MetroMini
Beberapa atau seluruh referensi dari artikel ini mungkin tidak dapat dipercaya kebenarannya. |
MetroMini | |
---|---|
Info | |
Wilayah | Jakarta, Indonesia |
Jenis | Bus Sedang |
Operasi | |
Dimulai | 1976 |
MetroMini adalah salah satu tipe bus di Jakarta yang dikenal dengan warna khas merah-oranye dan biru dengan garis putih ditengah garis. Panggilan bus ini juga menjadi nama perusahaan, PT Metromini, sebagai badan penyedia jasa angkutan kendaraan umum yang mengoperasikannya, dengan kekhususan Jakarta, Indonesia.
Memiliki kapasitas sekitar 20-30 tempat duduk. MetroMini melayani 60 trayek-trayek dalam kota Jakarta [1] yang setiap rutenya ditandai dengan suatu nomor khusus, misalnya MetroMini B92, S69, dll. Awalan S, T, B, U, P di depan nomor menandakan wilayah layanan operasi: Jakarta Selatan, Timur, Barat, Utara, atau Pusat.
Pada tahun 2017, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan meluncurkan Scania Citywide Low Entry untuk menggantikan bus yang tidak layak jalan. Dan pada tahun 2022, Bayu Holong Persada sebagai pecahan Metromini meluncurkan armada Transjakarta mereka, diawali dari koridor 7D (Kampung Rambutan - Tebet/TMII)
Sejarah Trans Swadaya
Metromini diperkenalkan pada tahun 1962 oleh Gubernur Soemarno di Jakarta atas instruksi Presiden Sukarno.[2] Tujuan awal dioperasikannya bus adalah untuk kebutuhan transportasi peserta Pesta Olahraga Negara Negara Berkembang atau Games of the New Emerging Forces (GANEFO).[2] Saat itu di Jakarta, moda transportasi massal baru beralih dari kereta listrik (trem) yang dioperasikan oleh Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) yang dihentikan tahun 1960, dan bus pertama yang dioperasikan PPD adalah bus Leyland bantuan Australia pada 1956.[1] Selain bus PPD, Jakarta tidak memiliki transportasi umum resmi, dimana opelet adalah kendaraan angkutan massal selain bus PPD.[3]
Pada awal operasionalnya belum ada manajemen yang dibentuk untuk mengelola bus-bus tersebut, dan MetroMini dikenal dengan sebutan "bus merah".[2] Setelah pesta olahraga usai bus-bus merah ini tetap beroperasi dan oleh Gubernur Henk Ngantung pada tahun 1964, dititipkan pada perusahaan swasta seperti Arion Indonesia Transport namun tak mampu dikelola dengan baik.[2][3] Pada tahun 1976 PT Metromini didirikan bersamaan dengan Koperasi Angkutan Jakarta (Kopaja) untuk menaungi 152 orang yang mengoperasikan 313 bus sedang atas instruksi Gubernur Ali Sadikin.[3][1]
Menurut Mal Siantar Nainggolan, salah satu komisaris perusahaan PT Metromini pada tahun 1976, bentuk bus awal pada tahun 1962 adalah seperti roti tawar dengan gembung dibagian moncong depannya.[3] Jenis bus ini (1962) adalah Bus Robur buatan Jerman Timur dan mengisi trayek trayek kosong yang tidak ada bus dikarenakan dihentikannya trem.[1] Setelah PT Metromini dan Kopaja diresmikan pada tahun 1978 oleh Gubernur Tjokropranolo sebagai pengelola bus mini, armadanya diminta diremajakan.[1] Mulailah bus robur diganti dengan bus-bus Mitsubishi buatan Jepang, pada tahun 1990 MetroMini menguasai 60 trayek di Jakarta dengan 3.000 armada bus.[1]
