp.OG(K) | 2014[30] | Obstetri dan Ginekologi |
70 | Prof. Dr. dr. Bambang Budi Siswanto, Sp.JP(K) | 2014[30] | Kardiologi dan Kedokteran Vaskular |
71 | Prof. Dr. dr. Parlindungan Siregar Sp.PD. KGH | 2015[31] | Ilmu Penyakit Dalam |
Akreditasi
Nasional
Seluruh program studi FK UI telah terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Republik Indonesia (BAN-PT).[32] Untuk akreditasi pada pendidikan dokter spesialis, akreditasi dilakukan oleh kolegium yang membawahi ilmu kedokteran spesialis tertentu.
Nomor | Jenjang | Program Studi | Akreditasi | Keterangan | Berlaku Sampai Dengan |
---|---|---|---|---|---|
1 | S1 | Pendidikan Dokter | A | Sangat Baik | Oktober 2016 |
2 | S2 | Ilmu Biomedik | B | Baik | Februari 2018 |
3 | S2 | Ilmu Gizi | B | Baik | Januari 2018 |
4 | S2 | Kedokteran Kerja | B | Baik | April 2018 |
5 | S2 | Pendidikan Kedokteran | A | Sangat Baik | Desember 2022 |
6 | S3 | Ilmu Kedokteran | B | Baik | September 2018 |
7 | S3 | Ilmu Gizi | A | Sangat Baik | Desember 2022 |
8 | S3 | Ilmu Biomedik | A | Sangat Baik | Desember 2022 |
Internasional
Tahun 2014, FK UI sedang melakukan akreditasi internasional ASEAN University Network on Higher Education for Quality Assurance (AUN-QA) pada program Sarjana Pendidikan Dokter.[33] AUN QA adalah salah satu lembaga akreditasi regional di Asia Tenggara.
Fasilitas dan Layanan
Mahasiswa FK UI akan mendapatkan fasilitas dan layanan pendidikan yang sama dengan mahasiswa fakultas lain Universitas Indonesia (Lihat bagian Fasilitas di Universitas Indonesia). Selain itu, FK UI juga memberikan fasilitas dan layanan dalam mendukung pengajaran dan pendidikan kedokteran bagi civitas academica FK UI.
Pendidikan
Seluruh ruang kuliah yang ada di FK UI telah dilengkapi oleh papan tulis, AC, proyektor, audio, dan komputer yang terakses dengan internet JUITA. Untuk kampus RIK, selain fasilitas standar lain ruang kuliah dilengkapi papan tulis interaktif yang terkoneksi dengan komputer, dan teknologi informasi.[34] Selain itu, FK UI memiliki sejumlah fasilitas laboratorium seperti laboratorium keterampilan klinik, laboratorium basah, dan laboratorium kering dalam mendukung penelitian dan pendidikan.[35]
- Ruang Kuliah Besar, Menengah, dan Kecil
- Ruang Diskusi FGD dilengkapi papan tulis interaktif
- E-Learning
- Laboratorium Komputer
- Laboratorium Balai Kesehatan Masyarakat
- Laboratorium Bank Mata (Cornea Preservation)
- Laboratorium Biologi Kedokteran
- Laboratorium Biomedik
- Laboratorium Bronkoskopi
- Laboratorium Kardiovaskuler
- Laboratorium Kultur Stem Sel Kanker
- Laboratorium Patologi Klinis
- Laboratorium Sitopatologi
- Laboratorium Dermatologi
- Pusat Penelitian Diagnostik
- Laboratorium Electroencephalography (EEG)
- Laboratorium EMG and Evoked Potential
- Laboratorium Farmakologi & Toksikologi
- Laboratorium Farmasi Kedokteran
- Laboratorium Forensik
- Laboratorium Forensik Histopatologi
- Laboratorium Forensik Molekuler
- Laboratorium Histokimia
- Laboratorium Histologi
- Laboratorium Histopatologi
- HLA Lab
- Human Performance Laboratory
- Laboratorium Immunologi
- Laboratorium Immunopatologi
- Laboratorium Kimia Kedokteran
- Laboratorium Fisiologi Paru
- Laboratorium Medical Imaging
- Laboratorium Instrumentasi Medik
