Lompat ke isi

Nasi goreng (Indonesia)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 28 Desember 2022 17.49 oleh Raditya Pramana Putra (bicara | kontrib) (Fixed typo)
Nasi goreng
Nasi goreng spesial dengan sosis, telur, kerupuk, dan mentimun.
SajianMenu utama
DaerahSeluruh wilayah Indonesia, juga populer di Belanda.
Suhu penyajianPanas
Bahan utamaNasi, minyak sayur, ditambah daging, sayuran dan rempah, juga ditambah saus kecap.
VariasiBeragam varian di seluruh Indonesia.
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Nasi goreng adalah makanan berupa nasi yang digoreng dan dicampur dalam minyak goreng, margarin, atau mentega. Biasanya ditambah dengan kecap manis, bawang merah, bawang putih, asam jawa, lada dan bahan lainnya; seperti telur, daging ayam, dan kerupuk. Ada pula nasi goreng jenis lain yang dibuat bersama dengan ikan asin yang juga populer di seluruh Indonesia.

Nasi goreng juga dikenal sebagai masakan nasional Indonesia.[1] Nasi goreng banyak ditemukan di warung tepi jalan, gerobak penjaja keliling, hingga rumah makan dan meja prasmanan dalam pesta pernikahan di Indonesia.[2]

Pada tahun 2011, sebuah pemungutan suara di Internet yang diadakan oleh CNN International dan diikuti oleh 35.000 orang menempatkan nasi goreng pada peringkat dua dalam daftar '50 Makanan Terlezat di Dunia' setelah rendang.[3]

Sejarah

Seorang wanita sedang memasak nasi goreng.
Seorang koki memasak nasi goreng di sebuah pasar makanan di Kota Kinabalu, Malaysia Timur.

Nasi goreng memiliki awal yang sama dengan versi nasi goreng lainnya; sebagai cara untuk menghindari pemborosan nasi. Menggoreng nasi dapat mencegah penyebaran kuman, bakteri, mikroba berbahaya, terutama dalam teknologi pra-pembekuan di Indonesia dan juga menghindari kebutuhan untuk membuang makanan yang berharga. Nasi goreng secara tradisional disajikan di rumah untuk sarapan dan secara tradisional dibuat dari nasi sisa dari malam sebelumnya. Selain bahan-bahan seperti bawang merah, tomat, paprika dan cabai, nasi goreng dengan potongan daging ayam atau sapi; biasanya sisa dari masakan daging ayam atau sapi.

Nasi goreng sering digambarkan sebagai modifikasi nasi goreng Indonesia dan dengan resep nasi goreng lainnya di Asia, telah disarankan untuk melacak asal-usulnya dari nasi goreng Tiongkok Selatan. Namun, tidak jelas kapan Indonesia mulai menerima nasi goreng Tiongkok dan membuat versi mereka sendiri. Perdagangan antara Tiongkok dan Kepulauan Indonesia berkembang sejak zaman Kerajaan Sriwijaya sekitar abad ke-10 dan semakin intensif pada zaman Kerajaan Majapahit sekitar abad ke-15. Pada saat itu para imigran Tiongkok mulai menetap di Kepulauan Nusantara, membawa serta budaya dan masakan mereka. Orang Tionghoa biasanya mendukung makanan panas yang baru dimasak, dan dalam budaya mereka adalah tabu untuk membuang bahan makanan yang belum dimakan. Akibatnya, nasi sisa hari sebelumnya sering dimasak kembali di pagi hari. Dahulu, Indonesia mungkin hanya nasi sisa yang dijemur untuk membuat intip atau rengginang (kerupuk nasi), nasi kering juga bisa digiling untuk membuat tepung beras.

Pengaruh Tionghoa pada masakan Indonesia dapat dilihat pada mie goreng yang muncul bersamaan dengan diperkenalkannya teknik menggoreng yang membutuhkan penggunaan wajan Tiongkok. di Tiongkok, teknik menggoreng menjadi semakin populer selama Dinasti Ming (1368-1644 M). Pengenalan teknik menggoreng, panci Tiongkok, dan bahkan kecap mungkin telah terjadi sekitar atau setelah periode ini, pada abad ke-17. Kecap yang umum berasal dari Tiongkok abad ke-2, namun kecap (kecap manis) dikembangkan di Indonesia dengan tambahan gula aren lokal yang melimpah. Kecap manis dengan tambahan terasi merupakan unsur yang membedakan nasi goreng Indonesia dengan nasi goreng Tionghoa.