Pada tahun 2016, dikarenakan berbagai permasalahan internal perusahaan yang dimulai pada tahun 1993 yang berimbas langsung pada buruknya pelayanan operasional MetroMini, dari 60 trayek hanya separuh yang masih aktif dan jumlah armada menyusut menjadi 1.000 bus dari sebelumnya tiga ribu armada.[1] Menurunnya armada karena sebanyak 1.600 bus telah disita oleh Pemprov DKI.[4]
Tarif, budaya populer, dan perilaku pengemudi
Tarif
Tarif MetroMini untuk penumpang diatur oleh organda DKI yang juga mengatur tarif untuk Taksi dan Mikrolet.[5] Organda melakukan perbedaan antara tarif penumpang umum dan pelajar . Tarif ini turun/ naik (lebih sering naik) dengan memperhitungkan biaya BBM, biaya operasional kendaraan, operasional kantor, dan upah minimum provinsi.[5] Pada tahun 1982 tercatat tarif Metromini sebesar Rp100,00 (seratus rupiah) per trayek[6] sementara pelajar dikenakan Rp25,00 ( dua puluh lima rupiah atau "jigo" atau "selawe" dikarenakan dibayar menggunakan koin 25 rupiah).[7] Pada April 1996 tercatat tarif naik dari Rp300,00 menjadi Rp400,00 untuk umum, sementara pelajar Rp100,00 harga pelajar ini bertahan sejak tahun 1990 tidak dinaikkan.[8][9] Pada tahun 2014 tarif menjadi Rp. 4.000 untuk umum dan Rp. 2.000 untuk pelajar.[10] Pada tahun 2016 tarif turun menjadi Rp3.800,00 kemudian Rp3,500,00 untuk umum,[5] walaupun pada realitasnya di jalanan banyak pengemudi enggan menurunkan tarif.[11]
Budaya populer
Metromini muncul dalam berbagai film, sinetron dan FTV, salah satunya adalah Kukejar Cintaku Dalam Metromini yang merupakan FTV yang ditayangkan SCTV.[12] Presenter berita Kania Sutisnawinata dalam siaran yang dibawakannya dalam program berita Headline News MetroTV dengan beraninya menyebut studio MetroTV menjadi studio MetroMini. Warga Jakarta juga mengenal MetroMini dari stiker-stiker julukan yang ditempel di dalam dan luar badan bus yang lucu dengan subjek seksual, doa, kode trayek, hingga mengolok-olok trend terbaru. Seperti:
- Anda butuh waktu, kami butuh uang
- Harap bayar dengan uang pas
- Doa Ibu
- Buronan Mertua
- Bukan salah ibu mengandung, salah bapak ngga pakai sarung
- Sekarang bayar besok gratis
- An 3 dis (Anti Gadis)
- Ber 2 1 7 an (Berdua Satu Tujuan)
- New Fear The Me Is Three ~ Nyupir Demi Istri
- Thonk he love ~ Tong Khilaf (Jangan Khilaf)
- Be are the kill us all come fuck ~ Biar Dekil Asal Kompak
- Putus cinta sudah biasa, putus rokok merana, putus rem matilah kita
- Sabar mas, ora sabar maburo ~ sabar mas, kalau ngga sabar terbang aja
- Janda Baru Nenen ~ (Trayek) Juanda - Ps. Baru - Senen
Lagu "Bis Kota" oleh Achmad Albar [15] melukiskan perasaan naik bus kota yang tidak nyaman dan mengolok olok hanya orang tak punya yang naik bus.
- Serba salah,
- nafasku terasa sesak
- Berimpitan berdesakkan, bergantungan
- Memang susah, jadi orang yang tak punya
- Kemanapun naik bis kota.
