Lompat ke isi

Bakteri

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

{{Taxobox | color = {{https://www.google.com+Search+Snap"s"Client=ms+comandroid+android+bbroweser+&gbv+=1-9+Sites+to+URL&DuGun&Oq&Aui&aqs+online+on+in+Shows+URL=WebDuckDuckgo.com

Sejarah penemuan

Antony van Leeuwenhoek, orang pertama yang mengamati bakteri melalui mikroskop.

Bakteri merupakan organisme mikroskopik sehingga sulit dideteksi, terutama sebelum ditemukannya mikroskop. Organisme ini pertama kali diamati pada tahun 1676 oleh Antony van Leeuwenhoek, pedagang dan ilmuwan Belanda. Ia menggunakan mikroskop berlensa tunggal yang dirancangnya sendiri.[1] Leeuwenhoek lalu menerbitkan pengamatannya dalam serangkaian surat kepada Royal Society of London,[2][3][4] yang kemudian dipublikasikan dalam bahasa Inggris pada 1684.[5] Bakteri merupakan objek yang berada dalam batas yang bisa dilihat oleh lensa sederhana Leeuwenhoek dan tak ada orang lain yang bisa melihatnya selama lebih dari satu abad.[6] Leeuwenhoek juga mengamati protozoa, yang kesemuanya ia sebut sebagai "hewan kecil".[7]

Christian Gottfried Ehrenberg, ilmuwan Jerman, memperkenalkan kata bacterium pada tahun 1838.[8][9] Kata ini berasal dari romanisasi bahasa Yunani βακτηριον (bakterion),[10] bentuk diminutif dari βακτηρία (bakteria) yang memiliki arti "batang" atau "tongkat" karena bakteri pertama yang ditemukan berbentuk batang.[11][12]

Pada pertengahan abad ke-19, Ferdinand Cohn, seorang ahli botani asal Breslau, Prusia (sekarang bagian dari Polandia), tertarik pada bakteri yang tahan panas. Ia menemukan bahwa sejumlah bakteri membentuk endospora yang resistan terhadap suhu tinggi, termasuk Bacillus yang mampu beralih dari bentuk vegetatif menjadi endospora dan sebaliknya. Cohn juga menginisiasi pengelompokan bakteri berdasarkan bentuknya (bulat, batang, filamen, dan spiral) serta mengembangkan beberapa metode untuk mencegah kontaminasi pada kultur bakteri, seperti penggunaan kapas sebagai penutup pada tabung reaksi.[5][13]

Louis Pasteur, ahli kimia Prancis, menemukan bahwa pemanasan dapat membunuh atau menonaktifkan bakteri dan mikroorganisme lain pada anggur sehingga anggur tersebut tidak mudah rusak dan memiliki umur simpan yang lebih panjang.[14] Metode ini kemudian disebut pasteurisasi. Pada periode 1859 hingga 1864, Pasteur membantah konsep pembentukan spontan melalui eksperimen-eksperimennya yang kemudian diterima secara luas.[15] Bersama Robert Koch yang hidup sezaman dengannya, Pasteur adalah pendukung awal teori kuman penyakit.[16]

Ilustrasi basil penyebab tuberkulosis oleh Robert Koch pada 1882

Pada masa itu, mikroorganisme telah diketahui menyebabkan penyakit menular. Namun, belum ada bukti definitif yang mendukung teori ini sampai Robert Koch, dokter berkebangsaan Jerman, berhasil mengisolasi dan membuat biakan murni bakteri, serta menumbuhkannya di laboratorium. Bacillus anthracis dan Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri yang digunakan Koch untuk membuktikan teori kuman penyakit hingga ia diberikan penghargaan Nobel Fisiologi atau Kedokteran pada 1905.[17][18] Postulat Koch yang dirumuskannya untuk menentukan kausalitas antara patogen dan penyakit infeksi masih dipakai hingga saat ini.[19]

Meskipun berbagai penyakit bakterial telah diketahui, tetapi saat itu belum ada pengobatan yang memadai.[20] Sekitar tahun 1910, Paul Ehrlich bersama rekan-rekannya mengembangkan antibiotik sintetis pertama, yaitu Salvarsan (yang kemudian dikenal sebagai Arsfenamina) untuk mengobati sifilis yang diakibatkan oleh Treponema pallidum.[21] Ehrlich menerima penghargaan Nobel pada 1908 atas karyanya di bidang imunologi.[22] Ia juga memelopori penggunaan bahan pewarna untuk mendeteksi dan mengidentifikasi bakteri, yang menjadi dasar berbagai teknik pewarnaan seperti Ziehl–Neelsen.[23]

Perkembangan besar pada bakteriologi terjadi pada tahun 1977 ketika Carl Woese memublikasikan bahwa arkea memiliki garis keturunan evolusioner yang terpisah dari bakteri.[24] Taksonomi filogenetik ini bergantung pada pengurutan RNA ribosomal 16S dan membagi prokariota menjadi dua domain, sebagai bagian dari sistem tiga domain.[25]

Asal-usul dan evolusi awal

Pohon filogenetik yang menunjukkan bahwa bakteri lebih dulu bercabang dari garis keturunan arkea dan eukariota

Nenek moyang bakteri masa kini adalah mikroorganisme uniseluler yang merupakan bentuk kehidupan pertama di Bumi sekitar 4 miliar tahun yang lalu. Selama sekitar 3 miliar tahun, mayoritas organisme berukuran mikroskopis, yang didominasi oleh bakteri dan arkea.[26][27] Walaupun fosil bakteri ditemukan, misalnya dalam bentuk stromatolit, morfologinya yang tidak terlalu khas mengakibatkan mereka tak bisa digunakan untuk mengetahui riwayat evolusi bakteri atau waktu munculnya spesies bakteri tertentu. Meskipun demikian, urutan gen dapat digunakan untuk merekonstruksi filogeni bakteri, yang menunjukkan bahwa bakterilah yang pertama kali membentuk cabang dan keluar dari garis keturunan arkea/eukariota.[28] Nenek moyang bersama paling terkini dari bakteri dan arkea mungkin adalah hipertermofil yang hidup sekitar 2,5 hingga 3,2 miliar tahun yang lalu.[29][30] Bentuk kehidupan paling awal di darat mungkin berupa bakteri yang hidup sekitar 3,22 miliar tahun yang lalu.[31]