- Laboratorium Mikrobiologi Klinik
- Laboratorium Moire Topography
- Molecular Laboratory for Oxidative Stress Research
- Laboratorium Neurootologi & Neurooftalmologi
- Laboratorium Neurophystology
- Laboratorium Parasitologi Eksperimental
- Laboratorium Riset Parasitologi
- Laboratorium Pelayanan Masyarakat
- Laboratorium Pendidikan
- Laboratorium Farmakokinetik
- Laboratorium Programming
- Laboratorium Pulmonologi dan Respiratori
- Research dan Medical Service
- Laboratorium Serologi Forensik
- Laboratorium Sitopatologi
- Laboratorium Fisiologi Olahraga
- Stem Cells Medical Technology Integrated Service Unit RSCM-FKUI
- Laboratorium Klutur Jaringan
- Laboratorium Transcranial Doppler/Duplex Carotid
- Universitas Indonesia Parasite Diagnostic Laboratory (UIPDL)
- Laboratorium Riset Urologi
- Virology and Cancer Pathobiology Research Center for Health Service (VCPRH)
Fasilitas dan Layanan Penunjang
- Auditorium
- Layanan Akademik
- Hotspot UI
- Perpustakaan FK UI
- Lapangan Olahraga Futsal, Voli, Tenis Meja, dan Basket
- Akses Jurnal Nasional ataupun Internasional
- Layanan Perbankan
- Kegiatan Kemahasiswaan
- Kantin
- Masjid ARH di Kampus Salemba
- Musholla RIK di Kampus Depok
Lainnya
FK UI berkerja sama baik dengan lembaga kesehatan baik pemerintah maupun swasta dengan menjalin kerja sama dengan rumah sakit pendidikan (sebagian besar adalah rumah sakit pusat rujukan nasional), rumah sakit pemerintah, ataupun rumah sakit lainnya dalam mendukung kegiatan pre-klinik maupun klinik para sivitas akademika FK UI.
Kemahasiswaan
Kegiatan kemahasiswaan di FK UI merupakan wadah organisasi yang bernama Senat Mahasiswa Ikatan Keluarga Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (SM IKM FK UI).
Organisasi Kemahasiswaan
Badan Eksekutif Mahasiswa Ikatan Keluarga Mahasiswa FK UI
Badan Eksekutif Mahasiswa Ikatan Keluarga Mahasiswa FK UI (BEM IKM FK UI atau BEM FK UI) adalah organisasi kemahasiswaan berfungsi sebagai lembaga eksekutif di tingkat FK UI. BEM FK UI merupakan “organisasi induk” yang menaungi organisasi kemahasiswaan lain di FK UI. BEM FK UI menagani berbagai bidang seperti akademik, seni, olahraga, teknologi informasi selain itu organisasi ini mampu menampung minat dan bakat mahasiswa-mahasiswa FK UI.
Badan Perwakilan Mahasiswa Ikatan Keluarga Mahasiswa FK UI
Badan Perwakilan Mahasiswa FK UI adalah organisasi kemahasiswaan berfungsi sebagai lembaga legislatif dan yudikatif yang ada di FK UI. BPM FK UI mengawasi jalannya kegiatan BEM FK UI
Himpunan Mahasiswa
Selain itu, terdapat FK UI memiliki dua lembaga kemahasiswaan yaitu Himpunan Mahasiswa Kelas Internasional (Student Union of International Class), dan Senat Tingkat, mulai dari Senat Tingkat I sampai dengan Senat Tingkat 5.
Badan Kelengkapan
Tim Bantuan Medis (TBM)
Tim Bantuan Medis adalah lembaga kemahasiswaan yang bergerak di bidang kemanusiaan. TBM merupakan wadah mahasiswa FK UI untuk mengembangkan kemampuan klinisnya sekaligus beraksi sosial membantu korban bencana.
Badan Film Mahasiswa (BFM)
Badan Film Mahasiswa atau dikenal BPM FK UI berdiri pada tanggal 27 April 1975. Sesuai dengan namanya, badan ini mewadahi minat, hobi, dan kreatifitas mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dalam bidang perfilman, fotografi, dan desain.
