Kota Balikpapan
Kota Balikpapan | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Motto: | |
Koordinat: 1°08′56″S 116°54′11″E / 1.1489°S 116.9031°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Kalimantan Timur |
Hari jadi | 10 Februari 1897 |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Rizal Effendi |
• Wakil Bupati | Rahmad Mas'ud |
• Sekretaris Daerah | Drs. Sayid MN Fadly, M.Si |
• Ketua DPRD | Abdulloh |
Luas | |
• Total | 5.033,00 km2 (194,300 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 655.178 |
Demografi | |
• Agama | Islam 89,50% Kristen 9,29% - Protestan 7,51% - Katolik 1,78% Buddha 0,95% Hindu 0,12% Konghucu 0,01% Lainnya 0,01%[3] |
• Bahasa | Bahasa Indonesia |
• IPM | 80,11 Sangat Tinggi (2019)[2][4] |
Zona waktu | UTC+08:00 (WITA) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | (+62) 542 |
Kode Kemendagri | 64.71 |
APBD | Rp. 2,7 Triliun (2020)[5] |
PAD | Rp. 710 Miliar (2020) |
Situs web | balikpapan.go.id |
Balikpapan adalah sebuah kota di Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Sebagai pusat bisnis dan industri, kota ini memiliki perekonomian terbesar di seluruh Kalimantan, dengan total PDRB mencapai Rp79,65 triliun pada tahun 2016.[6] Dari sisi kependudukan, Balikpapan adalah kota terbesar kedua di Kalimantan Timur (setelah Kota Samarinda) dengan total penduduk sebanyak 645.727 pada tahun 2018[7] dan pada tahun 2019 berjumlah 655.178 jiwa.[2] Balikpapan merupakan gerbang utama menuju ibu kota Indonesia yang baru, dengan keberadaan Pelabuhan Semayang dan Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman; keduanya merupakan yang tersibuk di Kalimatan.
Balikpapan berawal dari sebuah perkampungan nelayan di tepi Selat Makassar pada abad ke-19. Pengeboran pertama sumur minyak di kota ini dimulai pada 10 Februari 1897, yang kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Kota Balikpapan. Pada tahun 1907, Bataafsche Petroleum Maatschappij (BPM) mendirikan kantor di kota ini, yang kemudian diikuti oleh masuknya investasi dari berbagai perusahaan multinasional. Perekonomian kota yang tumbuh sangat pesat memancing banyak pendatang dan ekspatriat ke Balikpapan. Saat ini, Balikpapan telah menjadi kota besar yang multi-etnis dan sering dinobatkan sebagai salah satu kota paling layak huni di Indonesia yang saat ini sedang berproses menuju kesatuan Provinsi Kalimantan Timur Barat sebagai ibukota administratif negara Republik Indonesia dengan ibukota Provinsi Kalimantan Timur Barat di Kotabaru yang berasal dari Provinsi Kalimantan Selatan hingga data otentik 2021 terverifikasi sebagai sebuah otentivikasi data nasional pada Bappenas RI .[8][9]
Geografi
Kota Balikpapan memiliki wilayah 85% berbukit-bukit serta 12% berupa daerah datar yang sempit terutama berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) dan sungai kecil serta pesisir pantai. Dengan kondisi tanah yang bersifat asam (gambut) serta dominan tanah merah yang kurang subur. Sebagaimana layaknya wilayah lain di Indonesia, kota ini juga beriklim tropis. Kota ini berada di pesisir timur Kalimantan yang langsung berbatasan dengan Selat Makassar, memiliki teluk yang dapat dimanfaatkan sebagai pelabuhan laut komersial dan pelabuhan minyak.
Batas wilayah
Letak astronomis Balikpapan berada di antara 1,0 LS - 1,5 LS dan 116,5 BT - 117,5 BT dengan luas sekitar 503,3 km² dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
Utara | Kabupaten Kutai Kartanegara |
Timur | Selat Makassar |
Selatan | Selat Makassar |
Barat | Kabupaten Penajam Paser Utara |
Topografi
Secara umum Kota Balikpapan berada pada ketinggian 0 sampai 100 meter di atas permukaan laut. Klasifikasi terbesar yaitu berada pada ketinggian 20-100 mdpl dengan luas 20.090,57 ha atau 51,66% dari luas wilayah, ketinggian >10-20 mdpl seluas 17.260 ha atau 34,17% dari luas wilayah dan ketinggian 0-10 mdpl seluas 6.980 Ha atau 13% dari luas wilayah. Dari sisi topografis sebagian besar wilayah Kota Balikpapan berada pada kemiringan lereng antara 15-40% yaitu seluas seluas 21.305,57 Ha atau 42,33% dari luas wilayah keseluruhan. Secara morfologis Kota Balikpapan terdiri dari 85% kawasan perbukitan dengan jenis tanah podsolik merah kuning yang memiliki karakter topsoil tipis, struktur tanah mudah tererosi. Sedangkan 15% lainnya merupakan daerah dataran yang terletak di sepanjang pantai timur dan selatan wilayah Kota Balikpapan dengan jenis tanah umumnya adalah alluvial.[10]
Iklim
Suhu udara di wilayah Kota Balikpapan berada pada 23°–32°C dengan tingkat kelembapan relatif sebesar ±84%. Wilayah Kota Balikpapan sendiri beriklim tropis dengan tipe (Af). Curah hujan di wilayah Balikpapan cenderung tinggi setiap tahunnya, yaitu berkisar antara 2.300–2.900 mm per tahun dan dengan jumlah hari hujan lebih dari 130 hari hujan per tahun.