Bakteri juga terlibat dalam divergensi evolusioner besar kedua yang menciptakan percabangan arkea dan eukariota. Saat itu, eukariota terbentuk dari peristiwa masuknya bakteri purba ke dalam nenek moyang sel eukariota (yang mungkin masih berhubungan dekat dengan arkea) melalui asosiasi endosimbiotik.[32][33] Secara lebih spesifik, sel-sel proto-eukariota “menelan” Alphaproteobacteria sebagai simbion sehingga terbentuk salah satu dari mitokondria atau hidrogenosom, yang masih ditemukan di semua sel eukariota yang diketahui (kadang-kadang dalam bentuk yang sangat tereduksi, misalnya dalam protozoa kuno tanpa mitokondria). Belakangan, beberapa eukariota yang sudah memiliki mitokondria juga menelan organisme mirip sianobakteri yang pada akhirnya membentuk kloroplas pada alga dan tumbuhan. Hal ini dikenal sebagai endosimbiosis primer.[34][35]

Fosil

Satu kelompok bakteri, sianobakteri atau "blue green algae," telah meninggalkan fosil jauh dari zaman Prakambrium. Fosil cyanobacteria tertua yang diketahui hingga saat ini berusia hampir 3,5 miliar tahun. Sianobakteri lebih besar dari bakteri pada umumnya, dan dapat mengeluarkan dinding sel yang tebal. Selain itu, sianobakteri juga dapat membentuk struktur berlapis besar, yang disebut stromatolit (jika berbentuk kubah) atau onkolit (jika bulat). Struktur ini terbentuk sebagai alas sianobakteri yang tumbuh di lingkungan akuatik, membentuk sedimen dan terkadang mengeluarkan kalsium karbonat. Ketika dipotong sangat tipis, sianobakteri dan alga fosil yang terawetkan dengan baik dapat ditemukan pada fosil stromatolit.

Selain sianobakteri , tidak banyak fosil bakteri yang dipublikasikan. Dalam kondisi tertentu, sel bakteri dapat di salah pahamkan dengan mineral, terutama dengan pirit atau siderit (besi karbonat), mineral yang dapat membentuk replika dari sel hidup atau pseudomorphs. Beberapa bakteri juga mengeluarkan selubung berlapis besi yang terkadang memfosil. Adapula bakteri yang masuk ke dalam cangkang atau batu dan membentuk saluran mikroskopis di dalam cangkang; bakteri tersebut disebut sebagai endolitik. Bakteri juga telah ditemukan dalam damar, fosil resin pohon, dan dalam jaringan mumi.[36]

Morfologi

Berbagai morfologi dan tampilan sel bakteri

Bakteri memiliki berbagai macam bentuk dan ukuran. Sel bakteri besarnya sekitar sepersepuluh sel eukariota dan biasanya berukuran 0,5 hingga 5 mikrometer. Namun, beberapa spesies bisa dilihat dengan mata telanjang, misalnya Thiomargarita namibiensis yang panjangnya mencapai setengah milimeter[37] dan Epulopiscium fishelsoni yang mencapai 0,7 mm.[38] Contoh bakteri terkecil adalah anggota genus Mycoplasma yang berukuran 0,3 mikrometer, kurang lebih sama dengan ukuran virus terbesar.[39] Beberapa bakteri bahkan mungkin lebih kecil, tetapi jenis-jenis bakteri ultramikro ini belum dipahami dengan baik.[40]

Sebagian besar spesies bakteri berbentuk bulat (disebut kokus; dari bahasa Yunani kókkos yang artinya butir atau biji) atau berbentuk batang (disebut basilus, dari bahasa Latin baculus yang artinya tongkat).[41] Beberapa jenis bakteri berbentuk seperti batang yang agak melengkung atau berbentuk koma (disebut vibrio); bakteri-bakteri lainnya bisa berbentuk spiral (disebut spirillum) atau melingkar rapat (disebut spiroket). Bentuk yang tidak umum juga telah dijumpai, misalnya bakteri berbentuk bintang.[42] Berbagai macam bentuk ini ditentukan oleh dinding sel bakteri dan sitoskeleton, yang berperan penting karena dapat memengaruhi kemampuan bakteri dalam memperoleh nutrisi, menempel pada permukaan, berenang dalam cairan, dan melarikan diri dari predator.[43][44]

Kisaran ukuran prokariota secara relatif terhadap biomolekul dan organisme lainnya

Banyak spesies bakteri hanya berupa sel tunggal, sementara bakteri yang lain berkelompok dalam pola yang khas: Neisseria berbentuk diploid (berpasangan), Streptococcus membentuk rantai, sedangkan Staphylococcus bergerombol bersama-sama menyerupai sekumpulan anggur. Bakteri juga dapat berkelompok membentuk struktur multiseluler yang lebih besar, seperti Actinobacteria dengan filamen yang memanjang, miksobakteri yang membentuk agregat, dan Streptomyces yang mempunyai hifa kompleks.[45] Struktur-struktur multiseluler ini sering kali hanya terlihat pada kondisi tertentu. Sebagai contoh, ketika kekurangan asam amino, miksobakteri mendeteksi sel-sel di sekitarnya melalui proses yang dikenal sebagai pengindraan kuorum untuk bermigrasi menuju satu sama lain dan berkumpul membentuk tubuh buah dengan panjang hingga 500 mikrometer dan mengandung sekitar 100.000 sel bakteri.[46] Dalam tubuh buah ini, bakteri-bakteri melakukan tugas terpisah; misalnya, sekitar satu dari sepuluh sel bermigrasi ke bagian atas tubuh buah dan berdiferensiasi menjadi bentuk dorman khusus yang disebut miksospora yang lebih tahan terhadap kondisi kering dan keadaan lingkungan yang merugikan.[47]

Bakteri sering kali menempel pada suatu permukaan dan membentuk agregasi padat yang disebut biofilm, sementara formasi yang lebih besar dikenal sebagai tikar mikrob. Ketebalan biofilm dan tikar ini sekitar beberapa mikrometer sedangkan kedalamannya dapat mencapai setengah meter, dan mungkin mengandung banyak spesies bakteri, protista, dan arkea. Bakteri yang hidup dalam biofilm menampilkan susunan sel dan komponen ekstraseluler yang kompleks, serta membentuk struktur sekunder, seperti mikrokoloni, yang di dalamnya terdapat jejaring saluran untuk memungkinkan difusi nutrisi yang lebih baik.[48][49] Di lingkungan alami, seperti tanah atau permukaan tumbuhan, sebagian besar bakteri terikat dalam bentuk biofilm.[50] Biofilm merupakan hal penting dalam kedokteran karena struktur ini sering kali muncul saat infeksi bakteri berlangsung kronis atau saat terjadi infeksi pada implan peralatan medis. Bakteri yang terlindung dalam biofilm jauh lebih sulit dibunuh dibandingkan bakteri yang hidup sendiri-sendiri.[51]


Struktur sel

Struktur sel bakteri yang menunjukkan membran plasma, DNA (nukleoid), kapsul, dinding sel, mesosom, ribosom, sitoplasma, dan flagela