Lembaga Penelitian dan Pengkajian (LPP)
Lembaga Penelitian dan Pengkajian (LPP) Adalah organisasi kemahasiswaan di FK UI yang bergerak di bidang riset dan penelitian ilmu pengetahuan, terutama kedokteran. Organisasi ini tergolong Badan Kelengkapan yang berada di bawah koordinasi Senat Mahasiswa FK UI. Organisasi ini berdiri tanggal 27 November 1993.
Media Aesculapius (MA)
Media Aesculapius FK UI merupakan badan jurnalistik yang terbentuk dari upaya mahasiswa FK UI mendistribusikan informasi kesehatan ke pusat kesehatan masyarakat di seluruh Indonesia.
Kafetaria
Kafetaria merupakan organisasi mahasiswa yang bergerak di bidang penjualan makanan dan minuman. Bertempat di perbatasan FK UI dengan RSCM, membuat kafetaria berada di tempat yang strategis untuk berbelanja berbagai jenis makanan bagi staf RSCM maupun mahasiswa FK UI.
Bursa Kedokteran
Organisasi mahasiswa ini bergerak di bidang penjualan alat dan buku kedokteran. Keberadaan bursa selama puluhan tahun di FK UI telah memberikan banyak kontribusi dalam menyediakan alat dan buku kedokteran yang murah dan terjangkau oleh mahasiswa.
Organisasi Keagamaan
Forum Studi Islam (FSI) FSI merupakan wadah bagi mahasiswa muslim FK UI. Berdiri sejak tahun 1981, FSI telah mewarnai kehidupan ke-Islaman di FK UI selama hampir tiga puluh tahun. Mahasiswa yang terlibat di dalam FSI diharapkan dapat menjadi dokter muslim yang memahami dan mengamalkan Islam sebagai rahmat bagi semuanya.
Keluarga Mahasiswa Katolik (KMK) Keluarga Mahasiswa Katholik merupakan organisasi rohani mahasiswa Katholik yang didirikan dengan landasan cinta kasih. Badan ini berisikan mahasiswa FK UI tingkat satu sampai akhir yang tergabung dalam semangat kekeluargaan dan iman Katholik. Berbagai kegiatan pun diselenggarakan untuk melayani Tuhan dan sesama, yang terutama adalah Jumatan, yaitu pertemuan rutin mingguan mahasiswa Katholik di FK UI.
Persekutuan Oikumene (PO) Persekutuan Oikumene lahir sebagai wadah mahasiswa FK UI beragama Kristen Protestan untuk berkumpul, bersekutu, dan berdoa bersama-sama.
Keluarga Mahasiswa Hindu Dharma (KMHD) Keluarga Mahasiswa Hindu Dharma FK UI terdiri dari para pemeluk agama Hindu di FK UI. KMHD memberikan sarana bagi para anggotanya untuk melatih keterampilan berorganisasi, selain untuk memupuk persaudaraan sesama umat Hindu.
Keluarga Mahasiswa Buddha (KMB) Keluarga Mahasiswa Buddhis FK UI merupakan wadah penganut agama Buddha di FK UI untuk berorganisasi. Tidak hanya acara kerohanian, KMB FK UI juga mengadakan pelatihan softskill bagi para anggotanya. Selain itu, para pengurus KMB FK UI secara rutin mengadakan kerja sama dengan KMB tingkat universitas dalam mengadakan berbagai kegiatan sosial sebagai wujud kepedulian dan kontribusi mereka bagi masyarakat.
