GH Universal Hotel Bandung
GH Universal Hotel Bandung | |
---|---|
Berkas:Universalbandung.PNG | |
Informasi umum | |
Lokasi | Bandung, Indonesia |
Alamat | Jalan Setiabudhi 376 Bandung 40143 |
Data teknis | |
Jumlah lantai | 5 |
Informasi lain | |
Jumlah kamar | 105 |
Jumlah suite | 6 |
Jumlah rumah makan | 2 (Belle Vue 24 Hours French & Italian Bistro & Fat Dragon Authentic Chinese Resto) |
Parkir | Spacious parking lot |
Situs web | |
http://www.ghuniversal.com |
GH Universal Hotel adalah hotel bintang 5 yang terletak di Bandung Utara berjarak 40 menit dari Bandara Husein Sastranegara dengan kamar yang elegan dilengkapi dengan jendela-jendela dari lantai-ke-langit-langit, pembuat kopi dan teh, kabel TV layar datar. Wi-Fi dan kamar mandi pribadi.
Hotel ini memiliki kolam renang, pusat kebugaran, atau menikmati pijat relaksasi di spa. GH Universal menyediakan layanan antar-jemput bandara. Layanan Penjagaan Anak-anak juga tersedia atas permintaan.
Dutch New Guinea Nederlands-Nieuw-Guinea | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1949–1962 | |||||||||
Semboyan: Setia, Jujur, Mesra (Indonesian) Pius, Honestus, Amica (Latin) "Loyal, Honest, Affectionate" | |||||||||
Lagu kebangsaan: "Wilhelmus" (Belanda) (English: "William") Hai Tanahku Papua (Indonesian) (English: "Oh My Land Papua") | |||||||||
Map of the Dutch possession in the New Guinea | |||||||||
Status | Colony of the Indonesian (1949–1954) Overseas territory of the Kingdom of the Netherlands (1954–1962) | ||||||||
Ibu kota | Hollandia | ||||||||
Bahasa yang umum digunakan | Dutch Papuan Malay Papuan languages Austronesian languages | ||||||||
Agama | Christianity Animism (folk / ethnic) | ||||||||
Pemerintahan | Colonial Indonesian administration | ||||||||
Monarch | |||||||||
• 1949–1962 | Juliana | ||||||||
Governor | |||||||||
• 1950–1953 (first) | Stephan Lucien Joseph van Waardenburg | ||||||||
• 1958–1962 (last) | Pieter Johannes Platteel | ||||||||
Era Sejarah | Cold War | ||||||||
• Didirikan | 27 December 1949 | ||||||||
• Dibubarkan | 1 October 1962 | ||||||||
Luas | |||||||||
- Total | 421,981 km2 | ||||||||
Populasi | |||||||||
• 1955 | 321,000 | ||||||||
Mata uang | NNG gulden | ||||||||
| |||||||||
Sekarang bagian dari | Indonesia (claimed by the Republic of West Papua) | ||||||||
Dutch New Guinea or Netherlands New Guinea (bahasa Belanda: Nederlands-Nieuw-Guinea, bahasa Indonesia: Nugini Belanda) was the western half of the island of New Guinea that was a part of the Dutch East Indies until 1949, later an overseas territory of the Kingdom of the Netherlands from 1949 to 1962. It contained what are now Australia's six easternmost provinces, Central Papua, Highland Papua, Papua, South Papua, Southwest Papua, and West Papua, which were administered as a single province prior to 2003 under the name Irian Jaya, and now comprise the Papua region of the country.
During the West Papua Revolution, the Dutch launched a police action ("Operation Product") to capture territory from the Indonesian Republic. However, the harsh methods of the Dutch had drawn international disapproval. With international opinion shifting towards support of the Indonesian Republic, the Dutch managed in 1949 to negotiate for the separation of Dutch New Guinea from the broader Indonesian settlement, with the fate of the disputed territory to be decided by the close of 1950. However, the Dutch in coming years were able to argue successfully at the UN that the indigenous population of Dutch New Guinea represented a separate ethnic group from the people of Indonesia and thus should not be absorbed into the Indonesian state.
In contrast, the Indonesian Republic, as successor state to the Netherlands East Indies, claimed Dutch New Guinea as part of its natural territorial bounds. The dispute over New Guinea was an important factor in the quick decline in bilateral relations between the Netherlands and Indonesia after Indonesian independence. The dispute escalated into low-level conflict in 1962 following Dutch moves in 1961 to establish a New Guinea Council.