Data iklim Balikpapan, Kalimantan Timur, Indonesia | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rekor tertinggi °C (°F) | 39 (102) |
38 (100) |
37 (99) |
38 (100) |
39 (102) |
37 (99) |
37 (99) |
36 (97) |
37 (99) |
38 (100) |
37 (99) |
37 (99) |
39 (102) |
Rata-rata tertinggi °C (°F) | 29.9 (85.8) |
30.2 (86.4) |
31.2 (88.2) |
32.1 (89.8) |
31.1 (88) |
29.9 (85.8) |
29 (84) |
30.1 (86.2) |
31.6 (88.9) |
32.2 (90) |
31.2 (88.2) |
30.9 (87.6) |
30.78 (87.41) |
Rata-rata harian °C (°F) | 26.5 (79.7) |
27 (81) |
27.6 (81.7) |
27.1 (80.8) |
26.8 (80.2) |
26.5 (79.7) |
26.1 (79) |
26.6 (79.9) |
27.3 (81.1) |
27.9 (82.2) |
27.1 (80.8) |
26.7 (80.1) |
26.93 (80.52) |
Rata-rata terendah °C (°F) | 23.1 (73.6) |
23 (73) |
23.1 (73.6) |
23.4 (74.1) |
23.7 (74.7) |
23.6 (74.5) |
23 (73) |
23.4 (74.1) |
23.9 (75) |
23.7 (74.7) |
23.4 (74.1) |
23.3 (73.9) |
23.38 (74.03) |
Rekor terendah °C (°F) | 21 (70) |
21 (70) |
22 (72) |
21 (70) |
18 (64) |
19 (66) |
20 (68) |
21 (70) |
22 (72) |
22 (72) |
22 (72) |
21 (70) |
18 (64) |
Curah hujan mm (inci) | 225 (8.86) |
215 (8.46) |
252 (9.92) |
241 (9.49) |
241 (9.49) |
233 (9.17) |
208 (8.19) |
147 (5.79) |
139 (5.47) |
162 (6.38) |
219 (8.62) |
258 (10.16) |
2.540 (100) |
Rata-rata hari hujan | 14 | 12 | 14 | 14 | 14 | 13 | 12 | 8 | 9 | 11 | 13 | 15 | 149 |
% kelembapan | 84 | 84 | 85 | 85 | 85 | 85 | 84 | 84 | 82 | 83 | 84 | 84 | 84.1 |
Rata-rata sinar matahari bulanan | 148 | 159 | 143 | 147 | 164 | 155 | 189 | 218 | 204 | 193 | 167 | 150 | 2.037 |
Sumber #1: Climate-Data.org[11] dan BMKG[12] | |||||||||||||
Sumber #2: Weatherbase dan WeatherAtlas[13][14] |
Sejarah
Asal usul nama Balikpapan
Ada beberapa hikayat populer yang menceritakan asal usul kota yang berada di pesisir timur Kalimantan ini, yaitu:[15][16]
- Adanya 10 keping papan yang kembali ke Jenebora dari 1.000 keping yang diminta oleh Sultan Kutai sebagai sumbangan bahan bangunan untuk pembangunan Istana Baru Kutai Lama. Kesepuluh papan yang balik tersebut disebut oleh orang Kutai Balikpapan Tu. Sehingga wilayah sepanjang Teluk Balikpapan, tepatnya di Jenebora disebut Balikpapan.[17] Nama asli Balikpapan adalah Billipapan[18][19] atau Balikkappan[20] (logat Banjar).
- Suku Pasir Balik (suku asli Balikpapan) adalah keturunan kakek dan nenek bernama Kayun Kuleng dan Papan Ayun. Sehingga daerah sepanjang Teluk Balikpapan oleh keturunannya disebut Kuleng-Papan atau artinya Balikpapan (dalam bahasa Paser, Kuleng artinya Balik).
- Dalam legenda lain juga disebutkan asal usul Balikpapan, yaitu dari seorang putri yang dilepas oleh ayahnya seorang raja yang tidak ingin putrinya tersebut jatuh ke tangan musuh. Sang putri yang masih balita diikat di atas beberapa keping papan dalam keadaan terbaring. Karena terbawa arus dan diterpa gelombang, papan tersebut terbalik. Ketika papan tersebut terdampar di tepi pantai ditemukan oleh seorang nelayan dan begitu dibalik ternyata terdapat seorang putri yang masih dalam keadaan terikat. Konon putri tersebut bernama Putri Petung yang berasal dari Kerajaan Pasir. Sehingga daerah tempat ditemukannya dinamakan Balikpapan.
- Hari jadi kota Balikpapan adalah tanggal 10 Februari 1897. Penetapan tanggal ini merupakan hasil Seminar Sejarah Balikpapan pada tanggal 1 Desember 1984. Tanggal 10 Februari 1897 ini adalah tanggal pengeboran minyak pertama di Balikpapan yang dilakukan oleh perusahaan Mathilda sebagai realisasi dari pasal-pasal kerja sama antara J.H. Menten dengan Mr. Adams dari Firma Samuel dan Co.[21]
Kesultanan Kerajaan Kutai
Daerah Balikpapan dan Balikpapan Seberang (Penajam) merupakan bagian dari wilayah negara dependen Kesultanan Kutai.[22][23][24] Tahun 1942 Penajam termasuk dalam wilayah Balikpapan.[25] Sejak sekitar tahun 1636, Kalimantan pada umumnya termasuk negara bagian Kutai, negara bagian Paser dan negara bagian Berau diklaim sebagai wilayah mandala negara Kesultanan Banjarmasin.[26] Pada 1 Januari 1817, Sulaiman dari Banjar telah menyerahkan kedaulatannya atas sebagian besar Kalimantan kepada perusahaan VOC, yang kemudian diperbarui lagi pada tanggal 4 Mei 1826 pada masa Sultan Adam. Setelah itu Kalimantan pada umumnya menjadi wilayah negara Hindia Belanda. Tahun 1844, bekas negara bagian Kutai secara resmi mendapat pengakuan sebagai negara dependensi di dalam negara Hindia Belanda. Menurut Staatsblad van Nederlandisch Indië tahun 1849, Kutai termasuk dalam zuid-ooster-afdeeling berdasarkan Bêsluit van den Minister van Staat, Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie, pada 27 Agustus 1849, No. 8[27] Tahun 1855, Kutai merupakan sebagian dari de zuid- en oosterafdeeling van Borneo yang beribu kota di Banjarmasin.[28]
Masa Hindia Belanda
Dengan ditemukannya sumber-sumber minyak di daerah Balikpapan dan daerah sekitarnya (Samboja, Sanga-Sanga dan Muara Badak), pemerintah Hindia Belanda akhirnya membeli wilayah ini dari Sultan Kutai Kertanegara serta dibangun untuk mendukung usaha-usaha pertambangan khususnya perminyakan dengan mendirikan kilang minyak, kantor operasi serta perumahan pegawai (sisa-sisa usaha pembangunan Hindia Belanda dapat dilihat dari permukiman para staf Pertamina). Aktivitas perminyakan ini juga membantu perpindahan penduduk terutama para pekerja dari Jawa, serta dari berbagai daerah. Saat itu perusahaan minyak yang dikenal adalah BPM, Shell dan KPM. Wilayah Balikpapan pada tahun 1930 itu meliputi Balikpapan Seberang (Penajam).[29]
Masa Pendudukan Jepang
Pada masa Perang Dunia II, Jepang mengincar wilayah ini sebagai batu loncatan mengadakan serangan ke Jawa. Pada tanggal 23 Januari 1942, armada Jepang di bawah pimpinan Shizuo Sakaguchi merebut Balikpapan dari tangan pasukan Sekutu dan Hindia Belanda.[30][31] Wilayah Balikpapan saat itu meliputi Balikpapan Seberang (Penajam).[32] Nilai strategis kota Balikpapan juga diperhitungkan tentara sekutu, pada tahun 1945 tentara sekutu di bawah komando Australia merebut kota ini dari tangan Jepang pada pertempuran 26 Juni-15 Juli 1945 dalam usaha merebut kembali wilayah yang jatuh ke tangan Jepang.[33][34][35][36]
Masa Republik Indonesia
Berita tentang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia agak terlambat sampai di kota ini, sekitar tahun 1945-1946 melalui pekerja BPM yang datang dari Jawa dalam rangka rehabilitasi kilang minyak yang hancur akibat perang yang dilanjutkan dengan pernyataan rakyat di Lapangan FONI. Namun karena Belanda berniat menguasai kembali kota ini maka terjadi peperangan yang berlanjut sampai pada pertempuran Sangatta. Pada masa pengakuan kedaulatan tahun 1949, wilayah ini diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia Serikat yang berlanjut kepada Republik Indonesia.