Afiliasi Internasional
Mahasiswa FK UI juga memiliki kesempatan mengikuti kegiatan-kegiatan kemahasiswaan di tingkat internasional. Beberapa pusat kegiatan kemahasiswaan (student center) yang berafiliasi dengan FK UI:
Center for Indonesia Medical Students' Activities (CIMSA)
Sebagai lembaga kemahasiswaan, Center for Indonesian Medical Students’ Activities (CIMSA) UI merupakan sarana mahasiswa kedokteran memberikan kontribusinya dalam bidang promosi kesehatan dan pengembangan ilmu kedokteran. Melalui kegiatan-kegiatan pertukaran mahasiswa dan kerja sama riset, CIMSA UI sebagai perpanjangan tangan International Federation of Medical Students’ Association (IFMSA) memberi kesempatan bagi setiap mahasiswa S1 FK UI untuk mengenyam pendidikan kedokteran dan melakukan penelitian di universitas negara-negara lain. Selain dua kegiatan ini, setiap tahunnya CIMSA UI juga menggelar seminar dan proyek mengenai berbagai isu kesehatan untuk meningkatkan peran mahasiswa kedokteran dalam kesehatan masyarakat.
Asian Medical Students' Association (AMSA)
Sebagai bagian dari himpunan mahasiswa kedokteran Asia Pasifik, Asian Medical Students’ Association (AMSA) UI secara konstan mengadakan berbagai acara berbasis keilmuan, kebudayaan, dan persahabatan. Selain acara-acara yang bertujuan memberikan edukasi kesehatan di Indonesia, AMSA UI juga mengadakan proyek bersama anggota AMSA dari negara-negara lain melalui program Asian Medical Students' Exchange Program (AMSEP). Tidak hanya bagi mahasiswa kedokteran, AMSA UI pun berusaha memupuk ketertarikan para pelajar SMA dengan dunia kedokteran melalui acara National Medical and General Biology Competition setiap tahun, dengan peserta siswa-siswi dari seluruh Indonesia.
Mahasiswa Berprestasi Utama FK UI
Mahasiswa Berprestasi Utama FK UI atau disingkat Mapres FK UI adalah ajang pemilihan mahasiswa beprestasi tingkat fakultas yang diadakan oleh Universitas Indonesia. Setiap fakultas mengirimkan perwakilan mapres untuk bersaing memperebutkan gelar Mahasiswa Berprestasi Utama Universitas Indonesia. Proses seleksi Mapres FK UI memperhatikan riwayat akademis dan kegiatan kurikuler ataupun non-kurikuler masing-masing calon mapres.
Daftar Mahasiswa Berprestasi Utama FK UI:
- Tahun 2018: Angga Wiratama Lokeswara[36]
- Tahun 2017: Stevanus Samudra[37]
- Tahun 2016: Stefanus Imanuel Setiawan[38]
- Tahun 2015: Matthew Billy[39]
- Tahun 2014: Muhamad Hanifi[40]
- Tahun 2013: Patricia Lukas Goentoro[41]
- Tahun 2012: Aldo Ferly[42]
- Tahun 2011: Rizka Zainudin[43]
- Tahun 2010: Felix Chikita Fredy[44]
Galeri Lambang Makara FK UI
-
Bendera makara FK UI (resmi)[note 1] yang digunakan dalam kegiatan-kegiatan akademik yang bersifat formal.
-
Lambang makara FK UI (tidak resmi)[note 1] adalah atribut yang umum digunakan untuk kegiatan kemahasiswaan atau kegiatan lain yang bersifat tidak formal.
Catatan Kaki
- ^ a b Lambang makara UI resmi adalah lambang yang dicirikan dengan warna kuning khas UI yang dominan pada makara dengan warna-warna dasar panji fakultas sebagai latar belakang, sedangkan lambang makara UI tidak resmi dicirikan dengan warna panji fakultas pada makara dan tidak terdapat warna khas kuning UI. Ketentuan lebih lanjut terkait dasar hukum pembakuan lambang UI dapat dilihat pada PP 68 Tahun 2013 (Pasal 7) dan keputusan rektor yang mengaturnya.
Referensi
- ^ Panduan Penggunaan Logo Universitas Indonesia (rev 2) 2014. Diakses 11 Maret 2015.
- ^ a b Visi dan Misi FK UI. Diakses 7 Maret 2015.
- ^ Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2013 tentang Statuta Universitas Indonesia. Diakses 10 Maret 2015
- ^ a b c Sejarah FK UI. Diakses 7 Maret 2015.
