Lompat ke isi

Misa

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Misa adalah perayaan ekaristi dalam ritus liturgi Barat dari Gereja Katolik Roma, Gereja Ortodoks Ritus Barat, tradisi Anglo-Katolik dalam Gereja Anglikan, dan beberapa Gereja Lutheran. Di negara-negara Baltik dan Skandinavia, ibadah ekaristi Gereja Lutheran juga disebut "Misa".

Istilah Misa berasal dari kata bahasa Latin kuno missa yang secara harafiah berarti pergi berpencar atau diutus. Kata ini dipakai dalam rumusan pengutusan dalam bagian akhir Perayaan Ekaristi yang berbunyi "Ite, missa est" (Pergilah, tugas perutusan telah diberikan) yang dalam Tata Perayaan Ekaristi di Indonesia dipakai rumusan kata-kata "Marilah pergi. Kita diutus."[1]

Edisi terakhir (2002) dari Missale Romanum

Perayaan Ekaristi dalam Gereja-Gereja Timur, termasuk Gereja-Gereja Timur yang berada dalam persekutuan penuh dengan Tahta Suci Roma menggunakan istilah lain, misalnya "Liturgi Ilahi", "Qurbana Kudus", dan "Badarak". Denominasi Barat yang tidak berada dalam persekutuan penuh dengan Gereja Katolik Roma, seperti Kekristenan Calvinis, biasanya lebih suka menggunakan istilah lain (umumnya: Kebaktian).

Menurut Lima Perintah Gereja umat Katolik diwajibkan mengikuti misa pada hari Minggu dan hari raya lain yang disetarakan dengan hari Minggu. Di luar hari-hari itu juga diselenggarakan misa - yang oleh umat Katolik biasa dinamakan misa harian - namun umat Katolik tidak diwajibkan untuk ikut serta.

Pelaksanaan Misa diatur berdasar Tata Perayaan Ekaristi (TPE). TPE Baru untuk Gereja Katolik di Indonesia diberlakukan (dipromulgasikan) sejak Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus pada tahun 2005, pada hari Minggu 29 Mei 2005. TPE sebelumnya -- yang digunakan sejak tahun 1977 -- merupakan edisi percobaan. Dalam TPE Baru Doa Syukur Agung dan doa presidensial lain didoakan oleh Imam dan umat mengikutinya dalam batin (untuk menekankan kekhusyukan dan kesadaran akan Tuhan yang hadir di tengah-tengah mereka), seperti yang dilakukan oleh Gereja Katolik di tempat lain.

Tata Perayaan Ekaristi

Pada dasarnya, Misa menurut ritus Novus Ordo, dibagi menjadi empat bagian besar, yakni Ritus Pembuka, Liturgi Sabda, Liturgi Ekaristi, dan Ritus Penutup.[2]

