Takipnea
Takipnea | |
---|---|
Informasi umum | |
Pelafalan | |
Spesialisasi | Respirologi |
Takipnea adalah kondisi saat seseorang bernapas dengan cepat melebihi frekuensi napas normal. Orang dewasa bernapas 12-20 kali per menit.[1][2]
Definisi
Takipnea adalah kondisi saat seseorang bernapas dengan cepat melebihi frekuensi napas normal. Orang dewasa bernapas 12-20 kali per menit. Untuk bayi, kategori takipnea jika frekuensi napasnya lebih dari 60 kali per menit.[3]
Gejala
Gejala takipnea adalah:
- Sesak napas
- Merasa tidak mendapatkan cukup udara
- Jari atau bibir berwarna biru (sianosis)
- Otot bantu pernapasan tambahan ikut bekerja (otot di antara tulang iga)[3]
- Cuping hidung kembang kempis
Gejala takipnea pada bayi adalah:[4][5]
- Daerah di sekitar mulut berwarna biru[4][5]
- kesulitan bernapas[4][5]
- Hidung melebar[4][5]
- Retraksi dada saat bernapas[4][5]
- Kepala naik turun[4][5]
Penyebab
Penyebab takipnea tidak selalu berarti penyakit. Setelah olahraga berat, seseorang akan bernapas lebih cepat dibanding biasanya. Beberapa kondisi patologis yang dapat menyebabkan takipnea adalah:[1]
- Sepsis[1]
- Ketoasidosis diabetik[1]
- Pneumonia[1]
- Keracunan karbon monoksida[1]
- Emboli paru[1][2]
- Efusi pleura[1]
- Asma[1]
- Penyakit paru obstruktif kronis[1]
- Alergi[1]
- Kondisi kecemasan[1][2]
- Aspirasi benda asing[1]
- Obat-obatan: stimulan, aspirin[6]
- Pneumotoraks[6]
- Tumor otak[6]
- Fibrosis paru[6]
- Kanker paru[3]
- Pada bayi penyebabnya adalah transient tachypnea of the newborn[3]
- Infeksi virus pada anak: virus influenza[3]
- Bronkiolitis[3]
- Sengatan panas (heatstroke)[3]
- Infeksi saluran kemih[3]
- Asidosis laktat
- Ensefalopati hepatik
- Serangan panik[3]
- Fobia[3]
Patofisiologi
Takipnea terjadi karena penumpukan karbon dioksida di dalam darah sehingga pH darah menjadi asam. Kondisi ini akan mengirimkan sinyal ke otak yang ditanggapi dengan meningkatkan frekuensi pernapasan yang diharapkan akan mengembalikan keseimbangan asam-basa dalam darah.[1]
Takipnea juga terjadi jika kadar oksigen dalam darah terlalu rendah.[3]
Diagnosis
Pada pemeriksaan fisik, akan terlihat mekanisme untuk mengambil oksigen dalam jumlah yang banyak yaitu bekerjanya otot-otot pernapasan tambahan, retraksi otot dada, dan hidung yang kembang kempis. Gambaran lainnya adalah jari tangan dan bibir yang membiru.
Pemeriksaan pertama yang dapat dilakukan adalah memeriksa kadar saturasi oksigen dalam darah dengan menggunakan oksimetri nadi. Selanjutnya dilakukan analisa gas darah, radiograf dada, tomografi terkomputasi dada, tes fungsi paru, pemeriksaan kadar gula darah, pemeriksaan elektrolit darah, pemeriksaan hematologi rutin untuk melihat kadar hemoglobin dan kemungkinan adanya infeksi, elektrokardiogram, pencitraan resonansi magnetik kepala, dan atau pemeriksaan toksikologi.[1]
Pemeriksaan analisa gas darah akan membantu memperkirakan kadar oksigen dan karbon dioksida sehingga dapat diketahui kelainan metabolik atau gangguan pH darah. Peningkatan keasaman darah dapat menjadi petunjuk kemungkinan adanya asidosis diabetik, asidosis laktat, atau ensefalopati hepatik.[1]
Dari pemeriksaan radiografi dada dapat diketahui kelainan atau penyakit pada paru-paru. Pemeriksaan CT scan dada akan memberikan gambaran paru-paru yang lebih detail serta melihat kemungkinan adanya keganasan pada paru-paru.[1]
Tes fungsi paru digunakan untuk melihat penyakit paru obstruktif kronis dan asma. Pemeriksaan EKG digunakan untuk mencari kemungkinan masalah di jantung yang menyebabkan takipnea. Dari EKG dapat diketahui adanya serangan jantung atau kelainan irama jantung.[1]
Referensi
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r Park, Sharon B.; Khattar, Divya (2022). Tachypnea. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. PMID 31082106.
- ^ a b c Inukirana, Scientia (10 April 2019). "Napas Cepat Dan Dangkal Adalah? - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati". HonestDocs. Diakses tanggal 27 April 2022.
- ^ a b c d e f g h i j k Berry, Jennifer; Fletcher, Jenna (15 Februari 2022). Stephens, Carissa, ed. "Tachypnea: Causes, symptoms, and treatment". www.medicalnewstoday.com. Diakses tanggal 27 Februari 2022.
- ^ a b c d e f Park, Sharon; Khattar, Divya (17 Februari 2022). "Tachypnea". StatPearls.
- ^ a b c d e f Heinonen, Santtu; Süvari, Liina; Gissler, Mika; Pitkänen, Olli; Andersson, Sture; Helve, Otto (April 2019). "Transient Tachypnea of the Newborn Is Associated With an Increased Risk of Hospitalization Due to Respiratory Syncytial Virus Bronchiolitis" (PDF). The Pediatric Infectious Disease Journal. 38 (4): 419–421. doi:10.1097/INF.0000000000002057. ISSN 1532-0987. PMID 30882737.
- ^ a b c d Tanuwijaya, Erlita. "Takipnea : Penyebab – Gejala dan Pengobatan - IDN Medis". idnmedis.com. Diakses tanggal 27 Februari 2022.