Lompat ke isi

Es krim

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 30 September 2021 12.28 oleh Onyaso (bicara | kontrib)
Infotaula de menjarEs krim
Rincian
Jenisfrozen dessert (en) Terjemahkan, dessert with spoon (en) Terjemahkan dan soft cow dairy product (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata
Bahan utamasusu, krim, gula dan Perisa Edit nilai pada Wikidata


Es krim adalah sebuah makanan beku dibuat dari produk susu seperti krim (atau sejenisnya), digabungkan dengan perasa dan pemanis buatan ataupun alami. Campuran ini didinginkan dengan mengaduk sambil mengurangi suhunya untuk mencegah pembentukan kristal es besar. Tradisionalnya, suhu dikurangi dengan menaruh campuran es krim ke sebuah wadah dimasukkan ke dalam campuran es pecah dan garam. Garam membuat air cair dapat berada di bawah titik beku air murni, membuat wadah tersebut mendapat sentuhan merata dengan air dan es tersebut.

Meskipun istilah es krim sering digunakan untuk menunjuk ke "dessert" beku dan makanan ringan, tetapi sebenarnya digunakan unuk menunjuk ke "dessert" beku dan makanan ringan yang terdiri dari lemak susu. Banyak negara, termasuk Amerika Serikat, membatasi penggunaan istilah tersebut berdasarkan kuantitas dari bahan dasar makanan tersebut. Komposisinya terdiri dari susu beku di China pada 4500 SM.

Bahan

Es krim modern komersial terbuat dari campuran bahan di bawah ini:

Sejarah Es krim di Indonesia

Populernya Es krim di Indonesia tidak terlepas dari banyaknya peternakan sapi di beberapa wilayah di Indonesia pada tahun 1942. Koran Bataviasche melaporkan industri susu setidaknya berasal dari 25 peternakan sapi di daerah Menteng. Mayoritas terpusat di daerah Mampang Prapatan. Peternakan itu dimiliki oleh masyarakat lokal, seperti peternakan Haji Achmad Tablih, Haji Otib, dan Haji Djaeni. Ada pula peternakan sapi perah De Melbron di wilayah Kuningan dan Muhammad Robloen di Karet Pendurenan. Pada masa ini juga berkembang peternakan di Wilayah Pengalengan dan Preanger seperti Lembang (Lembangsche Melk Centrale) dan Bandung (Bandoengsche Melk Centrale) menjadi tempat produksi susu yang bagus karena didukung dengan tipografi wilayahnya.[1]

Oleh karena banyaknya suplai susu ke Batavia, berbarengan dengan semakin disempurnakannya teknologi--terutama dalam hal pendinginan dan pembuatan es yang semakin baik untuk penggunaan komersial pada dekade keempat abad ke-20-dirasa punya andil dalam semakin maraknya toko roti (bakeri) hingga kafe khusus es krim di wilayah-wilayah Batavia. Belum lagi masuknya barang-barang rumah tangga Eropa, seperti margarin dan susu kental manis. Wilayah-wilayah utama di Weltevreden, seperti sekitar lapangan Banten, Gambir, Menteng, hingga ke wilayah Senen, pun menjadi tempat namainnya toko-toko ini.

Pada tahun 1930 ada dua kakak beradik asal Italia yang pandai menjahit. Mereka pindah ke Hindia Belanda, tepatnya Batavia untuk bekerja di perusahaan tekstil. Namun, salah satu dari mereka, Luigi Ragusa, mengenal seorang pemilik peternakan susu di Batavia. Pada suatu malam tahun 1932, Koningsplein menyala terang. Pasar Gambir telah dimulai dengan keriaannya untuk merayakan ulang tahun Ratu Wihelmina dari kerjaan Belanda. Di dalamnya, terdapat pula ada jajanan dan makanan yang dipusatkan di tengah-tengah lapangan.

Lihat pula

Pranala luar

Referensi

  • David, Elizabeth (1994). "Harvest of the Cold Months: the Social History of Ice and Ices". London: Penguin. ISBN 0-14-017641-1 .
  1. ^ Soemantri, Kevindra (2021). Jakarta A Dining History. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. hlm. 20. ISBN 9786020649108.