Struktur intraseluler

Sel bakteri dikelilingi oleh membran sel, yang terutama terbuat dari fosfolipid. Membran ini membungkus isi sel dan menjadi pembatas bagi nutrien, protein, dan komponen-komponen penting lainnya di sitoplasma agar mereka tetap berada di dalam sel.[52] Tidak seperti eukariota, sel bakteri biasanya tidak memiliki struktur besar yang terbungkus membran di dalam sitoplasma mereka, seperti nukleus, mitokondria, kloroplas, dan organel-organel lainnya.[53] Meskipun demikian, sejumlah bakteri mempunyai organel yang berikatan dengan protein, contohnya karboksisom,[54] yang menciptakan kompartemen untuk memisahkan aspek-aspek metabolisme bakteri.[55][56] Selain itu, bakteri memiliki sitoskeleton multikomponen untuk mengatur lokalisasi protein dan asam nukleat di dalam sel, serta untuk mengelola proses pembelahan sel.[57][58][59]

Banyak reaksi biokimia esensial, seperti pembangkitan energi, terjadi karena adanya gradien konsentrasi lintas membran. Akibatnya, tercipta perbedaan potensial yang serupa dengan baterai. Secara umum, kurangnya jumlah membran internal pada bakteri mengakibatkan reaksi-reaksi ini, misalnya rantai transpor elektron, berlangsung melintasi membran sel, baik antara sitoplasma (di bagian dalam sel) dengan bagian luar sel ataupun dengan periplasma.[60] Namun, pada banyak bakteri fotosintetik, membran plasma sangat terlipat dan mengisi sebagian besar sel dengan lapisan-lapisan membran pengumpul cahaya.[61] Kompleks pengumpul cahaya ini dapat membentuk struktur yang ditutupi lipid yang disebut klorosom pada bakteri belerang hijau.[62]

Bakteri tidak memiliki nukleus yang terbungkus membran. Materi genetiknya biasanya berupa nukleoid, yaitu DNA yang terletak di sitoplasma secara ireguler yang membentuk kromosom melingkar tunggal.[63] Nukleoid mengandung kromosom yang lengkap dengan struktur protein dan RNA-nya. Seperti semua organisme lain, bakteri memiliki ribosom untuk menghasilkan protein, tetapi struktur ribosom bakteri berbeda dari ribosom pada eukariota dan arkea.[64]

Sejumlah bakteri menghasilkan butiran penyimpanan nutrisi di dalam selnya, seperti glikogen,[65] polifosfat,[66] belerang,[67] atau polihidroksi alkanoat.[68] Beberapa bakteri, seperti sianobakteri fotosintetik, mempunyai vakuola gas internal yang mereka gunakan untuk mengatur daya apung sehingga mereka dapat berpindah untuk naik atau turun di dalam lap air yang memiliki intensitas cahaya dan tingkat nutrisi yang berbeda.[69]

Struktur ekstraseluler

Mikrograf elektron Helicobacter pylori yang mempunyai beberapa flagela di permukaan selnya

Lapisan yang mengelilingi bagian luar membran sel adalah dinding sel. Dinding sel bakteri terbuat dari peptidoglikan (disebut juga murein), yang disusun oleh rantai polisakarida yang terhubung secara silang dengan peptida yang mengandung asam amino-D.[70] Dinding sel bakteri berbeda dari dinding sel tumbuhan dan fungi, yang masing-masing terbuat dari selulosa dan kitin.[71] Dinding sel bakteri juga berbeda dengan arkea yang tidak mengandung peptidoglikan. Bagi banyak bakteri, dinding sel sangat penting untuk kelangsungan hidup mereka karena beberapa zat, misalnya penisilin (antibiotik yang diproduksi oleh jamur Penicillium), mampu membunuh bakteri dengan menghalangi satu langkah reaksi dalam sintesis peptidoglikan.[71]

Secara garis besar, ada dua jenis dinding sel pada bakteri, yang mengelompokkan bakteri menjadi bakteri Gram-positif dan bakteri Gram-negatif. Penamaan tersebut didasarkan dari reaksi sel terhadap pewarnaan Gram, suatu metode yang telah lama dilakukan untuk mengklasifikasikan jenis bakteri.[72]

Bakteri Gram-positif mempunyai dinding sel tebal yang mengandung banyak lapisan peptidoglikan dan asam teikoat. Sebaliknya, bakteri Gram-negatif memiliki dinding sel yang relatif tipis yang terdiri atas beberapa lapisan peptidoglikan yang dikelilingi oleh membran lipida dwilapis yang mengandung lipopolisakarida dan lipoprotein. Sebagian besar bakteri memiliki dinding sel bertipe Gram-negatif, dan hanya filum Firmicutes dan Actinobacteria (sebelumnya masing-masing dikenal sebagai bakteri Gram-positif dengan G+C rendah dan G+C tinggi) yang memiliki susunan Gram-positif alternatif.[73] Perbedaan struktur ini dapat menghasilkan perbedaan kerentanan terhadap antibiotik; misalnya, vankomisin hanya dapat membunuh bakteri Gram-positif dan tidak efektif melawan patogen Gram-negatif, seperti Haemophilus influenzae atau Pseudomonas aeruginosa.[74] Sebagian bakteri mempunyai struktur dinding sel yang tidak tergolong Gram-positif atau Gram-negatif, termasuk bakteri yang penting secara klinis seperti Mycobacterium yang mempunyai dinding sel dengan peptidoglikan tebal seperti bakteri Gram-positif, tetapi juga memiliki lapisan lipid kedua di bagian luarnya.[75]

Pada banyak bakteri, lapisan-S berupa molekul protein yang tersusun secara kaku menutupi bagian luar sel.[76] Lapisan ini melindungi permukaan sel secara fisik dan kimiawi dan dapat bertindak sebagai penghalang difusi makromolekul. Lapisan-S memiliki fungsi yang beragam, tetapi sebagian besar fungsinya kurang dipahami. Sejauh ini, lapisan-S diketahui bertindak sebagai faktor virulensi pada Campylobacter dan mengandung enzim permukaan pada Bacillus stearothermophilus.[77]

Diagram flagela yang pangkalnya menempel pada rotor di permukaan sel bakteri

Banyak bakteri memiliki struktur ekstrasel lainnya seperti flagela, fimbria, dan pili yang digunakan untuk bergerak, melekat, dan berkonjugasi.[78] Flagela merupakan struktur protein kaku yang digunakan untuk motilitas. Diameter flagela sekitar 20 nanometer dan panjangnya mencapai 20 mikrometer. Flagela digerakkan oleh energi yang dilepaskan oleh transfer ion, yang terjadi karena gradien elektrokimia lintas membran sel.[79] Fimbria (kadang-kadang disebut "pili yang melekat") adalah filamen protein yang halus, dengan diameter sekitar 2–10 nanometer dan panjang beberapa mikrometer. Mereka tersebar di permukaan sel dan terlihat seperti rambut halus bila diamati melalui mikroskop elektron. Fimbria diyakini terlibat dalam perlekatan bakteri ke permukaan padat atau ke sel lain, dan berperan dalam virulensi beberapa bakteri patogen.[80] Sementara itu, pili adalah struktur pelengkap yang sedikit lebih besar dari fimbria. Struktur ini disebut sebagai pili konjugasi atau pili kelamin saat menjadi sarana transfer materi genetik antarsel bakteri dalam proses yang disebut konjugasi (lihat genetika bakteri di bawah).[81] Mereka juga dapat menghasilkan gerakan yang disebut pili tipe IV.[82]

