Lompat ke isi

Tank Panther

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Panzerkampfwagen V Panther

Panther Ausf. D, 1943.
Jenis Tank kelas Medium
Negara asal Nazi Jerman
Sejarah pemakaian
Masa penggunaan 1943–1945 (Nazi Jerman)
1944–1947 (Prancis)
Digunakan oleh Nazi Jerman
Kerajaan Hungaria
Kerajaan Rumania (pasca-perang)
Uni Soviet (rampasan)
Prancis (rampasan, pasca-perang)
Kerajaan Inggris (rampasan)
Pada perang Perang Dunia II
Sejarah produksi
Perancang MAN
Tahun 1942
Produsen MAN, Daimler-Benz, MNH
Biaya produksi 117.100 Reichmark [Notes 1]
Diproduksi 1943–1945 (1946-1949 pasca perang)
Jumlah produksi sekitar 6,000[1]
Spesifikasi
Berat 44,8 Ton[2]
Panjang 6,87 m
8,66 m meriam menghadap depan[2]
Lebar 3,27 m[2]
3,42 m dengan perisai tambahan
Tinggi 2,99 m
Awak 5 (pengemudi, operator radio, komandan, penembak, pengisi senjata)

Perisai Depan
221 mm (8,7 in) efektif terhadap APCBC 76 mm [3]
161 mm (6,3 in) efektif terhadap APCBC 100 mm [3]
144 mm (5,7 in) efektif terhadap APCBC 122 mm [3]
Senjata
utama
1 × 7.5 cm KwK 42 L/70
dengan 79 butir amunisi[2]
Senjata
pelengkap
2 × senapan mesin MG 34 7,92 mm
dengan 5,100 butir amunisi
Jenis Mesin Maybach HL230 P30 V-12 bensin[2]
690 daya kuda, 515 kW
Daya kuda/ton 13.77 daya kuda/ton
Transmisi ZF AK 7-200. 7 maju 1 mundur[2]
Suspensi double torsion bar, roda saling tumpang tindih
Kapasitas tangki 720 liter
Daya jelajah 250 km (160 mi)
Kecepatan 55 km/h (34 mph) (model awal), 46 km/h (29 mph) (model akhir)

Panther adalah tank kelas medium Nazi Jerman yang bertugas selama Perang Dunia ke-2 dari pertengahan 1943 sampai akhir Perang di Eropa pada tahun 1945. Didesain dan diproduksi untuk mengimbangi superioritas dari tank Uni Soviet T-34 dan KV-1, dan sebagai pengganti tugas dari Panzer III dan Panzer IV yang tidak mampu menampilkan peforma baik dalam menghadapi tank-tank Uni Soviet. Panther kemudian berdinas dalam militer Jerman bersama dengan Tank Tiger I sampai berakhirnya Pertempuran Berlin. Tank Panther ini dianggap menjadi salah satu tank terbaik era Perang Dunia II yang dinilai dari senjata dan lapis bajanya namun tidak begitu dengan keandalan mekanisnya.

Sampai 1944, sering disebut Panzerkampfwagen V Panther dan disebut Sd.Kfz versi Sd.Kfz. 171. Pada 27 Februari 1944, Hitler Menghilangkan angka Romawi "V" pada desainnya.

Dibandingkan Tiger I, Panther memiliki beberapa kelebihan. Panther memiliki lapisan baja yang lebih efisien, penetrasi senjata yang lebih baik, lebih ringan dan cepat, dan mampu melewati lintasan sulit lebih baik daripada Tiger I. Namun semua ini harus ditukar dengan perisai samping yang lebih tipis, yang membuatnya rentan terhadap tembakan dari sisi samping. Tank Panther terbukti efektif di medan terbuka dan pertempuran jarak jauh, tetapi tidak memiliki cukup daya ledak untuk melawan infanteri secara efektif.