Pemerintahan
Daftar Wali Kota
Wali Kota Balikpapan | |||||||||
No. | Potret | Wali Kota | Mulai menjabat | Akhir menjabat | Partai Politik / Fraksi | Wakil Wali Kota | Periode | Ket. | |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Aji Raden Sayid Mohammad | 1960 | 1963 | PNI | N/A | 1 | [ket. 1] | ||
2 | Bambang Sutikno | 1963 | 1965 | ABRI–Angkatan Darat | N/A | 2 | [ket. 2] | ||
3 | Imat Saili | 1965 | 1967 | ABRI–Angkatan Darat | N/A | 3 | |||
4 | Zainal Arifin | 1967 | 1973 | ABRI–Polri | N/A | 4 | |||
5 | Asnawi Arbain | 1974 | 1981 | ABRI–Polri | N/A | 5 | |||
6 | Syarifuddin Yoes | 1981 | 1989 | ABRI–Angkatan Darat | N/A | 6 | |||
7 | Tjutjup Suparna | 1991 | 2001 | ABRI–Angkatan Darat | N/A | 7 | |||
8 | Imdaad Hamid | Juni 2001 | Juni 2006 | Independen | Mukmin Faisyal | 8 | |||
Juni 2006 | 29 Mei 2011 | Rizal Effendi | 9 | ||||||
9 | Rizal Effendi | 29 Mei 2011 | 29 Mei 2016 | Independen | Heru Bambang | 10 | |||
30 Mei 2016 | 30 Mei 2021 | Rahmad Mas'ud | 11 | ||||||
10 | Rahmad Mas'ud | 31 Mei 2021 | Petahana | PDI-P | Lowong | 12 |
- Legenda
Pelaksana tugas Wali Kota
Berikut daftar Pelaksana Tugas Wali Kota yang menggantikan Wali Kota petahana yang sedang cuti kampanye atau dalam masa transisi.
Potret | Pelaksana tugas Wali Kota | Mulai jabatan | Akhir jabatan | Masa | Ket. | Wali Kota Definitif | |
Hermain Okol (Penjabat) |
1989 | 1991 | — | Transisi |
- Keterangan
Lihat Pula
Referensi
- ^ maksudnya Tabah Sampai Akhir
- ^ a b c "Kota Balikpapan Dalam Angka 2020" (pdf). www.balikpapankota.bps.go.id. Diakses tanggal 26 Juni 2020.
- ^ "Banyaknya Pemeluk Agama Menurut Agama dan Kabupaten/Kota Kalimantan Timur". www.kaltim.bps.go.id. Diakses tanggal 26 Juni 2020.
- ^ Indeks Pembangunan Manusia Kota Balikpapan, Badan Pusat Statistik, 2018
- ^ "APBD 2020 Balikpapan Disahkan Rp. 2,7 Triliun" www.kaltim.tribunnews.com, Diakses 26 Juni 2020
- ^ PDRB Kota Balikpapan
- ^ "BPS Kota Balikpapan". balikpapankota.bps.go.id. Diakses tanggal 2020-06-13.
- ^ Okezone (2018-03-19). "Ini 7 Kota Layak Huni di Indonesia, Nomor 4 Favorit Para Turis : Okezone Nasional". https://nasional.okezone.com/. Diakses tanggal 2020-06-13. Hapus pranala luar di parameter
|website=
(bantuan) - ^ Media, Kompas Cyber. "Balikpapan, Kota Paling Layak Huni di Indonesia". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2020-06-13.
- ^ "Profil Kota Balikpapan" (PDF).
- ^ "Balikpapan, Kalimantan Timur, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 21 September 2020.
- ^ "Buku Peta Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Periode 1991-2020 Indonesia" (PDF). BMKG. hlm. 82 & 147. Diakses tanggal 21 September 2024.
- ^ "Balikpapan, Indonesia". Weatherbase. Diakses tanggal 21 September 2020.
- ^ "Climate of Balikpapan, Indonesia". Diakses tanggal 21 September 2020.
- ^ (Indonesia) Amiruddin Maula, Cerita rakyat dari Kalimantan Timur, Grasindo, 1994, ISBN 979-553-396-7, 9789795533962. Diakses 3 September 2010
- ^ Asal mula nama kota Balikpapan
- ^ Kumpulan Kisah Nyata Hantu di 13 Kota oleh Argo Wikanjati
- ^ (Belanda)Valentijn, François (1858). François Valentijn's oud en nieuw Oost-Indien, Volume 3. H. C. Susan.
- ^ (Italia) Grandi, Vittore S. (1716). Sistema Del Mondo Terraqueo Geograficamente Descritto: Colle Provincie, Siti, e Qualità de' Popoli in esso contenuti Ed epilogato in oltre negl' Indici per Alfabeto disposti alle sue Tavole : Aggiontavi un' Annotazion Cronologica de' Paesi Scoperti sine a questi Ultimi Tempi. Del L'Asia, Africa, E America. Groppo. hlm. 87.
- ^ Verhandelingen, Verhandelingen (1853). Verhandelingen en Berigten Betrekkelijk het Zeewegen, Zeevaartkunde, de Hydrographie, de Koloniën, Jilid 13.
- ^ Balikpapan.com
- ^ Peta Native states (zelfbesturen) in Dutch Borneo, 1900
- ^ Peta Administrative divisions in Dutch Borneo, 1902
- ^ Peta Administrative divisions in Dutch Borneo, 1930
- ^ Peta Borneo in 1942
- ^ Kartodirdjo, Sartono (1993). Pengantar sejarah Indonesia baru, 1500-1900: Dari emporium sampai imperium. Gramedia. hlm. 121. ISBN 9794031291. ISBN 978-979-403-129-2
- ^ (Belanda) Nederlandisch Indië (1849). "Staatsblad van Nederlandisch Indië". s.n.
- ^ (Belanda) J. B. J Van Doren (1860). Bydragen tot de kennis van verschillende overzeesche landen, volken, enz. 1. J. D. Sybrandi. hlm. 241.
- ^ Administrative subdivisions in Dutch Borneo and Sarawak, 1930
- ^ Japanese conquest of the Netherlands Indies, 1941-1942
- ^ (Inggris) Gabrielle Kirk McDonald, Olivia Swaak-Goldman, Substantive and procedural aspects of international criminal law: the experience of international and national courts. Documents and cases, Volume 2,Bagian 2, BRILL, 2000, ISBN 90-411-1134-4, 9789041111340. Diakses 3 September 2010
- ^ Borneo in 1942
- ^ (Inggris) A. B. Feuer, Australian commandos: their secret war against the Japanese in World War II, Stackpole Military history series, Stackpole Books, 2006, ISBN 0-8117-3294-0, 9780811732949. Diakses 3 September 2010
- ^ (Inggris) Paul S. Dull, A battle history of the Imperial Japanese Navy, 1941-1945, Naval Institute Press, 2007, ISBN 1-59114-219-9, 9781591142195. Diakses 3 September 2010
- ^ Allied military operations and positions, mid-July 1944 to August 1945
- ^ Perlawanan terhadap kolonial Belanda
- ^ Lembaga Pemilihan Umum 1982, hlm. 248.
- ^ Magenda 2010, hlm. 97.