Beberapa struktur ekstraseluler bakteri: 1-Kapsul, 2-lapisan lendir, 3-biofilm

Banyak bakteri memproduksi glikokaliks untuk mengelilingi sel mereka. Kompleksitas struktur glikokaliks bervariasi, mulai dari lapisan lendir tak teratur yang terbuat dari zat polimer ekstraseluler hingga kapsul yang sangat terstruktur. Struktur-struktur ini dapat melindungi sel bakteri dari sel eukariota, misalnya makrofag (bagian dari sistem imun manusia), yang hendak menelan mereka.[83] Glikokaliks juga memiliki beberapa peran lain: bertindak sebagai antigen, terlibat dalam pengenalan sel, serta membantu perlekatan ke suatu permukaan dan pembentukan biofilm.[84]

Perakitan struktur-struktur ekstraseluler bergantung pada sistem sekresi bakteri, yang mentransfer protein dari sitoplasma ke periplasma atau ke lingkungan di sekitar sel. Para ilmuwan telah mengetahui bermacam-macam sistem sekresi bakteri dan menemukan bahwa struktur-struktur ekstrasel yang dihasilkannya sering kali berperan penting dalam menentukan virulensi patogen. Oleh karenanya, mereka dipelajari secara intensif.[85]

Endospora

Gambaran mikroskop fase kontras bakteri Paenibacillus alvei yang endosporanya terlihat terang

Beberapa genus bakteri Gram-positif, seperti Bacillus, Clostridium, Sporohalobacter, Anaerobacter, dan Heliobacterium, dapat membentuk struktur yang sangat resistan yang disebut endospora.[86] Endospora berkembang di dalam sitoplasma dan umumnya ada satu endospora yang berkembang di setiap sel. Setiap endospora mengandung DNA dan ribosom yang dikelilingi oleh lapisan korteks dan dilindungi oleh berlapis-lapis selubung kaku yang terdiri dari peptidoglikan dan berbagai protein.[87]

Endospora tidak menunjukkan tanda-tanda metabolisme dan dapat bertahan dari tekanan fisik dan kimia, seperti sinar ultraungu, radiasi gama, detergen, disinfektan, panas, pembekuan, tekanan, dan pengeringan, dalam tingkatan yang ekstrem.[88] Dalam keadaan yang tidak aktif ini, suatu organisme dapat tetap hidup selama jutaan tahun,[89][90] dan endospora bahkan memungkinkan bakteri bertahan hidup pada kondisi hampa udara dan radiasi di ruang angkasa sehingga mungkin bakteri dapat didistribusikan ke seluruh Alam semesta melalui debu kosmik, meteoroid, asteroid, komet, planetoid, atau melalui panspermia terarah.[91] Bakteri pembentuk endospora juga dapat menyebabkan penyakit. Sebagai contoh, antraks dapat ditularkan dengan menghirup endospora Bacillus anthracis, sementara luka-tusuk dalam yang terkontaminasi endospora Clostridium tetani dapat menyebabkan tetanus.[92] Selain itu, endospora Clostridium botulinum membuatnya terlindung dari suhu dan tekanan tinggi pada pemrosesan makanan kaleng sehingga dapat mengakibatkan keracunan saat dikonsumsi.[93]

