Kisah Para Rasul 18
Kisah Para Rasul 18 | |
---|---|
Kitab | Kisah Para Rasul |
Kategori | Sejarah gereja |
Bagian Alkitab Kristen | Perjanjian Baru |
Urutan dalam Kitab Kristen | 5 |
Kisah Para Rasul 18 (disingkat "Kis 18") adalah bagian Kitab Kisah Para Rasul dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen. Ditulis oleh Lukas, seorang Kristen yang merupakan teman seperjalanan Rasul Paulus.[1][2]
Teks
- Naskah aslinya ditulis dalam bahasa Yunani.
- Sejumlah naskah tertua yang memuat salinan pasal ini antara lain adalah
- Papirus 38 (~250 M)
- Codex Vaticanus (~325-350 M)
- Codex Sinaiticus (~330-360 M)
- Codex Bezae (~400 M)
- Codex Alexandrinus (~400-440 M)
- Codex Laudianus (~550 M)
- Papirus 41 (abad ke-8; terlestarikan: bahasa Yunani ayat 1-3, 17-18, 22-25, 27 dan bahasa Koptik ayat 1-2, 25, 27-28)
- Pasal ini dibagi atas 28 ayat.
- Berisi riwayat pekerjaan Paulus dari Tarsus dan kawan-kawannya.
Waktu
- Peristiwa yang dicatat di pasal ini terjadi pada tahun 50-52 M, berdasarkan waktu jabatan Galio sebagai prokonsul di Akhaya yang dapat ditetapkan dengan pasti (lihat keterangan pada ayat 12-17).
Tempat
Peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam pasal ini terjadi di beberapa tempat mengikuti perjalanan Saulus (Paulus) dan Silas di wilayah Yunani, yaitu Atena, Korintus (di Akhaya) sampai kembali ke Yerusalem dan langsung memulai perjalanan lagi di Galatia dan Frigia.
Struktur
Pembagian isi pasal (disertai referensi silang dengan bagian Alkitab lain):
- Kis 18:1–17 = Paulus di Korintus
- Kis 18:18–23 = Paulus kembali ke Antiokhia
- Kis 18:24–28 = Apolos di Efesus
Ayat 2
- Di Korintus ia berjumpa dengan seorang Yahudi bernama Akwila, yang berasal dari Pontus. Ia baru datang dari Italia dengan Priskila, isterinya, karena kaisar Klaudius telah memerintahkan, supaya semua orang Yahudi meninggalkan Roma. Paulus singgah ke rumah mereka.[3]
Ayat 3
- Dan karena mereka melakukan pekerjaan yang sama, ia tinggal bersama-sama dengan mereka. Mereka bekerja bersama-sama, karena mereka sama-sama tukang kemah.[4]
Paulus melakukan pekerjaan lain di samping memberitakan Injil; dia seorang "tukang kemah", serta mencari nafkah dengan cara ini sepanjang perjalanannya atau ketika tinggal di suatu tempat (Kis 20:34; 1Tes 2:9; 2Tes 3:8). Dari teladan Paulus jelaslah bahwa hamba-hamba Tuhan yang harus bekerja untuk menghidupi diri dan keluarga tidak melakukan hal yang salah. Alkitab dan para rasul telah memberi contoh lebih dahulu tentang hal merangkap pekerjaan.[5]
Ayat 4
- Dan setiap hari Sabat Paulus berbicara dalam rumah ibadat dan berusaha meyakinkan orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani.[6]
Ayat 5
- Ketika Silas dan Timotius datang dari Makedonia, Paulus dengan sepenuhnya dapat memberitakan firman, di mana ia memberi kesaksian kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesus adalah Mesias.[7]
Ayat 7
- Maka keluarlah ia dari situ, lalu datang ke rumah seorang bernama Titius Yustus, yang beribadah kepada Allah, dan yang rumahnya berdampingan dengan rumah ibadat.[8]
Ayat 8
- Tetapi Krispus, kepala rumah ibadat itu, menjadi percaya kepada Tuhan bersama-sama dengan seisi rumahnya, dan banyak dari orang-orang Korintus, yang mendengarkan pemberitaan Paulus, menjadi percaya dan memberi diri mereka dibaptis.[9]
Krispus merupakan salah satu dari segelintir orang yang dibaptis langsung oleh Paulus di Korintus, menurut penuturan Paulus sendiri dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Korintus.[10] Satu setengah tahun kemudian jabatan kepala rumah ibadat ini tertulis diduduki oleh Sostenes yang juga seorang Kristen.[11]
Ayat 9-10