Panther diproduksi dengan biaya yang jauh lebih murah dibanding dengan Tiger I, dan hanya sedikit lebih mahal dibanding Panzer IV. Beberapa titik penting perancangan Panther, seperti lapis baja, transmisi, dan gigi terakhir, merupakan penyederhanaan yang bertujuan memperbaiki laju produksi dan mengatasi kekurangan bahan mentah. Rancangan akhirnya tetap direkayasa dengan agak rumit. Tank Panther ini ditugaskan ke Pertempuran Kursk terlalu terburu-buru terlepas dari belum teratasinya banyak masalah teknis, yang mengakibatkan tingginya angka kerugian karena kegagalan teknis. Kebanyakan dari kekurangan Panther diperbaiki saat Jerman mulai terdesak, tetapi pengeboman pabrik produksi, kekurangan logam campuran kualitas tinggi untuk komponen penting, kekurangan bahan bakar dan ruang pelatihan, serta menurunnya kualitas kru semua berdampak pada keefektifan tank Panther.

Pengembangan dan Produksi

Pengembangan dari Panther dimulai sejak tahun 1938 untuk menggantikan Panzer III dan Panzer IV. Persyaratan awal dari desain tank ini adalah tank medium dengan bobot 20 ton. Krupp, Daimler-Benz, serta Maschinenfabrik Augsburg-Nurnburg AG (M.A.N.) kemudian saling bersaing untuk mematenkan desain masing-masing, namun kemudian Krupp memutuskan untuk keluar.

Kemudian pada Operasi Barbarossa, pasukan panzer Jerman mengalami kesulitan dalam menghadapi tank-tank Tentara Merah Uni Soviet, seperti T-34 dan KV-1. Atas desakan Jendral Heinz Guderian, komisi khusus dibentuk untuk menginspeksi T-34 yang tertangkap.[4] Komisi tersebut kemudian disebut dengan Waffen Prüfämter (komisi pengujian senjata) 6 atau yang kemudian disingkat menjadi Wa. Prüf. 6 yang dipimpin oleh Oberst Sebastian Fichtner. Analisis dari komisi tersebut kemudian menemukan bahwa fitur armor lambung bagian depan yang dibuat miring mampu mengurangi efek penetrasi serta meningkatkan ketebalan armor secara horizontal tanpa menambah ketebalan lapisan baja, kemudian roda rantai yang lebar juga meningkatkan mobilitas tank di atas tanah lunak atau lumpur, serta meriam 76,2 mm-nya sangat efektif dalam melakukan penetrasi terhadap lapisan baja tank. Oleh karenanya, kemudian Daimler-Benz serta Maschinenfabrik Augsburg-Nurnburg AG (M.A.N.) diberi tugas untuk merancang sebuah tank medium dengan bobot 30-35 ton, yang kemudian prototipenya diberi konde VK30.02.

Desain M.A.N.

Desain Panther dari M.A.N. atau yang kemudian disebut dengan VK30.02(M), oleh tim desain M.A.N., dipimpin oleh Paul Max Wiebicke, memanfaatkan turet (kubah) yang dikembangkan oleh Rheinmetall-Borsig untuk memasang meriam kaliber 7,5 cm. Turet ditempatkan di tengah lambung tank sejauh mungkin ke belakang untuk mengurangi panjang laras yang menggantung di depan tank. Persenjataan sekunder terdiri dari dua senapan mesin MG 34 7,92 mm. Satu dipasang secara koaksial di sebelah kanan meriam utama, dan yang lainnya diberikan kepada operator radio untuk menembak melalui posisi busur.

Tata letak kru tank pada desain M.A.N. sama seperti tank Jerman lainnya, dengan komandan, pemuat (loader), dan penembak (gunner) berada di turet tank, pengemudi berada di sisi kiri depan lambung dan operator radio berada di sisi kanan depan lambung tank. Desain dari M.A.N. juga dilengkapi dengan sebuah palka darurat untuk evakuasi kru tank dalam keadaan darurat di bagian belakang turet untuk penembak, pemuat, dan komandan.

Desain M.A.N. menggunakan mesin berbahan bakar bensin serta suspensi torsion-bar dengan 8 as di tiap sisinya. Desain ini kemudian menggunakan mesin Maybach HL 210, dengan sistem kemudi dan transmisi seperti yang digunakan pada Tiger I. Sistem suspensi pada desain ini tergolong rumit yang kemudian dikombinasikan dengan trek roda rantai yang lebar (660 mm) yang kemudian memberikan tekanan pada tanah rata-rata sebesar 0,68 kg/cm2 (9,67 psi). Suspensi seperti ini kemudian banyak diterapakan pada kendaraan militer Jerman.