== |- !TipOS&Aui&&IM&Photos-sbap+networks+AutomatecWellcom+to+Telefones>

  1. ^ Porter, J.R. (Juni 1976). "Antony van Leeuwenhoek: tercentenary of his discovery of bacteria". Bacteriological Reviews. 40 (2): 260–269. doi:10.1128/mmbr.40.2.260-269.1976. PMC 413956alt=Dapat diakses gratis. PMID 786250. 
  2. ^ van Leeuwenhoek, A. (1684). "An abstract of a letter from Mr. Anthony Leevvenhoek at Delft, dated Sep. 17, 1683, Containing Some Microscopical Observations, about Animals in the Scurf of the Teeth, the Substance Call'd Worms in the Nose, the Cuticula Consisting of Scales". Philosophical Transactions. 14 (155–166): 568–574. Bibcode:1684RSPT...14..568L. doi:10.1098/rstl.1684.0030alt=Dapat diakses gratis. 
  3. ^ van Leeuwenhoek, A. (1700). "Part of a Letter from Mr Antony van Leeuwenhoek, concerning the Worms in Sheeps Livers, Gnats, and Animalcula in the Excrements of Frogs". Philosophical Transactions. 22 (260–276): 509–18. Bibcode:1700RSPT...22..509V. doi:10.1098/rstl.1700.0013alt=Dapat diakses gratis. 
  4. ^ van Leeuwenhoek, A. (1702). "Part of a Letter from Mr Antony van Leeuwenhoek, F.R.S. concerning Green Weeds Growing in Water, and Some Animalcula Found about Them". Philosophical Transactions. 23 (277–288): 1304–11. Bibcode:1702RSPT...23.1304V. doi:10.1098/rstl.1702.0042. 
  5. ^ a b Madigan dkk. 2015, hlm. 13.
  6. ^ Asimov, Isaac (1982). Asimov's Biographical Encyclopedia of Science and Technology (edisi ke-2). Garden City, NY: Doubleday and Company. hlm. 143. 
  7. ^ Lane, Nick (19 April 2015). "The unseen world: reflections on Leeuwenhoek (1677) 'Concerning little animals'". Philosophical Transactions of the Royal Society B: Biological Sciences. 370 (1666): 20140344. doi:10.1098/rstb.2014.0344. ISSN 0962-8436. PMC 4360124alt=Dapat diakses gratis. PMID 25750239. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-29. Diakses tanggal 2021-05-15. 
  8. ^ Ehrenberg, Christian Gottfried; Carlgren, Oskar; Hemprich, W. F.; Hilgendorf, Franz; Klug, Fr.; Klug, Fr.; Martens, Eduard von; Matschie, Paul; Schumann, K. (1828). "Symbolae Physicae: Animalia Evertebrata Exclusis Insectis". Symbolae physicae, seu, Icones et descriptiones corporum naturalium novorum aut minus cognitorum : quae ex itineribus per Libyam Aegyptum Nubiam Dongalam Syriam Arabiam et Habessiniam publico institutis sumptu Friderici Guilelmi Hemprich et Christiani Godofredi Ehrenberg : studio annis MDCCCXX-MDCCCXXV redierunt. Berolini: Ex Officina Academica, venditur a Mittlero. hlm. 16. doi:10.5962/bhl.title.107403. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-27. Diakses tanggal 2021-05-15. 
  9. ^ Breed, Robert S.; Conn, H. J. (1936). "The Status of the Generic Term Bacterium Ehrenberg 1828*". Journal of Bacteriology. 31 (5): 517–518. doi:10.1128/JB.31.5.517-518.1936. ISSN 0021-9193. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-15. Diakses tanggal 2021-05-15. 
  10. ^ Liddell, Henry George; Scott, Robert (1940). "βακτήριον". A Greek–English Lexicon. Perseus Project. Oxford: Clarendon Press. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-13. Diakses tanggal 2021-05-15. 
  11. ^ "Bacterium". Lexico. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-15. Diakses tanggal 15 Mei 2021. 
  12. ^ Harper, Douglas. "Bacteria". Online Etymology Dictionary. 
  13. ^ Drews, Gerhart (1999). "Ferdinand Cohn, a founder of modern microbiology" (PDF). ASM News. 65 (8): 547–552. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 13 Juli 2017. 
  14. ^ Vallery-Radot, René (1919). The Life of Pasteur. Diterjemahkan oleh Devonshire, R.L. London: Constable & Company. hlm. 113. 
  15. ^ Roll-Hansen, Nils (1979). "Experimental Method and Spontaneous Generation: The Controversy between Pasteur and Pouchet, 1859–64" (PDF). Journal of the History of Medicine and Allied Sciences. XXXIV (3): 273–292. doi:10.1093/jhmas/XXXIV.3.273. PMID 383780. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 3 Maret 2019. 
  16. ^ "Pasteur's Papers on the Germ Theory". Louisiana State University Law Center's Medical and Public Health Law Site, Historic Public Health Articles. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 Desember 2006. Diakses tanggal 23 November 2006. 
  17. ^ Madigan dkk. 2015, hlm. 16–20.
  18. ^ "The Nobel Prize in Physiology or Medicine 1905". Nobel Prize. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 Desember 2006. Diakses tanggal 22 November 2006. 
  19. ^ Inglis TJ (November 2007). "Principia aetiologica: taking causality beyond Koch's postulates". Journal of Medical Microbiology. 56 (Pt 11): 1419–1422. doi:10.1099/jmm.0.47179-0alt=Dapat diakses gratis. PMID 17965339. 
  20. ^ Thurston AJ (Desember 2000). "Of blood, inflammation and gunshot wounds: the history of the control of sepsis". The Australian and New Zealand Journal of Surgery. 70 (12): 855–861. doi:10.1046/j.1440-1622.2000.01983.x. PMID 11167573. 
  21. ^ Schwartz RS (Maret 2004). "Paul Ehrlich's magic bullets". The New England Journal of Medicine. 350 (11): 1079–1080. doi:10.1056/NEJMp048021. PMID 15014180. 
  22. ^ "Biography of Paul Ehrlich". Nobel Prize. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 November 2006. Diakses tanggal 26 November 2006. 
  23. ^ Titford, Michael (Agustus 2010). "Paul Ehrlich: Histological Staining, Immunology, Chemotherapy". Laboratory Medicine. 41 (8): 497–498. doi:10.1309/LMHJS86N5ICBIBWM. ISSN 0007-5027. 
  24. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Woese1977
  25. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Woese
  26. ^ Schopf, J.W. (Juli 1994). "Disparate rates, differing fates: tempo and mode of evolution changed from the Precambrian to the Phanerozoic". Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America. 91 (15): 6735–6742. Bibcode:1994PNAS...91.6735S. doi:10.1073/pnas.91.15.6735. PMC 44277alt=Dapat diakses gratis. PMID 8041691. 
  27. ^ DeLong, E.F.; Pace, N.R. (Agustus 2001). "Environmental diversity of bacteria and archaea". Systematic Biology. 50 (4): 470–478. CiteSeerX 10.1.1.321.8828alt=Dapat diakses gratis. doi:10.1080/106351501750435040. PMID 12116647. 
  28. ^ Brown, J.R.; Doolittle, W.F. (Desember 1997). "Archaea and the prokaryote-to-eukaryote transition". Microbiology and Molecular Biology Reviews. 61 (4): 456–502. doi:10.1128/.61.4.456-502.1997. PMC 232621alt=Dapat diakses gratis. PMID 9409149. 
