Lompat ke isi

Portal:Pertanian/Berita terkini/Maret/2014

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 9 Oktober 2023 01.46 oleh AABot (bicara | kontrib) (WP:SUMATERA)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
31 Maret 2014
30 Maret 2014
  • "Selandia Baru mempersiapkan diri dalam menghadapi dampak perubahan iklim berdasarkan laporan yang akan dikeluarkan oleh PBB esok hari. 14 kota utama di Selandia Baru akan tenggelam pasca melelehnya es sehingga harus ditinggalkan di masa mendatang. Pertanian akan ikut terkena dampak dan akan mempengaurhi pasokan pangan di dalam negeri. Asosiasi petani Selandia Baru memperkirakan produksi susu yang menjadi komoditas utama Selandia Baru akan turun dan akan dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk penyimpanan air dan peningkatan produktivitas pertanian." (3 News) (TVNZ)

29 Maret 2014
28 Maret 2014
Biji kakao
Biji kakao
  • "Pemerintah Indonesia akan menghapus bea impor biji kakao mulai April 2014. Permintaan terhadap biji kakao oleh industri pengolahan meningkat karena permintaan coklat di dalam negeri meningkat." (Kompas) (Tribunnews)

27 Maret 2014
Ekstraksi sagu
Ekstraksi sagu
  • "Sagu dapat dolah menjadi tepung dan mampu menggantikan peran tepung terigu dari gandum sehingga mampu mengurangi impor gandum. Sagu juga mengandung serat makanan empat kali lebih banyak sehingga baik untuk kesehatan pencernaan. Namun minimnya insentif dan infrastruktur menyebabkan sulitnya untuk menghubungkan investor dengan produsen sagu di wilayah terpencil." (Tribunnews) (Antara) (Skalanews)

  • "Realisasi Kredit Usaha Rakyat sektor kelautan dan perikanan mencapai lebih dari 800 miliar rupiah dengan jumlah debitur sebanyak 10130 orang. Rata-rata pinjaman per debitur adalah 79 juta rupiah. Jumlah kredit yang disalurkan maupun jumlah debitur meningkat dibandingkan tahun lalu. Hal ini menunjukkan bahwa sektor perikanan Indonesia mengalami peningkatan positif." (Republika) (Gatra)

  • "Industri rotan Indonesia siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN karena Indonesia merupakan negara dengan jumlah produksi dan kualitas rotan alam tertinggi di Asia Tenggara. Sekitar 80 persen rotan dunia dipasok dari Indonesia dan wilayah utama produsen rotan Indonesia adalah Sulawesi Tengah. (Antara) (Skalanews)

26 Maret 2014
25 Maret 2014
24 Maret 2014
23 Maret 2014
22 Maret 2014
  • "Pengadilan Federal Vancouver, Kanada, mengizinkan pasien yang sedang dalam masa terapi menggunakan mariyuana untuk menanam sendiri tanaman tersebut di rumahnya namun dalam jumlah yang terbatas. Pemanfaatan mariyuana di berbagai negara masih menjadi perdebatan meski berbagai penelitian ilmiah telah dilakukan dan menunjukkan berbagai manfaat mariyuana bagi kesehatan. Di Kanada, program pemanfaatan mariyuana bagi kesehatan di rumah sakit telah berlangsung sejak 2001 dan jumlahnya terus meningkat hingga 40000 orang setiap tahun." (Huffington Post) (Global Post) (Digital Journal)

21 Maret 2014
20 Maret 2014
19 Maret 2014
18 Maret 2014
  • "Produksi cabai nasional mencapai 855 ribu ton per tahun, melebihi kebutuhan yang hanya 799 ribu ton. Meski demkian, di berbagai kesempatan harga cabai melonjak karena pengaruh musim sehingga harganya cenderung fluktuatif." (Antara) (Republika)

17 Maret 2014
16 Maret 2014
15 Maret 2014
14 Maret 2014
13 Maret 2014
12 Maret 2014
11 Maret 2014
10 Maret 2014
9 Maret 2014
  • "Aceh yang dikelilingi perairan seluas 295 ribu kilometer persegi disebut memiliki potensi perikanan tangkap hingga 1.8 juta ton ikan per tahun. Keterbatasan sumber daya manusia dan teknologi seperti kapal penangkap ikan menyebabkan provinsi tersebut baru menggarap sepuluh persen saja." (Okezone) (Tempo)

8 Maret 2014
7 Maret 2014
6 Maret 2014
5 Maret 2014
  • "Bulan Februari 2014 merupakan bulan terkering yang dialami Singapura sejak tahun 1989. Hal ini mengancam usaha pertanian dan meningkatkan harga pangan di negara tersebut. Diperkirakan kekeringan akan terus berlangsung hingga buan Maret." (Straits Times) (BBC) (Kompas)

4 Maret 2014
  • "Pola makan warga dunia semakin seragam dan dapat memberikan ancaman terhadap ketahanan pangan. Masyarakat Kepulauan Pasifik yang memanfaatkan kelapa sebagai sumber lemak semakin berkurang, dan semakin banyak masyarakat Asia yang beralih dari beras. Terjadi tren peningkatan konsumsi pada makanan pokok utama dunia seperti gandum, kentang, dan jagung, dan hasil panen tradisional seperti singkong dan sorghum semakin terpinggirkan. Ketika terjadi gagal panen pada satu komoditas pangan utama tersebut, maka akan terjadi wabah kelaparan mengingat pola makan sudah terlanjur seragam." (Reuters) (BBC) (VOA)

Sinabung, 1987
Sinabung, 1987
3 Maret 2014
2 Maret 2014