— Achmad Albar, Bis Kota (1990)
Perilaku pengemudi
MetroMini juga terkenal akan kebrutalan supirnya, armadanya yang tidak layak lagi untuk mengangkut penumpang karena tidak berfungsinya beberapa instrumen bus, seperti speedometer, dan juga salah satu polutan di Jakarta dengan sistem pembuangan karbon di knalpot yang sudah tidak sempurna.[4]
Rute Metromini dan Trans Swadaya
Rute Jakarta Barat (B80-B92)
Jalur | Terminus | Jalan utama yang dilalui | Jam Operasional | Keterangan | |
---|---|---|---|---|---|
B80
|
Terminal Kalideres di halte Kalideres ( ) |
Jembatan Lima Pasar Jembatan Lima |
Jalan Daan Mogot, Jalan Pangeran Tubagus Angke, Jalan K.H. Moh. Mansyur | 24 jam | |
B82
|
Terminal Grogol di halte Grogol 1-12 Mei Reformasi ( ) dan halte Grogol 2-12 Mei Reformasi ( (9K)) |
Kapuk Muara Jalan Kapuk Muara dan Jalan Pantai Indah |
Jalan Kyai Tapa, Jalan Daan Mogot, Jalan Pangeran Tubagus Angke, Jalan Peternakan Raya, Jalan Peternakan III, Jalan Pos Polisi, Jalan Kapuk Raya | 05.00-22.00 | |
B84
|
Terminal Kalideres di halte Kalideres ( ) |
Stasiun Jakarta Kota di halte Stasiun Kota ( ( ) Jalan Gedong Panjang dan Jalan Pakin |
Jalan Daan Mogot, Jalan Sumur Bor, Jalan Lkr. Luar Barat, Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta, Jalan Tol Prof. Dr. Sedyatmo, Jalan Pluit Selatan Raya, Jalan Jembatan Tiga, Jalan Bandengan Selatan, Jalan Gedong Panjang, Jalan Kopi, Jalan Roa Malaka Utara (arah timur), Jalan Tiang Bendera (arah timur), Jalan Nelayan Timur (arah timur), Jalan Kunir (arah timur), Jalan Kali Besar Barat (arah barat) | 24 jam |
Rute Jakarta Pusat (P07-P11)
Jalur | Terminus | Jalan utama yang dilalui | Jam Operasional | Keterangan | |
---|---|---|---|---|---|
P07
|
Terminal Pasar Senen di halte Senen ( (7K)) dan halte Senen Central ( (5K)) dan di stasiun Pasar Senen |
Semper Barat Jalan Plumpang Semper dan Jalan Tipar Cakung |
|
24 jam | |
P11
|
Terminal Pasar Senen di halte Senen ( (7K)) dan halte Senen Central ( (5K)) dan di stasiun Pasar Senen |
Kebon Kosong Jalan Kemayoran Gempol dan Jalan Bendungan Jago |
|
24 jam |
Rute Jakarta Selatan (S74-S76)
Jalur | Terminus | Jalan utama yang dilalui | Jam Operasional | Keterangan | |
---|---|---|---|---|---|
S74
|
Terminal Blok M di stasiun MRT Blok M (jalur ) dan halte Blok M ( (4K) (10H) (13A)) |
Rempoa, Tangerang Selatan Jalan R.C. Veteran dan Jalan Rempoa Permai |
|
05.00-22.00 | |
S75
|
Terminal Blok M di stasiun MRT Blok M (jalur ) dan halte Blok M ( (4K) (10H) (13A)) |
Terminal Pasar Minggu di stasiun Pasar Minggu |
|
24 jam | |
S76
|
Terminal Blok M di stasiun MRT Blok M (jalur ) dan halte Blok M ( (4K) (10H) (13A)) |
Terminal Kampung Rambutan di halte Kampung Rambutan ( (9K) (10D)) |
|
05.00-22.00 | |
S610
|
Terminal Blok M di stasiun MRT Blok M (jalur ) dan halte Blok M ( (4K) (10H) (13A)) |
Pasar Pondok Labu |
|
05.00-22.00 |
Rute Jakarta Timur (T41-T506)
