Lompat ke isi

Kereta api Argo Wilis

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 27 Januari 2023 14.54 oleh Ariq haidar (bicara | kontrib) (penambahan gambar)
Kereta api Argo Wilis
Berkas:Argo Wilis lepas BD.jpg
Kereta api Argo Wilis setelah meninggalkan Stasiun Bandung melintasi Jalan Braga, Bandung

Kereta api Argo Wilis
Kereta api Argo Wilis
Peta
Informasi umum
Jenis layananKereta api antarkota
StatusBeroperasi
Mulai beroperasi8 November 1998; 26 tahun lalu (1998-11-08)
Operator saat iniKereta Api Indonesia
Lintas pelayanan
Stasiun awalBandung
Jumlah pemberhentian13
Stasiun akhirSurabaya Gubeng
Jarak tempuh699 km
Waktu tempuh rerata9 jam 55 menit
Frekuensi perjalananSatu kali keberangkatan tiap hari pada jadwal pagi
Jenis relRel berat
Pelayanan penumpang
KelasEksekutif
Pengaturan tempat duduk50 tempat duduk disusun 2-2
kursi dapat direbahkan dan diputar
Fasilitas restorasiAda
Fasilitas observasiKaca panorama dupleks, dengan tirai dan lapisan laminasi isolator panas
Fasilitas hiburanAda
Fasilitas lainLampu baca, lubang colokan jack 35 mm (1,4 in), toilet, alat pemadam api ringan, rem darurat, penyejuk udara, peredam suara, dan Wi-Fi
Teknis sarana dan prasarana
Lebar sepur1.067 mm (3 ft 6 in)
Kecepatan operasional70–120 km/h (19–33 m/s)
Pemilik jalurDitjen KA, Kemenhub RI
Nomor pada jadwal5C–6C

Kereta api Argo Wilis merupakan layanan kereta api penumpang kelas eksekutif yang dioperasikan oleh Kereta Api Indonesia (KAI) untuk melayani rute BandungSurabaya Gubeng dan sebaliknya. Kereta api ini menempuh perjalanan sejauh 699 km dalam waktu 9 jam 55 menit, meninggalkan stasiun awal pada pagi hari dan tiba di stasiun akhir pada sore maupun malam hari. kereta api ini berlawanan dengan Kereta api Turangga.

Nama Argo Wilis diambil dari nama gunung yang terletak di bagian barat daya Provinsi Jawa Timur, yaitu Gunung Wilis.

Sejarah

Awal pengoperasian (1998–2018)

Kereta api Argo Wilis melintas di Stasiun Geneng, sekitar tahun 2009

Kereta api Argo Wilis diluncurkan pada 8 November 1998, diresmikan oleh Menteri Perhubungan, Giri Suseno Hardihardjono di Stasiun Surabaya Gubeng dan Gubernur Jawa Barat, R. Nana Nuriana di Stasiun Bandung.[1] Pada awalnya, kereta api ini beroperasi menggunakan rangkaian kereta buatan PT. INKA keluaran 1998 yang dilengkapi bogie NT-60 (K8) dan terdapat satu perjalanan fakultatif yang beroperasi pada malam hari. Pada awal pengoperasian hingga sekitar tahun 2017, kereta api ini sering ditarik menggunakan lokomotif CC203 maupun CC201.[1] Di awal pengoperasiannya, kereta api ini juga melayani perjalanan pada malam hari dengan berstatus fakultatif.

Karena memiliki tingkat keterisian yang rendah pada sekitar tahun 2008, kereta api ini pernah dijalankan sebagai kereta api fakultatif, bahkan sempat muncul wacana adanya penghapusan layanan kereta api Argo Wilis.[1]

Pada pertengahan tahun 2016, kereta api ini mulai beroperasi dengan membawa delapan atau sembilan kereta kelas eksekutif seiring peningkatan tingkat okupansi yang mengakibatkan lokomotif CC206 dijadikan sebagai lokomotif penarik untuk menggantikan lokomotif CC203/CC201.[1] Selain itu juga, ditambahkan layanan kereta eksekutif jenis priority yang hanya dijalankan pada waktu tertentu saja.