- 9Pada suatu malam berfirmanlah Tuhan kepada Paulus di dalam suatu penglihatan: "Jangan takut! Teruslah memberitakan firman dan jangan diam! 10Sebab Aku menyertai engkau dan tidak ada seorangpun yang akan menjamah dan menganiaya engkau, sebab banyak umat-Ku di kota ini."[12]
Dengan perlakuan keras yang diterimanya di tempat lain, penghiburan dari Tuhan Yesus pasti melegakan hati Paulus, karena dapat bekerja dengan tenang, tanpa takut dianiaya.[13]
Ayat 12-17
Setelah Galio menjadi gubernur (prokonsul) di Akhaya, bangkitlah orang-orang Yahudi bersama-sama melawan Paulus, lalu membawa dia ke depan pengadilan di kota Korintus. Kata mereka: "Ia ini berusaha meyakinkan orang untuk beribadah kepada Allah dengan jalan yang bertentangan dengan hukum Taurat." Ketika Paulus hendak mulai berbicara, berkatalah Galio kepada orang-orang Yahudi itu: "Hai orang-orang Yahudi, jika sekiranya dakwaanmu mengenai suatu pelanggaran atau kejahatan, sudahlah sepatutnya aku menerima perkaramu, tetapi kalau hal itu adalah perselisihan tentang perkataan atau nama atau hukum yang berlaku di antara kamu, maka hendaklah kamu sendiri mengurusnya; aku tidak rela menjadi hakim atas perkara yang demikian." Lalu ia mengusir mereka dari ruang pengadilan. Maka orang itu semua menyerbu Sostenes, kepala rumah ibadat, lalu memukulinya di depan pengadilan itu; tetapi Galio sama sekali tidak menghiraukan hal itu.[14]
Galio adalah abang filsuf terkenal Romawi, Seneca Muda, yang sangat menghormatinya dan menyebutnya dalam sejumlah karyanya. Ia juga merupakan sahabat kaisar Romawi Klaudius dan Nero. Kaisar Klaudius menyebutnya "sahabatku dan prokonsul" dalam Inskripsi Delphi yang dibuat sekitar tahun 52 M. Masa jabatan Galio dapat ditetapkan secara akurat di sekitar tahun 51-52 M[15] sehingga peristiwa di pasal ini dapat dipastikan dan menjadi penentuan waktu yang paling akurat dalam sejarah hidup Paulus.[16] Para prokonsul biasanya mulai menjabat pada tanggal 1 Juli, sehingga Galio diyakini menjabat prokonsul di Akhaya mulai tanggal 1 Juli 51. Menurut catatan Romawi, Galio hanya menjabat sebagai prokonsul di Akhaya dalam waktu singkat, dari tanggal 1 Juli 51 sampai 1 Juli 52, diakhiri oleh serangan penyakit malaria.[17] Dengan demikian Paulus berada di Korintus sejak musim gugur tahun 50 sampai musim semi tahun 52. Selanjutnya, pelayanan Paulus di Efesus (yaitu setelah berangkat dari Korintus, Paulus cepat-cepat pergi mengunjungi Antiokhia dan kemudian ke Efesus) berlangsung dari musim gugur tahun 52 sampai pertengahan tahun 55.[18]
Referensi
- ^ Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN:9789794159219.
- ^ John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN:9794159050.
- ^ Kisah Para Rasul 18:2
- ^ Kisah Para Rasul 18:3
- ^ The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
- ^ Kisah Para Rasul 18:4
- ^ Kisah Para Rasul 18:5
- ^ Kisah Para Rasul 18:7
- ^ Kisah Para Rasul 18:8
- ^ 1 Korintus 1:14
- ^ Kisah Para Rasul 18:17
- ^ Kis 18:9–10
- ^ The Nelson Study Bible. Thomas Nelson, Inc. 1997
- ^ Kisah Para Rasul 18:12–17
- ^ "An Introduction to the Bible", John Drane, (Lion, 1990), p.634-635
- ^ Pauline Chronology: His Life and Missionary Work, from Catholic Resources by Felix Just, S.J.
- ^ Seneca Ep. mor. 104.1
- ^ Bruce, F. F. 1986 Paul the Apostle. Pp. 696-720 in The International Standard Bible Encyclopedia, vol. 3, edited by Geoffrey W. Bromiley. Grand Rapids: William B. Eerdmans Publishing Company. Halaman 709.
Lihat pula
- Bagian Alkitab yang berkaitan: Kisah Para Rasul 19, 1 Korintus 1, 1 Korintus 16
Pranala luar
- (Indonesia) Teks Kisah Para Rasul 18 dari Alkitab SABDA
- (Indonesia) Audio Kisah Para Rasul 18
- (Indonesia) Referensi silang Kisah Para Rasul 18
- (Indonesia) Komentari bahasa Indonesia untuk Kisah Para Rasul 18
- (Inggris) Komentari bahasa Inggris untuk Kisah Para Rasul 18