Lompat ke isi

Tutur Tinular (seri televisi 2011)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 13 Februari 2022 22.01 oleh Raja Nine to Five (bicara | kontrib) (Cross-wiki vandalism...... LTA Pintu Hidayah)

Tutur Tinular Versi 2011
Berkas:Tutur Tinular NEW.jpg
Poster Tutur Tinular di Vidio
Genre
PembuatGenta Buana Paramita
Ditulis oleh
  • Ashvery K
  • Tungga Dewi
Sutradara
  • Vasant M. Patel
  • Petrus Haryadi
  • Revi Maghriza
  • Ucik Supra
Pemeran
Negara asal Indonesia
Bahasa asliIndonesia
Jmlh. musim1
Jmlh. episode329 (daftar episode)
Produksi
Produser eksekutifKenneth Timothy Leoganda
ProduserBudhi Sutrisno
Lokasi produksiJakarta
Durasi60 menit
Rumah produksiGenta Buana Paramita
DistributorGenta Buana Paramita
Rilis asli
JaringanIndosiar (kembali tayang ulang di Indosiar pada tahun 2020)
O Channel (2017)
Format audioStereo
Dolby Digital 5.1
Rilis26 September 2011 (2011-09-26) –
September 3, 2011 (2011-09-03)
Acara terkait
Tutur Tinular

Tutur Tinular Versi 2011 adalah sebuah sinetron kolosal produksi Genta Buana Paramita yang disutradarai oleh Vasant M. Patel dengan mengangkat tema cerita Tutur Tinular karya S. Tidjab. Meskipun awalnya sinetron ini mengikuti alur cerita sandiwara radio Tutur Tinular yang asli dan memperoleh rating sepuluh besar, akhirnya Tutur Tinular versi 2011 mengalami pengembangan kisah yang amat sangat melenceng dari kisah aslinya memperoleh kecaman dari pemirsa.[1] Sinetron ini disiarkan di Indosiar dari tanggal 26 September 2011 dan berakhir tanggal 3 September 2012 dan disiarkan kembali di Indosiar pada bulan Februari 2020.[2]

Tokoh

Arya Kamandanu

Arya Kamandanu (diperankan oleh Rico Verald) adalah tokoh utama cerita ini. Ia menyamar menjadi Bandhawa saat hendak menyerang Istana Manguntur. Sampai di Manguntur, ia bertemu dengan Nari Ratih (Griffiths Anna) dan Galuh Palastri (Rosnita Putri). Arya Kamandanu memilih Nari Ratih. Namun, hubungan mereka harus dilintasi oleh Dyah Ayu Laksmi (Diyanah Hardoyo) dan Arya Dwipangga (Ridwan Ghani). Pada akhirnya, cinta Arya Kamandanu berakhir dengan seorang bidadari utusan Bathara Wisnu bernama Dewi Nalini Wangi Kedaton (Rosnita Putri) yang wajahnya mirip dengan Galuh Palastri.

Arya Dwipangga

Arya Dwipangga (Ridwan Ghani) adalah kakak Arya Kamandanu yang juga merebut cinta Dewi Nari Ratih (Griffiths Anna). Ia mempunyai anak bernama Arya Putra yang sebelumnya bernama Krishna (Rafael Putra Ismy). Dwipangga telah menghamili Nari Ratih (Griffiths Anna) di Candi Walandit. Berkat hasutan Galuh Parwati (Melody Prima), ia pernah hampir membunuh istrinya sendiri yang merupakan Kanjeng di Pati, yaitu Galuh Palastri (Rosnita Putri, saat hendak merebut kekuasaan Pati dari tangan Galuh Palastri. Pada pertengahan cerita, Arya Dwipangga pernah menjadi sosok yang mirip Joker. Akhirnya ia tewas di tangan Dewi Nalini Wangi Kedaton (Rosnita Putri) dan Arya Kamandanu (Rico Verald).

Dewi Nari Ratih

Dewi Nari Ratih (Griffiths Anna) merupakan putri angkat dari Rek Wuru. Nasib malang selalu menimpa dirinya. Bahkan, ia pernah dihamili oleh Arya Dwipangga (Ridwan Ghani). Disaat keadaan seperti itu, ia justru menemukan jati dirinya sebagai putri di Manguntur dan Arya Kamandanu menyatakan cinta kepadanya. Nari Ratih yang tidak enak dengan Galuh Palastri kemudian memberikan seluruh isi Istana Manguntur kepadanya asalkan ia mau meninggalkan Arya Dwipangga. Nari Ratih meninggal saat melahirkan Ayu Wandira. Menuju ending sinetron, karakter Nari Ratih di ubah menjadi kupu-kupu sebelum peran Nari Ratih digantikan oleh Anindika Widya.