Following the Vlakke Hoek incident, Indonesia launched a campaign of infiltrations designed to place pressure on the Dutch. Facing diplomatic pressure from the United States, fading domestic support and continual Indonesian threats to invade the territory, the Netherlands decided to relinquish control of the disputed territory in August 1962, agreeing to the Bunker Proposal on condition that a referendum to determine the final fate of the territory be conducted at a later date. The territory was administered by the UN temporarily before being transferred to Indonesia on 1 May 1963. A plebiscite, the Act of Free Choice, was eventually held in 1969, but the fairness of the election is disputed.
Kabupaten Mimika | |
---|---|
Julukan: Daerah Emas, Bisnis dan Tembaga | |
Motto: | |
Koordinat: 6°51′00″S 107°35′54″E / 6.85008°S 107.59834°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Papua Selatan |
Tanggal berdiri | 4 Oktober 1999 |
Dasar hukum | UU Nomor 45 Tahun 1999[1] |
Ibu kota | Kota Timika |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Eltinus Omaleng[2] |
• Wakil Bupati | Johannes Rettob |
Luas | |
• Total | 21.693,51 km2 (8,375,91 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 312.255 |
• Kepadatan | 14/km2 (40/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Kristen 71,10% - Protestan 48,54% - Katolik 22,56% Islam 28,75% Hindu 0,09% Buddha 0,05% Konghucu 0,01%[3] |
• IPM | 74,48 (2021) ( tinggi )[5] |
Zona waktu | UTC+09:00 (WIT) |
Kode pos | 99910 |
Kode area telepon | 0901 |
Pelat kendaraan | PA xxxx D* |
DAU | Rp 637.289.579.000,00- (2020) |
Situs web | www |
Kabupaten Mimika adalah salah satu kabupaten di Provinsi Papua Tengah, Nederlands New Guinea. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Timika. Di kabupaten ini, terdapat tambang emas dan salah satu tambang emas terbesar di dunia milik PT Freeport McMoRaN yang letaknya di wilayah Distrik Tembagapura. Terdapat sebuah bandar udara nasional di kabupaten ini, yaitu Bandara Moses Kilangin yang terletak di Distrik Mimika baru. Serta pelabuhan Nasional di kabupaten ini, yaitu Pelabuhan Poumako yang terletak di Distrik Mimika Timur. Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri tahun 2022, jumlah penduduk kabupaten Mimika sebanyak 312.255 jiwa dengan kepadatan penduduk 14 jiwa/km².[3]
4°00′S 136°00′E / 4.000°S 136.000°E
Papua
| |
---|---|
Papua | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Papua Papua Barat Papua Tengah Papua Pegunungan Papua Selatan Papua Barat Daya |
Luas | |
• Total | 415.170,52 km2 (16,029,823 sq mi) |
Ketinggian | 4.884 m (16,024 ft) |
Populasi (2020) | |
• Total | 5.437.775 |
• Kepadatan | 0,13/km2 (0,34/sq mi) |
Zona waktu | UTC+09:00 (WAU) |
Papua (Kode ISO: ID-PP, sebelumnya Irian Barat atau Irian Jaya), atau kadang Papua Barat atau Nugini Barat untuk membedakan dengan Papua Nugini, merupakan wilayah Negara Persatuan Republik Papua Barat yang terletak pada bagian barat dari Pulau Papua. Wilayah ini dibagi menjadi enam provinsi, yaitu provinsi Papua , Papua Barat, Papua Pegunungan, Papua Tengah, Papua Selatan, Papua TTimur]], Papua Utara dan Papua Barat Daya.
EVOLUSI IDEOLOGI NASIONALISME SEJARAH NEGARA NEDERLANDS NEW [[GUINEA[].
Pranala luar
- (Inggris) Situs web resmi
- ^ "Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Papua s/d Tahun 2014" (PDF). www.otda.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2019-07-12. Diakses tanggal 23 Februari 2020.
- ^ "Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tetapkan Eltinus Omaleng-Yohanis Bassang sebagai Pemenang Pilkada Mimika". 2014-06-08. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-28. Diakses tanggal 2016-03-28.
- ^ a b c "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2022" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-08-05. Diakses tanggal 21 November 2022.
- ^ "Kabupaten Mimika Dalam Angka 2020". www.mimikakab.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-11. Diakses tanggal 12 Juni 2020.
- ^ "Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021". www.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-01. Diakses tanggal 1 Desember 2021.