  29. ^ Di Giulio, M. (Desember 2003). "The universal ancestor and the ancestor of bacteria were hyperthermophiles". Journal of Molecular Evolution. 57 (6): 721–730. Bibcode:2003JMolE..57..721D. doi:10.1007/s00239-003-2522-6. PMID 14745541. 
  30. ^ Battistuzzi, F.U.; Feijao, A.; Hedges, S.B. (November 2004). "A genomic timescale of prokaryote evolution: insights into the origin of methanogenesis, phototrophy, and the colonization of land". BMC Evolutionary Biology. 4: 44. doi:10.1186/1471-2148-4-44. PMC 533871alt=Dapat diakses gratis. PMID 15535883. 
  31. ^ Homann, Martin; dkk. (23 Juli 2018). "Microbial life and biogeochemical cycling on land 3,220 million years ago" (PDF). Nature Geoscience. 11 (9): 665–671. Bibcode:2018NatGe..11..665H. doi:10.1038/s41561-018-0190-9. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2021-05-09. Diakses tanggal 2021-05-17. 
  32. ^ Poole, A.M.; Penny, D. (Januari 2007). "Evaluating hypotheses for the origin of eukaryotes". BioEssays. 29 (1): 74–84. doi:10.1002/bies.20516. PMID 17187354. 
  33. ^ Dyall, S.D.; Brown, M.T.; Johnson, P.J. (April 2004). "Ancient invasions: from endosymbionts to organelles". Science. 304 (5668): 253–257. Bibcode:2004Sci...304..253D. doi:10.1126/science.1094884. PMID 15073369. 
  34. ^ Lang, B.F.; Gray, M.W.; Burger, G. (1999). "Mitochondrial genome evolution and the origin of eukaryotes". Annual Review of Genetics. 33: 351–397. doi:10.1146/annurev.genet.33.1.351. PMID 10690412. 
  35. ^ McFadden, G.I. (Desember 1999). "Endosymbiosis and evolution of the plant cell". Current Opinion in Plant Biology. 2 (6): 513–519. doi:10.1016/S1369-5266(99)00025-4. PMID 10607659. 
  36. ^ "Fossil Record of the Bacteria". ucmp.berkeley.edu. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-17. Diakses tanggal 2022-02-21. 
  37. ^ Schulz, Heide N.; Jørgensen, Bo Barker (Oktober 2001). "Big Bacteria". Annual Review of Microbiology. 55 (1): 105–137. doi:10.1146/annurev.micro.55.1.105. ISSN 0066-4227. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-22. Diakses tanggal 2021-05-18. 
  38. ^ Williams, Caroline (2011). "Who are you calling simple?". New Scientist. 211 (2821): 38–41. doi:10.1016/S0262-4079(11)61709-0. 
  39. ^ Robertson, J.; Gomersall, M.; Gill, P. (November 1975). "Mycoplasma hominis: growth, reproduction, and isolation of small viable cells". Journal of Bacteriology. 124 (2): 1007–1018. doi:10.1128/JB.124.2.1007-1018.1975. PMC 235991alt=Dapat diakses gratis. PMID 1102522. 
  40. ^ Velimirov, Branko (2001). "Nanobacteria, Ultramicrobacteria and Starvation Forms: A Search for the Smallest Metabolizing Bacterium". Microbes and environments. 16 (2): 67–77. doi:10.1264/jsme2.2001.67. ISSN 1342-6311. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-18. Diakses tanggal 2021-05-18. 
  41. ^ Dusenbery, David B. (2009). Living at Micro Scale: The Unexpected Physics of Being Small. Cambridge, Mass.: Harvard University Press. hlm. 20–25. ISBN 978-0-674-03116-6. OCLC 225874255. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-09. Diakses tanggal 2021-05-18. 
  42. ^ Yang, D.C.; Blair, K.M.; Salama, N.R. (Maret 2016). "Staying in Shape: the Impact of Cell Shape on Bacterial Survival in Diverse Environments". Microbiology and Molecular Biology Reviews. 80 (1): 187–203. doi:10.1128/MMBR.00031-15. PMC 4771367alt=Dapat diakses gratis. PMID 26864431. 
  43. ^ Cabeen, Matthew T.; Jacobs-Wagner, Christine (Agustus 2005). "Bacterial cell shape". Nature Reviews Microbiology. 3 (8): 601–610. doi:10.1038/nrmicro1205. ISSN 1740-1526. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-03-16. Diakses tanggal 2021-05-18. 
  44. ^ Young, K.D. (September 2006). "The selective value of bacterial shape". Microbiology and Molecular Biology Reviews. 70 (3): 660–703. doi:10.1128/MMBR.00001-06. PMC 1594593alt=Dapat diakses gratis. PMID 16959965. 
  45. ^ Claessen, Dennis; Rozen, Daniel E.; Kuipers, Oscar P.; Søgaard-Andersen, Lotte; van Wezel, Gilles P. (Februari 2014). "Bacterial solutions to multicellularity: a tale of biofilms, filaments and fruiting bodies". Nature Reviews Microbiology. 12 (2): 115–124. doi:10.1038/nrmicro3178. ISSN 1740-1526. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-03-28. Diakses tanggal 2021-05-18. 
  46. ^ Shimkets, Lawrence J. (Oktober 1999). "Intercellular Signaling During Fruiting-Body Development of Myxococcus xanthus". Annual Review of Microbiology. 53 (1): 525–549. doi:10.1146/annurev.micro.53.1.525. ISSN 0066-4227. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-03-17. Diakses tanggal 2021-05-18. 
  47. ^ Kaiser, Dale (Oktober 2004). "Signaling in myxobacteria". Annual Review of Microbiology. 58 (1): 75–98. doi:10.1146/annurev.micro.58.030603.123620. ISSN 0066-4227. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-03-10. Diakses tanggal 2021-05-18. 
  48. ^ Donlan, Rodney M. (September 2002). "Biofilms: Microbial Life on Surfaces". Emerging Infectious Diseases. 8 (9): 881–890. doi:10.3201/eid0809.020063. ISSN 1080-6040. PMC 2732559alt=Dapat diakses gratis. PMID 12194761. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-02-28. Diakses tanggal 2021-05-18. 
  49. ^ Branda, Steven S.; Vik, Åshild; Friedman, Lisa; Kolter, Roberto (Januari 2005). "Biofilms: the matrix revisited". Trends in Microbiology. 13 (1): 20–26. doi:10.1016/j.tim.2004.11.006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-25. Diakses tanggal 2021-05-18. 
  50. ^ Davey, Mary Ellen; O'toole, George A. (1 Desember 2000). "Microbial Biofilms: from Ecology to Molecular Genetics". Microbiology and Molecular Biology Reviews. 64 (4): 847–867. doi:10.1128/MMBR.64.4.847-867.2000. ISSN 1098-5557. PMC 99016alt=Dapat diakses gratis. PMID 11104821. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-11. Diakses tanggal 2021-05-18. 
  51. ^ Donlan, Rodney M.; Costerton, J. William (April 2002). "Biofilms: Survival Mechanisms of Clinically Relevant Microorganisms". Clinical Microbiology Reviews. 15 (2): 167–193. doi:10.1128/CMR.15.2.167-193.2002. ISSN 0893-8512. PMC 118068alt=Dapat diakses gratis. PMID 11932229. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-25. Diakses tanggal 2021-05-18. 
  52. ^ Slonczewski, Joan; Foster, John Watkins (2014). Microbiology: An Evolving Science (edisi ke-3). New York: John Watkins Foster. hlm. 82. ISBN 978-0-393-91929-5. OCLC 881060733. 