Ritus Pembuka

  1. Perarakan Masuk
    • Selebran dan petugas lainnya menuju altar diiringi lagu pembukaan, instrumen, atau antifon pembukaan.
    • Setibanya di altar, selebran dan umat menyatakan penghormatan, kemudian selebran mencium altar. Pada hari raya, selebran dapat mendupai salib dan altar.
  2. Tanda salib
  3. Salam pembukaan dan Pengantar
    • Perayaan ekaristi diawali dengan salam "Tuhan bersamamu" (Dominus vobiscum) dan dijawab umat dengan "Dan bersama rohmu" (Et cum spiritu tuo). Rumusan lainnya juga dipergunakan pada hari raya, ataupun pada misa biasa.
    • Pengantar digunakan untuk mengarahkan umat pada inti dan misteri perayaan.
  4. Pernyataan Tobat dan pernyataan Tuhan Kasihanilah Kami
    • Dapat menggunakan rumusan umum Pernyataan Tobat dilanjutkan dengan Tuhan Kasihanilah Kami.
    • Dapat juga menggunakan rumusan pujian kepada Yesus dan memohon belas kasih-Nya yang dipadukan dengan Tuhan Kasihanilah Kami.
    • Dapat juga menggunakan pemercikan air suci sebagai peringatan akan pembaptisan, terutama pada Masa Paskah.
    • Diakhiri dengan seruan absolusi "Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita, dan mengantar kita ke hidup yang kekal" yang dijawab umat dengan "Amin".
      • Absolusi bukanlah pengampunan dosa sakramental, berbeda dengan absolusi yang diterima pada waktu penerimaan Sakramen Tobat. Umat yang sadar akan perlunya mengaku dosa berat, tetap tidak bisa mengandalkan absolusi ini untuk pengampunan dosanya.
  5. Madah Kemuliaan
    • Kemuliaan hanya diucapkan/dinyanyikan pada hari Minggu dan hari raya yang disetarakan dengan hari Minggu, atau pada hari pesta, di luar masa Prapaskah dan Adven.
  6. Doa Pembuka
    Imam dan seluruh umat hening sejenak dan berdoa dalam hati, kemudian Imam mengucapkan doa pembuka misa hari itu.

Liturgi Sabda

  • Pada hari Minggu atau Hari Raya, dibacakan tiga bacaan dari kitab suci. Bacaan untuk Misa Hari Minggu pada Masa Biasa (di luar Adven, Natal, Prapaskah, dan Paskah) mengikuti siklus tiga tahunan, yaitu tahun A (bacaan Injil dari Injil Matius), B (bacaan Injil dari Injil Markus), dan C (bacaan Injil dari Injil Lukas). Ketiga Injil ini disebut dengan Injil Sinoptik. Pada hari biasa, dibacakan dua bacaan saja.
  1. Bacaan Pertama
    • Bila terdapat tiga bacaan maka Bacaan Pertama diambil dari Perjanjian Lama atau Kisah Para Rasul pada masa Paskah. Bila hanya dua bacaan pada hari biasa, Bacaan Pertama diambil dari Perjanjian Lama atau Perjanjian Baru selain Injil.
    • Pada akhir bacaan, Lektor menutup dengan rumusan "Demikianlah sabda Tuhan" (Verbum domini) dan umat menjawab dengan "Syukur kepada Allah" (Deo gratias).
  2. Mazmur Tanggapan
    • Pemazmur mendaraskan refren dan ayat-ayat Mazmur dan umat mengulang bagian refren.
  3. Bacaan Kedua, dari Perjanjian Baru selain Injil atau Wahyu Yohanes.
    • Sama seperti pada bacaan pertama, pada akhir bacaan, Lektor menutup dengan rumusan "Demikianlah sabda Tuhan" (Verbum domini) dan umat menjawab dengan "Syukur kepada Allah" (Deo gratias).
  4. Bait pengantar Injil/Alleluya
    • Pada masa selain Prapaskah, Alleluya diucapkan atau dinyanyikan, namun pada masa Prapaskah kata Alleluya diganti dengan "Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal" (Laus tibi, Christe, Rex aeternae gloriae).
  5. Bacaan Injil
    • Bacaan Injil diambil dari ketiga Injil Sinoptik berdasarkan tiga Tahun Liturgi diselingi dengan Injil Yohanes
    • Injil hanya dibacakan oleh imam atau diakon tertahbis, tidak oleh umat biasa.
    • Bila Injil dibacakan oleh diakon, ia akan meminta berkat terlebih dahulu kepada selebran. Bila Injil dibacakan oleh imam/diakon sementara misa dipimpin oleh uskup, maka imam/diakon juga akan meminta berkat kepada uskup.
    • Bacaan diawali dengan salam "Tuhan bersamamu" (Dominus vobiscum) dan dijawab umat dengan "Dan bersama Rohmu" (Et cum spiritu tuo).
    • Salam dilanjutkan dengan "Inilah Injil Yesus Kristus menurut (Matius/Markus/Lukas/Yohanes)" dan umat menjawab dengan "Dimuliakanlah Tuhan" (Gloria tibi Domine) sambil membuat tanda salib pada dahi, mulut dan dada. Pada hari raya, Injil didupai dan diapit oleh lilin bernyala, selain pada Misa Vigili Paskah di mana tidak digunakan lilin.
    • Seusai pembacaan Injil, dinyatakan Aklamasi Injil dengan ucapan "Demikianlah Injil Tuhan" (Verbum domini) dan ditanggapi dengan "Terpujilah Kristus" (Laus tibi Christe). Rumusan lain juga dipergunakan di Indonesia, seperti "Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan, dan tekun melaksanakannya" dan umat menjawab dengan "Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami."
    • Dalam perayaan meriah, kalau dianggap baik, Uskup memberkati Umat dengan Evangeliarium (buku Bacaan Injil).
  6. Homili
  7. Syahadat atau Credo
  8. Doa Umat
    • Ujud-ujud doa dibawakan oleh diakon atau lektor lalu pembaca doa umat tersebut mengakhiri setiap doanya dengan mengucapkan "Marilah kita mohon" umat menjawab "Kabulkanlah doa kami ya Tuhan atau Tuhan, dengarkanlah umat-Mu."
    • Dalam perayaan meriah, seluruh Doa Umat dan aklamasinya dapat dinyanyikan.