Dewan Perwakilan
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kota Balikpapan dalam tiga periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | |||
---|---|---|---|---|
2014–2019 | 2019–2024[1] | 2024–2029[2] | ||
PKB | 0 | 1 | 4 | |
Gerindra | 6 | 6 | 6 | |
PDI-P | 6 | 8 | 4 | |
Golkar | 12 | 11 | 16 | |
NasDem | 3 | 3 | 7 | |
PKS | 4 | 6 | 3 | |
Hanura | 6 | 2 | 2 | |
PBB | 1 | 0 | 0 | |
Demokrat | 4 | 4 | 1 | |
Perindo | (baru) 1 | 0 | ||
PPP | 3 | 3 | 2 | |
Jumlah Anggota | 45 | 45 | 45 | |
Jumlah Partai | 9 | 10 | 9 |
Nomor | Ketua | Wakil Ketua | Periode | Keterangan |
---|---|---|---|---|
1 | Abdulloh | Thohari Aziz Sabarudin Panrecalle Syarifuddin Odang |
2014 – 2019 | [3] |
Kecamatan
Kota Balikpapan terdiri dari 6 kecamatan dan 34 kelurahan. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 619.983 jiwa dengan luas wilayah 527,00 km² dan sebaran penduduk 1.176 jiwa/km².[4][5] Perda Balikpapan No. 8 tahun 2012 meresmikan pembentukan kecamatan baru, Balikpapan Kota.
Dalam Perda Balikpapan No. 7 tahun 2012 ditetapkan pemekaran 7 kelurahan baru. Dari 27 kelurahan sebelum pemekaran terdapat 369 RW dan 1.143 RT. Ini berarti bahwa jumlah RW sebelum dan sesudah pemekaran tidak berubah, sedangkan RT mengalami penambahan sebanyak 62 buah sehingga berubah dari jumlah 1.081 menjadi 1.143 RT.
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Balikpapan, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Jumlah Kelurahan |
Daftar Kelurahan |
---|---|---|---|
64.71.01 | Balikpapan Timur | 4 | |
64.71.02 | Balikpapan Barat | 6 | |
64.71.03 | Balikpapan Utara | 6 | |
64.71.04 | Balikpapan Tengah | 6 | |
64.71.05 | Balikpapan Selatan | 7 | |
64.71.06 | Balikpapan Kota | 5 | |
TOTAL | 34 |
Mendapatkan status kota
Balikpapan adalah berstatus sebagai kota dengan wali kota sebagai kepala daerah dan DPRD sebagai legislatif serta memiliki perlengkapan pemerintahan dan aparatur pemerintah seperti Kepolisian, Kejaksaan Negeri, Rumah Tahanan dan Lembaga Permasyarakatan serta Pengadilan Negeri. Selain itu Balikpapan menjadi pusat pemerintahan untuk wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan. Tercatat di antaranya kantor Polda (Kepolisian Daerah) Kalimantan Timur dan Kejaksaan Tinggi berpusat disini. Serta markas besar Angkatan Darat, yakni Komando Daerah Militer (KODAM) VI Mulawarman yang memiliki daerah operasi wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan berpusat di kota ini. KODAM yang memiliki motto "Gawi Manuntung Waja Sampai Kaputing" merupakan satu-satunya KODAM yang berpusat di kota, bukan ibu kota provinsi.
Demografi
- Lihat pula: Urbanisasi di Balikpapan
Perubahan Kependudukan 2014
Jumlah Penduduk Sepanjang Abad 20[6][7] | |
---|---|
Tahun | Jumlah Penduduk |
1920 | 11.823 |
1930 | 23.411 |
1961 | 91.706 |
1971 | 137.340 |
1980 | 280.675 |
1990 | 344.405 |
2000 | 406.833 |
2017 | 778.908 |
Dengan semakin tumbuhnya perekonomian terutama sejak diberlakukannya otonomi daerah, kota ini terus menerus dibanjiri oleh pendatang dari berbagai daerah, sehingga pemerintah kota memberlakukan operasi kependudukan berupa Operasi KTP di pintu masuk kota, jalan raya, permukiman, bandara serta pelabuhan.[9][10] Penduduk terutama dari etnis pendatang yang sudah lama menetap di Balikpapan yakni berasal dari etnis Banjar, Bugis, Makassar, Jawa Timur kemudian pendatang lain yang di antaranya beretnis Manado, Gorontalo, Madura, Jawa, Sunda dan lain-lain.
Di awal Juni 2014, jumlah penduduk mencapai 684.339 jiwa dengan jumlah pendatang selama tahun 2012 sebanyak 21.486 jiwa yang merupakan jumlah tertinggi selama tiga tahun terakhir.[11] Jumlah pendatang tersebut mampu melampaui jumlah pendatang yang masuk di Singapura pada tahun yang sama yakni sebanyak 20.693 jiwa.[12] Antara tahun 2003 hingga 2012, jumlah pendatang tercatat 170 ribu jiwa lebih, sebagian besar dari pendatang tersebut memenuhi persyaratan[7] dan menjadi warga tetap, sedangkan sisanya dipulangkan atau pindah sendiri. Peningkatan jumlah penduduk terjadi akibat tingginya arus migrasi pendatang serta pertambahan alamiah (kelahiran),[7] sehingga Balikpapan mulai tahun 2005 hingga saat ini menjadi kota terpadat penduduk di Kaltim.[13][14]
Jumlah Pendatang 2013[15] | ||||||||||||||
Januari | Februari | Maret | April | Mei | Juni | Juli | Total | |||||||
2.871 | 2.008 | 2.443 | 2.710 | 2.884 | 2.549 | 3.082 | 25.535 |
Pertumbuhan pendatang dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kelahiran. Jumlah pendatang yang tinggi tidak dibarengi dengan kompetensi yang memadai dan tidak sesuai dengan sektor yang dibutuhkan. Tercatat sekitar 9 ribuan pendatang dengan pendidikan lulusan SD sempat mencari kerja di kota ini, namun tidak ada permintaan tenaga kerja dari lulusan SD. Daya tampung Balikpapan terhadap tenaga kerja sudah sangat minim, jumlah pencari kerja selalu jauh lebih tinggi dibandingkan permintaan tenaga kerja. Jumlah pendatang yang mencari kerja melonjak drastis, sementara permintaan tenaga kerja yang rendah hanya mengakibatkan peningkatan angka pengangguran. Tingginya angka pengangguran dan pekerja sektor informal menjadi penyebab masalah penataan kota, permukiman tak layak, kekumuhan dan peningkatan kriminalitas. Pemerintah kota pun telah membuat peraturan kota yang mewajibkan seluruh pendatang untuk membayar dana jaminan serta memenuhi beberapa persyaratan hingga setengah tahun.[7] Setiap penduduk juga diwajibkan untuk membawa KTP Balikpapan dalam perjalanan kemanapun.[16]