Desain Daimler-Benz

Desain Panther dari Daimler-Benz (VK30.02(D)) jauh lebih mendekati salinan desain dari T-34 daripada desain dari M.A.N., sehingga desain ini tampak berbeda dan tidak umum di kalangan panzer Jerman lainnya. VK30.02(D) juga menggunakan meriam Rheinmetall 7,5 cm seperti syarat awal perancangan VK30 namun Daimler-Benz memilih untuk menggunakan turet buatan sendiri daripada buatan Rheinmetall-Borsig. Turet dari desain ini memiliki diameter 1600 mm, 20 mm lebih kecil daripada turet buatan Rheinmetall-Borsig. Selebihnya, untuk tata letak kru tank dan persenjataan sekunder sama seperti desain M.A.N.

Desain ini menggunakan suspensi leaf-spring, yang lebih mudah dirawat dan diperbaiki dan sudah akrab dengan kru lapis baja Jerman. Penggunaan suspensi ini juga memungkinkan tank memiliki siluet yang lebih rendah. Namun Wa. Prüf. 6 berpendapat bahwa penggunaan suspensi leaf-spring merupakan kerugian karena penggunaan suspensi torsion-bar akan lebih memungkinkan luas lambung yang lebih besar. Trek roda rantai yang sempit (540 mm) kemudian memberikan tekanan yang besar (0,83 kg/cm2 (11,8 psi)). Namun desain dari Daimler-Benz memungkinkan melewati rintangan setinggi 730 mm dengan elevasi 40o, 5o lebih baik daripada desain M.A.N..

Prototipe ini digerakan oleh mesin diesel Daimler-Benz V12 MB 507 berpendingin air, dengan bantuan transmisi hidrolik KSG 8/200 yang dipasang di belakang dengan mekanisme kemudi hidrolik L 600 C hasil pengembangan Daimler-Benz dan Ortlinghaus. Pemilihan transmisi ini didasarakan pada VK20.01(D). Namun transmisi ini lebih panjang dari transmisi lain yang serupa serta masih belum lazim digunakan.

Perbandingan antara desain M.A.N. dan desain Daimler-Benz.[5]
M.A.N. Daimler-Benz
Panjang 8,625 m 9.015 m
Lebar 3,270 m 3,280 m
Tinggi 2,885 m 2,690 m
Luas interior 7,26 m2 6,43 m2
Armor lambung depan 60 mm @ 55o 60 mm @ 55o
Armor lambung samping 40 mm @ 40o 40 mm @ 40o
Armor lambung belakang 40 mm @ -30o 50 mm @ 25o
Armor turet depan 80 mm @ 12o 80 mm @ 30o
Armor turet samping 45 mm @ 25o 45 mm @ 30o
Armor turet belakang 45 mm @ 25o 45 mm @ 30o
Armor dek atas (atap) 16 mm 16 mm
Armor dek bawah (lantai) 16 mm 16 mm
Lebar trek roda rantai 660 mm 540 mm
Tekanan ke tanah 0,68 kg/cm2 0,83 kg/cm2
Vertical step 826 mm 730 mm
Ground clearance 500 mm 530 mm
Gradabilitas 35o 40o
Kapasitas bahan bakar 750 liter 550 liter
Daya jelajah on-road 270 km 195 km
Daya jelajah off-road 195 km 140 km
Kecepatan maksimum 55,8 km/jam 56 km/jam
kecepatan jelajah 40 km/jam 40 km/jam