Liturgi Ekaristi

  1. Persiapan Persembahan
    • Diawali dengan kolekte yang lazimnya hanya diadakan pada Hari Minggu.
    • Wakil-wakil umat menghantar bahan-bahan persembahan: roti dan anggur yang akan dikuduskan, dan persembahan lain untuk keperluan Gereja
    • Dalam misa sederhana, roti dan anggur dapat sudah berada di sisi altar, atau pada misa yang lebih besar di meja kredens.
    • Roti hosti terbuat dari gandum tanpa ragi, diletakkan dalam piala, diletakkan di atas patena dan ditutup dengan korporal
    • Anggur, dipersembahkan dalam ampul terpisah dengan air.
    Pengunjukkan bahan persembahan
    • Selebran mengatur susunan piala dan patena di atas korporal, kemudian mencampurkan beberapa tetes air ke dalam anggur dalam piala
    • Selebran menghunjukkan hosti sambil mengucapkan rumusan "Terpujilah Engkau, ya Tuhan, Allah semesta alam, sebab dari kemurahan-Mu kami menerima roti yang kami siapkan ini. Inilah hasil dari bumi dan dari usaha manusia yang bagi kami akan menjadi roti kehidupan" dan umat menjawab "Terpujilah Allah selama-lamanya"
    • Kemudian selebran mengangkat piala berisi campuran air dan anggur sambil mengucapkan rumusan "Terpujilah Engkau, ya Tuhan, Allah semesta alam, sebab dari kemurahan-Mu kami menerima anggur yang kami siapkan ini. Inilah hasil dari pohon anggur dan dari usaha manusia yang bagi kami akan menjadi minuman rohani" dan umat menjawab "Terpujilah Allah selama-lamanya"
    • Pada misa hari raya selebran mendupai persembahan dan altar. Diakon (atau petugas lain) lalu mendupai selebran dan umat lainnya.
    Doa persiapan persembahan
    • Selebran mengucapkan doa persembahan setelah mengajak umat dengan seruan "Berdoalah, saudara-saudari, supaya persembahanku dan persembahanmu berkenan pada Allah, Bapa yang mahakuasa" dan umat menjawab dengan "Semoga persembahan ini diterima demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita serta seluruh umat Allah yang kudus"
  2. Doa Syukur Agung
    Prefasi
    • Doa Syukur Agung dimulai dengan prefasi yang diawali dengan salam "Tuhan bersamamu" (Dominus vobiscum) dan dijawab umat dengan "Dan bersama rohmu" (Et cum spiritu tuo) dan dilanjutkan dengan dialog "Marilah mengarahkan hati kepada Tuhan" yang dijawab dengan "Sudah kami arahkan" dan "Marilah bersyukur kepada Allah Tuhan kita" yang dijawab dengan "Sudah layak dan sepantasnya"
    • Prefasi selanjutnya dinyanyikan/didoakan oleh selebran dan disambung dengan syair aklamasi Kudus dengan rumusan "Kami melambungkan madah kemuliaan dengan tak henti-hentinya bernyanyi/berdoa"
    Kudus
    • Kudus atau Sanctus dapat diucapkan atau dinyanyikan.
    Doa Syukur Agung
    • Bagian awal Doa Syukur Agung diucapkan (atau dinyanyikan), umumnya dilakukan oleh selebran, namun ada beberapa bagian yang ditunjukkan untuk diucapkan oleh konselebran.
    • Bagian pertama Doa Syukur Agung berisi doa permohonan agar Roh Kudus menguduskan roti dan anggur.
    • Bagian terpenting dalam Doa Syukur Agung adalah kisah institusi dan konsekrasi, yaitu perubahan roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus secara transsubstansial.
    • Kisah Institusi mengutip ucapan Yesus pada Perjamuan Terakhir yaitu "Terimalah dan makanlah. Inilah TubuhKu yang diserahkan bagimu" dan "Terimalah dan minumlah. Inilah piala darahKu, darah perjanjian baru dan kekal yang ditumpahkan bagimu dan semua orang demi pengampunan kekal. Lakukanlah ini untuk mengenangkan Aku." Kalimat "lakukanlah ini untuk mengenangkan Aku" -lah yang menjadi dasar terselenggaranya Perayaan Ekaristi
