Menggala, Tulang Bawang
4°32′22″S 105°18′37″E / 4.5395°S 105.3104°E
Menggala | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Provinsi | Lampung |
Kabupaten | Tulang Bawang |
Populasi | |
• Total | 41,109 jiwa jiwa |
Kode Kemendagri | 18.05.02 |
Kode BPS | 1808050 |
Desa/kelurahan | 4 kelurahan 5 desa |
Menggala adalah sebuah kecamatan yang juga merupakan pusat pemerintahan (ibu kota) Kabupaten Tulang Bawang, Lampung, Indonesia. Menggala merupakan satu-satunya kota yang berada di tepian Way Tulang Bawang, Lampung. Pemukiman berada di tepi sungai sebelah selatan dan timur. Secara geografis berada pada posisi 4°27’ - 4°29’ LS dan 105°13’ - 105°16’ BT.
Dari sisi historis, peranan kota ini dalam berbagai jaringan hubungan baik regional maupun nasional sudah berlangsung sejak zaman Sriwijaya hingga Kesultanan Banten. Semula Kesultanan Palembang dan Kesultanan Demak melakukan penyerangan terhadap Portugis di Malaka, dari pihak Kesultanan Demak mengirimkan pasukan Menggala Warok dari Ponorogo. Seusai penyerangan, pasukan dari Ponorogo diberikan sebuah tempat yang kini disebut Panaragan yang masuk kabupaten Tulang Bawang Barat dan Menggala yang masuk kabupaten Tulang Bawang sebagai bentuk tanda jasa atas ikut andil dalam penyerangan.[1]
Elemen penyusun kota, yaitu manusia, ruang kehidupan, dan memori-memori ataupun teknologi pendukung adalah elemen yang sifatnya selalu berkembang, demikian halnya Kota Menggala yang selalu berkembang dari tahun ke tahun hingga saat ini.
Keberadaan Kota Menggala berawal dari abad ke-19. Saat itu, Lampung menjadi daerah protektorat, yaitu bawahan Kesultanan Banten. Akan tetapi, sejak Kesultanan Banten dikuasai Belanda, pemerintahan Menggala pun diatur dengan cara-cara Belanda. Jadi otoritas Lampung menjadi jajahan Belanda. Kota Menggala awalnya memiliki rumah panggung dengan ketinggian tertentu guna menghindari gangguan binatang dan banjir. Sejak sekitar 1920-an mulai ada bangunan rumah menggunakan semen, tetapi sebelum itu masih panggung.
Selain itu, terdapat juga bandar kecil yang disebut Tangga Raja yang digunakan untuk perdagangan lada pada zaman itu. Bentuk Kota Menggala menurut motivasi, tergolong practical model yaitu kota dagang (company town). Hal ini karena sedari dulu Kota Menggala sebagai pusat perdagangan lada, selain itu kota ini menjadi bandar penting yang menghubungkan Lampung dengan Jawa dan Singapura. Barang komoditas yang semula hanya lada berkembang ke karet, kopi, serta hasil hutan seperti damar dan rotan.
Sekitar tahun 1942, Kota Menggala mulai ramai penduduk. Pemukiman berada pada sisi selatan Way Tulang Bawang. Jalan-jalan utama dibuat sejajar dengan aliran Way Tulang Bawang. Antara jalan utama satu dengan lainnya dihubungkan oleh beberapa ruas jalan, sehingga membentuk suatu jaringan yang saling berpotongan secara tegak lurus. Gedung-gedung instansi dan sarana umum sudah mulai lengkap, misalnya kantor polisi, kantor pos, gedung perwatin, rumah sakit, sekolah, Masjid Agung, dan pasar. Bahkan gedung perwatin sekarang dialihfungsikan menjadi kantor Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah).
Di sebelah utara Masjid Agung berjarak sekitar 1 km terdapat sederetan rumah tinggal yang juga difungsikan sebagai toko. Seiring dengan bergilirnya waktu, Kota Menggala semakin berkembang dengan dibangunnya hotel, wartel, rumah makan, terminal, taman makam pahlawan sampai dengan universitas yang didirikan pada tahun 2006, yaitu Universitas Megow Pak.
Alasan yang mendasari terbentuknya Kota Menggala yaitu menurut economic theory, yakni kota berada di tempat strategis (jalur perdagangan dan pelayaran) sehingga orang-orang akan singgah di kota tersebut dan melakukan perniagaan. Hal ini juga yang menjadi alasan mendasar Kota Menggala mengalami perkembangan morfologi kota. Peranan jalur transportasi darat berupa jalan raya yang memanjang sejajar dengan aliran sungai, sangat dominan dalam memengaruhi perkembangan kota. Selain itu, peranan transportasi laut dengan adanya bandar kecil yang disebut Tangga Raja di Kota Menggala yang digunakan untuk perdagangan lada sejak zaman Belanda cukup memengaruhi berkembangnya kota ini. Prasarana transportasi dan berbagai fasilitas umum dibangun secara bertahap dalam memenuhi kebutuhan.
