Benteng VOC (Jepara)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 28 Juli 2020 05.01 oleh AnsyahF (bicara | kontrib) (menghapus pranala promosi)
Fort Japara XVI

Gerbang depan Benteng VOC Jepara
Informasi
Lokasi Ujungbatu, Jepara, Jepara.
Negara  Indonesia
Pemilik
Pengelola Pemkab Jepara
Dibuat oleh VOC
Jenis objek wisata Wisata Sejarah
Gaya Benteng
Fasilitas  • Benteng
 • Taman Bunga
 • Taman Buah
 • Taman Makam Pahlawan

Fort Japara XVI[1] atau lebih dikenal dengan Benteng VOC Jepara dan dikenal oleh masyarakat Jepara sebagai Lodji Gunung adalah sebuah benteng yang diperkirakan dibangun pada pertengahan kedua abad ke-17 oleh Belanda yang menjadi pusat kekuasaan VOC di pantai timur Laut Jawa.[2] Benteng ini mengatasnamakan kepentingan penguasa Jepara pada masa itu.[3]

Letak

Benteng ini terletak di sebuah bukit sekitar 0,5 km arah utara alun-alun Jepara dengan ketinggian 85 meter dari permukaan laut. Di sebelah timur terdapat kompleks makam kuno yang berisi makam orang-orang Cina dan Belanda. Terdapat pula Taman Makam Pahlawan Giri Dharma.[4]

Gerbang masuk lokasi benteng dibuat cukup megah bertuliskan "Fort Japara XVI".

Sejarah

Pada tahun 1613, Pieter Both, Gubernur Jenderal VOC pertama, mendirikan kantor dagangnya di Jepara. Pendirian tersebut dikarenakan kantor VOC di Gresik selalu mendapat gangguan dari para pedagang Islam yang tinggal disana yang menentang sistem monopoli VOC.

Dua tahun kemudian, Sultan Agung dari Mataram memberikan izin kepada VOC untuk mendirikan sebuah loji disana sebagai kantor pewakilan dagang VOC. Loji itu selesai dibangun pada tahun 1618. Sebuah konsesi dalam bentuk sewa diberikan Amangkurat II kepada VOC untuk mendirikan benteng disana pada tahun 1680-an sebagai imbalan atas usaha VOC dalam menumpas Pemberontakan Trunajaya. Benteng ini menjadi pusat perdagangannya VOC di pantai utara Jawa hingga Semarang menggantikan fungsinya pada abad ke-18.[5]

Masyarakat sekitar juga ada yang mengenal benteng ini sebagai "Benteng Portugis". Menurut pemahaman mereka, benteng ini pertama kali dibangun oleh Portugis, tetapi belum selesai, hingga akhirnya Belanda yang menyelesaikan pembangunan benteng ini.[6]

Pada tahun 2008, Pemerintah Kabupaten Jepara melakukan pemugaran dan renovasi terhadap benteng ini.

Dugaan Makam Perwira VOC

Ketika François Tack sedang melakukan perjalanan ke Kartasura, ia pernah singgah di Jepara. Waktu itu, ia melihat layaknya pemindahan aktivitas VOC dari Jepara ke Semarang.[7]

Menurut beberapa orang[8][9], François Tack, seorang perwira VOC yang berjasa dalam penumpasan Pemberontakan Trunajaya, diduga dimakamkan di benteng ini. Mereka memaparkan analisisnya sebagai berikut:

  1. Begitu meninggal, Tack langsung dibawa ke Semarang, karena Kartasura pada waktu itu adalah masih kota baru sehingga masih belum ada Residen Belanda yang ditempatkan di sana. Kondisi kota Kartasura yang hancur akibat perang sehingga Jenazah Tack langsung segera dibawa ke Semarang untuk dilakukan upacara secara militer. (Mungkin ini benar adanya, karena VOC kemudian berangkat ke Semarang dan benteng Kartasura ditinggalkan begitu saja.[7])
  2. Dari Semarang, jenazah Tack dibawa ke Jepara di benteng VOC untuk dimakamkan.
  3. Jika jenazah Tack dibawa ke Batavia, ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan, diantaranya:
    1. Jalan Raya Daendels waktu itu belum ada sehingga tidak bisa dilewati iring-iringan kereta berkuda, sedangkan Jalan Raya Semarang–Solo pada era tahun 1600 an sudah bisa dilewati kereta berkuda.
    2. Banyaknya pengikut Untung Suropati (pada waktu perang Untung Suropati, banyak bupati-bupati di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang mendukung perjuangan Suropati), sehingga sangat membahayakan iring-iringan pasukan VOC di tengah jalan.
    3. Jarak Kartasura–Batavia yang terlalu jauh sehingga membahayakan kondisi jenazah sang Kapten yang matinya dalam keadaan luka-luka.
    4. Benteng VOC di Jepara pada waktu meninggalnya sang Kapten termasuk relatif baru, sehingga apabila ada perwira Belanda yang dimakamkan di sana akan menjadi kebanggan pihak Belanda sekaligus untuk menghargai jasa-jasanya.

Namun, seorang sejarawan menduga bahwa François Tack pernah dimakamkan di benteng ini, kemudian pada masa pemerintahan Joan van Hoorn, makamnya dipindahkan ke Batavia. Kalaupun memang dipindahkan ke Batavia, sebagai seorang kapten ia mungkin akan dimakamkan di halaman gereja Hollandsche Kerk.[10]

Fasilitas

  • Kawasasan Benteng
  • Hotspot Area
  • Taman Bunga
  • Taman Buah-Buahan
  • Taman Makam Pahlawan
  • Bangunan untuk melihat pemandangan Jepara

Catatan kaki

  1. ^ http://www.vocsite.nl/geschiedenis/handelsposten/javano.html
  2. ^ Supriyono, Agustinus (2015-01-31). "TINJAUAN HISTORIS BENTENG VOC DI JEPARA". Paramita: Historical Studies Journal. 25 (1). doi:10.15294/paramita.v25i1.3419. ISSN 2407-5825. 
  3. ^ ticjepara (2017). "Benteng VOC - Fort Japara". TIC Jepara. Diakses tanggal 26 Juli 2020. 
  4. ^ http://tic.jepara.go.id/component/k2/item/178-benteng-voc
  5. ^ Supriyono, Agustinus (2013-01-15). "TINJAUAN HISTORIS JEPARA SEBAGAI KERAJAAN MARITIM DAN KOTA PELABUHAN". Paramita: Historical Studies Journal (dalam bahasa Inggris). 23 (1). doi:10.15294/paramita.v23i1.2494. ISSN 2407-5825. 
  6. ^ Dra. Sri, Indrahti (2010-01). "POTENSI KEBAHARIAN JEPARA SEBAGAI SATU LANDASAN MEWUJUDKAN MODEL REVITALISASI KOTA PELABUHAN". Citra Leka dan Sabda. 
  7. ^ a b PIGEAUD, THEODORE G. Th.; DE GRAAF, H. J. (1976). Islamic States in Java 1500-1700. Eight Dutch Books and Articles by Dr. H.J. de Graaf. Brill. hlm. 93–104. doi:10.1163/j.ctt1w8h12p.12#metadata_info_tab_contents. 
  8. ^ ticjepara. "Benteng VOC - Fort Japara". tic.jepara.go.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-07-28. 
  9. ^ "Menyingkap Tabir Makam Kapten Tack di Jepara". Satriamuria's Blog. 2009-03-04. Diakses tanggal 2020-07-28. 
  10. ^ "Selisik Makam Kapten Tack, Perwira VOC Abad Ke-17 - National Geographic". nationalgeographic.grid.id. Diakses tanggal 2020-07-28.