Galuh Palastri

Galuh Palastri (Rosnita Putri) adalah sahabat dari Dewi Nari Ratih sekaligus istri Arya Dwipangga. Galuh Palastri yang menduduki sebagai Tumenggung di Kadipaten Pati menggantikan ayahandanya yang meninggal selalu mendapat rintangan dari seluruh musuh karena ia memiliki Keris Cakrawala Kidul buatan Mpu Gandring. Namun, Arya Kamandanu selalu membantunya hingga memunculkan benih cinta di hati keduanya.

Dyah Ayu Laksmi

Tokoh ini merupakan tokoh buatan dalam sinetron ini dan tidak ada dalam kisah Tutur Tinular yang asli. Tokoh Dyah Ayu Laksmi (diperankan oleh Diyanah Ulfah Hardoyo) dibuat untuk memunculkan konflik percintaan segitiga dengan Nari Ratih dan Arya Kamandanu. Dikisahkan, Dyah Ayu Laksmi merupakan istri Raden Bentar, salah satu tokoh dalam drama radio yang lain, yaitu Saur Sepuh.

Mei Shin

Mei Shin adalah salah satu tokoh dalam Tutur Tinular yang berasal dari Negeri Tirai Bambu. Mei Shin mendapat tugas dari gurunya untuk mencari seorang ahli pandai besi di Tanah Jawa yaitu Mpu Hanggareksa, ayah Arya Kamandanu. Sebelum berperang melawan pasukan Tong Bajil, suaminya yang bernama Lo Shi Shan telah dibunuh oleh Tong Bajil, sedangkan anaknya dijadikan tumbal oleh Dewi Sambi. Ia juga dinodai oleh Arya Dwipangga. Di film ini, Mei Shin diperankan oleh Adelia Rasya

Sakawuni

Sakawuni merupakan salah satu murid dari Kertajaya di Kadipaten Kediri. Kedatangannya di Singosari adalah untuk mengetahui perlawanan Manguntur dan Kurawan. Ia bertemu Arya Kamandanu dan menceritakan perihal kedatangannya di Singosari. Malam hari Arya Kamandanu dan Sakawuni hilang kesadaran sehingga mengakibatkan mereka melakukan hubungan intim. Galuh Palastri yang sedang berada di Kadipaten Tuban karena mencemaskan Arya Kamandanu melihat kejadian tersebut dan terluka. Setelah melahirkan Jambunada, Sakawuni mendapat hukuman mati dari Kediri karena dituduh berkhianat. Ia menitipkan Jambunada untuk diasuh oleh Arya Kamandanu dan Galuh Palastri.

Pemeran

Pemeran utama

Pemeran Peran Hubungan
Rico Verald Arya Kamandanu Ksatria Manguntur
Murid Mpu Ranubhaya
Anna Gilbert/Anindika Widya Nari Ratih Istri Arya Dwipangga
Putri di Manguntur
Rosnita Putri Galuh Palastri Sahabat Nari Ratih
Pewaris tahta Kadipaten Pati
Istri Arya Dwipangga
Cinta Sejati Arya Kamandanu
Ridwan Ghani Arya Dwipangga Kakak Arya Kamandanu
Diyanah Ulfah Hardoyo Dyah Ayu Laksmi Putri Dipangkara
Sepupu Nari Ratih
Adelia Rasya Mei Shin Pendekar China