Jalur | Terminus | Jalan utama yang dilalui | Jam Operasional | Keterangan | |
---|---|---|---|---|---|
T42
|
Terminal Pulo Gadung di halte Pulo Gadung 1 ( ) dan halte Pulo Gadung 2 ( (4H) (4K) (7M)) |
Terminal Pulo Gebang di halte Pulo Gebang () |
|
05.00-22.00 | |
T53
|
Terminal Kampung Rambutan di halte Kampung Rambutan ( (9K) (10D)) |
Terminal Kampung Melayu di halte Kampung Melayu ( (5K) (13K)) |
|
05.00-22.00 | |
T506
|
Terminal Pulo Gebang di halte Pulo Gebang () |
Terminal Kampung Melayu di halte Kampung Melayu ( (5K) (13K)) |
|
24 jam |
Rute yang sudah tidak beroperasi/Harus dengan TransJakarta
- B91 (Tanah Abang–Batusari)–sekarang menjadi rute Transjakarta 8K
- B92 (Ciledug–Grogol)
- S64 (Terminal Pasar Minggu–Cililitan)
- S607 (Terminal Blok M–Pondok Ranji)
- S69 (Terminal Blok M–Ciledug)
- T50 (Terminal Kampung Melayu–Klender)
- T58 (Cililitan–Klender)
- S77 (Terminal Blok M–Ragunan)
- S619 (Terminal Blok M–Cinere)
- S611 (Terminal Blok M–Terminal Lebak Bulus via Pondok Pinang)
- S811(Terminal Blok M–Bintaro Jaya)
- S73 (Terminal Blok M–Kemandoran)
- S618 (Terminal Blok M–Puri Kembangan)
- S601 (Terminal Pasar Minggu–Ciputat)
- S71 (Terminal Blok M–Petukangan)
- S60 (Manggarai–Kampung Melayu via Tebet)
- S61 (Manggarai–Kampung Melayu via Matraman)
- S62 (Terminal Pasar Minggu–Manggarai)–sekarang menjadi rute Transjakarta 4B
- S604 (Terminal Pasar Minggu–Tanah Abang)
- S640 (Terminal Pasar Minggu–Tanah Abang)–sekarang menjadi rute Transjakarta 9D
- S606 (Terminal Pasar Minggu–Cipedak)–sekarang menjadi rute Transjakarta 9H
- S65 (Terminal Pasar Minggu–Kebayoran Lama)
- S70 (Terminal Blok M–Joglo)–sekarang menjadi rute Transjakarta 8D
- S72 (Terminal Blok M–Terminal Lebak Bulus via Radio Dalam)–sekarang menjadi rute Transjakarta S21
- S79 (Terminal Blok M–Terminal Lebak Bulus via Tarogong)
Catatan kaki
- ^ a b c d e f g Kompas Cetak: Balada Bus Kota di Jalanan Jakarta, oleh Madina Nusrat & Irene Sarwindaningrum. 29 Februari 2016
- ^ a b c d Detik.com: Sejarah Metromini Dari Bus Merah Sengketa Lalu Celaka
- ^ a b c d Tempo: Asal Mula Munculnya Metromini
- ^ a b CNN Indonesia: Metromini Dulu Berjaya Kini Tersungkur
- ^ a b c "Tarif MetroMini Kopaja Turun Rp. 200". Metrotvnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-05-07. Diakses tanggal 2016-04-28.
- ^ Kompas Cetak: Merosotnya Nilai Upah Diarsipkan 2016-05-30 di Wayback Machine.. Rubrik Opini oleh Suryadi A. Radjab. Rabu, 25 September 1996
- ^ Blog Lapan Puluhan
- ^ Bisnis Indonesia: Mulai hari ini tarif angkutan naik antara 9,19% dan 66,6%. Edisi 4 April 1996]
- ^ Tempo: Tarif Angkutan Umum 25 Tahun Terakhir. Publikasi 11 April 2000.
- ^ Kontan: Tarif Metromini di Blok M Naik Menjadi Rp. 4000
- ^ Kompas: Banyak Penumpang Tak Tahu Ada Penurunan Tarif Angkutan
- ^ Sigotom: Kukejar Cintaku Dalam Metromini
- ^ Balytra.com: Stiker di belakang kendaraan
- ^ Blog Status Lucu Twitter
- ^ Kapanlagi: Lirik lagu Bis Kota