Perkembangan Kota Menggala mengalami pergeseran ke arah selatan. Berdasarkan sumber, beberapa bangunan lama sebagian besar masih kokoh berdiri menyiratkan kejayaan masa lalu. Kota Menggala masih memperlihatkan bekas kota dagang yang signifikan pada zamannya. Kota Menggala sekarang ini berada pada masa dominasi mobil antarkota, yakni perkembangan penggunaan mobil maju dengan pesatnya. Sehingga terjadi perluasan transportasi darat ke daerah-daerah sekitar Kota Menggala yang membuat pemukiman transmigran di sekitar Menggala, kini berkembang menuju Kota Menggala.
Kecamatan Menggala sekarang pusat Pemerintahan Kabupaten Tulang Bawang beserta pusat kantor pemerintahan dari seluruh Dinas yang ada. Sejarah mencatat bahwa sebelum menjadi kota kecamatan, wilayah Menggala merupakan pusat kota yang ramai dari kegiatan perekonomian Tulang Bawang. Sejak zaman penjajahan Belanda, Kota Menggala dijadikan tempat transit perekonomian dari aktivitas perdagangan dan hasil perkebunan, yang didukung oleh sarana transportasi sungai yang ramai menjadikan Kota Menggala semakin ramai.
Hingga terbentuknya Kabupaten Tulang Bawang berdasarkan Undang-Undang RI No. 2 Tahun 1997 Kecamatan Menggala dimekarkan menjadi 7 (tujuh kecamatan) yakni Kecamatan Menggala, Kecamatan Gedung Aji, Kecamatan Banjar Agung, Kecamatan Penawar Tama, Kecamatan Rawa Jitu Utara, Kecamatan Rawa Jitu Selatan, dan Kecamatan Gedung Meneng. Kemudian pada tahun 2009 Kecamatan Menggala dimekarkan kembali yakni Kecamatan Menggala dan Menggala Timur. Saat ini Kecamatan Menggala terdiri dari 4 (empat) kelurahan dan 5 (lima) kampung.[2] Kota Menggala dijadikan Pemerintahan Kecamatan Kota Menggala dengan luas wilayah 26.037 Ha. Wilayah Kecamatan Menggala berada di jalur lintas timur dari Kota Bandar Lampung menuju Kota Palembang, berjarak 140 km dari Kota Bandar Lampung. Adapun batas–batas yang mengitari Kecamatan Menggala yaitu:
Sedangkan kondisi geografis wilayah memiliki ketinggian 26 M dari permukaan laut, serta memiliki permukaan tanah datar sampai bergelombang mencapai 90%.
Kecamatan Menggala memiliki 9 kampung/kelurahan, yaitu:
- Kampung Astra Ksetra
- Kampung Tiuh Tohou
- Kampung Kagungan Rahayu
- Kampung Ujung Gunung Ilir
- Kampung Bujung Tenuk
- Kelurahan Menggala Selatan
- Kelurahan Ujung Gunung
- Kelurahan Menggala Tengah
- Kelurahan Menggala Kota
Potensi Ekonomi
- Bidang Jasa
- 25 unit Koperasi dengan anggota 2.884 orang
- Pasar Induk 1 Unit
- Pasar Kampung 1 Unit
- Hotel 4 buah
Pertanian
Petani di Kecamatan Menggala berjumlah 4.522 KK yang memiliki luas Lahan Pertanian 55.288 Ha (sebelum dimekarkan) yang terdiri dari Persawahan seluas 5.532 Ha dan lahan kering seluas 49.756 Ha.
- Padi Sawah 536 Ha dengan Produksi 2.433 Ton.
- Padi Ladang 230 Ha dengan Produksi 575 Ton.
- Jagung 130 Ha dengan produksi 676 Ton.
- Ubi Kayu 3.093 Ha dengan produksi 55.829 Ton.
- Ubi Jalar 16 Ha dengan produksi 320 Ton.
- Kacang Hijau 21 Ha dengan produksi 18,90 Ton.
- Kacang Tanah 15 Ha dengan produksi 18.75 Ton.
Industri
Industri kecil dan kerajinan Rumah Tangga: Industri dari kayu 2 unit, industri anyaman 3 unit, industri gerabah 1 unit, industri dari kain/tenun 1 unit, industri makanan dan minuman 4 unit.
Populasi
Kecamatan Menggala berpenduduk 52.214 jiwa dengan kepadatan penduduk 200/km². Jumlah Penduduk Menurut jenis kelamin
- Laki-laki 25.813 Jiwa.
- Perempuan 26.401 Jiwa.
Sarana Kesehatan
- Rumah Sakit Umum Daerah 1 unit
- Puskesmas Induk 2 unit
- Puskesmas Pembantu 7 unit
- Praktik Dokter 26 unit
- Praktik Bidan 6 unit
- Posyandu 39 Pos
Sarana Pariwisata
- Rawa Bujung tenuk
- Rawa Pacing
- Bawang Latak
- Makam Menak Ngegulung
- Makam Menak Sengaji
- Way Tulang Bawang
- Miniatur Kerajaan Tulang Bawang
Sumber
Referensi
Pranala luar
Banjar Baru Menggala Timur |
||||
Kabupaten Tulang Bawang Barat | Gedung Aji | |||
| ||||
Kabupaten Lampung Tengah |