  53. ^ Lodish, Harvey F.; Berk, Arnold; Kaiser, Chris A. (2013). Molecular Cell Biology (edisi ke-7). New York: W.H. Freeman and Co. hlm. 13. ISBN 978-1-4292-3413-9. OCLC 171110915. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-12-18. Diakses tanggal 2021-05-21. 
  54. ^ Kerfeld, C. A. (5 Agustus 2005). "Protein Structures Forming the Shell of Primitive Bacterial Organelles". Science. 309 (5736): 936–938. doi:10.1126/science.1113397. ISSN 0036-8075. 
  55. ^ Bobik, Thomas A. (Mei 2006). "Polyhedral organelles compartmenting bacterial metabolic processes". Applied Microbiology and Biotechnology. 70 (5): 517–525. doi:10.1007/s00253-005-0295-0. ISSN 0175-7598. 
  56. ^ Yeates, Todd O.; Kerfeld, Cheryl A.; Heinhorst, Sabine; Cannon, Gordon C.; Shively, Jessup M. (September 2008). "Protein-based organelles in bacteria: carboxysomes and related microcompartments". Nature Reviews Microbiology. 6 (9): 681–691. doi:10.1038/nrmicro1913. ISSN 1740-1526. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-18. Diakses tanggal 2021-05-21. 
  57. ^ Gitai, Zemer (Maret 2005). "The New Bacterial Cell Biology: Moving Parts and Subcellular Architecture". Cell. 120 (5): 577–586. doi:10.1016/j.cell.2005.02.026. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-03-27. Diakses tanggal 2021-05-21. 
  58. ^ Shih, Yu-Ling; Rothfield, Lawrence (September 2006). "The Bacterial Cytoskeleton". Microbiology and Molecular Biology Reviews. 70 (3): 729–754. doi:10.1128/MMBR.00017-06. ISSN 1092-2172. PMC 1594594alt=Dapat diakses gratis. PMID 16959967. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-03-07. Diakses tanggal 2021-05-21. 
  59. ^ Norris, Vic; den Blaauwen, Tanneke; Cabin-Flaman, Armelle; Doi, Roy H.; Harshey, Rasika; Janniere, Laurent; Jimenez-Sanchez, Alfonso; Jin, Ding Jun; Levin, Petra Anne (Maret 2007). "Functional Taxonomy of Bacterial Hyperstructures". Microbiology and Molecular Biology Reviews. 71 (1): 230–253. doi:10.1128/MMBR.00035-06. ISSN 1092-2172. PMC 1847379alt=Dapat diakses gratis. PMID 17347523. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-03-08. Diakses tanggal 2021-05-21. 
  60. ^ Harold, F M (1972). "Conservation and transformation of energy by bacterial membranes". Bacteriological Reviews. 36 (2): 172–230. doi:10.1128/BR.36.2.172-230.1972. ISSN 0005-3678. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-21. Diakses tanggal 2021-05-21. 
  61. ^ Bryant, Donald A.; Frigaard, Niels-Ulrik (November 2006). "Prokaryotic photosynthesis and phototrophy illuminated". Trends in Microbiology. 14 (11): 488–496. doi:10.1016/j.tim.2006.09.001. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-06-03. Diakses tanggal 2021-05-21. 
  62. ^ Pšenčík, J.; Ikonen, T.P.; Laurinmäki, P.; Merckel, M.C.; Butcher, S.J.; Serimaa, R.E.; Tuma, R. (Agustus 2004). "Lamellar Organization of Pigments in Chlorosomes, the Light Harvesting Complexes of Green Photosynthetic Bacteria". Biophysical Journal. 87 (2): 1165–1172. doi:10.1529/biophysj.104.040956. PMC 1304455alt=Dapat diakses gratis. PMID 15298919. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-03-08. Diakses tanggal 2021-05-21. 
  63. ^ Thanbichler, Martin; Wang, Sherry C.; Shapiro, Lucy (15 Oktober 2005). "The bacterial nucleoid: A highly organized and dynamic structure". Journal of Cellular Biochemistry. 96 (3): 506–521. doi:10.1002/jcb.20519. ISSN 0730-2312. 
  64. ^ Poehlsgaard, Jacob; Douthwaite, Stephen (November 2005). "The bacterial ribosome as a target for antibiotics". Nature Reviews Microbiology. 3 (11): 870–881. doi:10.1038/nrmicro1265. ISSN 1740-1526. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-17. Diakses tanggal 2021-05-21. 
  65. ^ Yeo, Marcus; Chater, Keith (1 Maret 2005). "The interplay of glycogen metabolism and differentiation provides an insight into the developmental biology of Streptomyces coelicolor". Microbiology. 151 (3): 855–861. doi:10.1099/mic.0.27428-0. ISSN 1350-0872. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-15. Diakses tanggal 2021-05-21. 
  66. ^ Shiba, T.; Tsutsumi, K.; Ishige, K.; Noguchi, T. (Maret 2000). "Inorganic polyphosphate and polyphosphate kinase: their novel biological functions and applications". Biochemistry. Biokhimiia. 65 (3): 315–323. ISSN 0006-2979. PMID 10739474. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-03-04. Diakses tanggal 2021-05-21. 
  67. ^ Brune, Daniel C. (Juni 1995). "Isolation and characterization of sulfur globule proteins from Chromatium vinosum and Thiocapsa roseopersicina". Archives of Microbiology. 163 (6): 391–399. doi:10.1007/BF00272127. ISSN 0302-8933. 
  68. ^ Kadouri, Daniel; Jurkevitch, Edouard; Okon, Yaacov; Castro-Sowinski, Susana (Januari 2005). "Ecological and Agricultural Significance of Bacterial Polyhydroxyalkanoates". Critical Reviews in Microbiology. 31 (2): 55–67. doi:10.1080/10408410590899228. ISSN 1040-841X. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-03-09. Diakses tanggal 2021-05-21. 
  69. ^ Walsby, A E (1994). "Gas vesicles". Microbiological Reviews. 58 (1): 94–144. doi:10.1128/MR.58.1.94-144.1994. ISSN 0146-0749. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-21. Diakses tanggal 2021-05-21. 
  70. ^ Heijenoort, J. v. (1 Maret 2001). "Formation of the glycan chains in the synthesis of bacterial peptidoglycan". Glycobiology. 11 (3): 25R–36R. doi:10.1093/glycob/11.3.25R. ISSN 0959-6658. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-11. Diakses tanggal 2021-05-21. 
  71. ^ a b Koch, Arthur L. (Oktober 2003). "Bacterial Wall as Target for Attack". Clinical Microbiology Reviews. 16 (4): 673–687. doi:10.1128/CMR.16.4.673-687.2003. ISSN 0893-8512. PMC 207114alt=Dapat diakses gratis. PMID 14557293. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-03. Diakses tanggal 2021-05-21. 
  72. ^ Gram, HC (1884). "Über die isolierte Färbung der Schizomyceten in Schnitt- und Trockenpräparaten". Fortschr. Med. 2: 185–189. 
  73. ^ Hugenholtz, Philip (29 Januari 2002). "Exploring prokaryotic diversity in the genomic era". Genome Biology. 3 (2): reviews0003.1. doi:10.1186/gb-2002-3-2-reviews0003. PMC 139013alt=Dapat diakses gratis. PMID 11864374. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-24. Diakses tanggal 2021-05-21. 
  74. ^ Walsh, Fiona M; Amyes, Sebastian GB (Oktober 2004). "Microbiology and drug resistance mechanisms of fully resistant pathogens". Current Opinion in Microbiology. 7 (5): 439–444. doi:10.1016/j.mib.2004.08.007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-31. Diakses tanggal 2021-05-21. 