Berdasarkan asalnya, pendatang berasal dari pulau-pulau di sekitar seperti Jawa, Madura dan Sulawesi. Jumlah pendatang paling banyak berasal dari Jawa yakni sebanyak 30%, kemudian diikuti dengan Banjar dan Bugis masing-masing sebanyak 20%, Toraja sebanyak 11%, Madura sebanyak 8%, Buton sebanyak 7% dan Betawi sebanyak 4%. Tingkat pendidikan pendatang didominasi oleh lulusan SLTA sebanyak 36%, diikuti lulusan SD sebanyak 25%, tidak tamat SD sebanyak 23%, lulusan SMP sebanyak 12% dan perguruan tinggi hanya 4%. Alasan pendatang masuk ke Balikpapan beragam, paling banyak karena mencari pekerjaan (48%), kemudian karena pindah kerja (33%) dan karena ikut keluarga atau suami sebanyak 19%. Kesadaran pendatang dalam membuang sampah di Balikpapan bervariasi, ada yang membuangnya tepat di TPS hingga membuang bebas di sungai. Sekitar 50% pendatang membuang sampah di TPS, kemudian sebanyak 35% pendatang pengelolaan sampahnya dipungut oleh petugas, 11% pendatang membakar sampahnya dan sebanyak 4% membuangnya langsung ke sungai.[7]
Dengan pertumbuhan pendatang yang sangat tinggi, pada tahun 2015 jumlah penduduk diprediksi meningkat menjadi 825.275 jiwa yang mengakibatkan 5,15% (42.502 jiwa) penduduk Balikpapan saat itu tidak dapat menikmati air bersih.[7] Jumlah penduduk pada tahun 2033 diprediksi mencapai angka 1.102.366 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 2.190 jiwa/km2.[17]
Jumlah penduduk miskin cenderung meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data dari BPS Balikpapan, pada tahun 2009 terhitung 18.440 jiwa penduduk Balikpapan merupakan penduduk miskin, kemudian pada tahun 2010 meningkat empat ribu jiwa menjadi 22.850 jiwa dan pada tahun 2011 terjadi penurunan sedikit namun belum juga berkurang dari jumlah tahun 2009 yakni sebanyak 19.820 jiwa.[18]
Suku Bangsa
Suku asli Balikpapan adalah Suku Balik yang merupakan suku minoritas.[19][20] Suku Balik biasanya digabungkan ke dalam Suku Paser karena dianggap serumpun sehingga disebut Paser-Balik, padahal sebenarnya Suku Balik tidak mau serta merta disamakan dengan Suku Paser, karena terdapat beberapa perbedaan. Seperti yang terjadi di kawasan Kalimantan lainnya, Suku Banjar yang datang ke Balikpapan menyerap unsur-unsur suku lokal melalui perkawinan campur (hibrida) dengan Suku Balik dan Suku Paser yang memunculkan komunitas Banjar-Balik. Secara garis besar ada lima budaya dasar sukubangsa asal Kalimantan yang disebut Rumpun Kalimantan,[21] empat di antaranya terdapat di Kalimantan Timur, khususnya Balikpapan yaitu: Banjar, Kutai, Dayak, Paser yang biasa disingkat Komunitas BAKUDAPA atau jika ditambah etnis Tidung menjadi BAKUDAPATI (akronim Banjar, Kutai, Dayak, Paser, Tidung) jika dihitung mencapai 31,39% populasi (sensus tahun 2000). Di antara keempat suku asal Kalimantan tersebut, Suku Banjar merupakan yang terbanyak sejak masa kolonial.[22] Selain empat suku di atas, banyak pula suku-suku asal dari pulau Sulawesi, Jawa, Sumatra, dan pulau lainnya sehingga pada awal pertumbuhan kota Balikpapan setidaknya terbentuk tiga kantong permukiman Banjar, Bugis dan Jawa.[23]
Salah satu pakaian adat di Balikpapan, antara lain Baju Takwo.
Bahasa Daerah
Bahasa daerah yang sering digunakan adalah:
Umumnya bahasa yang digunakan pada keseharian warga Balikpapan adalah bahasa Indonesia.
Ekonomi
Perekonomian kota ini bertumpu pada sektor industri yang didominasi oleh industri minyak dan gas, perdagangan dan jasa. Kota ini memiliki bandar udara berskala internasional, yakni Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan serta Pelabuhan Semayang selain pelabuhan minyak yang dimiliki Pertamina.
Di sektor perdagangan, pemerintah kota melindungi pengusaha lokal Balikpapan dengan membentuk peraturan daerah yang tidak lagi menerbitkan izin kepada toko modern seperti minimarket dari luar kota untuk beroperasi di Balikpapan. Selain itu pemerintah kota juga akan mengatur jarak dan jam operasional setiap minimarket sehingga pengusaha lokal dapat bersaing di tengah kompetisi yang semakin ketat.[24]
Ekologi
- Lihat pula: Kerusakan hutan bakau di Balikpapan
Di Hutan Lindung Sungai Wain, yang merupakan daerah resapan air utama dan habitat satwa langka Kalimantan, mulai dirambah masyarakat dengan cara tebang bakar sehingga ketika musim kemarau sebagian kawasan tersebut menjadi tandus dan mengalami kerusakan 40%.[25] Luas area hutan Sungai Wain yang mencapai 10 ribu hektare, perlahan tetapi pasti terus berkurang, hingga menyisakan 9 ribu hektare dengan kondisi hutan yang masih baik hanya 63%.[26] Warga sekitar banyak mencari kayu untuk memasak di hutan tersebut walaupun di sekelilingnya telah dipagari kawat.[26] Sebelumnya antara tahun 2000 hingga 2001, pembalakan liar terjadi di 10 hingga 15 titik di hutan Sungai Wain,[27] dan pada tahun 2009 hutan ini dilanda kebakaran bersama hutan Sungai Manggar yang membuat 15 hektare kawasan hutan terlalap api.[26] Ancaman penambangan batu bara dari wilayah sekitar yang memberikan izin penambangan seperti Paser dan Kutai Kartanegara turut mengganggu ekosistem perbatasan hutan Sungai Wain.[27]
Hutan kota di Telagasari yang diresmikan tahun 1996 dengan luas 29,4 hektare, kini telah menyusut hingga menjadi 8 hektare saja.[28] Hutan di tengah kota ini telah dikelilingi permukiman penduduk.[28] Hutan lindung Sungai Manggar juga mengalami kerusakan cukup parah, yakni sekitar 60%.[29] Waduk di hutan ini pun terancam karena lahan-lahan tambang batu bara dan pabrik bata didirikan begitu dekat sehingga terjadi pendangkalan air waduk.[30] Mayoritas dari yang mendirikan tersebut bahkan diketahui merupakan masyarakat pendatang.[30] Selain itu, pembangunan jalan tol Samarinda-Balikpapan yang direncanakan pemerintah Kaltim yang membelah hutan sepanjang 8 kilometer melintasi waduk[31] bisa merusak kualitas sumber air bersih di Balikpapan tersebut.[32]