Produksi

Presentasi dari kedua model VK30.02 kemudian direncakan akan dilakukan pada 3 Maret 1942 di Berlin, meskipun dokumentasi resmi tidak dilakukan sehingga agenda tersebut masih rancu; terlaksana atau tidak. Reichminister Todt, dan kemudian penggantinya, Albert Speer, merekomendasikan desain tank dari Daimler-Benz kepada Hitler karena keunggulannya dibandingkan dengan desain M.A.N. awal. Pada pengajuan proposal akhir, M.A.N. memperbaiki desainnya, setelah belajar dari proposal DB yang dibocorkan oleh seorang mantan karyawan di Wa. Prüf. 6, insinyur senior Heinrich Ernst Kniepkamp dan lainnya.[6] Pada 5 Maret 1942, Albert Speer melaporkan bahwa Hitler menganggap desain Daimler-Benz lebih unggul dari desain M.A.N..[7] Sebuah ulasan oleh komisi khusus yang ditunjuk oleh Hitler pada Mei 1942 memilih desain M.A.N.. Hitler menyetujui keputusan ini setelah meninjaunya dalam semalam. Salah satu alasan utama yang diberikan untuk keputusan ini adalah bahwa desain M.A.N. menggunakan turet yang sudah ada yang dirancang oleh Rheinmetall-Borsig, sedangkan desain DB akan membutuhkan turet dan mesin yang baru yang kemudian akan menunda dimulainya produksi.[8] Penghematan waktu ini kemudian akan memungkinkan untuk pengembangan desain lanjutan.[9] Selain karena fakta bahwa bentuk desain dari DB yang sangat mirip dengan T-34 dikhawatirkan akan menimbulkan terjadinya salah tembak. Secara menyeluruh, desain final dari desain M.A.N. dianggap lebih baik, sehingga untuk alasan-alasan tersebut, Panther Committee kemudian memilih desain dari M.A.N., yang kemudian dinamakan Panther.

Prototipe dari baja ringan desain M.A.N. kemudian diproduksi pada bulan September 1942 dan, setelah pengujian di Kummersdorf, desain ini diterima secara resmi dan segera dimasukkan dalam produksi. Awal masa produksi sempat tertunda, terutama disebabkan oleh kurangnya perlatan mesin khusus yang diperlukan untuk perakitan mesin di lambung tank. Tank kemudian mulai diproduksi pada bukan Desember. Permintaan untuk Panther kemudian melonjak tinggi sehingga pembuatannya diperluas dengan memasukkan Daimler-Benz (Berlin-Marienfelde, bekas pabrik DMG), Maschinenfabrik Niedersachsen Hanover (MNH, anak perusahaan Eisenwerk Wülfel / Hanomag) dan perancang asli Tiger I, Henschel & Sohn di Kassel.

Target awal produksi adalah sebanyak 250 unit Panther setiap bulannya diproduksi dari pabrik M.A.N. di Nurnberg, kemudian naik menjadi 600 unit perbulan pada Januari 1943. Namun target tersebut tidak pernah tercapai akibat pemboman oleh Blok Sekutu dalam Perang Dunia II, serta terjadi kemacetan manufaktur dan sumber daya. Pada tahun 1943, produksi rata-rata adalah 148 unit perbulan, kemudian naik pada tahun 1944 menjadi 315 unit perbulan, dengan total produksi Panther tahun itu sebanyak 3.777 unit, lalu naik menjadi 380 unit perbulan di bulan Juli hingga Mei 1945, dengan total 6.000 Panther telah diproduksi. Kekuatan tempur garis depan memuncak pada 1 September 1944 di 2.304 tank, tetapi pada bulan yang sama 692 tank dilaporkan hilang.[10]

Sekutu mengarahkan pengeboman di pabrik mesin Maybach, yang menjadi bagian terpenting dalam panzer Panther dan Tiger I. Pemboman dilakukan pada malam tanggal 27/28 April 1944 yang membuat produksi dihentikan selama lima bulan. Pabrik kedua sudah direncanakan, pabrik Auto Union Siegmar (bekas pabrik mobil Wanderer), mulai beroperasi pada Mei 1944.[11] Penargetan pabrik-pabrik Panther dimulai dengan serangan bom di pabrik DB pada 6 Agustus 1944, dan pada malam tanggal 23/24 Agustus. Pabrik M.A.N. juga dibom pada 10 September, 3 Oktober dan 19 Oktober 1944, 3 Januari dan 20/21 Februari 1945. Sementara pabrik MNH baru menjadi target pemboman pada tanggal 14 dan 28 Maret 1945.[12]