    • Seusai konsekrasi diucapkan/dinyanyikan aklamasi anamnesis, menyatakan tiga misteri iman Kristen: kematian Kristus, kebangkitan Kristus dan kedatanganNya kembali.
    • Seusai anamnesis, doa syukur agung dilanjutkan doa dengan ujud khusus melalui perantaraan para santo dan santa bagi umat tertentu, bagi Paus dan uskup setempat
    • Doa Syukur Agung ditutup dengan doksologi dengan selebran mengangkat piala dan hosti sambil mengucapkan "Dengan pengantaraan Kristus, bersama Dia dan dalam Dia, bagi-Mu, Allah Bapa yang mahakuasa, dalam persekutuan dengan Roh Kudus, segala hormat dan kemuliaan sepanjang segala masa" dan umat berkata "Amin". Jikalau Doa Syukur Agung ini dinyanyikan, maka "Amin" dinyanyikan. (TPE 2005)
  3. Komuni
    Doa Bapa Kami
    • Doa Bapa Kami dapat diucapkan atau dinyanyikan
    • Selebran dapat menambahkan embolisme pada akhir Doa Bapa Kami dengan ucapan "Ya Bapa bebaskanlah kami dari segala yang jahat dan berilah kami damai-Mu. Kasihanilah dan bantulah kami, supaya kami dapat hidup dengan rukun, sehingga kami dapat hidup dengan tenteram, sambil mengharapkan kedatangan penyelamat kami Yesus Kristus" dan umat menjawabnya dengan "Sebab Engkaulah Raja, yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya. Amin"
    Doa Damai
    • Selebran mendoakan doa mohon damai diakhiri dengan kata-kata "Sebab Engkaulah pengantara kami kini dan sepanjang masa" Umat menjawab: Amin. Kemudian mengucapkan "Damai Tuhan bersamamu" atau "Damai Tuhan besertamu" yang dijawab dengan "Dan bersama rohmu" atau "Dan sertamu juga" dan dapat diikuti dengan ungkapan, misalnya dengan memberikan salam damai, menjabat tangan orang-orang yang ada di sekitar, atau ungkapan lain yang sesuai
    Pemecahan Hosti
    • Pemecahan Hosti diiringi seruan lagu Anak Domba Allah atau Agnus Dei. kata 'Hosti' berasal dari bahasa latin Hostia yang artinya Kurban.
    Persiapan dan Penerimaan Tubuh dan Darah Kristus
    • Komuni diawali dengan selebran mengangkat tinggi hosti dan piala anggur yang telah dikonsekrasikan sambil mengucapkan "Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuannya" dan umat menjawab "Ya Tuhan, saya tidak pantas Engkau datang pada saya, tetapi bersabdalah saja maka saya akan sembuh", kemudian Imam berkata "Tubuh dan Darah Kristus", dan ditanggapi oleh umat dengan berkata "Amin".
    • Selanjutnya selebran menerima komuninya, kemudian memberikannya pada pelayan petugas pembagi komuni, kemudian kepada para petugas altar dan misdinar dan kemudian kepada umat lainnya.
    • Umat dapat menerima komuni dalam satu rupa atau dua rupa dalam kesempatan khusus. Ajaran iman Gereja Katolik mengajarkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara satu rupa maupun dua rupa. Dalam Tubuh Kristus terdapat pula Darah Kristus.
    • Pembagi komuni akan mengucapkan "Tubuh Kristus" (Corpus Christi) dan penerima komuni menjawab "Amin" (Amen) dengan sikap hormat.
    Antifon Komuni
    Doa Sesudah Komuni
    • Sesudah doa sesudah komuni pengumuman dapat dibacakan, ataupun pengumuman dapat dibacakan sebelum doa sesudah komuni, tergantung kebiasaan imam yang memimpin misa tersebut.

