Lompat ke isi

Stasiun Pirusa

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Stasiun Pirusa
Pirusa
Lokasi
Koordinat{{WikidataCoord}} – missing coordinate data
Operator
Letak
km 263+475 lintas wesel pemisah Babakanjawa–Pirusa[1]
Jumlah jalur5
Layanan-
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
Sejarah
Dibuka1 Desember 1983
Ditutup1992
Fasilitas dan teknis
Tipe persinyalanMekanik tipe Siemens & Halske manual
Lokasi pada peta
Lua error in Modul:Mapframe at line 384: attempt to perform arithmetic on local 'lat_d' (a nil value).
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun Pirusa (PSA) adalah stasiun kereta api barang nonaktif yang terletak di Kampung Pirusa, Sukaratu, Sukaratu, Tasikmalaya. Stasiun ini termasuk dalam Wilayah Aset II Bandung.

Setelah Gunung Galunggung mengalami erupsi pada tanggal 5 April 1982, timbul keinginan PJKA untuk membangun jalur kereta api baru khusus angkutan pasir yang dimulai dari jalur simpang Babakanjawa, yang terletak di petak antara Stasiun Rajapolah dan Stasiun Indihiang ke Sukaratu di lereng Gunung Galunggung. Jalur ini memiliki panjang sekitar 4,96 kilometer[3]. Stasiun dan jalur ini dibangun pada tahun 1983 atau setahun selepas Gunung Galunggung erupsi. Pasir yang menggunung hasil letusan ternyata menarik minat pemerintah pada masa Orde Baru yang turut mengeruknya dengan membangun rel dan mengoperasikan kereta api pengangkut. Berdasarkan berberapa referensi, kawasan stasiun ini dahulu memiliki 5 lajur rel untuk kereta langsir. Di bagian depan stasiun, tembok tinggi yang menjadi lokasi penimbunan pasir juga terlihat.[4]

Selama beroperasi sekitar kurang lebih 10 tahun, stasiun ini menjadi salah satu stasiun penghasil pasir terbesar di Indonesia. Pasir-pasir ini setiap hari diangkut menggunakan kereta api dari stasiun ini sampai dengan Stasiun Cipinang di Jakarta. Ketika aktif, kereta api angkutan pasir ini mampu menarik 15-20 gerbong sekali jalan. Tercatat, pada grafik perjalanan tahun 1993 dimana KA ini terakhir beroperasi, masih tersisa enam perjalanan KA dengan rincian empat KA reguler relasi Pirusa-Cipinang dan dua KA fakultatif dengan relasi Pirusa-Jakartagudang. Hasil pengerukan pasir Gunung Galunggung mewujud di Jakarta berupa gedung-gedung yang menghiasi ibu kota.[5] Namun, karena persediaan pasir menipis dan diangkut oleh truk, stasiun dan segmen jalur ini resmi ditutup pada tahun 1992.[6] Saat ini masih ada sisa rel dan sinyal di stasiun ini, tetapi sebagian besar rel dan jembatan sudah dibongkar. Bekas bangunan stasiun ini kini sudah beralih fungsi menjadi rumah warga.

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Perumka, - (1992). [- Ikhtisar Lintas dan Emplasemen] Periksa nilai |url= (bantuan). Bandung: Perumka. hlm. 05–044. ISBN - Periksa nilai: length |isbn= (bantuan). 
  4. ^ "Jejak Kereta Pengangkut Pasir Tasikmalaya. Andil Gunung Galunggung untuk Pembangunan Jakarta". Pikiran Rakyat. 27 Februari 2019. 
  5. ^ "Jalur Kereta Api Cibungkul-Pirusa, Nasibmu Kini". Duddy.Web.ID. 18 November 2010. 
  6. ^ ""Surga" dari Galunggung". Pikiran Rakyat (dikutip oleh Tekmira ESDM). 6 April 2010. Rel kereta api tersebut, hingga sekarang masih bisa disaksikan dari Kecamatan Sukaratu (Kabupaten Tasikmalaya) hingga ke Kecamatan Indihiang (Kota Tasikmalaya). Rel ini paling tidak menunjukkan betapa menguntungkan dan besarnya potensi pasir Galunggung. 
Stasiun sebelumnya Piktogram dari KA Jarak Jauh Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Wesel pemisah Cibungkul
menuju Rajapolah
Percabangan menuju Pirusa Terminus