Selain ditujukan untuk mengganggu produksi tank, pemboman Sekutu kemudian juga memaksa penurunan tajam dalam produksi suku cadang, yang sebagai persentase produksi tank turun dari 25–30 persen pada 1943 menjadi 8 persen pada akhir 1944. Hal ini menambah masalah dengan keandalan serta jumlah Panther yang baik secara operasional, karena kemudian mengakibatkan tank di lapangan harus dikanibal untuk diambil suku cadangnya.[13]

Panther merupakan kendaraan lapis baja dengan produksi terbanyak ketiga setelah Sturmgeschutz StuG. III serta PzKpfw IV.

[14]Produksi berdasarkan tipe
Model Jumlah Tanggal Keterangan
Prototipe 2 September 1942 kode unit V1 dan V2.
Ausf. D 842 Januari 1943 - September 1943
Ausf. A 2.200 Agustus 1943 - Agustus 1943 Kadang dinamakan Ausf. A2
Ausf. G ~2.961 Maret 1944 - April 1945
Befehlspanzer Panther 329 Mei 1943 - April 1945 Dikonversi selama masa produksi
Beobachtungspanzer Panther 1 1944 Dikonversi
Bergepanther 339 1943 - 1945 Lebih dari 61 lagi dikonversi dari sasis Panther
[15]Produksi Panther pada 1944 berdasarkan pabrik
Pabrik % dari total
Maschinenfabrik Augsburg-Nürnberg (M.A.N.) 35%
Daimler-Benz 31%
Maschinenfabrik Niedersachsen-Hannover (M.N.H.) 31%
Lainnya 3%