Ritus Penutup

  1. Berkat dan pengutusan
    • Berkat diawali dengan salam "Tuhan bersamamu" atau "Tuhan sertamu" (Dominus vobiscum) dan dijawab umat dengan "Dan bersama rohmu" atau "Dan sertamu juga" (Et cum spiritu tuo)
    • Ada pula bentuk berkat meriah dengan tiga ayat permohonan berkat bagi umat yang masing-masing dijawab dengan "Amin"
    • Ada bentuk berkat sederhana dengan selebran merentangkan tangan ke arah umat dan memberkati dengan tanda salib dengan seruan "Semoga Saudara sekalian diberkati oleh Allah yang mahakuasa: Bapa, Putra dan Roh Kudus" sementara umat membuat tanda salib dan menjawab "Amin"
    • Kemudian Imam mengatakan "Saudara sekalian, Perayaan Ekaristi sudah selesai", lalu umat berkata "Syukur kepada Allah".
    • Bentuk pengutusan adalah kalimat "Marilah pergi! Kita diutus.", yang dijawab umat dengan "Amin". Inilah perutusan Ekaristis yang berarti kesediaan untuk membagikan hidup kepada sesama. Bukan karena umat baik atau ingin baik, melainkan karena umat telah lebih dahulu diberi Hidup Allah yang telah dibagikan melalui Perayaan Ekaristi yang telah dirayakan.
  2. Perarakan keluar
    • Seluruh umat memberi hormat kepada altar. Imam dan para pelayan meninggalkan altar, dan diarak dengan diringi nyanyian atau lagu ataupun secara instrumental.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Missa adalah kata Latin kuno yang searti dengan kata Latin klasik missio (The Liturgy of the Mass di Catholic Encyclopedia). "Secara harafiah missa artinya 'pembubaran'. Akan tetapi dalam Kekristenan lama-kelamaan kata missa dimaknai secara lebih mendalam. Kata 'pembubaran' dikaitkan dengan pengembanan suatu 'misi'. Kata ini mengekspresikan sifat misioner dari Gereja" (Pope Benedict XVI, Sacramentum caritatis, 51).
  2. ^ https://books.google.com.au/books?id=LGAvWDNgO6YC&pg=PR12&hl=id