- ^ Staff Pengajar FK UI. Diakses 7 Maret 2015 [Data Sampai Dengan 2010]
- ^ a b c d Pangkalan Data Pendidikan Tinggi Dikti Kemendibud Data Universitas Indonesia. Diakses 8 Maret 2015, Data Sampai Dengan 2013. [Diolah dari sumber yang sama]
- ^ Pangkalan Data Pendidikan Tinggi Dikti Kemendibud untuk S1 Pendidikan Dokter Universitas Indonesia. Diakses 8 Maret 2015, Data Sampai Dengan 2013.
- ^ Pangkalan Data Pendidikan Tinggi Dikti Kemendibud untuk Profesi Dokter Universitas Indonesia. Diakses 8 Maret 2015, Data Sampai Dengan 2013.
- ^ Program Studi FK UI. Diakses 7 Maret 2015
- ^ Kampus RIK. Diakses 7 Maret 2015
- ^ Daftar Guru Besar Aktif FK UI (Data diolah dari berbagai sumber [2015), Diakses Maret 2015)
- ^ Profesi Kedokteran UIKeterangan: Profesi Dokter UI adalah jenjang lanjutan terintegrasi dengan pendidikan Sarjana Kedokteran UI sehingga tidak menerima mahasiswa dari FK lain.
- ^ Data Keketatan SNMPTN Universitas Indonesia. Diakses 11 Maret 2015.
- ^ a b Data Keketan Universitas Indonesia. Diakses 11 Maret 2015.
- ^ Situs Resmi SBMPTN. Diakses Maret 2015.
- ^ a b c d Kelas Internasional. Diakses Maret 2015
- ^ a b Profil FK UI Diakses 9 Maret 2015
- ^ Ari Fahrial Syam terpilih sebagaiDekan FKUI 2017 - 2021 Diakses 14 Nopember 2017
- ^ a b Ratna Sitompul Terpilih Kembali Jadi Dekan FK UI] Diakses 9 Maret 2015
- ^ 8 Dekan UI Kembali Aktif. Diakses 9 Maret 2015
- ^ Profil Prof. Menaldi Rasmin. Diakses 9 Maret 2015
- ^ Komunikasi dengan Empati, Informasi, dan Edukasi: Citra Profesional Dokter. Diakses 9 Maret 2015
- ^ "Dokter Bintang Tujuh". Diakses 9 Maret 2015
- ^ a b Pengukuhan Dua Guru Besar FK UI
- ^ Pengukuhan Idrus Alwi Sebagai Guru Besar FK UI
- ^ UI Kukuhkan Erni Purwaningsih sebagai Guru Besar FK UI
- ^ a b Dua Guru Besar FK UI Dikukuhkan
- ^ a b c d UI Kukuhkan Dua Guru Besar FK UI
- ^ Pengukuhan Guru Besar Biokimia dan Biologi Molekuler
- ^ a b Dua Guru Besar FK UI Dikukuhkan
- ^ Rektor Kukuhkan Guru Besar Kedokteran dan Kedokteran Gigi. Diakses 11 Maret 2015.
- ^ Direktori Akreditasi BAN PT Seluruh Indonesia, Diakses Maret 2015.
- ^ Tim Akreditasi AUN QA Lakukan Penilaian di UI
- ^ Koran Kampus FK UI Oktober 2014, Diakses Maret 2015
- ^ Informasi Laboratorium FK UI
- ^ "Angga Wiratama Lokeswara, Mahasiswa Berprestasi Utama UI 2018 - FKUI". fk.ui.ac.id. Diakses tanggal 2018-08-15.
- ^ Stevanus Samudra Mahasiswa Berprestasi FK UI 2017
- ^ [1], Diakses Juni 2016
- ^ [2],diakses Juni 2015
- ^ UI Gelar Malam Anugerah Mahasiswa Berprestasi 2014, Diakses Maret 2015
- ^ Patricia Lukas Goentoro, Mapres FKUI 2013, Diakses Maret 2015
- ^ Mahasiswa Berprestasi Utama UI 2012, Diakses Maret 2015
- ^ Rizka Zainudin, Mapres FKUI 2011, Diakses Maret 2015
- ^ UI Gelar Penobatan Mapres UI, Diakses Maret 2015