Referensi

Catatan
  1. ^ Tanpa senjata, alat optik, dan radio.
Sitasi
  1. ^ Jentz 1996, p. 284
  2. ^ a b c d e f Doyle and Jentz 1997, p. 28.
  3. ^ a b c Bird, Lorrin Rexford; Livingston, Robert D. WWII Ballistics: Armor and Gunnery. Overmatch Press. hlm. 13. 
  4. ^ Doyle & Jentz 1997, hlm. 4
  5. ^ "VK30.02 - Prototypes of the Panther - Tanks Encyclopedia". Tank Encyclopedia (dalam bahasa Inggris). 2020-03-31. Diakses tanggal 2020-04-20. 
  6. ^ Forczyk, Robert (2007). Panther vs. T-34: Ukraine 1943. Osprey Publishing Ltd. hlm. 9. ISBN 978 1 84603 149 6.
  7. ^ Jentz, Thomas (1995). Germany's Panther Tank: The Quest for Combat Supremacy. Schiffer Military History. hlm. 17. ISBN 0-88740-812-5.
  8. ^ Jentz 1995, hlm. 16–18.
  9. ^ Forczyk, Robert (2007). Panther vs. T-34: Ukraine 1943. Osprey Publishing Ltd. hlm. 12. ISBN 978 1 84603 149 6.
  10. ^ Jentz 1996, hlm. 284
  11. ^ Zaloga 2008, Armored Thunderbolt hlm. 182
  12. ^ Jentz 1995, hlm. 121
  13. ^ Zaloga (2008). Phanter vs Sherman. hlm. 13–14. 
  14. ^ Thomas L. Jentz and Hilary Louis Doyle (2011). Panzer Tracts No.23 - Panzer Production from 1933 to 1945. Panzer Tracts. pp. 60–65.
  15. ^ Ruggles and Brodie 1947, hlm. 72–91.
Bibliografi
  • Carruthers, Bob (2012). The Panther V in Combat - Guderian's Problem Child. London: Archive Media Publishing Ltd. ISBN 978-1-78158-066-0. 
  • Doyle, Hilary; Jentz, Tom (1997). Panther Variants 1942-45. London: Osprey. ISBN 978-1-85532-476-3. 
  • Forczyk, Robert (2007). Panther Vs T-34: Ukraine 1943. Reading: Osprey Publishing. ISBN 978-1-84603-149-6. 
  • Frankson, Anders (2000). Kursk 1943: A Statistical Analysis. Routledge. ISBN 0-7146-5052-8. 
  • Green, Michael (2000). German Tanks of WWII. Zenith Press. ISBN 0-7603-0671-0. 
  • Hart, Stephen (2003). Panther Medium Tank 1942-45. Osprey Publishing (UK). ISBN 1-84176-543-0. 
  • Healy, Mark (2008). Zitadelle: The German Offensive Against the Kursk Salient 4–17 July 1943. History Press. ISBN 1-86227-336-7. 
  • Jentz, Thomas (1995). Germany's Panther Tank. Atglen: Schiffer Pub. ISBN 0-88740-812-5. 
  • Jentz, Thomas (1996). Panzertruppen 2: The Complete Guide to the Creation & Combat Employment of Germany's Tank Force 1943-1945. Schiffer. ISBN 978-0-7643-0080-6. 
  • Jentz, Thomas (1997). Germany's Tiger Tanks - VK45.02 to Tiger II. Atglen: Schiffer Pub. ISBN 0-7643-0224-8. 
  • Jentz, Thomas (1997). Germany's Tiger Tanks - Tiger I and Tiger II: Combat Tactics. Atglen: Schiffer Pub. ISBN 0-7643-0225-6. 
  • Jentz, Thomas (2000). Germany's Tiger Tanks - D.W. to Tiger I. Atglen: Schiffer Pub. ISBN 0764310380. 
  • Kurkowski, Franz. Panzer Aces: German Tank Commanders in World War II. Mechanicsburg, PA USA: Stackpole Books. ISBN 0-8117-3173-1. 
  • Ruggles, Richard; Brodie, Henry (March 1947). "An empirical approach to economic intelligence in WWII". Journal of the American Statistical Association. American Statistical Association. 42 (237): 72–91. doi:10.2307/2280189. JSTOR 2280189. 
  • Rust, Ken C (1967). The Ninth Air Force in World War II. Fallbrook, CA: Aero Publishers. ISBN 0-911852-93-X. LCCN 67016454. OCLC 300987379. 
  • Scafes, Cornel I; Scafes, Ioan I; Serbanescu, Horia Vl (2005). Trupele Blindate din Armata Romana 1919-1947. Bucuresti: Editura Oscar Print. 
  • Speer, Albert (2009). Inside the Third Reich. Ishi Press. hlm. 325. ISBN 978-0-923891-73-2. 
  • Spielberger, Walter (1993). The Panther & Its Variants. West Chester: Schiffer Publishing. ISBN 0-88740-397-2. 
  • Wilbeck, Christopher (2004). Sledgehammers: Strengths and Flaws of Tiger Tank Battalions in World War II. Aberjona Press. ISBN 0-9717650-2-2. 
  • Zaloga, Steven (1984). Soviet Tanks and Combat Vehicles of World War Two. London: Arms and Armour Press. ISBN 0-85368-606-8. 
  • Zaloga, Steven (1994). T-34 Medium Tank 1941-45. Osprey Publishing (UK). ISBN 978-1-85532-382-7. 
  • Zaloga, Steven (1998). Soviet Tanks of the Great Patriotic War. Concord Publications. ISBN 962-361-615-5. 
  • Zaloga, Steven (2007). Japanese Tanks 1939-45. Reading: Osprey Publishing. ISBN 978-1-84603-091-8. 
  • Zaloga, Steven (2008). Armored Thunderbolt. Mechanicsburg, PA: Stackpole. ISBN 978-0-8117-0424-3. 
  • Zaloga, Steven (2008). Panther vs. Sherman: Battle of the Bulge 1944. Oxford: Osprey Publishing (UK). ISBN 978-1-84603-292-9. 
  • Zetterling, Niklas (2000). Kursk 1943: a statistical analysis. London: Frank Cass. ISBN 978-0-7146-5052-4. 
  • "Germany's Panzerkampfwagen V, Panther, SdKfz 171". World War II Vehicles, Tanks and Airplanes. Diakses tanggal 24 June 2005. 
  • Zaloga, Steven (2015). Armored Champion: The Top Tanks of World War II. Mechanicsburg, PA: Stackpole Books. ISBN 978-0-8117-1437-2.