Zelensky dibesarkan di kota Kryvyi Rih, yang berada di bagian berbahasa Rusia di Ukraina tenggara.[2] Sebelum karir aktor dia, Zelensky menerima gelar hukum dari Universitas Ekonomi Nasional Kyiv. Ia kemudian bekerja sebagai komedian dan mendirikan rumah produksi Kvartal 95, yang membuat film, kartun, dan acara TV, termasuk Sluha Narodu, dimana Zelensky memainkan tokoh presiden Ukraina.[3][4] Serial yang sangat populer ini ditayangkan dari 2015–2019. Partai politik dengan nama yang sama dibuat pada Maret 2018 oleh karyawan Kvartal 95.[5][6]
Zelensky mengumumkan pencalonannya untuk pemilihan umum presiden wilayah Ukraina 2019 pada 31 Desember 2018, bersamaan dengan pidato Tahun Baru Presiden Petro Poroshenko pada Channel TV 1+1. Sebagai orang luar politik, 6 bulan sebelum pengumuman pencalonannya, ia sudah menjadi salah satu kandidat terdepan dalam jajak pendapat untuk pemilihan.[7][3][6] Ia memenangkan pemilihan umum dengan 73,2% suara pada putaran kedua dan mengalahkan Poroshenko. Dia mengidentifikasikan diri sebagai sebuah populis dan orang anti-kemapanan dan anti-korupsi.
Sebagai presiden, Zelensky mendukung e-pemerintah dan persatuan antara bagian berbahasa Ukraina dan Rusia. Dia sangat sering menggunakan media sosial untuk komunikasi, terutama Instagram.[8] Ketika dia menjabat, dia mengawasi penghapusan imunitas legal untuk anggota Verkhovna Rada, parlemen Ukraina,[9] penanggulangan pandemi COVID-19 di negaranya dan resesi yang mengikutinya, dan beberapa kemajuan mengatasi korupsi.[8][10] Pengkritik Zelensky mengklaim bahwa ia ingin memusatkan otoritas dan mengkuatkan posisi pribadinya dengan mengambil kekuasaan dari oligark Ukraina.[11]
Zelensky mencoba mengadakan dialog dengan presiden Rusia Vladimir Putin, dan berjanji untuk menghentikan konflik Ukraina dengan Rusia sebagai bagian dari kampanye presidennya.[12] Pada 2021–2022, pemerintahan Zelensky mengalami peningkatan ketegangan dengan Rusia, yang berujung pada invasi penuh oleh Rusia pada Februari 2022 yang sedang berlangsung. Strategi Zelensky selama pemusatan militer Rusia adalah menenangkan penduduk Ukraina dan menjamin kepada komunitas internasional bahwa Ukraina tidak ingin membalas dendam.[13] Awalnya, ia menghindari peringatan perang mendatang, dan meminta jaminan keamanan dan dukungan militer dari NATO untuk "bertahan" dari ancaman tersebut.[14] Setelah invasi terjadi, Zelensky mengadakan darurat militer dan mobilisasi umum.
^Lutsevych, Orysia (16 November 2021). "Ukraine still backs Zelenskyy despite slow progress". Chatham House (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 November 2021. Diakses tanggal 19 February 2022.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Conflict in Ukraine". Global Conflict Tracker (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 February 2022. Diakses tanggal 2022-02-23.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