Selain pengaruh Tionghoa, ada teori lain yang menyatakan bahwa nasi goreng sebenarnya terinspirasi oleh hidangan Timur Tengah yang disebut ]Pilaf, yaitu nasi yang dimasak dengan kuah kaldu yang dibumbui. Saran ini cukup masuk akal dalam kaitannya dengan varian tertentu, yaitu nasi goreng kambing Betawi, yang menggunakan daging kambing atau kambing (biasanya disukai oleh orang Arab-Indonesia), rempah-rempah yang kaya dan minyak Samin (minyak lemak daging sapi), yang menunjukkan pengaruh Timur Tengah.

Nasi goreng dianggap sebagai bagian dari budaya India selama era kolonial. Penyebutan nasi goreng muncul dalam kesusastraan kolonial Hindia Belanda, seperti dalam cerita murid Hidjo karya Marco Kartodikoromo, yang dimuat di surat kabar Sinar Hindia tahun 1918. Disebutkan dalam buku masak Belanda tahun 1925 Groot Nieuw Vollemenggali Oost Indisch Kookbook. Perdagangan antara Belanda dan Hindia Belanda pada saat itu telah meningkatkan popularitas nasi goreng ke dunia.

Setelah Indonesia merdeka, nasi goreng dianggap sebagai hidangan Nasional, meski secara tidak resmi. Itu ada di menu yang diperkenalkan, ditawarkan dan disajikan di Restoran Teater Indonesia 1964 di dalam paviliun Indonesia di pameran dunia New York. Howard Palfrey Jones, Duta Besar AS untuk Indonesia pada tahun terakhir pemerintahan Ir. Soekarno pada pertengahan 1960-an, dalam memoarnya “Indonesia: a dream possible”, mengatakan bahwa dia seperti nasi goreng. Dia menggambarkan keberaniannya untuk nasi goreng yang dimasak oleh Hartini, salah satu istri dari Soekarno, dan memujinya sebagai nasi goreng paling enak yang pernah dia rasakan.

Bahan-bahan

Nasi goreng dengan petai dan daging kambing di Jakarta.

Nasi goreng Indonesia aromanya berbeda dengan nasi goreng dari negara asia lain, baunya lebih bersahaja dan berbau asap, hal ini karena nasi goreng di Indonesia diberi kecap manis atau kadang kala terasi, dan rasanya lebih kuat dan pedas dibanding nasi goreng cina.[4] Nasi goreng biasanya dihidangkan dengan krupuk dan bawang goreng untuk memberikan rasa renyah.

Bahan utama nasi goreng diantaranya nasi yang telah masak, kecap manis, bubuk terasi (pasta udang), garam, bawang putih, bawang merah, cabe rawit, daun bawang, pala, kunyit, minyak sayur, bawang merah, gula, pasta jahe, dan irisan mentimun serta tomat untuk hiasan. Beberapa resep bisa menambahkan lada hitam, saus ikan, atau kaldu bubuk sebagai penambah bumbu dan rasa. Telur bisa dicampur menjadi nasi goreng atau digoreng secara terpisah, baik sebagai telur ceplok/telur mata sapi, atau telur dadar (omelet), dan juga telur rebus. Penambahan telur atau tidak biasanya merupakan pilihan, nasi goreng yang dihidangkan dengan telur goreng sering dinamakan nasi goreng spesial atau nasi goreng khusus yang diberi topping telur goreng.

Variasi

Nasi goreng baik di Indonesia maupun di negara-negara lain dapat memiliki variasi tersendiri tergantung dari daerah asal dan bumbu atau bahan yang digunakan. Variasi ini biasanya dipengaruhi oleh bahan makanan yang biasa digunakan masyarakat setempat dan pengaruh ramuan bumbu dari negara tetangga, ataupun pengaruh budaya etnik asing bawaan yg datang ke negara tersebut. Beberapa variasi nasi goreng yang terkenal diIndonesia antara lain adalah sebagai berikut:

  • Nasi goreng Jawa: Nasi goreng ini biasanya dibumbui dengan sambal ulek yang membuat rasanya pedas. Contoh nasi goreng Jawa adalah nasi goreng babat Semarang yang warnanya agak cokelat dengan lauk babat, nasi goreng Jawa Tengah yang warnanya merah muda dengan lauk sayuran kol dan suwiran ayam kampung, nasi goreng Surabaya yang warnanya merah kecokelatan dengan lauk irisan telur dadar dan suwiran ayam potong serta nasi goreng kampung dari Yogyakarta yang warnanya merah tua dengan lauk telur mata sapi dan ayam kampung.
  • Nasi goreng ikan asin: Menggunakan ikan asin, salah satu variasi yang terkenal di Indonesia.
  • Nasi goreng kambing: Menggunakan daging kambing yang memiliki aroma khas.
  • Nasi goreng pete: Menggunakan pete sebagai campuran, digemari kelompok pengguna pete karena aromanya.
  • Nasi goreng pattaya (asal Thailand): Nasi goreng ini dibungkus dengan telur dadar.
  • Nasi goreng putih: Nasi goreng ini menggunakan kecap asin sebagai bumbunya sehingga warnanya masih keputih-putihan.
  • Nasi goreng Fukien (atau Fujian): (bukan berasal dari Fujian) adalah nasi goreng yang berasal dari daerah Kanton, biasa disajikan dengan saus di atasnya.
  • Nasi goreng Singapura: Bukan berasal dari Singapura, ini adalah masakan dari daerah Kanton dengan bumbu kare kuning.
  • Nasi goreng Yangchow (atau Yangzhou): (biasa disebut juga nasi goreng spesial) - meskipun dinamakan "Yangzhou", nasi goreng ini sebenarnya bukan berasal dari daerah Yangzhou. Biasa disajikan dengan udang dan daging panggang. Nasi goreng spesial lainnya yang terkenal adalah nasi goreng dengan telur mata sapi.
  • Nasi goreng Yuanyang: Nasi goreng yang dihidangkan dengan dua macam saus. Saus yang pertama berwarna putih dan yang kedua berwarna merah. Terkadang saus itu disajikan dalam lambang Yin Yang atau simbol Taichi.
  • Nasi Goreng Arab Habbatussauda (bukan berasal dari Arab tetapi kreasi khas Indonesia yang banyak memakai rempah asli Arab sebagai bagian bumbu utama). Umumnya menggunakan daging kambing dan memakai banyak jintan serta herbal/tanaman berkhasiat yang baik untuk kesehatan.
  • Nasi Goreng Jepang Ashita (bukan berasal dari Jepang tetapi kreasi khas Indonesia). Dinamakan nasi goreng Jepang sebab memakai Ashitaba yang berasal dari Jepang. Ashitaba adalah jenis sayuran herbal kesehatan yang sangat popular di negara Jepang. Pemakaian bahan ini menyebabkan nasi goreng terlihat unik berwarna hijau daun. Campuran tambahan biasanya daging asap, acar nanas, emping belinjo dan telur dadar.
  • Banyaknya variasi jenis Nasi Goreng yang dapat ditemukan di Indonesia merupakan ekspresi kreativitas masyarakat Indonesia dalam meracik kreasi jenis kuliner dengan aneka citrarasa, baik dari pengaruh bahan dasar lokal maupun pengaruh citarasa masakan internasional.
  • Nasi goreng gila: ini adalah menu varian baru yang banyak ditemukan di daerah jabodetabek. Biasanya dijajakan oleh pedagang kakl lima. Perbedaannya adalah dimana nasi goreng ini menambahkan bakso, sosis, serta sayur-sayuran yang beragam sebagai campurannya.

Penyajian

Nasi goreng dapat dimakan kapan saja, dan banyak orang Indonesia, Malaysia, dan Singapura memakannya untuk sarapan, biasanya menggunakan nasi sisa makan malam sebelumnya. Nasi yang digunakan untuk membuat nasi goreng sudah ditanak terlebih dahulu dan dibiarkan mendingin, sehingga menjadi alasan memakai nasi yang ditanak sehari sebelumnya.

Pedagang jalanan

Seorang pedagang jalanan memasak nasi goreng di gerobaknya. Para penjaja malam sering menyusuri kawasan permukiman Jakarta.

Meski sebagian besar warga Indonesia membuat nasi goreng untuk sarapan, makanan ini juga merupakan pilihan populer untuk makan larut malam yang dijajakan oleh pedagang jalanan, warung, dan juga jajanan gerobak yang sering menyusuri kawasan permukiman di Indonesia. Nasi goreng selalu dimasak secara langsung menurut pesanan per sajian, karena tukang masak biasanya akan menanyakan tingkat kepedasan nasi goreng kepada pembeli; biasa, sedang, pedas, atau sangat pedas. Tingkat tersebut tergantung pada jumlah sambal atau lada yang diberikan nantinya. Kadang pula porsi nasi goreng dalam jumlah besar dimasak sekaligus jika nasi goreng dengan tingkat kepedasan yang sama dipesan pada waktu yang sama.

