Lompat ke isi

H.B. Saanin

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 3 Desember 2021 02.39 oleh Rahmatdenas (bicara | kontrib) (NIAS Surabaya jadi Jakarta? Terus KOSD Ulu Gadut kok jadi Sawahlunto? izin dihilangkan karena membingungkan)

Prof. dr. H. Hasan Basri Saanin, Datuk Tan Pariaman atau biasa disingkat H.B. Saanin (9 Juni 1917 – 18 Maret 1988) adalah dokter dan guru besar psikiatri Indonesia di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.[1] Ia dikenal gigih memperjuangkan layanan kesehatan jiwa di Sumatra Barat. Namanya kini diabadikan sebagai nama rumah sakit jiwa milik Pemerintah Provinsi Sumatra Barat di Kota Padang.[2]

Pada masa awal kemerdekaan Indonesia, H.B. Saanin pernah menjadi pemimpin Harian Berita Indonesia di Jakarta.[3]

Kehidupan awal dan pendidikan

Hasan Basri lahir di Kayu Kalek, Kambang, Lengayang, Pesisir Selatan, Sumatra Barat pada 9 Juni 1917. Ia anak ketiga dari delapan bersaudara.[4]

Ia mengenyam pendidikan di Sekolah Desa Lasi Kecamatan IV Angkat Kabupaten Agam, Hollandsch-Inlandsche School (HIS) daan Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) Bukittinggi.[5][3] Setelah itu, ia masuk ke Nederlandsch-Indische Artsen School (NIAS) Surabaya dan meraih gelar dokter pada 27 November 1945.

Semula ia bercita-cita menjadi ahli hukum, tetapi kelak ia menjadi psikiater.[6]

Karier

Setelah lulus pada 1 Desember 1945, Hasan Basri bekerja di Laboratorium Eijkman Jakarta. Saat Revolusi Nasional Indonesia, pada 4 Februari 1948, ia bekerja di Tugas Transfusi Darah Palang Merah Indonesia (PMI) Sumatra Barat. Ia sempat mengambil kuliah Tk C II Fakultas Hukum, Balai Pengajaran Tinggi Jakarta pada 1948.[3]

Hasan Basri lama berkarier di rumah sakit. Ia pernah menjabat Kepala Rumah Sakit Umum (RSU) Bukittinggi (1948–1949). Namun, karena Agresi Militer Belanda I, pada 21 Januari 1947 pasien Koloni Orang Sakit Djiwa (KOSD) Ulu Gadut Padang diungsikan dan bergabung ke RSU Sawahlunto yang selanjutnya ia pimpin.[2] Dari 1949 hingga 1957, ia juga bertugas sebagai dokter di Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung, Kepala Sekolah Juru Rawat Sawahlunto, dan Dokter Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto. Pada 1954, Hasan Basri memimpin pembangunan ulang dan pemugaran bangunan rumah sakit yang rusak dan pemindahan kembali pasien ke Padang.[2][3]

Pada 1957, Hasan Basri menjabat Pengawas Kepala Jawatan Kesehatan Provinsi Sumatera Tengah di Padang.[4][3] Pada 1959 hingga 1961, ia dimutasi sebagai Dokter di Rumah Sakit Umum Rancabadak Bandung (kini Rumah Sakit Umum Hasan Sadikin). Sejak 1961 hingga 1981, ia diangkat sebagai Direktur RSJ Bandung dan Cimahi (Cisarua) serta Kepala Bagian Penyakit Jiwa Rumah Sakit dr. Hasan Sadikin Bandung.[3] Ia memimpin rumah sakit selama total 28 tahun.[6]

Hasan Basri diangkat sebagai Dosen Luar Biasa Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung pada 1964. Pada 1973, ia diangkat sebagai lektor kepala di fakultas itu. Ia diangkat sebagai guru besar/profesor psikiatri Universitas Padjadjaran pada 1978.[3] Ia dikenal mampu menguasai dan menggabungkan ilmu hukum dan ilmu psikiatrik. Saat aktif di Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Barat, ia dikenal gigih membela para sejawat yang dituduh melakukan malapraktik.[6]