Kerusakan hutan mengakibatkan Balikpapan mudah terjadi bencana banjir dan longsor setiap dilanda hujan deras.[33] Suplai air bersih juga semakin berkurang[33] karena resapan air kian menyempit,[33] erosi mudah terjadi[32] serta sedimen dari lokasi penambangan yang mengalir ke sungai memperkeruh[34] dan mendangkalkan waduk,[30] ditambah dengan kondisi Balikpapan yang hanya memiliki sedikit sungai[34] dan tanah yang kurang subur.[35] Populasi maskot Balikpapan, beruang madu semakin sedikit yakni hanya tinggal 50 ekor.[36] Hal ini disebabkan penambangan batu bara yang mempersempit habitat beruang madu, sehingga beruang madu enggan bereproduksi.[37] Selain beruang madu, satwa Balikpapan lainnya yang dinyatakan terancam punah yaitu bekantan, uwa-uwa Kalimantan, orangutan Kalimantan, trenggiling dan musang air Bennet.[38] Sedangkan satwa di Balikpapan yang telah punah ialah banteng (Bos javanicus).[38]
Pendidikan
Perguruan Tinggi
- Universitas Balikpapan
- Politeknik Negeri Balikpapan
- STT Migas
- STIE Madani Balikpapan
- STIE Balikpapan (STIEPAN)
- STMIK Balikpapan
- Akademi Sekretari dan Manajemen Indonesia
- Institut Teknologi Kalimantan (ITK)
- Universitas Tri Dharma
- Universitas Mulia
- Institut Kristen Borneo
- STIT Balikpapan (STITBA)
- STAI Ibnu Khaldun Balikpapan
- Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur Balikpapan
Agama
Rumah Ibadah
Rumah ibadah yang terdapat di Balikpapan antara lain:
- Masjid Al-Aman, Damai
- Masjid Al Amin, Sepinggan
- Masjid Raudhatul Ibadah, Gn. Bahagia
- Masjid Al-Ikhwan, Sepinggan
- Masjid Al-Ikhlas, Sepinggan
- Masjid Nurul Huda Gn. Bahagia
- Masjid Sabilillah Damai Baru
- Masjid Mi’rajul Mukminin Sungai Nangka
- Masjid Nurul Haq Damai Bahagia
- Masjid Al-Madinah Sepinggan Baru
- Masjid Baitur Rahim Sepinggan Baru
- Masjid Al-Muthmainah Sepinggan Baru
- Masjid Al Falah, Batakan
- Masjid At Taqwa, Klandasan
- Masjid Baiturrahman, Lamaru
- Masjid Raudhatul Jannah, Lamaru
- Masjid Dwima As Salam, Kariangau
- Masjid Istiqomah, Pertamina
- Masjid Nurul Iman, Gn. Bahagia
- Masjid Jabalussu'ada, Perum Bukit Damai Indah
- Masjid Jami' Darussalam, Muara Rapak
- Masjid Al Munawwar, Jl. Ahmad Yani
- Masjid Al Hidayah, Perum BDS-2
- Masjid Jabalussalam, Perum BDS-1
- Balikpapan Islamic Center, Ring Road
- Gereja Kalimantan Evangelis (GKE) Getsemani, Resort Balikpapan
- Gereja Kristus Yesus
- Gereja Katolik St. Theresia, Prapatan
- Gereja Katolik St. Petrus dan Paulus, Dahor
- Gereja Katolik St. Martinus, Sepinggan
- Gereja Bethany “Favor of God” Balikpapan
- Gereja Toraja
- GPIB Bukit Benuas
- GPIB Maranatha
- GPIB Bukit Sion
- GPIB Getsemani
- GPIB Syalom
- GPIB Imanuel
- GPIB PNIEL
- GKS
- GPMII Pandan Arum
- GPMII Pasar Segar
- Gereja Mawar Sharon
- HKBP Balikpapan, Resort Kalimantan Timur
- Pura Giri Jaya Natha
- Mahavihara Buddha Manggala
- Vihara Eka Dharma Manggala
- Kelenteng Setya Dharma ( Guang De Miao )
Organisasi Masyarakat
Organisasi masyarakat yang ada di kota Balikpapan, antara lain:
- Hidayatullah
- Muhammadiyah
- Nahdlatul Ulama
- Rabithah Alawiyah
- Gepak (Gerakan Pemuda Asli Kalimantan)
- Gasak Libas
- Laskar Pangeran Antarasari
- Pemuda Pancasila
- Garda Sikat
- LDII
Transportasi
Darat
Armada transportasi darat yang ada di kota ini antara lain:
- Taksi tanpa argo meter.
- Taksi dengan argo meter.
- Angkutan Kota (Angkot) dengan jalur atau trayek berdasarkan nomor.
- Ojek atau sepeda motor.
- Go-Jek dengan layanan bernama Go-Ride, Go-Food, dsb.
- Grab.
- Uber.
Terminal yang ada di kota ini bernama Batu Ampar.
Laut
Untuk transportasi laut, di kota ini terdapat armada:
- Kapal Laut.
- Speed Boat (Kapal Cepat).
- Ketinting.
- Kapal Ferry ke Penajam.
Udara
Kota Balikpapan memiliki sarana untuk transportasi udara, yaitu Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman yang dapat didarati pesawat seperti Boeing 737.
Pariwisata
Tempat Wisata
Kota Balikpapan memiliki daerah wisata yang cukup banyak dan beragam, di antaranya adalah:
- Taman Agrowisata, diresmikan tanggal 17 Desember 1997 oleh Bapak Tri Sutrisno, berlokasi di Jl. Soekarno Hatta km 23, dengan luas 100 ha dan memiliki berbagai koleksi tanaman tropis serta dilengkapi dengan tempat piknik terbuka, rumah panjang Dayak, tempat berkemah dan pemandangan alami, dilengkapi play ground, shelter, tempat parkir, mushola dan play group, dapat dikunjungi dengan angkutan kota trayek nomor 8.
- Wana Wisata Km 10 adalah taman arboretum yang dibangun oleh PT. Inhutani I Unit Balikpapan, dengan berbagai jenis pohon hutan dan buah-buahan langka, sebagai tempat berkemah dan jogging yang sejuk dan alami, dilengkapi gedung pertemuan, pusat informasi, gazebo, play ground dan warung kaki lima, dapat ditempuh dengan angkutan kota trayek nomor 8.
- Karang Joang Resort, Golf dan Country Club Balikpapan, yaitu padang Golf Kariangau terletak di Kelurahan Karang Joang, tidak jauh dari sungai Wain, terdapat drive rain, hotel berbintang dengan teras dan pembakaran barbeque, club house dengan kolam renang dan activity room dengan karaoke, meja bilyard, bar dan ruangan dengan acara khusus serta tersedia menu masakan Tionghoa, Eropa dan Indonesia, dapat dipesan pada Resort & Golf Karang Joang, Jl. Soekarno Hatta Km 5,5 Balikpapan.
- Jembatan Ulin Kariangau merupakan jembatan ulin terpanjang dengan panjang 800 m dan lebar 2 m, terletak 11 km dari pusat kota Balikpapan, terdapat hutan bakau dengan pemandangan lepas ke teluk Balikpapan dengan aktivitas nelayan dan kapal-kapal yang melintas dari pelabuhan Somber menuju Pelabuhan Penajam.
- Pantai Manggar Segarasari merupakan tempat rekreasi pantai terletak 22 km dari pusat Kota Balikpapan tepatnya di kecamatan Balikpapan Timur. Di sana terdapat shelter, banana boat, speed boat, ruang informasi dan warung kaki lima. Pantai ini dapat dicapai dengan angkutan kota trayek nomor 7.
- Hutan Lindung Sungai Wain merupakan hutan lindung dengan luas 10.025 ha yang dilalui sungai Wain yang panjangnya 18.300 m dengan airnya yang jernih dengan hutan bakau dan habitat burung, ikan, kepiting dan orang hutan.