  75. ^ Alderwick, Luke J.; Harrison, James; Lloyd, Georgina S.; Birch, Helen L. (Agustus 2015). "The Mycobacterial Cell Wall—Peptidoglycan and Arabinogalactan". Cold Spring Harbor Perspectives in Medicine. 5 (8): a021113. doi:10.1101/cshperspect.a021113. ISSN 2157-1422. PMC 4526729alt=Dapat diakses gratis. PMID 25818664. 
  76. ^ Engelhardt, Harald; Peters, Jürgen (Desember 1998). "Structural Research on Surface Layers: A Focus on Stability, Surface Layer Homology Domains, and Surface Layer–Cell Wall Interactions". Journal of Structural Biology. 124 (2-3): 276–302. doi:10.1006/jsbi.1998.4070. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-25. Diakses tanggal 2021-05-21. 
  77. ^ Beveridge, T. J.; Pouwels, P. H.; Sára, M.; Kotiranta, A.; Lounatmaa, K.; Kari, K.; Kerosuo, E.; Haapasalo, M.; Egelseer, E. M. (Juni 1997). "Functions of S-layers". FEMS microbiology reviews. 20 (1-2): 99–149. doi:10.1111/j.1574-6976.1997.tb00305.x. ISSN 0168-6445. PMID 9276929. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-25. Diakses tanggal 2021-05-21. 
  78. ^ Carl. The Bacteria Cell. http://www.lanesville.k12.in.us/lcsyellowpages/tickit/carl/bacteria.html[pranala nonaktif permanen]. Diakses pada 22 Juni 2011.
  79. ^ Kojima, Seiji; Blair, David F (2004). International Review of Cytology. 233. Elsevier. hlm. 93–134. doi:10.1016/s0074-7696(04)33003-2. ISBN 978-0-12-364637-8. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-25. Diakses tanggal 2021-05-21. 
  80. ^ Beachey, E. H. (1 Maret 1981). "Bacterial Adherence: Adhesin-Receptor Interactions Mediating the Attachment of Bacteria to Mucosal Surfaces". Journal of Infectious Diseases. 143 (3): 325–345. doi:10.1093/infdis/143.3.325. ISSN 0022-1899. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-13. Diakses tanggal 2021-05-21. 
  81. ^ Silverman, Philip M. (Januari 1997). "Towards a structural biology of bacterial conjugation". Molecular Microbiology. 23 (3): 423–429. doi:10.1046/j.1365-2958.1997.2411604.x. 
  82. ^ Costa, Tiago R. D.; Felisberto-Rodrigues, Catarina; Meir, Amit; Prevost, Marie S.; Redzej, Adam; Trokter, Martina; Waksman, Gabriel (Juni 2015). "Secretion systems in Gram-negative bacteria: structural and mechanistic insights". Nature Reviews Microbiology. 13 (6): 343–359. doi:10.1038/nrmicro3456. ISSN 1740-1526. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-03-10. Diakses tanggal 2021-05-21. 
  83. ^ Stokes, Richard W.; Norris-Jones, Raymond; Brooks, Donald E.; Beveridge, Terry J.; Doxsee, Dan; Thorson, Lisa M. (Oktober 2004). "The Glycan-Rich Outer Layer of the Cell Wall of Mycobacterium tuberculosis Acts as an Antiphagocytic Capsule Limiting the Association of the Bacterium with Macrophages". Infection and Immunity. 72 (10): 5676–5686. doi:10.1128/IAI.72.10.5676-5686.2004. ISSN 0019-9567. PMC 517526alt=Dapat diakses gratis. PMID 15385466. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-03-18. Diakses tanggal 2021-05-23. 
  84. ^ Daffé, M.; Etienne, G. (Juni 1999). "The capsule of Mycobacterium tuberculosis and its implications for pathogenicity". Tubercle and Lung Disease. 79 (3): 153–169. doi:10.1054/tuld.1998.0200. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-03-31. Diakses tanggal 2021-05-23. 
  85. ^ Finlay, B B; Falkow, S (1997). "Common themes in microbial pathogenicity revisited". Microbiology and molecular biology reviews : MMBR. 61 (2): 136–169. doi:10.1128/.61.2.136-169.1997. ISSN 1092-2172. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-25. Diakses tanggal 2021-05-23. 
  86. ^ Nicholson, Wayne L.; Munakata, Nobuo; Horneck, Gerda; Melosh, Henry J.; Setlow, Peter (1 September 2000). "Resistance of Bacillus Endospores to Extreme Terrestrial and Extraterrestrial Environments". Microbiology and Molecular Biology Reviews. 64 (3): 548–572. doi:10.1128/MMBR.64.3.548-572.2000. ISSN 1098-5557. PMC 99004alt=Dapat diakses gratis. PMID 10974126. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-26. Diakses tanggal 2021-05-23. 
  87. ^ McKenney, Peter T.; Driks, Adam; Eichenberger, Patrick (Januari 2013). "The Bacillus subtilis endospore: assembly and functions of the multilayered coat". Nature Reviews Microbiology. 11 (1): 33–44. doi:10.1038/nrmicro2921. ISSN 1740-1526. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-17. Diakses tanggal 2021-05-23. 
  88. ^ Nicholson, Wayne L.; Fajardo-Cavazos, Patricia; Rebeil, Roberto; Slieman, Tony A.; Riesenman, Paul J.; Law, Jocelyn F.; Xue, Yaming (2002). "Bacterial endospores and their significance in stress resistance". Antonie van Leeuwenhoek. 81 (1/4): 27–32. doi:10.1023/A:1020561122764. 
  89. ^ Vreeland, Russell H.; Rosenzweig, William D.; Powers, Dennis W. (Oktober 2000). "Isolation of a 250 million-year-old halotolerant bacterium from a primary salt crystal". Nature. 407 (6806): 897–900. doi:10.1038/35038060. ISSN 0028-0836. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-06-05. Diakses tanggal 2021-05-23. 
  90. ^ Cano, R.; Borucki, M. (19 Mei 1995). "Revival and identification of bacterial spores in 25- to 40-million-year-old Dominican amber". Science. 268 (5213): 1060–1064. doi:10.1126/science.7538699. ISSN 0036-8075. 
  91. ^ Nicholson, Wayne L.; Schuerger, Andrew C.; Setlow, Peter (1 April 2005). "The solar UV environment and bacterial spore UV resistance: considerations for Earth-to-Mars transport by natural processes and human spaceflight". Mutation Research/Fundamental and Molecular Mechanisms of Mutagenesis. 571 (1-2): 249–264. doi:10.1016/j.mrfmmm.2004.10.012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-03-08. Diakses tanggal 2021-05-23. 
  92. ^ Hatheway, C L (Januari 1990). "Toxigenic clostridia". Clinical Microbiology Reviews. 3 (1): 66–98. doi:10.1128/CMR.3.1.66. ISSN 0893-8512. PMC 358141alt=Dapat diakses gratis. PMID 2404569. 
  93. ^ Margosch, Dirk; Ehrmann, Matthias A.; Buckow, Roman; Heinz, Volker; Vogel, Rudi F.; Ganzle, Michael G. (Mei 2006). "High-Pressure-Mediated Survival of Clostridium botulinum and Bacillus amyloliquefaciens Endospores at High Temperature". Applied and Environmental Microbiology. 72 (5): 3476–3481. doi:10.1128/AEM.72.5.3476-3481.2006. ISSN 0099-2240. PMC 1472378alt=Dapat diakses gratis. PMID 16672493. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-23. Diakses tanggal 2021-05-23.