Tukang masak mungkin juga akan bertanya tentang telurnya; dicampur dengan nasi atau dipisah sebagai telur mata sapi (ceplok) atau telur dadar (omelet). Istilah spesial pakai telur berarti nasi goreng tersebut menggunakan dua telur per sajian, satu dicampur dengan nasi dan satu lagi dimasak terpisah dalam bentuk omelet atau ceplok. Selain nasi goreng, penjaja gerobak biasanya juga menyediakan mi goreng, mi rebus, dan kwetiau goreng.

Restoran

Sarapan nasi goreng di sebuah hotel di Solo, dengan jus pepaya dan kopi hitam Jawa.

Nasi goreng adalah salah satu makanan populer di restoran-restoran Indonesia atau Asia. Makanan ini sering disajikan untuk sarapan di hotel-hotel Indonesia. Di restoran, makanan ini disajikan sebagai hidangan utama yang dilengkapi telur, ayam goreng, sate, sayuran, makanan laut seperti udang goreng atau ikan, dan kerupuk. Di warung, jika ditambah telur ceplok namanya nasi goreng istimewa. [butuh rujukan] Nasi goreng biasanya dijual bersama bakmi goreng oleh pedagang jalanan. Mereka menjual nasi goreng biasa dengan sedikit potongan ayam goreng, telur dadar, sayuran, dan mentimun.

Beberapa restoran menyediakan nasi goreng istimewa versi mereka sendiri, seperti Nasi Goreng Kambing Pete, Nasi Goreng Teri Medan, Nasi Goreng Aceh, atau Nasi Goreng Udang.

Toko kelontong

Nasi Goreng beku yang dihangatkan dijual di 7-Eleven yang pernah beroperasi di Jakarta.

Sejumlah merek bumbu nasi goreng dijual di supermarket, seperti Sajiku-Ajinomoto, Royco, dan Kokita. Bumbu nasi goreng adalah pasta bumbu nasi goreng instan yang dituangkan setelah menggoreng nasi putih. Hari ini, toko kelontong modern seperti 7-Eleven dan Lawson yang beroperasi di Indonesia juga menawarkan paket nasi goreng beku yang dihangatkan menggunakan microwave untuk dibawa pulang.

Belanda

Di Belanda, masakan Indonesia umum ditemukan karena hubungan kolonial yang historis dengan Indonesia. Para migran Indonesia menyediakan masakan Indonesia untuk dimakan di restoran atau dibawa pulang. Versi nasi goreng bawa pulang mudah dijumpai di supermarket. Toko bawa pulang dan restoran Cina juga sudah menyediakan nasi goreng, ditambah berbagai pilihan masakan Indonesia. Namun, dengan bumbu Kanton. Di negara tersebut, nasi goreng telah berkembang menjadi kudapan bernama nasischijf. Di Flandria, nama nasi goreng sering dipakai untuk menyebut nasi goreng bergaya negara Asia manapun.

Budaya masyarakat

Nasi goreng adalah judul lagu Tante Lien, "Geef Mij Maar Nasi Goreng" (Berikan aku Nasi Goreng saja) yang direkam tahun 1979. Lagu ini mendemonstrasikan hubungan kuliner bersejarah antara Belanda dan Indonesia dan mendeskripsikan betapa rindunya orang-orang keturunan Indo (Eurasia) yang menetap di Belanda dengan masakan Indonesia.

Nasi goreng adalah bagian dari menu makan malam Barack Obama pada kunjungan kenegaraannya ke Indonesia tahun 2010, yang turut ia puji kelezatannya bersama bakso dan emping.[5]

Galeri

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "Nasi Goreng: Indonesia's mouthwatering national dish". Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 Juli 2010. Diakses tanggal 5 Juli 2010. 
  2. ^ Crossette, Barbara (6 Juli 1986). "Fare of The Country; Spicy Staple of Indonesia". The New York Times. Diakses tanggal 7 Juli 2010. 
  3. ^ World's 50 Most Delicious Foods by CNNgo
  4. ^ "A Bowl of Rice". The Patterned Plate. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-09-05. Diakses tanggal 2018-02-24. 
  5. ^ Siahaan, Armando (10 November 2010). "Cheering, Bakso and Friendship — An Indonesian Welcome Home for Obama". The Jakarta Globe. 

Pranala luar