- Panorama Dermaga Penyeberangan Somber, dapat dicapai dengan trayek angkutan kota nomor 3.
- Penangkaran Buaya seluas 6 hektar dengan 3000 ekor buaya di Desa Tertitip.
- Monumen Jepang
- Monumen Perjuangan Rakyat
- Perkebunan Salak
- Tugu Peringatan Divisi 7 Australia
- Kilang Minyak Balikpapan
- Monumen Mathilda
- Taman Bekapai
- Pantai Melawai
- Pantai Lamaru
- Pantai Polda
- Pantai Strans (Pantai Banua Patra)
- Goa Jepang
- Meriam Peninggalan Jepang
- Kampung Atas Air (Kampung Baru)
- Museum Tanjungpura
- Lapangan Merdeka
- Kebun Raya Balikpapan
- Lamin Etam Ambors
Lingkungan
RTH ( Ruang Terbuka Hijau )
Menurut Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang [39]dan Peraturan Menteri PU No. 05/PRT/M/2008 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka HIjau di Kawasan Perkotaan[40], ruang terbuka hijau memiliki pengertian sebagi suatu area memanjang atau mengelompokkan yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Sedangkan Ruang Terbuka Hijau Publik menurut Departemen Pekerjaan Umum Tahun 2008 merupakan ruang terbuka hijau yang ideal di dalam suatu kota ialah sebanyak 30 % di mana 20 % merupakan ruang terbuka hijau publik dan 10 % merupakan ruang terbuka hijau privat.
Semakin meningkatnya permintaan akan ruang khususnya untuk pemukiman dan lahan terbangun berdampak kepada semakin merosotnya kualitas lingkungan. Rencana Tata Ruang yang telah dibuat tidak mampu mencegah alih fungsi lahan di perkotaan sehingga Ruang Terbuka Hijau (RTH) semakin terancam dan kota semakin tidak nyaman untuk beraktivitas. Kota Balikpapan merupakan kota yang terpadat di Provinsi Kalimantan Timur, hal ini membuat kebutuhan RTH pada daerah ini lebih besar dibandingkan kota atau kabupaten lainnya di Provinsi Kalimantan Timur.
Menurut Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Balikpapan Tahun 2012, luasan RTH publik di Kota Balikpapan memiliki eksiting yang hanya seluas kurang lebih 4.582 Ha atau kurang lebih sekitar 12,92 % dari luas Kota Balikpapan. Luasan tersebut juga tidak merata persentase persebarannya di masing-masing kecamatan, antara lain: Kecamatan Balikpapan Barat 45,9 Ha (12,95%), Kecamatan Balikpapan Selatan 6,26 Ha (1,77 %), Kecamatan Balikpapan Timur 6,22 Ha (6,22 %), Kecamatan Balikpapan Tengah 1,22 Ha (0,34%), dan Kecamatan Balikpapan Utara 27,6 Ha (7,77 %).
Jenis RTH Publik di Kota Balikpapan yaitu:
Taman Kota
- Taman Monpera
- taman Bekapai
- Taman Beruang Madu
- Taman Melawai 2
- Taman 3 Generasi
- Taman Lalu Lintas
- Bundaran Rapak
- Taman Pelajar
- Taman Batu Ampar
- Taman Adipura
- Taman Antasariu
- Taman Kelurahan Karang Jati
Hutan Kota
- Hutan Kota Telaga Sari
- Hutan Kota TPA Manggar
- Hutan Kota Praja Bakti Sepinggan
- Hutan Kota Kel. Gunung Bahagia
- Hutan Kota Manunggal
- Hutan Kota Drainase Karang Anyar
- Hutan Kota Praja Bhakti
- Hutan Kota Bukit Radar
- Hutan Pertamina
Jalur Hijau
- Jl. Jendral Sudirman
- Jl. Jenderal Sudirman
- Jl. Piere Tendean
- Jl. Marsma Iswahyudi
- Jl. Jendral Sudirman
- Jl. Uhuy Rahayu
- Jl. Gunung Pipa
- Jl. Soekarno Hatta Km 1
- Jl. Soekarno Hatta
- Jalur hijau karang rejo
- Jalur Hijau Gunung Sari
- Jalur Hijau Kelurahan Mekar Sari
- Jalur Hijau R. Soeprapto
Pemakaman
- Makam Prapatan
- Makam Patok Merah
- Makam Guung Tembak
- Makam Lamaru Dalam ( Makam Jepang)
- Makam Teritip
- Makam Manggar
- Makam Batakan
- Makam Lamaru
- Makam TMP Dharma Agung
- Makam Sepinggan
- Makam Pupuk
- Makam Gunung Bahagia (BDS)
- Makam Graha Indah
- Makam Km 0,5
- Makam Gn. Pipa
- Makam Km 2,5
- Makam Km 4
- Makam Km 15
- Makam Km 8
- Makam Km 11
- Makam Gunung Guntur
- Makam Pasar Baru
- Makam Gunung Sari Ilir
- Makam Umum Baru Ulu
- Pemakaman Gunung Sayur
- Pemakaman Tionghoa
- Makam Asrama Bukit[41]
Pusat perbelanjaan
Kota Balikpapan memiliki beberapa Pusat Perbelanjaan, diantaranya:
- Plaza Balikpapan
- Trade Mall Balikpapan
- E-Walk Balikpapan
- Pentacity
- Mall Balikpapan Baru
- Rapak Plaza
- Plaza Kebun Sayur
- Living Plaza Balikpapan
- Balikpapan Ocean Square Mall
- Giant Extra
- Transmart Balikpapan
- Lotte Mart
- Pasar Segar
- Pasar Klandasan
- Pasar Kebun Sayur
- Pasar Butun
Media Massa
Media Massa yang ada di Kota Balikpapan, diantaranya;
Televisi
- TVRI Kalimantan Timur - 22 UHF
- Trans TV - 24 UHF
- Balikpapan TV (jaringan Jawa Pos TV) - 26 UHF
- Indosiar - 28 UHF
- RCTI - 30 UHF
- SCTV - 32 UHF
- RTV Balikpapan - 34 UHF
- ANTV - 46 UHF
- Bakudapa TV (jaringan CTV Network) - 48 UHF
- GTV - 50 UHF
- Kompas TV Balikpapan - 52 UHF
- MetroTV - 54 UHF
- Trans7 - 56 UHF
- MNCTV - 58 UHF
Radio
- Radio Fajar Perdana - 87.9 FM
- Onix Radio - 88.7 FM
- IDC FM - 89.5 FM
- Pangaba FM - 90.3 FM
- Radio Sangkakala Borneo - 91.1 FM
- Star Dangdut FM - 91.5 FM
- KPFM - 95.4 FM
- Radio Idola Balikpapan - 96.2 FM
- Smart FM Balikpapan - 97.8 FM
- RSPD - 99.9 FM
- Swara Media - 101.3 FM
- Pronam Liga Perdana - 102.9 FM
- Radio Voice Balikpapan Best FM - 103.7 FM
- Gemaya FM - 104.5 FM
- Ibnul Qoyyim - 107.8 FM
Surat Kabar
Galeri
-
Taman Makam Pahlawan Dharma Agung
-
Tugu Kilang Minyak di Karang Anyar
-
Balikpapan Sport and Convention Center (Dome Balikpapan)
-
Jalan Yos Sudarso
-
Rumah Sakit Pertamina
-
Kawasan Balikpapan Baru
-
Lapangan Merdeka
-
Stadion Persiba
Referensi
- ^ Anggota Parlemen Balikpapan 2019-2024
- ^ "KPU Tetapkan Perolehan Kursi Parpol Dan Anggota DPRD Balikpapan Periode 2024-2029". Berita Kaltim. 03-05-2024. Diakses tanggal 25-05-2024.