Pemeran Pendukung

Pemeran Peran Hubungan
Choky Andriano Byakta Paman Nari Ratih,Saudara Kembar Respati
Ferry Ixel Mpu Hanggareksa Ayahanda Arya Kamandanu & Arya Dwipangga
Chairil J.M. Mpu Ranubhaya Guru Arya Kamandanu
Arief Nurman Danadyaksa Kakek Nari Ratih
Diaz Erlangga Pawana Paman Dyah Ayu Laksmi
Budi Chaerul Dipangkara Ayah Angkat Dyah Ayu Laksmi
Hans Gunawan Kebo Winarang Kakek Nari Ratih
Rizal Djibran Raden Respati Ayahanda Nari Ratih
Amara/Sabrina Chairunnisa Padmini Biyung Nari Ratih
Billy Boedjanger Rek Wuru Ayah angkat Nari Ratih
Shandy Permana Tong Bajil Suami Dewi Sambi
Errina GD Dewi Sambi Dewi Kematian
Dewi Octaviany Wisya Siluman Ular,Adik Palastri,Istri Bajang
Sakawuni Antek-antek Kediri
Adi Irwandi Lo Shi Shan Suami Mei Shin
Rafael Putra Ismy Krishna/Arya Putra Anak Arya Dwipangga & Andini
Nelvia Aurora Andini Istri Arya Dwipangga,Ibu Arya Putra,Manusia Ikan
Penty Nur Afiani Sukowati Istri Arya Dwipangga
Mega Aulia Kanthi Ibu tiri Nari Ratih
Melody Prima Galuh Parwati Saudara tiri Nari Ratih
Bima Sena Buto Kala Buto Ijo,Ayah Arimbi
Kylla Nuraver Arimbi Buto Ijo,Istri Hanggareksa
Guntara Hidayat Raden Bentar
Naga Sukma
Penguasa Banyubiru
Kembaran Raden Bentar
Candy Satrio Kertanegara Raja Singosari
Mahisa Aulia Dinsi Ardaraja Menantu Kertanegara
Sigit Antonio Raden Wijaya
Renggala
Menantu Kertanegara
Musuh Nagasukma
Claudia Inda Lamanna Mandakini Siluman Ular dari India
M.Farhan Bajangputra Putra Wisya & Bajang
Anastasia Novie Nenek Nari Ratih,Istri Kebo Winarang
Lulu Kurnia Bidadari Ibu Kandung Dyah Ayu Laksmi
Teddy Uncle Adipati Kadipaten Pati Ayah Kandung Dyah Ayu Laksmi
Ario Gumilang Jayapati Batman Batman
Christine Dewayanti Ibu Jayapati
Cole Gribble Barapati Putra Dewi Sambi & Byakta
Leily Sagita Mak Lampir Menggunakan suara seiyu Asriati
Firman Ferdiansyah Grandong
Vista Putri Kuntilanak
George Taka Pancamuka
Bayu Septi Virguna Narendra
Husein Khalia Ayah Narendra
Nada Kotto Runta Istri Tong Bajil
Tegar Adriano A Ki Ranggasetra

Sinopsis

Di wilayah kekuasaan Singosari terdapat dua kadipaten Manguntur dan Kadipaten Kurawan yang hanya dipisahkan oleh sungai Brantas. Kedua kadipaten tersebut saling bermusuhan, permusuhan itu memuncak ketika Respati yang merupakan Pangeran dari Kadipaten Kurawan membawa lari Dewi Padmini yang merupakan dari Putri dari Manguntur.

Tumenggung Danadyaksa dan Tumenggung Kebo Winarang saling menyalahkan hingga akhirnya terjadilah perang dahsyat di antara dua kadipaten itu yang mengakibatkan banjir darah disungai Brantas, puluhan prajurit dari dua kadipaten itu menjadi korban ganasnya peperangan.

Tanpa restu dari kedua orang tua mereka Dewi Padmini dan Respati menikah hingga akhirnya Dewi Padmini melahirkan seorang anak, tetapi disaat itu ayahnya Tumenggung Kebo Winarang yang baru saja mendapatkan berita tentang keberadaan putrinya segera memerintahkan adik iparnya Dipangkara untuk seger membawa Dewi Padmini dan bayinya kembali ke kadipaten, sementara Respati harus dia bunuh.

Dipangkara menjalankan perintah kakak iparnya untuk membawa Dewi Padmini dan membunuh Respati, tetapi diam-diam Dipangkara memiliki niat jahat untuk membunuh Bayi Dewi Padmini. Karena dia menganggap Bayi Dewi Padmini hanya sebagai penghalang ambisinya untuk menjadi Tumenggung di Kadipaten Manguntur.

Tapi disaat Dipangkara ingin membunuh bayinya tiba-tiba saja terjadi gempa dahsyat hingga mengakibatkan Dipangkara urung membunuh bayinya karena dia mengira bayi itu sudah mati tertimpa reruntuhan bebatuan.

Karena tragedy itu membuat Dewi Padmini kehilangan kesadaran hingga menyebabkannya menjadi gila, dia selalu saja berteriak-teriak tentang putrinya. Sementara Respati dibuang kejurang oleh Dipangkara hingga tidak satu-pun yang tahu dimana keberadaannya.

Tumenggung Kebo Winarang sengaja dibuat lemah dan sakit tak berdaya hingga membuat Dipangkara lebih leluasa untuk berkuasa dikadipaten Manguntur.

Tanpa sepengetahuan Dipangkara ternyata bayi itu masih hidup dan ditemukan oleh seorang Kepala desa yang bernama Rek Wuru, dan bayi itupun dinamakan Nari Ratih.

Nari Ratih tumbuh menjadi gadis yang baik, tetapi sayangnya dia harus tinggal bersama ibu tirinya Kanti dan adik tirinya Parwati yang salalu saja menyiksanya.

Satu hari Nari Ratih hanyut terbawa derasnya sungai Branatas, tetapi kemudian datang Arya Kamandanu dan segera menolongnya. Dari pertemuan itu akhirnya tumbuh benih-benih cinta dihati mereka.

Arya Kamandanu nekad datang ke kadipaten Manguntur untuk dan menyamar dengan nama Bandawa mengejar cinta Nari Ratih, tetapi dikadipaten itu dia bertemu dengan Dyah Ayu Laksmi yang merupakan Putri Dipangkara yang juga jatuh cinta pada Arya Kamandanu. Putri sombong itu selalu menggunakan segala cara untuk mendapatkan cinta Arya Kamandanu.

