Lompat ke isi

Philippe Pétain

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 27 Agustus 2020 03.46 oleh Langley16 (bicara | kontrib)
Philippe Pétain
Kepala Negara Prancis
Masa jabatan
11 Juli 1940 – 20 Agustus 1944
Perdana MenteriPierre Laval
Sebelum
Pengganti
Charles de Gaulle (Pemimpin Prancis Pengasingan)
Perdana Menteri Prancis
Masa jabatan
16 Juni 1940 – 17 April 1942
PresidenAlbert Lebrun (sampai 1940)
WakilCamille Chautemps
Pierre Laval
Pierre-Étienne Flandin
François Darlan
Sebelum
Pendahulu
Paul Reynaud
Pengganti
Pierre Laval
Sebelum
Wakil Perdana Menteri Prancis
Masa jabatan
18 Mei 1940 – 16 Juni 1940
Perdana MenteriPaul Reynaud
Menteri Perang
Masa jabatan
9 Februari 1934 – 8 November 1934
Perdana MenteriGaston Doumergue
Kepala Staf Angkatan Darat
Masa jabatan
30 April 1917 – 16 Mei 1917
Informasi pribadi
Lahir
Henri Philippe Benoni Omer Pétain

24 April 1856
Cauchy-à-la-Tour, Pas-de-Calais, Kekaisaran Perancis
Meninggal23 Juli 1951(1951-07-23) (umur 95)
Port-Joinville, Île d'Yeu, Vendée, Republik Prancis
Suami/istri
(m. 1920)
Karier militer
Pihak Prancis
 Prancis Vichy
Dinas/cabangAngkatan Darat Perancis
Masa dinas1876 – 1944
PangkatGénéral de division
Pertempuran/perangPerang Dunia I

Perang Rif

Perang Dunia II
PenghargaanMarshal of France
Military Medal (Spanyol)
IMDB: nm0053747 Musicbrainz: 421758d4-0a60-4636-ac49-eaef88bfe867 Discogs: 1150103 Find a Grave: 12663 Modifica els identificadors a Wikidata
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini
Bendera Kepresidenan Prancis Vichy.
Marshal Pétain bertemu dengan pemimpin Jerman Nazi, Adolf Hitler.

Henri Philippe Benoni Omer Joseph Pétain atau lebih dikenal dengan Marshal Pétain adalah seorang jenderal Prancis dan menjadi pahlawan nasional semasa Perang Dunia I. Namun ia mengalami titik balik dalam hidupnya setelah menjadi kepala pemerintahan Prancis Vichy, sebuah negara boneka Jerman selama Perang Dunia II.[1][2][3][4][5]

Karena kepemimpinannya dalam Perang Dunia I, Pétain dianggap sebagai pahlawan Prancis, namun karena tindakannya pada Perang Dunia II menyebabkan dia diadili dan dihukum mati karena pengkhianatan, yang kemudian diringankan menjadi penjara seumur hidup oleh Charles de Gaulle.[2][6]

Riwayat Awal

Selama karir militernya, Pétain adalah salah satu perwira militer Prancis yang sangat berprestasi. Prestasi Pétain yang tertinggi adalah pada saat terlibat dalam Pertempuran Verdun, salah satu pertempuran terpanjang dalam teater Perang Dunia I antara Kekaisaran Jerman melawan Prancis.[7][2]

Karir Politik

Karena kontribusinya pada Prancis selama Perang Dunia I, Pétain dipandang sebagai seorang negarawan terkemuka, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Sejak saat itulah, karir politik Pétain terus menanjak. Puncaknya adalah ketika Perdana Menteri Prancis saat itu, Paul Reynaud mengangkat Pétain sebagai menteri dalam kabinetnya, bersama-sama dengan Jenderal Maxime Weygand dan Kolonel Charles de Gaulle.[1] Nama terakhir kemudian menjadi musuh politik Pétain ketika Prancis hidup dibawah kuasa Jerman.

Awalnya pengangkatan Pétain oleh Reynaud sebagai Menteri Perang diharapkan agar Sang Marshal bisa menjadi inspirasi bagi tentara Prancis, terutama mengingat tentara Jerman sudah semakin kuat dibawah rezim Reich Ketiga. Namun Pétain justru melihat kondisi sosial-politik Prancis sudah tidak sehat, ia justru melawan Reynaud. Kondisi semakin buruk bagi pemerintahan Reynaud, terutama setelah Jerman berhasil menembus pertahanan Prancis pada Mei 1940.[1]

Ketika tentara Jerman sudah berhasil menaklukkan sebagian besar Prancis, terjadi perselisihan di dalam kabinet Reynaud, terutama di Kementerian Perang yang dipimpin oleh Pétain. Sebagian menteri yang masih setia pada Reynaud meminta pemerintah Prancis untuk mengasingkan diri ke wilayah koloni Prancis di Afrika Utara atau ke wilayah Britania Raya. Sementara yang menentang Reynaud (termasuk Pétain) tetap ingin bertahan di Paris. Karena perpecahan ini, Perdana Menteri Reynaud memutuskan untuk mundur dan Presiden Albert Lebrun memberikan amanah kepada Pétain untuk membentuk pemerintahan baru.[1]