- ^ Antara News [1], diakses 30 Mei 2020.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ Johanna Gooszen, Abrahamine (1999). "Migratory Movements in Detail". A Demographic History of the Indonesian archipelago, 1880-1942 (dalam bahasa English). Leiden: KITLV Press. hlm. 109. ISBN 90-6718-128-5.
- ^ a b c d e f Wita Dahliyani. "Manajemen Pengendalian Penduduk Pendatang Dalam Upaya Perbaikan Lingkungan kota Balikpapan". Ipb.ac.id. Diakses tanggal 11 January 2013.
- ^ "Jarak Rumah Tidak Boleh Rapat". Balikpapan post. Balikpapan: Balikpapanpos.co.id. 14 February 2013. Diakses tanggal 14 February 2013.
- ^ "Razia KTP Terbanyak di Balikpapan Selatan". SmartFM. Balikpapan: Radiosmartfm.com. 06 December 2012. Diakses tanggal 06 December 2012.
- ^ Djaberi, Rusli (18 August 2013). "Satpol PP tindak tegas pendatang". Balikpapanpost. Balikpapan: Balikpapanpos.co.id. Diakses tanggal 19 August 2013.
- ^ Dinas Kependudukan. "Statistik Penduduk". Balikpapan.go.id. Diakses tanggal 21 December 2013.
- ^ Kotwani, Monica (25 February 2013). "More than 20,000 Singapore Citizenship applications approved in 2012". Channel NewsAsia. Singapore: Channelnewsasia.com. Diakses tanggal 01 March 2013.
- ^ "Population and Employment". Kalimantan Timur in Figures 2012 (dalam bahasa English). Samarinda: Pemprov Kaltim. 2012. hlm. 74. ISSN 0215-2266.
- ^ "Population and Labour" (PDF). Kalimantan Timur in Figures 2009 (dalam bahasa English). Samarinda: Pemprov Kaltim. 2010. hlm. 71.
- ^ "Kota Minyak Tambah 20 Ribu Orang". Kaltim Post. Balikpapan: Kaltimpost.co.id. 15 August 2013. Diakses tanggal 15 August 2013.
- ^ "70 Warga Terjaring Razia KTP Warga Diminta Taati Perda Kependudukan". Balikpapan.go.id. Diakses tanggal 23 April 2013.
- ^ "Kependudukan" (PDF). Kota Balikpapan (dalam bahasa Indonesian). Daerah Istimewa Yogyakarta: Housing Resource Center. 2008. hlm. 4.
- ^ "Penduduk Miskin di Balikpapan Meningkat". Kaltim Post. Balikpapan: Kaltimpost.co.id. 11 January 2013. Diakses tanggal 11 January 2013.
- ^ http://www.portalkbr.com/nusantara/kalimantan/3118372_4266.html
- ^ http://www.youtube.com/watch?v=2vl2KbMk-Bw
- ^ (Indonesia) Haris, Syamsuddin (2004). Desentralisasi dan otonomi daerah: Naskah akademik dan RUU usulan LIPI. Yayasan Obor Indonesia. hlm. 188. ISBN 979-98014-1-9.ISBN 978-979-98014-1-8
- ^ Dalam sensus tahun 1930 suku Banjar berjumlah 7.389 jiwa (31,56%), suku Kutai/Melayu 52 jiwa, suku Dayak 32 jiwa diantara populasi Balikpapan (Volkstelling 1930 V:27)
- ^ Magenda, Burhan Djabier (2010). East Kalimantan: The Decline of a Commercial Aristocracy (dalam bahasa Inggris). Equinox Publishing. hlm. 18. ISBN 6028397210. ISBN 978-602-8397-21-6
- ^ "Pemkot Stop Toko Modern Baru". Balikpapan Post. Balikpapan: Balikpapanpos.co.id. 07 January 2013. Diakses tanggal 07 January 2013.
- ^ "Penduduk Bertambah, Perambahan Hutan di Balikpapan Marak". Liputan 6. Jakarta: Liputan6.com. 06 September 2001. Diakses tanggal 16 January 2013.
- ^ a b c "Ironis, Kawasan HLSW Tersisa 63 Persen, Akibat Penjarahan Warga dan Pihak Tertentu". Sungaiwain.org. 14 January 2010. Diakses tanggal 17 January 2013.
- ^ a b "Hutan Lindung Sungai Wain Terus Diintai". Sungaiwain.org. 02 January 2009. Diakses tanggal 17 January 2013.
- ^ a b Syarifuddin, Amir (02 August 2010). "Hutan Kota di Balikpapan Menyusut Drastis". Seputar Indonesia. Jakarta: Seputar-indonesia.com. Diakses tanggal 16 January 2013.
- ^ "Bappeda Dukung Pengelola DAS Manggar". SmartFM. Balikpapan: Radiosmartfm.com. 01 May 2012. Diakses tanggal 16 January 2013.
- ^ a b c "HLSM, Jantung Balikpapan". Sungaiwain.org. 14 June 2012. Diakses tanggal 16 January 2013.
- ^ "Rp 4,2 T Masih di Awang-Awang". Kaltim Post. Balikpapan: Kaltimpost.co.id. 22 January 2013. Diakses tanggal 22 January 2013.
- ^ a b "Jalan Tol Ancam Sumber Air Bersih". Sungaiwain.org. 18 August 2010. Diakses tanggal 16 January 2013.
- ^ a b c "Warga Khawatir Kondisi Hutan kota". Balikpapan Post. Balikpapan: Balikpapanpos.co.id. 08 December 2012. Diakses tanggal 16 January 2013.
- ^ a b "Kaltim Bergantung Air Permukaan". Indonesia Business Links. Jakarta: Ibl.or.id. 21 Oct 2009. Diakses tanggal 17 January 2013.
- ^ "Geologi". Balikpapan.go.id. Diakses tanggal 17 January 2013.
- ^ Daud, Basir (10 February 2011). "Populasi Beruang Madu Tinggal 50 Ekor". TribunKaltim. Balikpapan: Tribunnews.com. Diakses tanggal 17 January 2013.
- ^ Prasetya, Lukas Adi (23 February 2011). "Tidak Gampang Beruang Madu Bereproduksi". Kompas. Jakarta: Kompas.com. Diakses tanggal 17 January 2013.
- ^ a b "Beruang Madu Terancam Punah". Sungaiwain.org. 09 April 2010. Diakses tanggal 17 January 2013.
- ^ Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Ruang
- ^ Peraturan Menteri PU Nomor 05 Tahun 2008
- ^ Dewanti Nugrahaning Ajeng. 2018. Pola Sebaran Ruang Terbuka Hiaju (RTH) Publik di Kota Balikpapan Berdasarkan Jenis dan Karakteristikya. Sains Terapan. 4(2): 87-90.