Sementara itu Parwati juga mengejar-ngejar cinta Arya Kamandanu hingga membuat cinta Nari Ratih dan Arya Kamandanu jadi semakin sulit.

Dengan mengenal Dyah Ayu Laksmi membuat Arya Kamandanu dijadikan orang kepercayaan Dipangakara dan diangkat menjadi kepala prajurit Manguntur yang bertugas menangkap Si Topeng Hitam.

Si Topeng Hitam dianggap sebagai pahlawan oleh orang-orang Manguntur karena dia selalu menolong orang-orang yang lemah, sementara bagi keluarga istana Manguntur si Topeng hitam merupakan penjahat yang harus segera ditangkap.

Akhirnya Arya Kamandanu menerima tawaran pekerjaan itu sambil membawa misi rahasia sebagai mata-mata dikadipaten Manguntur. Dia selalu memantau gerak-gerik kejahatan Dipangkara untuk dilaporkannya kepada Tumenggung Danadyaksa.

Sebenarnya si Topeng Hitam adalah Byakta yang wajahnya begitu persis dengan Respati, dia sengaja menyamar menjadi si Topeng hitam dan sengaja mendekati Dewi Padmini untuk mendapatkan keris Gentala Cakra yang disimpan Kebo Winarang, keris itu dipercaya memiliki kekuatan dahsyat, siapa-pun yang memilikinya maka dia bisa menjadi pemimpin di Kadipaten itu.

Dikadipaten Manguntur juga terjadi terror setiap saat malam bulan purnama, disaat itu Dewi Sambi selalu muncul untuk menculik bayi-bayi yang baru saja dilahirkan. Wanita jahat itu juga tidak segan-segan untuk membunuh siapa-pun yang menghalanginya

Arya Kamamandanu bertekad untuk menanghentikan kejahatan Dewi Sambi meskipun nyawanya sendiri menjadi taruhannya.

Tugas Arya Kamandanu jadi semakin berat, dia harus bisa mengungkap siapa si cadar hitam, dia juga harus bisa menhentikan kejahatan Dewi Sambi. Belum lagi percintaannya dengan Nari Ratih yang mendapatkan banyak hambatan dari kakaknya sendiri Arya Dwipangga yang terkenal playboy yang ternyata juga menyukai Nari Ratih.

Cinta Arya Kamandanu dan Nari Ratih bisa terus bersemi karena bantuan Lindu Sukma yang tidak lain adalah Respati yang hilang ingatan,lelaki itu sama sekali tidak mengenal jati dirinya dimasa lalu. Namun cinta Arya Kamandanu dan Nari Ratih harus mendapatkan banyak ujian dan rintangan dari Dyah Ayu Laksmi, Arya Dwipangga dan Parwati.

Kontroversi

Meskipun mendapat rating tetap saja menerima kecaman dari penggemar Tutur Tinular 1997, karena jalan cerita yang melenceng dari kisah asal dan penambahan para tokoh pemeran.

Tutur Tinular 2011 awalnya mendapatkan rating yang cukup bagus dan mendapat penerimaan pemirsa. Namun, memasuki pertengahan-akhir episode, terlihat bahwa ceritanya tidak sesuai aslinya. Tutur Tinular seperti "mendatangkan" tokoh baru layaknya Mak Lampir, Gerandong (dari serial Misteri Gunung Merapi), Krishna dan Kangsa (dari epos Mahabharata), Batman, Joker, Penguin (dari komik Batman), dan Wong Fei Hung. Bahkan benda termasuk sandal, tongkat, dan kelapa juga digambarkan bisa berbicara di Tutur Tinular 2011. Beberapa tokoh di sinetron ini digambarkan bisa bertransformasi menjadi tokoh-tokoh binatang dan benda mati yang bisa berbicara. Sebenarnya, tokoh semacam Batman tersebut sudah berusaha "disesuaikan" dengan cerita Jawa Kuno ala Tutur Tinular, seperti Batman diberi nama Jayapati. Namun tampaknya penempatan tokoh dan kostum yang tidak tepat itulah yang membuat cerita Tutur Tinular terasa janggal di mata penonton.[3] Selain tokoh yang kontroversial, musik dan kostum juga menjadi mengalami hal yang sama karena banyaknya musik-musik dan kostum bernuansa India yang dirasa tidak sesuai dengan era Majapahit. Pada akhirnya, pada Juni 2012 Tutur Tinular tidak lagi berada pada puncak kejayaannya, yang kemungkinan dapat disebabkan oleh gunjingan netizen di berbagai media sosial atas cerita dan tokoh yang tidak masuk akal ini.[4][5]

Referensi

Pranala luar