Pengoperasian saat ini (2018–sekarang)

Kereta api Argo Wilis beroperasi menggunakan rangkaian kereta baja nirkarat mulai 2018

Per 8 Juni 2018, kereta api Argo Wilis beroperasi menggunakan rangkaian kereta baja nirkarat buatan PT INKA keluaran 2018 maupun 2019 beserta kereta makan dan kereta pembangkit,[2] sementara rangkaian kereta lamanya (K1 1998) disimpan di Depo Kereta Bandung maupun dilakukan mutasi ke Yogyakarta, Cirebon, Sidotopo, dan Surabaya Pasarturi untuk pengoperasian kereta api penumpang dan Divisi Regional I Sumatra Utara untuk pengoperasian Kereta api Sribilah.[3]

Papan nama Argo Wilis per tahun 2021
Pengiriman rangkaian Kereta api Argo Wilis ke Jakarta Kota dari Stasiun Bandung akan melintasi Stasiun Cibitung per 2020

Dengan dikeluarkannya grafik perjalanan kereta api oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian dan KAI per 1 Desember 2019, rute kereta api Argo Wilis sempat diperpanjang hingga Stasiun Gambir[4] sebelum rute dikembalikan seperti semula sejak adanya pandemi COVID-19 hingga saat ini.

Pada budaya populer

Kereta api Argo Wilis bersama kereta api lainnya diangkat menjadi lagu campur sari karya Cak Diqin, "Sepur Argo Lawu", yang menyebutkan nama-nama kereta api seperti Argo Lawu, Argo Dwipangga, Argo Wilis, Argo Muria, Argo Bromo Anggrek, dan Sri Tanjung.[5]

Stasiun pemberhentian

Menurut Gapeka 2021 yang dirilis 10 Februari 2021 dengan revisi 24 September 2021, berikut ini adalah stasiun kereta api dilayani oleh KA Argo Wilis.

Provinsi Kota/Kabupaten Stasiun Keterangan
Jawa Timur Surabaya Surabaya Gubeng Stasiun ujung dari kereta api Argo Wilis dan terintegrasi dengan kereta komuter Gerbangkertosusila dan lokal dan Suroboyo Bus
Mojokerto Mojokerto Stasiun pemberhentian kereta komuter Gerbangkertosusila dan lokal
Jombang Jombang Stasiun pemberhentian kereta lokal
Nganjuk Kertosono Stasiun pemberhentian kereta lokal
Madiun Madiun
Jawa Tengah Surakarta Solo Balapan Stasiun ujung dari kedua kereta api tersebut dan terintegrasi dengan KAI Commuter Yogyakarta-Solo dan kereta api bandara SOC dan terintegrasi dengan bus Batik Solo Trans dan Trans Jateng di terminal Tirtonadi.
Purworejo Kutoarjo Stasiun pemberhentian KAI Commuter Prambanan Ekspres
Cilacap Kroya
Daerah Istimewa Yogyakarta Yogyakarta Yogyakarta Stasiun pemberhentian KAI Commuter Yogyakarta-Solo dan kereta api bandara YIA dan terintegrasi dengan bus Trans Jogja (lin 1A, 1B, 2A, 3A, 3B).
Jawa Barat Banjar Banjar
Tasikmalaya Tasikmalaya
Garut Cipeundeuy Stasiun untuk melakukan pengecekan rem kereta api.
Bandung Bandung Stasiun ujung dari kereta api Argo Wilis dan terintegrasi dengan kereta komuter Bandung Raya dan lokal Cibatuan dan bus Trans Metro Pasundan (2D 3D 4D).

Insiden

Pada 4 Februari 2013, kereta api Argo Wilis yang ditarik lokomotif CC201 menabrak mobil Toyota Avanza di Manonjaya, Tasikmalaya, Jawa Barat. Satu orang selamat, sedangkan lima orang luka parah.[6]

Pada 20 Desember 2013, terjadi kerusakan rel di km 393+8//9 antara Maos-Sikampuh. Seorang warga berhasil menghentikan kereta api Argo Wilis yang melaju kencang sehingga dapat berhenti sebelum melewati rel tersebut.[7]

Galeri

Referensi

Pranala luar