Lompat ke isi

Pengguna:Rodina35/bak pasir/1

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

tabel untuk dipindah ke halaman Bahasa Jawa Surabaya

Dialek Surabaya[a] Bahasa Jawa Standar Bahasa Indonesia[1]
ai bulik bibi
alem[b], aleman, ngalem aleman manja
ampèl pring buluh
antèk abdi antek
antep abot berat
antem tinju
bacòt[c], mbacòt crèwèt cerewet
beḍigasan - banyak tingkah
begèjèḳan guyonan bergurau
begidakan - banyak tingkah
beling, mbeling beling pecahan kaca
dableg nakal
bekònyòk, bònyòk, bònyòr, nyònyòr benjut bonyok
beṭik, mbeṭik dableg nakal
betèk bethik betik (Anabas testudineus)
bibik bulik bibi
blangkrak, blangkrah, mblangkrak, mangkrak - terbengkalai
blanjur, keblanjur kebanjur terlewat
bòhai montok seksi (tubuh)
cébók, cibuk gayung gayung
cècèk - kulit sapi
céḍók, ciḍuk cidhuk, irus cedok, sauk, irus
cegèk - salah sangka, tertipu, kehabisan kata-kata
ciak mangan makan
ciamik apik baik, bagus
cici, cécé mbak kakak (perempuan)
cingkrang cekak terlalu pendek
cipòk ambung cium
clòmètan - bertutur kata sembarangan
cómbé - pengadu, pelapor, membocorkan rahasia
cuan bathi untung, laba
cukrik, cókrék ciyu minuman keras oplosan
cwawak, cwawakan cuwawak bertutur secara berisik
grapyak ramah
demek kumel kumal
ḍempis dhempil, mèpèd di pojok (posisi), mendesak
dlèwèr dlèwèr terjuntai
- ceroboh
dòlòp goblog bodoh
dugang dugang menendang
- menahan (aniaya)
èkèr gelut berkelahi
entas, ngentas entas membawa masuk (melindungi dari hujan)
mentas baru saja[d]
- menuntaskan sesuatu
èntos - kemampuan melakukan sesuatu (konotasi negatif)
gacòr crèwèt, kluruk berkicau, cerewet
gagèh kesusu terburu-buru
gejròt menyet menekan, memipihkan, menjadikan penyek
gibeng antem pukul
glènḍès, ngglènḍèsi - berantakan (rupa)
gòcèng limang èwu lima ribu
hairen, gairen, airen bojo kekasih
haucek, haujek, haóse, hause énak enak
Hókló - Hokkian
ingis pringis menyeringai, bermuka masam, ringis
jeglaḳ mangan makan
kamsia suwun terima kasih
kecelék kapusan tertipu
kepèḳ konangan ketahuan, terpergok
Khèḳ - Hakka
klèmprak gléthak geletak
klimbruk klumbruk menumpuk dengan tidak teratur
klumpuk[e] kumpul kumpul
kòber péngin ingin
kókó mas, kakang kakak (lelaki)
kóngkó, kóngków, kóngkó-kóngkó mlangkring tongkrong, menongkrong
kòrak[f] - sampah masyarakat, norak, kampungan
kòrdès[g] - norak, kampungan
kya, kya-kya mlaku, mlaku-mlaku berjalan, jalan-jalan
lalar, lalar gawé - kurang kerjaan
lamis[h] - penjilat, penggibah
lèkòh[i] - nikmat
lèpò - semen (konstruksi)
liwèk, kliwèk - kelupas
magreng gedhé, magrong besar, megah
meḍak - sudah tidak terpakai
mémé adhi adik (perempuan)
mèntòl, mentòl - bentol
metekek - membusungkan dada
mòkòng - bebal
mòncròt muncrat muncrat
munjuk munggah naik
nesu nesu marah
lesu lesu[catatan 1]
nḍak ora tidak
ngapló - termenung
ngòbus ngapusi menipu
ngòwòs ngèwès bocor (gas)
ning[j] mbak kakak (perempuan)
òngkep, òngkeb sumuk gerah
òngkrèh - membongkar, membuat berantakan
pèk pèh (kata seruan)
semòyò,[k] semayani nyemayani, njanjèni menjanjikan, berjanji
seru[l] men, temen sangat
sinyó, nyó, neó jaka jejaka, bujang
tacik, cik mbak kakak (perempuan)
xincia[m], sincia, sincia'an - Tahun Baru Imlek
yakapa, ya'apa, yak òpò, ya'òpò kepriyé, kepriyé, piyé bagaimana
  1. ^ Penulisan huruf pada contoh kata di bawah merupakan penulisan yang umum ditemui. Pada penulisan dialek Arekan, umumnya diakritik tidak digunakan. Diakritik pada tabel ini hanya sebagai petunjuk untuk menghindari abiguasi pembacaan dan beberapa diakritik bukan merupakan diakritik yang digunakan dalam penulisan latin bahasa Jawa. Huruf dengan diakritik beserta bunyinya adalah sebagai berikut: <é> untuk [e], <è> untuk [e], <ó> untuk [o], <ò> untuk [o], <ḍ> untuk [ɖ], <ṭ> untuk [ʈ], dan <ḳ> untuk [k] sebagai koda (konsonan di akhir suku kata).
  2. ^ Dalam bahasa Jawa Standar, alem memiliki arti 'pujian'.
  3. ^ Dalam bahasa Jawa Standar, bacot memiliki arti 'mulut'
  4. ^ Penggunaan di sebagian wilayah Lamongan.
  5. ^ Dalam bahasa Jawa Standar, klumpuk memiliki arti 'mengelompokkan'.
  6. ^ Korak berasal dari gabungan kata kotoran dan rakyat.
  7. ^ Kordes berasal dari gabungan kata kotoran dan desa atau korak dan ndèsa.
  8. ^ Lamis berasal dari gabungan kata lambe dan manis atau lambe dan tipis.
  9. ^ Dalam bahasa Jawa Standar, lékoh memiliki arti 'makanan yang bercampur'.
  10. ^ Ning diduga berasal dari singkatan kata ningrat dalam bahasa Jawa Standar. Kata ini memiliki makna serupa seperti 'néng' dalam bahasa Sunda. Pada penggunaan awalnya, kata sapaan ini hanya digunakan kepada anak perempuan dari keluarga terhormat.
  11. ^ Dalam bahasa Jawa Standar, semaya memiliki arti 'menunda'.
  12. ^ Kosakata khas Gresik.
  13. ^ Serapan dari bahasa Hokkien
  1. ^ "KBBI Daring". kbbi.kemdikbud.go.id. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 


Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref> untuk kelompok bernama "catatan", tapi tidak ditemukan tag <references group="catatan"/> yang berkaitan