Setelah mendapatkan amanah dari Lebrun, posisi politik Pétain semakin kuat. Atas desakan dari publik Prancis, Lebrun memutuskan untuk mundur sebagai Presiden Prancis dan menyerahkan jabatan itu kepada Pétain. Puncaknya setelah Pétain memiliki otoritas tertinggi dalam pemerintahan Prancis, ia menandatangani perjanjian penyerahan kepada Jerman pada 22 Juni 1940. Hasil dari perjanjian itu adalah Jerman menguasai seluruh wilayah Normandia di utara dan barat Prancis, dan termasuk ibukota Paris. Sementara pemerintah Prancis menguasai sisa wilayah Prancis dengan pusat pemerintahan baru di Vichy, oleh karena itulah pemerintahan Pétain disebut sebagai rezim Prancis Vichy.[8][9]

Rezim Vichy

Setelah penyerahan kalah Prancis atas Jerman, Parlemen Prancis atau Assembleé Nationale segera mengadakan rapat paripurna. Parlemen memutuskan untuk mereduksi konsep trias politica dalam sistem politik Prancis, dan kemudian menyerahkan semua urusan yudikatif dan legislatif ke lembaga eksekutif yang dipimpin Pétain. Pada awalnya rencana parlemen ini hanya sementara sampai konstitusi baru dibentuk, tetapi hal ini sekaligus membuka kesempatan bagi Pétain dan faksi konservatif di parlemen untuk mendirikan rezim diktator baru di Prancis.[8]

Kebijakan

Dengan kekuasaan yang hampir tidak terbatas, Pétain langsung bertindak keras pada lawan-lawan politiknya. Ia memecat, mengasingkan, dan menangkap banyak pejabat sipil dan militer yang dianggap tidak mendukungnya, termasuk Charles de Gaulle yang terpaksa melarikan diri ke Britania Raya. Selain itu Pétain mendirikan unit militer baru yang diberinama Légion Française des Combattants, sebuah unit militer yang tidak pernah bertempur tetapi hanya untuk kepentingan politik praktis Pétain di tubuh militer Prancis. Ia juga menerapkan kebijakan antisemitisme sebagai upaya meraih simpati dari Jerman.[10]

Menjadi Kolaborator Nazi

Rezim Vichy semakin jelas terindikasi menjadi boneka Jerman, hal ini terlihat ketika Pétain bertemu dengan pemimpin Reich Ketiga, Adolf Hitler pada Oktober 1940. Dalam pertemuan tersebut, Hitler memberikan penjelasan kepada Pétain tentang posisi Vichy dalam tatanan baru Eropa di bawah kekuasan Jerman. Selain itu Petain setuju untuk memberikan bantuan logistik kepada tentara Jerman dalam kampanye militernya selama Perang Dunia II.[11]

Selain memberikan dukungan logistik ke Jerman di Eropa, Pétain juga memberikan dukungan militer ke Korps Afrika, unit militer Jerman dalam kampanye Afika yang dipimpin oleh Marsekal Erwin Rommel. Salah satu dukungan Pétain ke Korps Afrika adalah menyetujui pembentukan milisi bersenjata yang bernama Milice, sebuah unit paramiiter yang berada di bawah rantai komando perwira Schutzstaffel SS-Sturmbannführer, Joseph Darnand. Tugas dari unit ini adalah untuk menghadapi pasukan Britania Raya yang mendukung kelompok perlawanan Prancis di negara-negara koloni Prancis di Afrika[10]

Dukungan yang diberikan Pétain kepada Jerman membuat pasukan Blok Poros lebih leluasa bergerak, khususnya untuk mengakses wilayah yang menjadi koloni Prancis. Wilayah-wilayah koloni Prancis yang dimanfaatkan oleh Blok Poros antara lain; Tunisia, Maroko, Aljazair, Madagaskar, Senegal, Oran, dan Suriah. Berkat dukungan ini, Blok Poros dapat secara strategis bisa membentuk pertahanan hampir di seluruh Mediterania dan mengancam kedudukan Britania Raya dan pasukan Sekutu secara keseluruhan.[11]

Referensi

  1. ^ a b c d Srivanto, Fernando R. (2008). Kolaborator Nazi: Sepak Terjang Para Simpatisan Nazi Selama Perang Dunia II. Yogyakarta: Narasi. hlm. 34. ISBN 9791680981. 
  2. ^ a b c Editors, History com. "Henri-Philippe Pétain". HISTORY (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-08-26. 
  3. ^ "Vichy France | History, Leaders, & Map". Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-08-27. 
  4. ^ "How France's Vichy Regime Became Hitler's Willing Collaborators". jacobinmag.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-08-27. 
  5. ^ Boissoneault, Lorraine. "Was Vichy France a Puppet Government or a Willing Nazi Collaborator?". Smithsonian Magazine (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-08-27. 
  6. ^ Srivanto, Fernando R. Kolaborator Nazi: Sepak Terjang Para Simpatisan Nazi Selama Perang Dunia II. hlm. 38. 
  7. ^ Editors, History com. "Battle of Verdun". HISTORY (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-08-26. 
  8. ^ a b Srivanto, Fernando R. Kolaborator Nazi: Sepak Terjang Para Simpatisan Nazi Selama Perang Dunia II. hlm. 35. 
  9. ^ "The French Vichy Regime". www.jewishvirtuallibrary.org. Diakses tanggal 2020-08-27. 
  10. ^ a b Srivanto, Fernando R. Kolaborator Nazi: Sepak Terjang Para Simpatisan Nazi Selama Perang Dunia II. hlm. 36. 
  11. ^ a b Srivanto, Fernando R. Kolaborator Nazi: Sepak Terjang Para Simpatisan Nazi Selama Perang Dunia II. hlm. 36–37. 

Lihat Pula

Pranala luar

Didahului oleh:
Albert Lebrun
Kepala Negara
11 Juli 1940-20 Agustus 1944
Diteruskan oleh:
Charles de Gaulle