Alberthiene Endah
Alberthiene Endah | |
---|---|
Lahir | Bandung, Jawa Barat |
Pekerjaan | Jurnalis, Penulis. |
Kebangsaan | Indonesia |
Periode | 1993–sekarang |
Rr. Alberthiene Endah Kusumawardhani Hilaul-Sutoyo. (lahir 16 September 1970), lebih dikenal sebagai Alberthiene Endah, adalah seorang penulis dan jurnalis Indonesia. Ia terkenal akan karya-karya biografinya tentang tokoh politik, konglomerat dan hiburan tanah air, seperti Jokowi,Tahir, Krisdayanti, dan Chrisye. Ia disebut sebagai "biografer yang paling banyak diminta di Indonesia."[1]
Kehidupan dan karier
Alberthiene Endah dilahirkan di Kota Bandung, Jawa Barat dan dibesarkan di Kota Depok. Ia mulai tertarik pada dunia menulis saat masih belia dan memutuskan untuk menjadi seorang jurnalis saat duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama.[2] Setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas, ia melanjutkan pendidikannya di Sastra Belanda, Universitas Indonesia.[1] Alberthiene bekerja untuk pertama kalinya pada majalah Hidup pada tahun 1993.[2] Pada tahun 1996, ia kemudian melanjutkan kariernya di majalah wanita Femina.[1] Saat bekerja pada majalah tersebut, ia berkesempatan mewawancarai banyak tokoh terkenal, seperti Jennifer Lopez, Xanana Gusmão,[2] and Krisdayanti, yang kemudian memintanya untuk menuliskan biografi tentang perjalanan hidup dan kariernya. Buku tersebut dirilis pada tahun 2003 dengan judul Seribu Satu KD.[1]
Pada tahun 2004, Alberthiene berhenti bekerja pada majalah Femina untuk memfokuskan kariernya sebagai penulis lepas.[1] Ia kemudian juga memimpin dewan editor majalah Prodo.[2] Ia kemudian mendapat sejumlah permintaan dari para tokoh-tokoh terkenal untuk menuliskan biografi mereka.[1] Pada tahun yang sama, ia merilis novel pertamanya berjudul Jangan Beri Aku Narkoba. Novel tersebut memenangkan penghargaan dari Badan Narkotika Nasional (BNN) atas upayanya dalam memberantas penggunaan narkotika. Ia juga meraih penghargaan dari Adikarya Awards 2005 untuk kategori novel remaja. Karyanya ini kemudian diadaptasikan ke dalam sebuah film berjudul Detik Terakhir pada tahun 2005.[1]
Sepanjang Mei hingga November 2006, Alberthiene menggarap biografi penyanyi Chrisye yang saat itu tengan berperang melawan kanker paru-paru.[1] Ia menyebut pekerjaannya kali ini sebagai yang paling spesial.[2] dan mengatakan bahwa kemauan Chrisye untuk diwawancara "seperti sebuah keajaiban."[1]
Sampai saat ini, telah ada tiga film lagi yang dibuat berdasarkan biografi atau novel karya Alberthiene; yaitu Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar (2014), Athirah (2016), dan Chrisye (2017).
Bibliografi
Tahun | Judul | Tokoh | ||||||||||||||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
2003 | Seribu Satu KD | Krisdayanti | ||||||||||||||||||||||||||||||||||
2004 | Panggung Hidup Raam Punjabi | Raam Punjabi | ||||||||||||||||||||||||||||||||||
2004 | Dwi Ria Latifa: Berpolitik dengan Nurani | Dwi Ria Latifa | ||||||||||||||||||||||||||||||||||
2006 | Venna Melinda Guide to Good Living: Bugar dan Cantik ala Venna Melinda | Venna Melinda | ||||||||||||||||||||||||||||||||||
2007 | Anne Avantie: Aku, Anugerah dan Kebaya | Anne Avantie | ||||||||||||||||||||||||||||||||||
2007 | Chrisye: Sebuah Memoar Musikal *) | Chrisye | ||||||||||||||||||||||||||||||||||
2008 | Titiek Puspa: A Legendary Diva | Titiek Puspa | ||||||||||||||||||||||||||||||||||
2009 | Catatan Hati Krisdayanti: My Life, My Secret | Krisdayanti | ||||||||||||||||||||||||||||||||||
2010 | Memoar Romantika Probosutedjo: Saya dan Mas Harto | Probosutedjo | ||||||||||||||||||||||||||||||||||
2010 | The Last Word of Chrisye | Chrisye | ||||||||||||||||||||||||||||||||||
2010 | Ani Yudhoyono: Kepak Sayap Putri Prajurit | Ani Yudhoyono | ||||||||||||||||||||||||||||||||||
2010 | Kutemukan Ridha-Nya: Jejak Batin Jenny Rachman | Jenny Rachman | ||||||||||||||||||||||||||||||||||
2011 | Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar **) | Merry Riana | ||||||||||||||||||||||||||||||||||
2012 | Joko Widodo — Menyentuh Jakarta | Joko Widodo | ||||||||||||||||||||||||||||||||||
2013 | Ken Dean Lawadinata — Ken & Kaskus | Ken Dean Lawadinata | ||||||||||||||||||||||||||||||||||
2018 | Jokowi — Menuju Cahaya | Joko Widodo |
} Keterangan:
Catatan
Referensi
|