Denny Thong mencatat Hasan Basri sebagai sosok bersemangat tinggi, disiplin, dan sangat menyayangi keluarga. Para sejawat dan bawahannya mengenangnya sebagai sosok merakyat dan kekeluargaan, walaupun tampilan wajahnya terkesan 'angker'.[6]

Wafat

Hasan Basri Saanin meninggal dunia di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung pada Jumat, 18 Maret 1988 setelah sembilan hari dirawat. Ia menderita penyakit liver, paru-paru, ginjal, dan pendarahan di usus. Sebelum meninggal, ia dibawa ke rumah sakit dalam kondisi muntah darah akibat pendarahan di usus. Operasinya kemudian ditangani oleh ahli bedah, dr. Warko Karnadihardja. Ia meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak.[4]

Penghargaan

Pada 2 November 2000, rumah sakit yang dahulu pernah dipimpin Hasan Basri Saanin di Padang diresmikan dengan nama baru yaitu Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. Hasan Basri Saanin Datuk Tan Pariaman.[6]

Rujukan

  1. ^ https://www.google.com/search?q=SAANIN+DT+.+TAN+PARIAMAN+%2C+HASAN+BASRI+H.+PROF+.+%2C+Dr.+Tempat+%2F+Tgl+.+Lahir+%3A+Kambang+%28+Pesisir+Sumatera+Barat+%29+9+Juni+1917+.+Alamat+Kantor+%3A+Fakultas+Kedokteran+UNPAD+UPFILAB+Psikiatri+R.S.+Dr.+Hasan+Sadikin+Jl+.+Pasteur+No.&newwindow=1&client=ms-android-xiaomi&biw=360&bih=511&tbm=bks&sxsrf=AOaemvIm8ooZAo7PIwjWlxsCeuZVfi1mkw%3A1638461654217&ei=1vCoYdDHDOK1mgebuo3AAQ&oq=SAANIN+DT+.+TAN+PARIAMAN+%2C+HASAN+BASRI+H.+PROF+.+%2C+Dr.+Tempat+%2F+Tgl+.+Lahir+%3A+Kambang+%28+Pesisir+Sumatera+Barat+%29+9+Juni+1917+.+Alamat+Kantor+%3A+Fakultas+Kedokteran+UNPAD+UPFILAB+Psikiatri+R.S.+Dr.+Hasan+Sadikin+Jl+.+Pasteur+No.&gs_lcp=Cg9tb2JpbGUtZ3dzLXNlcnAQA1CXFViXFWC7GWgBcAB4AIABAIgBAJIBAJgBAKABAqABAaoBGW1vYmlsZS1nd3Mtd2l6LXNlcnAtbW9kZXPAAQE&sclient=mobile-gws-serp
  2. ^ a b c https://rsjhbsaanin.sumbarprov.go.id/details/pages/6
  3. ^ a b c d e f g https://www.aksiku.com/2016/07/psikiater-dan-pengadilan-psikiatri.html
  4. ^ a b c https://majalah.tempo.co/read/album/26808/meninggal-dunia
  5. ^ https://books.google.co.id/books?id=BpdxAAAAMAAJ&q=HASAN+BASRI+SAANIN+DT+.+TAN+PARIAMAN+Haji+,+Profesor+Dokter+Ahli+Penyakit+Jiwa+;+Painan+,+9-6-1917+.+Alamat+:+Jl+.+Makmur+11+,+Bandung+;+Telp+.+022-82321+.+Pendidikan+HIS+,+MULO+,+NIAS+/+Ika+Daigaku+.&dq=HASAN+BASRI+SAANIN+DT+.+TAN+PARIAMAN+Haji+,+Profesor+Dokter+Ahli+Penyakit+Jiwa+;+Painan+,+9-6-1917+.+Alamat+:+Jl+.+Makmur+11+,+Bandung+;+Telp+.+022-82321+.+Pendidikan+HIS+,+MULO+,+NIAS+/+Ika+Daigaku+.&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwju8dqxwcX0AhUYH7cAHf-UAVcQ6AF6BAgDEAM
  6. ^ a b c d e Thong, Denny (2011). Memanusiakan Manusia: Menata Jiwa, Membangun Bangsa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. hlm. 257–258. ISBN 978-979-22-7241-3.